Anda di halaman 1dari 31

Integrasi Supply Chain

Pengantar Logistik dan Supply Chain Management


Yosef Daryanto, ST., MSc
2013

Perkembangan Logistik
Tren terbaru dalam Logistik
Komunikasi yang lebih baik ---- B2B (business-to-business)
dan B2C (business-to-customer misalnya EPOS (electronic
point-of-sales data), e-purchasing or e-procurement,
Customer service yang lebih baik --- biaya logistik yang lebih
rendah, lead time yang lebih singkat misalnya dengan
synchronized material movement (informasi tersedia bagi
semua bagian supply chain pada waktu yang sama sehingga
aliran material dapat dikoordinasikan tanpa menunggu pesan
tertentu), mass customization (menyediakan produk secara
personal)

Perkembangan Logistik
Tren lainnya
Globalisasi; dipengaruhi oleh perkembangan
komunikasi dan trasnportasi sehingga memudahkan
organisasi beroperasi global
Mengurangi jumlah supplier dan membangun hubungan
jangka panjang dengan supplier terbaik
Outsourcing, khususnya untuk kegiatan logistik karena
perusahaan berkonsentrasi pada kompetensinya
Postponement; menunda assembly atau operasi akhir
untuk mendukung mass customization
Peningkatan perhatian pada lingkungan

Perkembangan Logistik
Tren lainnya
Cross-docking; mengkoordinasikan suplai dan
pengiriman sehingga barang yang diterima di area
receiving dapat langsung ditransfer ke loading area
untuk pengiriman selanjutnya.
Direct delivery; dari produsen ke konsumen karena
adanya e-procurement, hal ini mendorong
berkembangnya jasa kurir dan pengantaran.
Peningkatan kolaborasi disepanjang supply chain;
kompetisi yang sesunguhnya bukanlah perusahaan
melawan perusahaan, melainkan supply chain melawan
supply chain

Integrasi dalam Organisasi

Apa yang akan terjadi jika setiap aktivitas bekerja


secara terpisah?

Integrasi dalam Organisasi


Case study
RP Turner Corp. makes pipeline valves for the oil industry in
western Canada. It buys materials from Japan, the USA and
eastern Canada, manufactures valves in Edmonton, Alberta
and ships the finished products to oil fields in the North.
The company grew by emphasizing the high quality of its
products, which work reliably in the harsh weather conditions
of the Arctic. Transport to remote customers is expensive,
and in 2000 the company looked for ways of reducing the
cost of logistics. It soon found that separate functions worked
more or less independently. This was sometimes all too
obvious when the three main departments Marketing,
Production and Finance were in different locations.

Integrasi dalam Organisasi


Production was in Edmonton, as the nearest major city to the
oil fields; Marketing was in Calgary near to oil company
headquarters; Finance (including procurement) was in
Vancouver near the port and financial centre. To appreciate
the potential problems, you have to remember that Canada is
a big country, so Production was a thousand kilometers away
from Finance, 500 kilometers away from Marketing and over
two thousand kilometers from delivery points.
The company was rewarding different departments for different
types of performance. Not surprisingly, when the departments
were asked for their priorities, they had different views.

Finance

Production

Marketing

Integrasi dalam Organisasi


Marketing wanted:
high stocks of finished goods to satisfy customer demands
quickly
a wide range of finished goods always held in stock
locations near to customers to allow delivery with short lead
times
production to vary output in response to customer orders
emphasis on an efficient distribution system
an optimistic sales forecast to ensure production was geared
up for actual demand.

Integrasi dalam Organisasi


Production wanted:
high stocks of raw materials and work in progress to
safeguard operations
a narrow range of finished goods to give long production runs
locations near to suppliers so that they could get raw
materials quickly
stable production to give efficient operations
emphasis on the efficient movement of materials through
operations
realistic sales forecasts that allowed efficient planning.

Integrasi dalam Organisasi


Finance wanted:
low stocks everywhere
few locations to give economies of scale and minimize
overall costs
large batch sizes to reduce unit costs
make-to-order operations
pessimistic sales forecasts that discouraged underused
facilities.

Integrasi dalam Organisasi


Conclusion
Despite good communications, the company felt that it
was too widely spread out. It decided to centralize
operations at its main plant in Edmonton. This brought
the logistics functions geographically closer together,
and major reorganization over the next two years
brought a unified view of the supply chain.

Integrasi dalam Organisasi


Kerugian dari logistik yang terpisah
Tujuan yang berbeda, yang kadang bertentangan
Usaha yang berulang dan produktivitas yang
menurun
Aliran komunikasi dan infromasi yang buruk
Meningkatnya ketidakpastian dan terjadi delay pada
supply chain
Menyulitkan perencanaan
Munculnya buffer yang tidak perlu antar bagian

Integrasi dalam Organisasi


Dalam sistem logistik yang terintegrasi, seluruh aktivitas
yang saling berhubungan bekerjasama sebagai
satu kesatuan fungsi.
1. Mereka bertanggung jawab terhadap seluruh
penyimpanan dan pemindahan material diseluruh
organisasi.
2. Hal ini mengatasi masalah-masaah dari sudut
pandang organisasi secara keseluruhan, dan
mencari keuntungan bersama yang terbesar.

Integrasi Logistik
Tiga tahap integrasi logistik

Integrasi Logistik

Integrasi di sepanjang Supply Chain


Distorsi informasi --- bullwhip effect

Integrasi di sepanjang Supply Chain


Distorsi informasi --- bullwhip effect
Mengapa bisa terjadi?
Perubahan kebijakan persediaan (ROP, SS)
Ukuran lot size/batching
Fluktuasi harga
Menghindari kekurangan persediaan

Integrasi di sepanjang Supply Chain


Ilustrasi bullwhip effect
Secara sederhana, organisasi dalam supply chain akan
menyimpan stok sebanyak kebutuhan satu minggu.
Dengan kata lain, masing-masing akan membeli dari
supplier untuk memastikan stok di akhir minggu sama
dengan jumlah demand di minggu tersebut. Demand
untuk suatu produk sebenarnya stabil pada jumlah 100
unit per minggu, namun pada suatu minggu tertentu
demand dari final customer bertambah 5 unit dari
biasanya.
Asumsikan proses delivery berlangsung sangat cepat.
Bagimanakah hal ini berpengaruh pada supply chain?

Integrasi di sepanjang Supply Chain


Minggu

Demand

100

105

100

100

100

100

Demand

100

105

100

100

100

100

Opening Stock

100

100

105

100

100

100

Closing Stock

100

105

100

100

100

100

Buys

100

110

95

100

100

100

100

110

95

100

100

100

Opening Stock

100

100

110

95

100

100

Closing Stock

100

110

95

100

100

100

Customer
Retailer

Local
Wholesaler Demand

Integrasi di sepanjang Supply Chain


Kunci:
Demand; sama dengan jumlah yang beli oleh konsumen
pada tier berikutnya
Opening stock pada awal suatu minggu; sama dengan
closing stock pada minggu sebelumnya
Closing stock pada akhir suatu minggu; harus sama
dengan demand pada minggu tersebut
Buys (jumlah unit yang dibeli); sama dengan jumlah
demand ditambah perubahan pada stok
buys = demand + (closing stock opening stock)

Integrasi di sepanjang Supply Chain

Integrasi di sepanjang Supply Chain


Distorsi informasi --- bullwhip effect
Solusi: integrasi, koordinasi, kolaborasi
Sistem dan teknologi informasi
Sistem kontrak/partnership

Integrasi Logistik
Manfaat integrasi:
Terbentuk kerjasama yang sesungguhnya dengan saling
berbagi informasi dan sumber daya.
Biaya yang lebih rendah, misalnya karena stok yang lebih
sedikit, eliminasi aktivitas yang tidak perlu, dll.
Peningkatan performa, misalnya peramalan yang lebih akurat,
perencanaan yang lebih baik, dll.
Aliran material lebih baik, karena koordinasi memungkinkan
aliran yang lebih cepat dan reliable.
Layanan konsumen yang lebih baik, misalnya dengan
pengiriman yang lebih cepat.
Kualitas yang lebih dapat diandalkan dan dengan lebih sedikit
inspeksi.

Integrasi Logistik
Bagaimana caranya mencapai integrasi?
Permasalahan pertama dalam integrasi eksternal adalah
mengubah pandangan tradisional bahwa semua pihak
bersaing atau bermusuhan.
Faktor

Pandangan persaingan

Pandangan kerjasama

Keuntungan

Organisasi bersaing
memperoleh profit
Salah satu dominan
Sedikit
Terbatas dan formal
Memiliki rahasia
Mengeluh jika ada
masalah
Kaku
Operasi masing-masing

Kedua pihak berbagi


keuntungan
Partner yang setara
Sungguh-sungguh
Luas dan terbuka
Terbuka dan berbagi
Menyelesaikan masalah
bersama
Fleksibel
Konsumen

Relasi
Kepercayaan/trust
Komunikasi
Informasi
Kualitas
Kontrak
Fokus

Integrasi Logistik
Kerjasama strategis (strategic alliance)
Ketika suatu organusasi dan suppliernya berkerjasama
dengan baik, keduanya akan merasa bahwa mereka
memperoleh hasil terbaik yang mungkin, yang tidak bisa
didapat dari partner lainnya, sehingga mereka
mengusahan hubungan jangka panjang untuk menjamin
kelangsungan manfaat tersebut.
SUPPLIER PARTNERING adalah sebuah hubungan
berkelanjutan antar perusahaan, dengan suatu
komitmen dalam jangka waktu panjang, dengan saling
berbagi informasi yang menguntungkan beserta resiko
dan manfaat dari hubungan tersebut.

Integrasi Logistik
Beberapa ciri kerjasama:

Bekerjasama secara erat disemua level


Dukungan manajer senior dan semua orang terhadap kerjasama
Saling berbagi budaya dan tujuan bisnis
Keterbukaan dan kepercayaan yang saling menguntungkan
Komitmen jangka panjang
Saling berbagi informasi, keahlian, rencana dan sistem
Fleksibilitas dan keinginan untuk mengatasi masalah bersama
Continuous improvement di berbagai aspek operasi
Kerjasama pengembangan produk dan proses
Jaminan kualitas dan reliabilitas atas barang atau jasa
Kesepakatan biaya dan keuntungan untuk memberikan harga
yang adil dan kompetitif

Integrasi Logistik

Integrasi Logistik
Kolaborasi dalam supply chain secara umum memiliki
satu tujuan yang sama yaitu membuat pola permintaan
disepanjang supply chain transparan atau visible.
Solusi: sharing informasi disepanjang supply chain
Vendor Managed Inventory (VMI); vendor/supplier
mengelola stok di gudang mereka sendiri maupun
gudang downstream mereka, vendor memonitor level
inventori dan ketika level untuk setiap produk berada
di bawah batasnya secara otomatis akan dilakukan
pengiriman dengan segera.
Collaborative Planning, Forecasting, and
Replenishment (CPFR)

Vendor Managed Inventory

Collaborative Planning, Forecasting and


Replenishment (CPFR)
Collaborative Planning,
Forecasting and Replenishment
(CPFR) adalah praktek bisnis
yang mengkombinasikan
kemampuan beberapa partner
bisnis dalam perencanaan dan
pemenuhan kebutuhan
konsumen. CPFR
menghubungkan praktek
pemasaran seperti category
management, dengan
perencanaan supply chain dan
proses eksekusi untuk
meningkatan ketersediaan
(availability) sambil mereduksi
inventori, transportasi dan biaya
logistik.

Anda mungkin juga menyukai