Anda di halaman 1dari 2

Debbie Novalina

270110120057
Geologi B
Geologi Sejarah Analisis Burial Geohistory
Accomodation space untuk pembentukan sedimen dipengaruhi oleh
tiga faktor, yaitu suplai sedimen, sea level change, dan tektonik. Formasi E
yang tersusun atas shale mengalami perubahan muka air laut selama 11 juta
tahun. Kecepatan sedimentasi (R) 5,45 cm/1000 tahun, kecepatan subsiden
(Rs) 5 cm/1000 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sedimentasi
lebih dominan dibanding tektonik subsiden. R>Rs menunjukkan bahwa
perubahan muka air laut yang terjadi adalah regresi. Kecepatan subsiden
selama pembentukan Formasi E adalah 0,05 mm/tahun, sehingga
kemungkian event tektonik subsiden yang terjadi adalah stretching.
Formasi D yang tersusun atas limestone mengalami perubahan muka
air laut selama 8 juta tahun. Kecepatan sedimentasi (R) 8,125 cm/1000
tahun, kecepatan subsiden (Rs) 7,5 cm/1000 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kecepatan sedimentasi lebih dominan dibanding
tektonik subsiden. R>Rs juga mengindikasikan bahwa perubahan muka air
laut yang terjadi adalah regresi (perubahan garis pantai ke arah laut).
Kecepatan subsiden selama pembentukan Formasi D adalah 0,075
mm/tahun, sehingga kemungkinan event tektonik yang terjadi adalah
stretching.
Formasi C yang tersusun atas shale mengalami perubahan muka air
laut selama 5,7 juta tahun. Kecepatan sedimentasi (R) 27,19 cm/1000 tahun,
kecepatan subsiden (Rs) 20,175 cm/1000 tahun. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kecepatan sedimentasi lebih dominan dibanding
tektonik subsiden selama pembentukan Formasi C. R>Rs juga
mengindikasikan perubahan muka air laut yang terjadi adalah regresi
(perubahan garis pantai ke arah laut). Kecepatan subsiden selama
pembentukan Formasi C adalah 0,201 mm/tahun, sehingga kemungkinan
event tektonik yang terjadi adalah fleksur.
Formasi B yang tersusun atas litologi sandstone mengalami perubahan
muka air laut signifikan selama 5,1 juta tahun. Kecepatan sedimentasi (R)
13,725 cm/1000 tahun, kecepatan subsiden (Rs) 21,568 cm/1000 tahun. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa kecepatan tektonik subsiden lebih dominan
dibanding sedimentasi selama pembentukan Formasi B. R<Rs juga
mengindikasikan perubahan muka air laut yang terjadi adalah transgresi.
Kecepatan subsiden selama pembentukan Formasi B adalah 0,216

mm/tahun, sehingga kemungkinan event subsiden tektonik yang terjadi


adalah fleksur. Pada Middle-Late Miocene (10,3 Ma) terjadi puncak transgresi.
Formasi A yang tersusun atas litologi shale mengalami perubahan
muka air laut pada 5.2 Ma. Rate of sedimentation (R) pada pembentukan
formasi ini 11,4 cm/1000 tahun, sedangkan rate of subsidence (Rs) 12,5
cm/1000 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kecepatan tektonik
subsiden lebih dominan dibanding sedimentasi pada pembentukan Formasi
A. R<Rs juga mengindikasikan perubahan muka air laut yang terjadi adalah
transgresi (pergeseran garis pantai ke arah darat). Kecepatan subsiden
selama pembentukan Formasi A adalah 0,125 mm/tahun, sehingga
kemungkinan event subsiden tektonik yang terjadi adalah stretching (synrift
subsidence yang diikuti dengan penurunan postrift subsidence).

Anda mungkin juga menyukai