Anda di halaman 1dari 5

CONTOH AUTOBIOGRAFI

(TULISAN SENDIRI)
Posted on 3 September 2013 by Eirene Al

AKU ADALAH DIRIKU


Nama saya Alda Rena Nuranisya, nama panggilan saya Alda, agar lebih
singkat lagi panggil saja Al, atau Da, silahkan pilih sesuka hati. Ayah saya
bernama Jhenit dan ibu saya bernama Hartati. Saya anak kedua dari tiga
bersaudara, dan saya adalah anak perempuan satu-satunya diantara
mereka. Saat ini saya tinggal di kabupaten Bekasi, tepatnya di jalan Panda III
No. 16 blok D-8 desa Jayamukti, kecamatan Cikarang Pusat. Saya lahir di
Cianjur tanggal 27 bulan Maret tahun 1995.
Setelah usia saya menginjak empat puluh hari, dari Cianjur kedua orangtua
saya memutuskan untuk tinggal di Ibu Kota Indonesia, yaitu Jakarta,
tepatnya di jalan Asahan II, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Hal tersebut
diputuskan dengan alasan pekerjaan ayah saya, dua tahun lamanya saya
dan keluarga tinggal ditempat itu.
Setelah itu, dengan alasan ingin mengurus tanah kakek saya di Cianjur,
kedua orangtua sayapun memutuskan kembali kekota kelahiran saya. Di
Cianjur, saya dan keluarga tinggal disebuah desa yang bernama Sukadana,
tepatnya di kecamatan Campaka. Saat itu memang ditempat kelahiran saya
tersebut kebutuhan masyarakat belum sepenuhnya mudah didapat, namun
saya sangat menyukai kota kelahiran saya dengan hamparan kebun teh
yang luas dan udaranya yang sangat sejuk.
Tahun 2001, saya mulai memasuki bangku sekolah dasar. Saat itu saya
bersekolah di SDN Cakra Sari, selama dua tahun saya belajar disekolah itu.
Menginjak kelas III SD, keluarga sayapun kembali memutuskan untuk tinggal
ditempat lain, masih dengan alasan yang sama seperti ketika pindah ke
Jakarta yaitu pekerjaan ayah. Akhirnya kota Bekasi-lah pilihannya, tepatnya
di Cikarang Pusat, disini saya melanjutkan kembali sekolah saya di SDN
Jayamukti 01 hingga saya lulus pada tahun ajaran 2006/2007.

Setelah itu saya melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi di SMPN
4 Cikarang Utara, selama tiga tahun saya berangkat sekolah ketempat
tersebut menggunakan angkutan umum. Saat itu saya memang merasa lelah
dan berat dalam mencari ilmu, namun saat itu pula saya sadar, betapa
nikmatnya hidup yang diberikan Tuhan saya, yaitu Allah swt., kepada saya.
Sebab saya tahu diluar sana masih banyak anak-anak yang bahkan
merasakan bangku sekolah dasarpun tidak, apalagi melanjutkan kejenjang
yang lebih tinggi seperti saya.
Tahun ajaran 2009/2010 saya lulus dari SMP tersebut dan melanjutkan
sekolah lagi di SMAN 1 Cikarang Pusat. Disinilah saya mulai membangun
cita-cita, mimpi dan harapan saya kedepan.
Cita-cita berawal dari mimpi
Ketika saya duduk dibangku kelas X, saya mendapat sebuah pertanyaan
yang sebenarnya sering saya dengar dan sering pula saya jawab, namun tak
pernah memikirkannya lebih jauh lagi. Pertanyaannya sederhana, tetapi
tetap saja membuat saya berpikir 1000 kali lagi untuk menjawabnya,
pertanyaan itu adalah: cita-cita kamu mau jadi apa?
Saya ingat, pertanyaan tadi sebenarnya sudah terlontar sejak saya masih
kanak-kanak dan saat itu pula saya sudah bisa menjawabnya. Bedanya
dengan sekarang, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah
keyakinan atas dasar pemikiran saya sendiri.
Dulu, saya menjawabnya asal. Hari ini saya jawab ingin menjadi dokter,
besok saya jawab ingin menjadi guru, esoknya lagi saya menjawab menjadi
penata busana, esoknya lagi saya jawab ingin menjadi arsitektur, begitulah
seterusnya.
Setelah itu, sayapun lebih berhati-hati dalam menentukan cita-cita juga
mencari jati diri saya. Alhamdulillah, sayapun kini menemukannya.
Saya ingin menjadi penulis novel.
Mengapa? Hal tersebut sebenarnya berkaitan dengan kegemaran saya
dalam membaca dan bacaan yang sangat saya minati adalah novel,
berbagai jenis novel saya akan baca, namun yang lebih saya minati adalah
novel yang bertemakan pengorbanan dan persahabatan. Bukan hanya itu.

Saya juga gemar mengkhayal, barmain dalam mimpi dan saya pikir, dari
pada saya asyik sendiri bermain didunia fantasi, lebih baik saya berbagi
keasyikkan itu dengan yang lainnya. Yaitu melalui cerita yang kelak saya
tulis dalam bentuk novel. Amin.
Jelang kenaikkan kelas, sebelumnya saya harus menentukkan jurusan mana
yang saya pilih. IPA, IPS atau Bahasa? Sayangnya disekolah saya belum ada
jurusan Bahasa yang benar-benar saya minati. Akhirnya tanpa memilih,
sayapun ditempatkan dikelas IPA.
I am in science
Awalnya saya merasa enjoy dengan jurusan ini. Setelah beberapa bulan saya
jalani, ternyata. berat. Fisika dengan sederet rumusnya, kimia dengan
nama-nama anehnya, biologi dengan hafalannya. Lalu sayapun melihat garis
keturunan saya. Sepertinya saya salah jurusan, itulah yang saya pikirkan
saat itu. Karena ayah saya sewaktu SMA mengambil jurusan IPS, ibu saya
lulusan SMEA atau sekolah menengah EKONOMI atas yang jelas-jelas masuk
ke IPS, lalu kakak sayapun memilih jurusan IPS, padahal sebelumnya ia
direkomendasikan oleh guru-gurunya untuk masuk IPA. Saat itu saya merasa
tidak bisa apa-apa dijurusan IPA.
Jadi? Mengapa saya mengambil langkah nekad untuk tetap bertahan di IPA
ini? Saat itu saya hanya mengikuti arus saja karena keputus-asaan tidak
bisa mengambil jurusan Bahasa. Namun saat ini saya tahu jawabannya. Itu
karena jalanNya.
Pemikiran saya akan salah jurusan langsung sirna. Saya yakin, apabila Allah
swt. telah memilihkan jalan untuk saya, maka itulah jalan yang benar, saya
juga menjadi yakin, bahwa saya bisa dijurusan IPA, karena saya ingat sebuah
petuah. Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang diluar kemampuan
hambaNya untuk menyelesaikan cobaan tersebut. Ya kan?! Selain dari itu
sayapun percaya pada guru-guru saya yang memilihkan jurusan IPA, karena
mereka menempatkan saya di IPA pastinya dengan sebuah alasan, dan
mungkin (mudah-mudahan) itu karena mereka percaya bahwa saya bisa
dijurusan ini. Amin.
Dan disekolah sayapun mengikuti beberapa ekstrakulikuler, salah satunya

Heart Centre. Disini saya dilatih untuk lebih percaya diri, lebih berani untuk
mengemukakan pendapat. Dan disini pulalah saya menemukan motto hidup
saya.
Lebih baik mendatangkan keajaiban, daripada menunggu keajaiban
datang.
Maksudnya saya lebih suka mengejar suatu hal yang dapat mendatangkan
keajaiban daripada menunggu suatu hal tersebut, karena hal itu tak akan
datang dengan sendirinya apabila kita tidak berusaha untuk
mendapatkannya. Dan dengan diimbangi doa tentunya.
Harapan
Saat ini saya duduk dibangku kelas XII masih dengan jurusan IPA, yang
insyaallah dalam jangka waktu dekat saya akan menghadapi sederet
peristiwa mengerikan namun juga tak kalah penting. Yaitu; Ujian Praktik,
Ujian Sekolah dan Ujian Nasional.
Saya juga sangat ingin melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, yaitu kuliah,
namun dikarenakan keadaan ekonomi keluarga saya yang kurang
mendukung, sayapun bertekad untuk berusaha mendapatkan bangku
pendidikan itu tanpa memberatkan kedua orangtua saya, tentunya dengan
cara yang halal. Saya mengikuti program bidik misi. Sayapun berharap
semoga saya diterima dalam program bantuan dana pendidikan ini. Amin.
Jikapun Allah belum menghendakinya saya akan terus berusaha mencari
sekolah dengan biaya ringan, kalaupun masih belum saatnya, saya yakin,
kapanpun itu, dengan cara halal, Allah akan membantu saya. Amin.
Dan apabila saya bisa mendapat program bidik misi tersebut, saya akan
mencari universitas yang mengadakan jurusan sastra jepang, atau sastra
bahasa indonesiapun tak apa. Entah sejak kapan saya menyukai bahasa
Jepang, tetapi saya sangat berminat untuk mengambil jurusan itu. Semoga
Allah menghendakinya. Amin.
Lalu apabila saya sudah lulus, saya akan berusaha mencari pekerjaan dan
membuat hidup keluarga saya mapan. Amin.
Mereka yang kusayangi
Harapan saya tak akan terkabul tanpa restu dari orang-orang yang saya

sayangi, yang utama adalah kedua orangtua saya, lalu saudara, guru dan
sahabat-sahabat saya yang senantiasa berbagi cerita dengan saya. Dan
yang utama dari yang utama adalah Allah swt. tanpaNya aku lemah,
tanpaNya aku sesat, tanpaNya aku bukan siapa-siapa.
Terimakasih yang tak terhingga untuk Allah swt. dan kedua orangtua saya.
Terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk orang-orang yang selalu
mendukung saya. Terimakasih.
Satu lagi kutipan favorite saya, datangnya dari otak jenius Albert Einstein.
hal indah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber
semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai