Anda di halaman 1dari 10

Pamong Praja Sebagai

Profesi

KONSEP KEPEMIMPINAN
PAMONG PRAJA
Sadu Wasistiono (1999) memberi definisi Pamong
Praja adalah : Aparatur Pemerintah (pusat maupun
daerah) yang dididik secara khusus untuk menjalankan
tugas-tugas pemerintahan dengan kompetensi dasar
Koordinasi, Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka
memberikan pelayanan umum serta menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Secara umum diperoleh sebuah pengertian bahwa :
Pamong Praja merupakan sebuah profesi umum
(general profession). Konsekuensi logisnya profesi
umum tersebut dapat masuk kemana-mana (tidak
Spesifik) dan dapat dimasuki oleh siapapun yang
berminat dan memenuhi syarat yang bersifat longgar.

Lebih lanjut dikatakan Pamong Praja untuk


menjadi sebuah profesi yang utuh dan
mandiri disyaratkan:
a.

Disiapkan melalui pendidikan khusus;


b. Mengembangkan pekerjaan dan
kariernya melalui kegiatan-kegiatan yang
bersifat khusus berkaitan dengan
pendidikannya;
c. Tergabung dalam sebuah organisasi
profesi;
d. Terikat pada kode etik.

Pamong praja merupakan perangkat


pusat maupun daerah mempunyai
tugas pokok yang meliputi :
1. Pembinaan ketentraman dan
ketertiban;
2. Pembinaan politik dalam negeri;
3. Koordinasi;
4. Pengawasan;
5. Tugas Residual.

Tugas pokok semacam ini akan


mengalami pasang naik dan pasang surut
seiring dengan perubahan masyarakat
maupun pemerintah.
Dengan demikian profesi Pamong Praja
dituntut untuk mampu mengantisipasi
segala perubahan yang terjadi.

Pada dasarnya Profesi Pamong Praja adalah profesi


yang dipersiapkan untuk menjadi Pemimpin (Leader)
dan sekaligus kepala/manajer (leadship). Kondisi di
Indonesia dewasa ini masyarakat menuntut figur
pimpinan yang :
a.

Mengabdi pada rakyat dengan setulus hati;


b. Jujur dalam perkataan dan perbuatan;
c. Mampu menunjukan keterbukaan dalam
berinteraksi dan berkomunikasi dengan rakyat;
d. Memiliki kedekatan emosional dan rasional dengan
rakyat;
e. Dapat menjalin hubungan yang menunjang
perkembangan dan pertumbuhan yang dinamis
dengan masyarakat.

Menurut Gaspersz (1997 : 197) figur yang cocok untuk


memenuhi tuntutan masyarakat seperti itu maka
Pamong Praja harus mampu menjadi sosok pemimpin/
kepemimpinan transformasional, yang memiliki
karakteristik :
1.

Memiliki visi yang kuat;


2. Memiliki peta tindakan (map for action);
3. Memiliki kerangka untuk visi (frame for the vision);
4. Memiliki kepercayaan diri (self confidence);
5. Berani mengambil resiko;
6. Memiliki gaya pribadi inspirasional;
7. Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha
individual;
8. Memiliki kemampuan mengidetifikasi manfaatmanfaat.

Karakteristik sosok kepemimpinan transformasional ini menjadi begitu


penting mengingat visi Pamong Praja abad 21, adalah sebagai berikut :
1.

Profesionalisme korps Pamong Praja sudah lebih meningkat dengan


kerakteristik utama berupa pemberian pelayanan kepada masyarakat;
2. Koordinasi menjadi alat utama guna meningkatkan efisiensi
pemberian pelayanan kepada masyarakat;
3. Mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang bersifat umum
(generalis) sekaligus juga memiliki keahlian khusus (spesialisasi) yang
bisa diandalkan;
4. Memiliki semangat dan jiwa kewiraswastaan guna untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat;
5. Memiliki kemampuan bernegosiasi yang telah menjadi satu keahlian
Korps Pamong Praja yang dapat ditonjolkan;
6. Menjalankan kepemimpinan yang bersifat mengayomi, adil dan jujur
serta berakhlak yang baik tanpa cacat;
7. Mengutamakan kualitas kerja dan kualitas pelayanan prima kepada
masyarakat;
8. Mempunyai strategic Vision dalam mengantisipasi perubahan
pemerintahan maupun masyarakat yang semakin cepat dan mengalami
pasang surut (Giroth, 2004 : 31).

Terimakasih.....

Pertanyaan:

Anda mungkin juga menyukai