- auskultasi jantung
c. feel
- suhu ekstrimitas - palpasi nadi perifer dan central
Penanganan
- penggantian cairan
- obs perdarahan
- kondisi vena
PROSES PERNAFASAN
1. ventilasi
: pertukaran udara keluar masuk paru2
Dipengaruhi ( jln nfs, jrngn paru, syarar dan otot nfs, pusat pengatur nfs)
2. perfusi
: aliran drh yg membw O2 ke jrngn
3. difusi
: resapan masukny O2 dari alveoli ke drh dan pengeluaran
CO2 dari drh ke alveoli
4. transportasi
: pembagian udara kecabang2 bronkus
ABNORMALITAS
ASIDOSIS
- Respiratori
: ph turun PaCO2 naik HCO3- = BE normal
- metabolic
: turun
normal
turun
ALKALOSIS
- respiratori
: naik turun normal
- metabolic
: naik normal naik
Batas normal
PH
: 7,35 7,45
PCO2
: 35 45 mmHg
PO2
: 80 100 mmHg
HCO3 - : 22 -26
BE
: 0-2
Ga2l nafas
- kega2lan pertukaran gas dlm paru (hiposemia,hiperkarbia)
(PaO2 < 60mmHg, PaCO2 > 50mmHg)
- pd penyakit paru, kardiovaskuler, otak, neuromuskuler
- gejala (apnea, batuk berdahak, sianosis, perubahan pola nfs, AGD, perubahan
Laju pernafasan)
- penanganan (O2, perbaiki jln nfs, fisioterapi da2, ventilasi, operasi, bronkoskopi)
ARDS
- ga2l nfs akut yg progresif (hiperventilasi, hipoksemia, infiltrate luas pd foto
Thorak)
- pada (sepsis sistemik 50%, trauma 15%, luka bkr, OD narkotika)
- tanda (inflamasi parenkim paru, peningkatan permeabilitas unit alveoli kapiler
Fase
Fase I cedera dan resusitasi
- g3 metabolisme dan perfusi jaringan, alkalosis respiratorik sedang
Fase II respirasi distress sub klinik
- hiperventilasi
Fase III respirasi distress yg jelas
- Pa CO2 turun 40-60mmHg - shunting paru 20-40%
Fase IV ga2l nfs brt
- hipoksia, PaCO2 meningkat, asidosis metabolic, shunting lbh dr 50-60%
Status asmatikus
- serangan asma yg berat
- gejala ( hipoksemia, hiperventilasi, over inflasi, gas trapping, resistensi jln nfs
meningkat)
- pemeriksaan ( ttv, kesdrn, agd, aliran udara ekspirasi, radiologis, elektrolit,EKG)
- penanganan ( O2, hidrasi, bronkodilator, kortikisteroid, antibiotic, intubasi dan
ventilasi)
Trauma thorak
- tanda (emfisema subkutis, pernafasan paradoksal, pneumothorak, hemothorak,
Hemoperikardium, pneumomediastinum, traumatic wet lung)
Askep Pernafasan
DX
1. brshn jln nfs Tdk efektif b/d peningkatan produksi sputum, masuknya benda
asing/cairan, penumpukan sekret
DO#KH
- pernafasan regular, kedalaman normal dan rr normal.
- pengembangan da2 kiri dan kanan simetris.
- batuk, reflek menelan baik.
- stridor (-), sesak (-), wheezing (-).
- suara nafas vesikuler kanan dan kiri.
- demam (-), takikardi (-), takipneu (-).
Intervensi
- auskultasi bunyi nafas
- berikan posisi semi fowler
- jauhkan dari polusi lingkungan (debu, asap rokok)
- obs karakteristik batuk
- lakukan suction bila perlu
- lakukan jaw trust, chin lift
- berikan posisi miring sesuai kondisi
- berikan O2
- pemeriksaan lab BGA
- pemasangan oro faringeal, ETT bila ada indikasi
2. pola nfs tdk efektif b/d depresi prnfsn, kelemahan otot prnfsn, penurunan
ekspansi paru
DO#KH
- RR
N
- pengembangan dada
O
- suara nafas
R
- trachea
M
- BGA
AL
Intervensi
- obs (rr, pengembangan da2, bunyi nafas)
- lakukan fisioterapi da2, suction
- beri o2
- pemeriksaan (BGA, Xray)
- intubasi
- WSD
3. g3 pertukaran gas b/d menurunnya suplai o2, kerusakan alveoli, hipoventilasi
DO#KH
- BGA (normal)
- warna kulit (normal)
- hangat, kering
- sadar (baik)
- nafas regular
Intervensi
- obs rr
- berikan posisi semi fowler
- obs warna kulit
- latihkan batuk efektif
- lakukan suction bila perlu - auskultasi paru
- obs ttv, DJ
- berikan o2
- pemeriksaan BGA
- pasang ETT
4. g3 perfusi jaringan perifer b/d Menurunnya aliran darah, hipovolemi, trauma
jaringan/tulang
DO#KH
- akral hangat
- Ttv (normal)
- crt <2
- pu 1cc/kgbb/jam
- BGA (normal)
Intervensi
- obs (ttv, akral, nadi perifer, dehidrasi, intake output cairan)
- berikan infus
- X ray
- ecg
PAK RUSWANDI
KERACUNAN...
1. PENGERTIAN :
Keracunan adalah masuknya zat racun kdlm tbh baik melalui saluran
pencernaan, saluran nafas, atau melalui kulit atau mukosa yg menimbulkan gjl
klinis.
2. ETIO :
Bahan2 yg dpt menyebabkan keracunaan adalah :
- Makanan
- Bahan2 kimia
- Obat-obatan
- Bahan2 keperluan rumah tangga ( Household poison )
3. SIGN :
- perut mulas, - mual, - muntah, - diare, - Hipersalivasi - lemas,
- sakit perut,
- kadang disertai dengan kulit kemerahan,
- miosis
- kejang, atau - pingsan.
4. PENATALAKSANAAN :
a. Tindakan emergensi
pasang NGT, injeksikan air putih ke dlm NGT dgn memakai spuit 20 cc
keatas
tdk efektif pd keracunan Fe, lithium, cyanida, asam basa kuat dan alkohol.
d) Diuretika paksa ( Forced diuretic )
Diberikan pada keracunan salisilat dan phenobarbital ( alkalinisasi urine ).
Kontraindikasi : edema otak dan gagal ginjal
e) Dialysis
Hanya dilakukan bila usaha2 lain sudah tdk membawa hasil
Dialysis dilakukan bila :
- Asidosis berat
- Gagal ginjal
- Ada gejala g3 visus
- Tdk ada respon trhdp tndkn pengobatan.
2). Racun yg disuntikkan atau sengatan
Immobilisasi
Pemasangan torniquet diproksimal dari suntikan
Berikan antidotum bila ada
Circulation: Pasang infus bila keadaan penderita gawat dan perbaiki perfusi
jaringan.
b. Identifikasi penyebab keracunan.
Lakukan identifikasi sgr ttg penyebab keracunan, tp hendaknya usaha mencari
penyebab keracunan ini tdk sampai menunda usaha2 penyelamatan pndrt yg hrs
sgr dilakukan.
c. Eliminasi racun.
1). Racun yg ditelan
a). Emesis ( Rangsang muntah )
Dilakukan dlm 1 jam pertama sesudah menelan bhn beracun
Kontraindikasi rangsang muntah :
Pengobatan Supportif
1) Pemberian cairan dan elektrolit
2) Perhatikan nutrisi penderita
3) Pengobatan simtomatik ( kejang, hipoglikemia, kelainan elektrolit dsb.)
LUKA...
oleh Selayang Pandang pada 24 September 2010 jam 12:41
A. Pengertian
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau
organ tubuh lain (Kozier, 1995).
B. Efek luka
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ 2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
C. Jenis-Jenis Luka
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara mndptkn luka itu dan
menunjukkan derajat luka (Taylor, 1997).
1. Berdasarkan tingkat kontaminasi.
a. Clean Wounds (Luka bersih), yaitu luka bedah tak terinfeksi yg mn tdk trjd
proses peradangan (inflamasi) dan .Kemungkinan trjdny infeksi luka sekitar
1% - 5%.
b. Clean-contamined Wounds (Luka bersih terkontaminasi), merupakan luka
pembedahan dmn kontaminasi tdk selalu trjd, kemungkinan timbulnya infeksi
luka adalah 3% - 11%.
c. Contamined Wounds (Luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, fresh,
Kemungkinan infeksi luka 10% - 17%.
1.
Fase Inflamasi/reaksi
ditandai dengan : eritema, hangat pd kulit, oedema dan rasa sakit yg
berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.*
2.
3.
Fase Remodelling
Fase ini dapat berlangsung berbulan bulan dan dinyatakan berakhir kalau
semua tanda radang sudah lenyap.
KLASIFIKASI PENYEMBUHAN
a.Penyembuhan primer (sembuh anatomis/fisiologis)
HARI I s/d 3 :
- jk dijahit mk tdp luka fisik, akibatnya mk dike-2 sisi akan tjd radang akut (krn
trauma pd luka baru operasi)
HARI ke-4 :
- produksi jar ngan ikat >>
- fibroblast mulai timbul
HARI 5,6 :
- radang akut diganti radang kronis, cirinya : hilangnya nyeri, bengkak,
kemerahan
- jar epitel menyambung
HARI ke- 7 :
- jahitan bisa diangkat
jk hari ke-7 msh kesakitan mk penyembuhan primer tdk berlangsung tjd
penyembuhan sekunder : ada rongga, benda asing, tdk sejajar, tdk steril.
b.Penyembuhan sekunder
Penyembuhan luka kulit tanpa pertolongan dari luar, berjalan secara alami. Luka
akan terisi jaringan granulasi dan kemudian ditutup jaringan epitel.
Penyembuhan luka pada tulang
Hsl akhir keradangan : bisa menyebabkan sekuel (gejala sisa), atau tjd
cicatrik yg luas.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
2. Infeksi
3. Nutrisi
4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
5. Hematoma
6. Benda asing
7. Iskemia
8. Diabetes
9. Keadaan Luka
10. Obat
11. Merokok
RESUSITASI CAIRAN
Derajat luka bakar
KLASIFIKASI & GEJALA KLINIS
Derajat I : eritema & edema
Derajat II (superfisial) : vesikel & bulla
Derajat II (profunda) : pucat & anestesia
Derajat III : kerusakan epidermis & dermis
RULE OF NINE, YAITU :
- Kepala, leher & masing2 ekstremitas atas 9% ,
- ekstremitas bawah, permukaan anterior & posterior badan 18%.
- Tangan dan daerah yang lebih keci 1%
- lengan atas 4,5%
Anak
- sama kecuali ekstrimitas bawah 14%
Bayi
- sama kecuali ekstrimitas bawah 13%
UNTUK BAYI PERLU DIMODIFIKASI.
- Luka bakar minor :
derajat I & II melibatkan < 15% dari luas permukaan tbh atau terbakar seluruh
ketebalan kulit < 20% dari luas permukaan tbh, hanya pada wajah, tangan &
perineum.
- Luka bakar mayor :
luka bakar derajat II yang mengenai > 30% luas permukaan tubuh atau
derajat III mengenai > 10% luas permukaan tbh.
Parkland
Dewasa :
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.