Contoh PKB 1b
Contoh PKB 1b
KURANG BERPENGALAMAN
MEMANDANG
KECELAKAAN SEBAGAI
NASIB
PERILAKU MANUSIA
MENGABAIKAN
PERINTAH & LARANGAN
ANGGOTA
MINIMAL 50% + 1
SERIKAT
PEKERJA
PENGUSAHA
PERATURAN
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
PERJANJIAN
KERJA
BERSAMA
ATASAN
MINIMAL 10 PEKERJA
PEKERJA
BAWAHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
PARTNERSHIP EQUALITY
MINIMAL 10 PEKERJA
Tercapainya :
KUALITAS
PRODUKSI
DAN SAFETY
tercapainya
terletak pada
KECELAKAAN
KERUSAKAN
KEHILANGAN WAKTU
KESALAHAN KERJA
PENOLAKAN KERJA
PERORANGAN
atau
PEKERJA
tergantung
kepada
terhindarnya
PENGAWASAN
PIMPINAN
PENGETAHUAN
KEMAUAN
MORAL
ETIKA
meliputi
diperlukan
PERENCANAAN
ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
PEMBINAAN
LUPA
SABOTASE
PETUALANG
NAAS
TIDAK SENGAJA
TIDAK MAMPU
SENGAJA
SALAH INSTRUKSI
MENGABAIKAN
DIRI SENDIRI
PELANGGARAN
ORANG LAIN
PERUSAHAAN
KESALAHAN
TEGURAN
TERTULIS
SEBAB AKIBAT
SANKSI
SURAT
PERINGATAN
POINT SYSTEM
PKB
BAB XIII
SANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN
Untuk menegakkan kedisiplinan kerja di lingkungan perusahaan,
maka sanksi disiplin dapat diberikan kepada pekerja yang
melanggar peraturan yang dinyatakan dalam PKB ini.
perundangundangan
ketenagakerjaan
yang
BP
BPP
1. HSE
2. SP
3. Pimpinan
Departemen
BPA
1. HSE
2. SP
3. HRD
Pasal 21
PEDOMAN PEMBERIAN SANKSI / HUKUMAN
Setiap pelanggaran adalah merupakan kesalahan yang
harus diberikan sanksi/hukuman;
Berat dan ringannya sanksi/hukuman didasarkan atas
Sebab akibat pelanggaran yang dihitung berdasarkan point
system atau didasarkan pada tingkatan surat peringatan
yang telah tercantum dalam PKB.
Apabila ada pasal pasal yang bertentangan dengan PKB
maka yang berlaku adalah pasal pasal yang ada dalam
PKB.
=
=
=
=
=
=
=
100
75
45
25
10
10
0
=
=
=
=
=
=
=
=
Merugikan perusahaan :
terancam tetapi tanpa akibat terhadap fisik........
akibat ringan.......................................................
akibat berat.........................................................
akibat berat sekali...............................................
=
=
=
=
0
5
20
45
5
10
25
50
10
15
30
60
dibagi 3 (tiga)
DKA = KP + KS + KA
DKA
KP
KS
KA
=
Derajat Kesalahan karena
unsur Perbuatan melanggar
peraturan.
=
Derajat Kesalahan karena
Unsur Sebab.
=
Derajat Kesalahan karena
Unsur Akibat.
=
D
e
r
a
j
a
t
DKA = KP + KS + KA
DKA
KP
KS
KA
=
Derajat Kesalahan karena unsur Perbuatan
=
melanggar peraturan (10 point)
=
Derajat Kesalahan karena Unsur Sebab
D
(mengabaikan = 25 point)
e
=
Derajat Kesalahan karena Unsur Akibat
(70
r
point)
a
125 = 10 + 45 + 70
j
a
t
K
e
s
a
> 10 sd 35
36 sd 65
66 sd 80
81 sd 95
96 sd 115
> 115
Pasal 61
Sanksi Yang Dapat Mempengaruhi Tertundanya
Kenaikan Upah
(1) Setiap sanksi yang diberikan terhadap pekerja tidak
berpengaruh terhadap penilaian prestasi kerja, namun akan
berpengaruh terhadap tertundanya waktu pelaksanaan
kenaikan/peninjauan upah pada tahun berikutnya.
Sanksi
SP I - satu kali
SP I - dua kali
SP I - tiga kali
SP II - satu kali
SP II - dua kali
SP II - satu kali dan SP I - satu kali
SP II - satu kali dan SP I - dua kali
Jumlah Bulan
Penundaan Kenaikan Upah
0 1 2 3 4 5 6 7 8
X
X
X
X
X
X
Pasal 40
Cuti Sakit
(8) Pekerja yang mengalami sakit terus menerus sebagai akibat dari
hubungan kerja dan/atau kecelakaan kerja sesuai dengan Surat
Keterangan Dokter yang ditunjuk oleh perusahaan tetap
mendapatkan upah penuh sampai dengan pekerja tersebut
mengundurkan diri, dan mendapatkan kompensasi sama dengan
pekerja pensiun.
Pasal 42
Meninggalkan Pekerjaan Disebabkan Oleh Kecelakaan Kerja
PKB
Pasal 65
Pengobatan Diluar Poliklinik
Dalam hal penyakit akibat hubungan kerja atau kecelakaan kerja
tidak dapat dilakukan pengobatan secara kedokteran tetapi
harus melalui pengobatan alternatif, maka pekerja tetap
mendapatkan penggantian sepenuhnya dengan catatan
mendapatkan ijin sebelumnya dari atasannya masing-masing
dan bagian HSE.
BAB XIII
SANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN
Pasal 107
Umum
(7) Surat peringatan, tindakan skorsing ataupun PHK tidak perlu
diberikan secara berurutan, tetapi tergantung dari berat-ringannya
kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan.
(9) Pekerja yang sedang dikenakan sanksi SP III dan SP II kemudian
melakukan kembali pelanggaran yang setingkat/setara SP III atau
SP II maka pelanggaran tersebut digolongkan sebagai
pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan sanksi PHK dan
terhadap yang bersangkutan dapat dikenakan tindakan skorsing
untuk tujuan mendidik atau skorsing sambil menunggu proses
pemutusan hubungan kerja.
BAB XIII
SANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN
Pasal 107
Umum
BAB XIII
SANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN
Pasal 107
Umum
(12) Sebelum pekerja diberikan sanksi, pengusaha dapat
memberikan kesempatan penuh kepada serikat pekerja untuk
melakukan perbaikan dan mendidik anggotanya dan sanksi
tersebut harus disetujui bersama oleh kedua belah pihak.
(13) Surat peringatan ataupun teguran tertulis yang diberikan kepada
pekerja dengan mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai PKB ini
akan tetap berlaku, dengan atau tanpa tanda tangan dari pekerja
yang bersangkutan.
(14) Suatu tindakan pelanggaran indisipliner yang dilakukan oleh
siapapun dan tidak ditindaklanjuti oleh atasannya atau siapapun
dalam kurun waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah kejadian,
maka tindakan indisipliner tersebut tidak dapat dipermasalahkan
lagi.
BAB XIII
SANKSI ATAS KESALAHAN/PELANGGARAN
Pasal 107
Umum
(15) Suatu tindakan indisipliner yang penilaian atau pembobotannya
didasarkan atas jumlah tindakan tersebut terhitung dalam satu
bulan kalender, maka pemberian sanksinya yang melalui
mekanisme keluh kesah seperti termaksud pada ayat (5) diatas
akan dilakukan mulai tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya.
(16) Saksi surat peringatan yang pernah diterima pekerja dalam
periode satu tahun kalender akan mempengaruhi pelaksanaan
kenaikan /peninjauan upah di tahun berikutnya, dimana
kenaikan/peninjauan upahnya akan tertunda dengan ketentuan
seperti yang telah dirinci dalam Pasal 61 ayat (2).
PK
PUTUSAN
FINAL
MENGIKAT
MAHKAMAH AGUNG
ARBITRASI
(2&4)
KONSILIASI
(2,3&4)
MEDIASI
(1,2,3&4)
30 HARI
30 HARI
30 HARI
140 HARI
BERDASARKAN KESEPAKATAN
CATATKAN PERSELISIHAN DI DISNAKER
DISNAKER TAWARKAN PENYELESAIAN :
KONSOLIASI ATAU ARBITRASI (TUNGGU 7 HARI)
B I PAR T I T
HAK
(1)
KEPENTINGAN
(2)
PHK
(3)
PERSELISIHAN
30 HARI
ANTAR SP/SB
(4)
UU NO 2 TAHUN 2004
Pasal 118
PHK Karena Sakit Biasa dan Berkepanjangan Dan/Atau
Cacat
Dalam hal pekerja yang mengalami sakit terus-menerus lebih dari 12
(dua belas) bulan secara berturut-turut bukan sebagai akibat
hubungan kerja, atau mengidap penyakit menular yang dapat
membahayakan pekerja lain atau dinyatakan tidak mampu bekerja
lagi oleh dokter yang ditunjuk oleh perusahaan, maka hubungan
kerjanya dapat diputuskan oleh pengusaha dan diberikan uang
pesangon 4 (empat) kali ketentuan Pasal 115 ayat (1), uang
penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 ayat (2),
dan uang penggantian hak 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 ayat (3).
Pasal 119
PHK Karena Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan
Kerja
(1) Pekerja yang mengalami sakit terus menerus akibat dari
hubungan kerja, kepada pekerja bersangkutan tidak dapat
diputus hubungan kerjanya.
(2) Apabila pekerja yang bersangkutan menghendaki, maka
pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
dengan kompensasi uang pesangon 4 (empat) kali ketentuan
Pasal 115 ayat (1), uang penghargaan masa kerja 2 (dua) kali
ketentuan Pasal 115 ayat (2), uang penggantian hak 2 (dua)
kali ketentuan Pasal 115 ayat (3) dan ketentuan lainnya
sesuai peraturan ketenagakerjaan yang berlaku.
Uang pesangon 4 (empat) kali ketentuan Pasal 115 Ayat (1), uang
penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan Pasal 115 Ayat (2),
dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 115 Ayat (3),
sebagaimana diatur pada Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal
125, dan Pasal 126, adalah :
Pasal 22
KRITERIA DAN PEDOMAN PENETAPAN SANKSI / HUKUMAN
(1) Dasar Pemberian Sanksi / Hukuman.
a. pelanggaran adalah merupakan suatu perbuatan/tindakan yang
menyalahi Peraturan;
b. pelanggaran hanya dapat terjadi apabila ada sebab tertentu
yang menjadi latar belakang;
c.
Pasal 16
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
(1) Badan Pemeriksa Pendahuluan (BPP) bertugas dan bertanggung
jawab untuk melakukan pemeriksaan pendahuluan terhadap
setiap pelanggaran Peraturan K3LH.
(2)
d.
pembuatan kesimpulan dan saran atas
penyelidikan yang telah dilakukan (pre-evaluasi).
hasil
(3)
(4)
Pasal 17
PEMERIKSAAN AKHIR
BPP menyampaikan hasil pemeriksaan pendahuluan lengkap
dengan data penilaian sementara (pre-evaluation) kepada BPA.
Pasal 18
PEMBERIAN SANKSI / HUKUMAN
(1)
(2)
(4)
Pasal 23
BATAS - BATAS SANKSI DAN METODA PENILAIAN PELANGGARAN
(1)