Anda di halaman 1dari 9

I.

Analisa Dimensi Hasil Coran


Sebelum Finishing

Gambar 4. Dimensi Benda Kerja


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Tabel 4. Perbandingan Dimensi Pola, Pola dan Hasil Coran
Bagian

Desain Pola (mm)

Pola (mm)

Hasil Coran (mm)

21,51

21,2

22

64,35

64

64,65

64,35

64,4

64,8

17,07

17

16,35

64,36

65

64,65

34,14

33,3

32,45

Tabel diatas merupakan perbandingan antara desain pola, pola dan hasil coran. Dapat
dilihat bahwa pada bagian A,B,C,D,E,F terjadi perubahan ukuran dimensi, dimana pada bagian
A,B,C dan E desain pola lebih kecil daripada hasil coran.
a. Pada bagian A,B dan C disebabkan karena pada saat penarikan pola, pola ditekan dan digesergeser untuk melepaskan pola.
b. Pada bagian E, pelepasan pola hanya ditekan saja sehigga tebal dari bagian F lebih besar dari
besar pola
Sedangkan pada bagian D dan F hasil coran lebih kecil dari desain pola

a. Pada bagian D, berkurangnya ukuran hasil coran disebabkan karena bagian A dan B mengala mi
penambahan ukuran akibat penarikan pola sehingga mengurangi dimensi D
b. Pada bagian F terjadi penyusutan yang mengurangi dimensi pola
Pemecahan Masalah
a. Pola harus diperhalus sehingga memudahkan pencabutan saat pembuatan cetakan. Dengan
demikian perbesaran dimensi hasil coran akibat proses pencabutan dapat diminimalisir
b. Pola yang tidak sesuai dengan desain pola sebaiknya diamplas lebih halus lagi supaya dimensi
pola sesuai dengan dimensi pola
c. Sebaiknya pasir lebih dipadatkan lagi agar ketika pelapisan pola tidak ada pasir yang rontok
yang dapat mengakibatkan berubahnya ukuran rongga cetakan pasir
d. Lebih berhati-hati dalam pencabutan pola dan ketika pencabutan pola, pasir diberi penahan
diatasnya sehingga pasir tidak ikut tercabut bersama pola.
e. Pelapis pola grafit yang diganti dengan pelapis yang mengandung magnesium karbonat sedikit
memudahkan pencabutan pola namun belum maksimal. Sebaiknya mencari bahan pelapis lain
yang bisa membuat pola mudah ketika dicabut

2. Analisa Cacat Coran


Sebelum Finishing
a. Cacat Lubang Jarum

Gambar 4. Cacat Lubang Jarum


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Ciri-ciri :
Adanya bintik-bintik kecil pada permukaan benda kerja
Penyebab :
Terdapat gas hidrogen hasil reaksi kimia antara logam cair ke dalam cetakan pasir
sehingga menyebabkan gelembung gas yang terperangkap saat penuangan logam cair
ke dalam cetakan.
Pemecahan Masalah :
Sebaiknya sebelum melakukan penuangan logam cair ke dalam cetakan pasir, cetakan
pasir tersebut harus dalam kondisi sepenuhnya kering agar tidak timbul gas hidrogen
akibat reaksi kimia antara logam cair dengan air yang terkandung dalam cetakan pasir
yang masih basah.

b. Cacat Inklusi Pasir

Gambar 4. Cacat Inklusi Pasir


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya
Ciri-ciri
Pada hasil cran terdapat inklusi pasir, hal ini dapat dilihat pasir yang ikut menempe l
pada permukaan hasil coran. Pada benda kerja ke II, cacat inklusi pasir berkurang
daripada di benda kerja I
Penyebab

Pada cacat inklusi pasir terjadi akibat besar butir pada pasir cetak yang dibuat terdiri
dari pasir yang homogen dan memiliki ukuran butir yang besar sehingga pasir dapat
ikut tercampur pada hasil coran
Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi cacat tersebut adalah ketika hendak membuat pasir cetak memilik i
pasir yang heterogen dan memiliki besar butir yang berbeda
Sebelum penuangan rongga cetakan dibersihkan terlebih dahulu
c. Cacat Sirip (Fin)

Gambar 4. Cacat Sirip (Fin)


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Ciri-ciri :
Pada hasil coran terdapat cacat berbentuk seperti sirip. Cacat sirip ini lebih besar
daripada cacat sirip pada coran I
Penyebab :
Pengambilan pola yang sulit diangkat sehingga pengambilan pola tersebut harus
dilakukan dengan cara ditekan dan digoyang- goyangkan. Dengan cara pengambila n
seperti itu dapat mengakibatkan pasir di sekitar dasar pola ikut terangkat dan
meninggalkan lubang sehingga logam cair dapat masuk ke lubang. Hal tersebut dapat
dilihat dari gambar kup drag yang mengeluarkan asap seusai penuangan logam. Hal
itu membuktikan bahwa ada logam cair yang masuk ke celah anata belahan pola
sehingga terbentuk sirip

Gambar 4. Kup dan drag yang terbakar


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya

Pemecahan Masalah
Permukaan pola dibuat sehalus mungkin
Pemberian pelapis yang lebih merata agar pola mudah untuk diangkat

d. Cacat Porositas

Gambar 4. Cacat Porositas


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Ciri-ciri :

Pada permukaan

hasil coran terdapat lubang- lubang

akibat terperangkapnya

gelembung udara sewaktu proses pembekuan logam cair. Cacat porositas pada coran
II lebih sedikit dibandingkan dengan cacat coran I karena mengubah saluran langsung
menjadi saluran pisah dan memindahkan riser di pinggir coran.
Penyebab :
Pada logam cair terdiri dari bermacam-macam jenis logam seperti Al, P, K dan lainlain. Sehingga kecepatan penyusutannya berbeda-beda pula. Hal ini menyebabkan
proses solidifikasinya terjadi secara tidak bersamaan, sehingga memungkinka n
adannya udara yang terjebak saat solidifikasi
Kandungan air dalam cetakan pasir awalnya 5 %. Namun pada saat penuangan tidak
bisa dipastikan berapa kandungan air yang terkandung pada cetakan pasir. Kandunagn
air yang tersisa tersebut dapat menyebabkan timbulnya gas, sehingga menimbulka n
cacat porositas.
Pemecahan Masalah :
Penuangan logam sebaiknya dilakukan secepat mungkin setelah pembuatan cetakan
pasir agar kandungan air dalam cetakan pasir dapat diketahui atau tidak begitu banyak
berubah dari kadar air semula
e. Cacat Penyusutan (Shrinkage)

Gambar 4. Cacat Lubang Jarum


Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya
Ciri-ciri :

Adanya cekungan yang menjorok ke dalam pada permukaan coran

Penyebab :
Penyusutan dapat disebabkan karena perbedaan gradient suhu yang terlalu tinggi
antara dinding dengan logam cair. Sehingga ketika logam cair mulai mengala mi
solidifikasi dan akhirnya mengalami penyusutan. Namun hal tersebut sudah diantisipas i
dengan penambahan toleransi penyusutn desain pola.
Walaupun demikian, seringkali besarnya penyusutan melebihi dari yang telah
diprediksi pada desain pola. Hal tersebut disebabkan oleh komposisi logam yang
memiliki titik lebur berbeda-beda sehingga waktu untuk solidifikasi juga berbeda. Waktu
solidifikasi yang berbeda-beda mengakibatkan terperangkapanya udara di dalam coran.
Udara yang terperangkap tersebut nantinya bisa diisi oleh logam cair, sehingga
permukaan coran diatasnya berkurang
Waktu penuangan yang lambat juga dapat mengakibatkan terjadinya solidifikas i
dini pada logam yang telah dituang terlebih dahulu. Solidifikasi dini juga menyebabkan
porositas.
Pemecahan Masalah
Penambahan riser sehingga tidak sampai terjadi penyusutan akibat kegagalan logam
mengisi rongga cetakan
Sebaiknya logam untuk pengecoran tidak terlalu banyak komposisi sehingga waktu
solidifikasinya seragam
Waktu penuangan harus cepat sesuai dengan pouring time
Temperatur peleburan harus diatas titik lebur semua unsur logam paduan

f. Cacat Geser

Gambar 4. Cacat Lubang Jarum


Sumber : `Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Ciri ciri :
Terdapat pergeseran pola bagian atas sehingga ukuran dimensi menjadi tidak tepat
Penyebab :

Pelepasan pola yang sulit dengan cara menggoyang-goyang dan memukul pola
menyebabkan bergesernya rongga cetakan

Posisi kup dan drag yang tidak menempel dan terkunci sempurna membuat benda
coran mengalami cacat geser.

Pemecahan Masalah :

Cermat dan teliti saat pembuatan cetakan

Cermat pada saat pemasangan kup dan drag

Pemberian pelapis yang lebih merata agar pelepasan pola menjadi mudah

g. Cacat Kekasaran Permukaan

Gambar 4. Cacat Kekasaran Permukaan


Sumber : `Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
Ciri-ciri :
Terdapat permukaan yang kasar pada benda coran
Penyebab :
Pemadatan cetakan kurang sehingga ada pasir yang rontok dan membuat permukaan
benda cor menjadi kasar
Kekuatan pasir cetak kurang karena pasir yang dipakai adalah pasir homogen
sehingga ikatan anatar butir menjadi rendah
Pemecahan Masalah :
Pasir harus lebih dipadatkan
Pola dibuat sehalus mungkin sehingga pola mudah untuk dicabut sehingga tidak ada
pasir yang rontok dan membuat hasil coran menjadi kasar
Pemberian pelapis pola lebih merata

Anda mungkin juga menyukai