Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Berliani Azizah

NPM

:170110110041

HUBUNGAN ANTARA KOTA DAN DESA


Kesenjangan biasanya menjadi pembahasan yang paling sering diangkat jika
mengenai hubungan antara kota dan desa. Kesenjangan ekonomi dan kualitas hidup
diantara keduanya merupakan hal yang paling mencolok. Bisa dilihat dengan mudah
ketika melihat perkembangan infrstuktur diantara keduanya. Kota identik dengan
bangunan pecakar langit, kegiatan ekonomi yang tidak menentu dan pertumbuhan
penduduk yang pesat. Sedangkan pedesaan identik dengan keseimbangan antara
manusia dan alam, kegiatan ekonomi yang lebih stabil dan pertumbuhan penduduk
yang juga stabil.
Fasilitas publik yang lebih baik dari aspek pendidikan dan kesehatan dengan
mudah dapat ditemukan di daerah perkotaan. Jauh berbeda dengan pedesaan yang
minim akan infrastruktur. Hal inilah yang mengakibatkan migrasi dari desa ke kota dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Maka kota identik dengan kepadatan
penduduknya, persaingan dalam mencari pendapatan pun meningkat dengan
bertambahnya penduduk. Mengakibatkan meningkatnya kriminalitas dikarenakan
kemiskinan yang berawal dari tingkat pengangguran yang semakin tinggi.
Banyak hipotesis yang mengungkapkan kemiskinan yang terjadi karena migrasi
penduduk desa ke kota. Namun pada kenyataannya seperti yang diungkapkan oleh
Cecilia Tacoli di dalam jurnalnya yang berjudul Poverty, Inequality and the
Underestimation of Rural-urban Linkages. Justru penduduk desa yang bermigrasi ke
daerah perkotaan memainkan peran positif dalam pembangunan sosial di kota. Jadi
tidak semua migrasi daerah itu miskin. Alasan mereka memilih untuk tinggal di kota
dikarenakan untuk mendapatkan fasilitas publik yang lebih layak dan memang saat ini,
seperti halnya Indonesia pembangunan masih belum merata. Hal inilah yang
menyebabkan masyarakat desa lebih memilih untuk tinggal di kota. Meski pada
dasarnya desa hanya menginginkan kualitas hidup dan fasilitas alam yang seimbang
antara pertumbuhan penduduk.
Seperti yang dijelaskan di dalam jurnal Urban-to-Rural Population Growth
Linkages:Evidence from Oecd Tl3 Regions tulisan Paolo Veneri and Vicente Ruiz.

Sebenarnya jarak antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan itu berpengaruh.
Meski yang sangat terasa berpengaruh adalah daerah pinggiran dari kota pusat yang
merupakan

pusat

perekonomian.

Karena

pertumbuhan

ekonomi,

demografi,

pendapatan dan teknologi sangat berpengaruh untuk daerah pinggiran.


Meski biasanya daerah pinggiran merupakan daerah yang lebih konsentrasi pada
pertanian. Jika di kelola dengan baik, baik kota maupun daerah pinggiran bisa menjadi
wilayah yang dapat berkerjasama dan saling melengkapi. Seperti kata Weismman
yang dikutip oleh Aprodicio A Laquian, kota-daerah yang muncul sebagai lingkungan
pertanian, pusat industry, tempat tinggal, prasarana hiburan dan kebudayaan dapat
dipadu menjadi pola yang efisien dan menyenangkan, yang sekali-kali memenuhi
kebutuhan sehari-hari perorangan, keluarga dan masyarakat luas.
Semakin dekat akses antara kota dan desa semakin erat hubungan spasial antara
keduanya. Bila desa dapat beradaptasi dengan kota pusat yang memiliki jarak yang
dekat keduanya dapat bekerjasama secara ekonomi untuk meningkatkan pendapatan
daerah masing-masing. Namun syarat dasarnya adalah mudahnya jaringan akses
seperti jalan antara kota dan desa. Bila tidak, bisa jadi apa yang dikatakan Cecilia
Tacoli terjadi di daerah pinggiran kota yang biasanya berupa perdesaan yang masih
memiliki lahan untuk pertanian, tersingkirkan. Jika daerah pinggiran kota ini tidak bisa
bertahan dengan semakin banyaknya penduduk migrasi yang datang ke daerah
perkotaan yang lahannya tidak setara dengan pertambahan penduduk. Bisa jadi
penduduk pinggiran tersingkirkan oleh penduduk migrasi yang memilki sumber daya
yang lebih banyak.
Tersingkirnya penduduk pinggiran kota biasanya dikarenakan adanya persaingan
ketat dengan penduduk migrasi yang lebih berkualitas. Menimbulkan terjadinya
pengangguran karena ketidak cocokan dan langkanya lapangan pekerjaan yang
sesuai dengan keahliannya. Maka yang terjadi demi bertahan hidup, masyarakat
daerah pinggiran ini lebih memilih untuk mejual lahannya karena mereka tidak memiliki
tenaga kerja dan akses untuk modal dalam mengolah lahan pertaniannya. Lahan
pertanian dipinggir kota menjadi menipis karena dikuasai oleh masayarakat urban yang
lebih kaya untuk menjadi lahan hunian karena daerah pusat kota tidak bisa
menyediakan lagi lahan yang cukup untuk dijadikan tempat bermukim yang layak.
Pada akhirnya terjadilah perkotaan yang kumuh untuk daerah pinggiran kota. Lahan
hijau yang terkikis memberikan dampak suasana kota yang tampak gersang dan
panas.

Hal ini sebenarnya tidak akan terjadi jika adanya jaringan akses antar desa dan
kota. Adanya infrastruktur yang layak tidak hanya untuk masyarakat kota tapi juga
untuk masyarakat desa. Maka antar desa dan kota dapat saling berkolaborasi misalnya
kota yang menjadi pusat perdagangan dan desa yang menyediakan bahan baku.
Selain itu migrasi dan masyarakat kota yang tersingkir karena persaingan dapat
diminimalisir.

Anda mungkin juga menyukai