Pasar dan Perilaku Pasar Konsumen
+ PENGERTIAN PASAR
+ PERILAKUPASAR
+ PERILAKU PASAR KONSUMEN
25anaseceonimasstannnatns
Pasar dan Perilaku Pasar Konsumen
PENGERTIAN PASAR
Pengertian pasar secara umum dan sering dikenal adalah tempat pertemuan pembeli dan
penjual. Pengertian tersebut adalah pengertian pasar tradisional. Pengertian pasar menurut
konsep pemasaran berbeda dengan pengertian pasar tradisional sehari-hari. Perbedaan
tersebut karena pasar menurut pemasaran dipandang sebagai sasaran atau tujuan kegiatan
pemasaran, Oleh karena itu, pengertian pasar bukanlah bersifat tempat yang statis. Pengertian
pasar menurut pemasaran adalah:
Pasar adalah kelompok individual (perorangan maupun organisasi) yang mempunyai
permintaan terhadap barang tertentu, berdaya beli, dan berniat merealisasikan pembelian
tersebut.
Secara keseluruhan, perilaku pasar bersifat heterogen. Sebagian pasar berperilaku
tertentu sedang bagian pasar yang lain berperilaku lain pula. Pemasarmemerlukan kelompok-
kelompok pasar yang berperilaku lebih seragam. Untuk tujuan tersebut, pasar dikelompok-
kelompokkan dalam beberapa bagian.
Atas dasar perilaku tujuan pembeliannya, pasar dibedakan menjadi dalam dua kelompok.
Yaitu pasar konsumen akhir (end users) dan pasar konsumen antara (intermediate consum-
ers).
Pasar konsumen akhir sering hanya disebut sebagai pasar konsumen, meliputi pribadi
atau rumah-tangga. Tujuan pasar konsumen mengkonsumsi barang adalah untuk keperluan
sendiri dan untuk rumah tangganya. Pasar konsumen antara sering dikenal sebagai pasar
produsen, pasar industrial atau pasar organisasional. Tujuan pasar industrial mengkonsumsi
barang adalah untuk keperluan (diproses atau dijual) pihak lain.
PERILAKU PASAR
Perilaku pasar adalah pola kebiasaan pasar meliputi proses (mental) pengambilan
keputusan serta kegiatan fisik individual atau organisasional terhadap produk tertentu,
konsisten selama periode waktu tertentu. Kegiatan-kegiatan perilaku meliputi tindakan
penilaian, keyakinan, usaha memperoleh, pola penggunaan, maupun penolakan suatu produk.
Pemahaman terhadap profil dan perilaku pasar akan menjelaskan tentang:
26Syma SSSR
1. Siapa, Apa, Berapa, Kapan, Dimana pembelian dilakukan?
2. Mengapa suatu produk dibeli (ditolak)?
3. Bagaimana proses pembelian terjadi?
Profil dan perilaku pasar tidaklah selamanya Konstan, selalu akan mengalami perubahan.
Perilaku pasar kemarin berbeda dengan perilaku pasar sekarang. Dan akan berbeda dengan
perilakunyadimasamendatang. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak hanya
perlu dipertanyakan untuk masa sekarang saja, tetapi perlu diberikan juga untuk menjelaskan
profil dan perilaku pasar di masa-masa mendatang. Jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut
dapat dijelaskan melalui:
1. Informasi statistik:
Informasi statistik mampu menjawab siapa, apa, berapa, kapan, dan dimana pembelian
dilakukan. Jenis. luas, dan peranan individu dalam pasar (pasar potensial, pasar tersedia,
atau pasar dilayani) yang memerlukan produk tertentu (jenis, jumlah, frekuensi, saat,
tempat pembelian) sekarang maupun masa mendatang.
2. Informasi psikolojik:
Informasi psikolojik mampu menjelaskan mengapa seseorang membeli atau menolak
suatu produk. Meliputi peranan motivasi, persepsi, pemahaman, sikap, kepercayaan,
dan kepribadian seseorang yang mendasari tindakan pengambilan keputusan atau
tindakan melakukan kegiatan tertentu (membeli atau tidak membeli).
Informasi dinamik mampu menjelaskan bagaimana proses pembelian terjadi. Proses
pembelian merupakan proses individu untuk mengatasi persoalan yang dihadapi konsumen
dalam usaha memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Model proses pembelian
mendasarkan pada model pengambilan keputusan (decision making process) atau model
pemecahan masalah (problem solving process)
PASAR KONSUMEN
Pasar konsumen adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah-tangga) yang
membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi maupun keluarganya,
tidak untuk maksud lain.
PROFIL PASAR KONSUMEN
Informasi statistik mampu menjelaskan tentang profil pasar konsumen dengan baik.
Data konsumen dapat diperoleh dari laporan-laporan atau penerbitan-penerbitan statistik
yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pemerintah (misalnya BPS, BI, Pemda, dsb) atau
Iembaga-lembaga swasta (PDBI, PPM, dsb). Akan tetapi informasi pasar konsumen yang
lebih sesuai dengan kebutuhan peneliti perlu dikumpulkan oleh peneliti yang bersangkutan
secara langsung.
Melalui penelitian pasar (market research) secara khusus dapat dibangun profil pasar
yang lebih relevan dan informatif. Informasi yang baik harus dapat menjelaskan tidak hanya
profil pasar saat sekarang tetapi juga profil pasar untuk masa yang akan datang. Untuk itu di
samping perlu dilakukan pengukuran pasar konsumen masa sekarang tetapi juga perlu
27ee RSD ERE
dikembangkan perkiraan (forecast) pasar konsumen masa depan. Untuk itu perlu juga
dipikirkan ukuran-ukuran atau variabel-variabel yang sesuai dengan masa-masa yang akan
datang. Karena perubahan waktu, ukuran-ukuran instrumentasi maupun variabel pengukurnya
dapat juga berubah.
MODEL PERILAKU KONSUMEN:
Untuk menjelaskan perilaku pasar Konsumen perlu dibangun model analisis yang
memadai. Keputusan pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli merupakan
respons perilaku atas stimulan yang diterima konsumen. Model yang mendasarkan pada arus
proses perilaku konsumen ini sering dikenal sebagai model rangsang-tanggapan (stimulus-
respons model).
Didasarkan pada konsep pemahaman yang memperkuat kembali (reinforcement theory
oflearning) atas motivasi seseorang sebagai respons atas stimulan yang diterima sebelumnya.
Respons yang terjadi (effects of learning) akan menjadikan perilaku seseorang (merupakan
faktor keluaran). Model ini dikembangkan oleh ahli psikologi, BF Skinner (1971).
Stimulan yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan pemasaran
dari perusahaan dan rangsangan dari lingkungan konsumen itu sendiri. Sedang proses
pengambilan keputusan dipengaruhi oleh faktor personal maupun sosial konsumen. Respons
perilaku pasar konsumen sebagai faktor keluaran dapat merupakan keputusan pembelian
(dan pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang
ditawarkan).
Model rangsang-tanggapan (S-R model) adalah sebagai berikut:
STIMULUS |—>|_PROSESPERILAKU [>|_ResPoNs
Pemasaran | [ss Faktor Personal Proses
er pengambilan) | | Perlaky
| Ungkungan | ranto ssi eputusan
a —
skema 3.1 : Model perllaku konsumen
STIMULUS:
STIMULUS PEMASARAN:
Faktor-faktor stimulan aspek pemasaran meliputi seluruh kegiatan pemasaran yang
ditujukan kepada pasar. Meliputi:
Aspek Produk : _ kualitas, model baru, bahan yang dipergunakan, features, popularitas
merk, garansi, dsb.
Aspek Harga —:_-iharga murah, harga prestis, pemberian diskon, fasilitas kredit, dsb.
Aspek Promosi_: _iklan, promosi penjualan, salesgirls, publisitas.
Aspek Distribusi_ : _kemudahan memperoleh, window display yang menarik, kemudahan
membandingkan, dsb.
28sone
STIMULUS LINGKUNGAN:
Stimulan selain pemasaran adalah faktor-faktor lingkungan eksternal pribadi seseorang.
Merupakan kondisi yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan akan terjadi.
Berdasar kenyataanmaupun Guess konsumen terpengaruh untuk melakukan sesuatu,
Kondisi Ekonomi : pendapatan sekarang, harapan pendapatan dimasa depan,
tingkat konsumsi, inflasi, dsb.
Perkembangan Teknologi: _inovasiproduk baru, adanya barang atau kebutuhan substitusi
atau komplementer, dsb.
Situasi Politik : resiko, fasilitas, kemudahan, peraturan pembatasan, dsb.
Kondisi Budaya : tradisi, kebutuhan sosial, strata sosial, seremonial,
kepercayaan, dsb.
FAKTOR PENGARUH PADA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN,
Pengambilan keputusan (untuk membeli atau tidak membeli) seseorang dipengaruhi
oleh faktor personal dan sosialnya. Faktor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman,
kepercayaan, sikap, dan kepribadian seseorang.
Kehidupan personal seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Misalnya, motivasi
seseorang membeli baju bermerk terkenal sebenarnya adalah karena untuk dapat diterima
dalam kelompok masayarakat kalangan tertentu. Faktor sosial tersebut meliputi aspek kultur,
subkultur, klas sosial, kelompok seferensi, keluarga, serta peran dan status seseorang dalam
kehidupan kelompok.
FAKTOR SOSIAL
ultur
Subkultur
Kias sosial
Kelompok reterensi
Keluarga
eran dan Status
FAKTOR PERSONAL
KONSUMEN
Motivasi
Persepsi
Pemahaman
Kepercayaan
Si
ka
Kepribadian
‘skema 3.2 :faktor-taktor pengaruh proses pengambllan keputusan
29FAKTOR PERSONAL:
MOTIVASI
Motivasi adalah dorongan (drive) internal untuk metakukan tindakan sesuatu sebagai
usaha pemenuhan kebutuhan (needs).
Manusia Perlu memenuhi kebutuhan-kebutuhan:
Fisik : lapar, haus, seks, aktivitas, istirahat, santai, olah-raga, dsb.
Psikis 2 agresi, preservasi, kasih-sayang, tanggung-jawab, kebebasan, dominasi, power,
ekspresi-diri, kebanggaan, jati-diri, meniru, dsb.
Hasrat_ —_:_penerimaan, afiliasi, respek, status, apresiasi, pengembangan, kegembiraan,
simpati, cantik, afeksi, kenikmatan, kepuasan, variasi, sosialisasi, berbeda,
dsb.
Di samping itu, manusia juga perlu menghindari dari:
Perasaan : kecemasan, kepedihan, tekanan, depresi, imitasi, kehilangan, kesedihan,
ketakutan, kesakitan, dsb.
Memahamii motivasi seseorang tidaklah mudah. Karena keadaan itu merupakan situasi yang
sifatnya sangat pribadi. Di samping itu, terlalu banyak variabel yang mempengaruhinya, Banyak
teori dikembangkan untuk menjelaskan motivasi. Teori motivasi paling dikenal adalah teori
kognitif tentang kebutuhan manusia dari Abraham H. Maslow (1973) dan Herzberg.
Teori Motivasi Kebutuhan Maslow:
Motivasi kegiatan seseorang adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pribadi yang bertingkat-tingkat (yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosialisasi, penghargaan,
dan jati-diri). Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan secara progresif (dari tingkatan yang
terbawah naik ke tingkatan yang diatasnya).
Teori Motivasi Dua-faktor Herzberg:
Menurut Herzberg, motivasi seseorang meiakukan kegiatan atau tindakan adalah usaha
untuk mencapai tingkat kepuasan (faktor motivasi) dan atau untuk menekan rasa ketidak-
puasan (faktor hijienik).
PERSEPSI:
Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan pengartian informasi berdasar
pengalaman pribadi.
Seseorang melihat suatu obyek atau persoalan yang dihadapinya tidaklah sama satu
dengan yang lain. Perbedaan tersebut terjadi karena persepsi seseorang tidak selalu sama.
Untuk obyek atau persoalan yang sama, apabila dipandang dari sudut pandang yang berbeda
akan memberikan interpretasi yang berbeda, Demikian juga persepsi. Perbedaan proses
interpretasi seseorang terutama dipengaruhi oleh kadar dan proses pengalaman seseorang.
Persepsi seorang dapat berbeda dengan orang lain Karena adanya subproses selektif
terhadap obyek yang menjadi stimulan masukannya. Subproses selektif meliputi eksposur
selektif, atensi selektif, dan retensi selektif.
30Eksposur selektif:
Hanya stimuli yang terekspose secara menarik akan mendapat pethatian seseorang.
Atensi selektif:
Stimuli akan memperoleh perhatian (atau sebaliknya mengalami distorsi) apabila
terdapat kesesuaian dengan kepercayaannya.
Retensi selektif:
Seseorang hanya akan mengingat stimulus apabila memang berkehendak untuk
mengingatnya.
PEMAHAMAN:
Pemahaman (learning), adalah proses perubahan pemikiran atau pemahaman seseorang
karenaadanya pengalaman-pengalaman pribadi (diri sendiri maupun orang lain) sebelumnya,
Proses interpretasi atau intensitas pemahaman suatu obyek juga tidak sama tingkatannya.
Seseorangmempunyaitingkat pemahaman yang baik sedang yang lain tidak. Hasil pemahaman
atau interpretasi seseorang akan memberikan pengaruh pada tindakan-tindakannyakemudian.
Dengan kata lain, pemahaman seseorang akan menjadikan dasar motivasi tindakan-tindakan
lebih lanjut.
Pengaruh-pengaruh terhadap pemahaman seseorang dapat memperkuat kembali (positif
reinforcement) tetapi bahkan juga memperlemah (negatif reinforcement) bagi tindakan lebih
lanjut. Oleh karena pemahaman tergantung dari tingkatan pengalamannya, maka seseorang
yang mempunyai pengalaman luas akan mempunyai tingkat pemahaman atau wawasan yang
luas pula.
Proses pemahaman terjadi sebagai berikut:
[ones |—>{_cues_ || esronse
:
REINFORCEMENT
skema 3.3 : model proses pemahaman
Drives, adalah stimulus internal dari diri seseorang yang berusaha untuk mengatasi
masalah karena adanya kebutuhan yang dirasakan, Misalnya dorongan untuk mengatasi
kelaparan, kehausan, dsb.
Cues, adalah stimulus (minor) eksternal yang terekspos agar memperoleh respons
seseorang. Misalnya, produk, simbol, iklan, dsb.
Response, adalah reaksi atau tanggapan seseorang atas stimulus (internal atau eksternal)
yang diterimanya. Response dapat berwujud kesediaan untuk memenuhi atau menolak
pemenuhan kebutuhan.
Reinforcement, adalah penguatan terhadap perilaku usaha pemenuhan (penolakan)
kebutuhan berdasarkan pengalaman yang diperolehnnya. Reinforcement mempererat
(memperlonggar) hubungan antara cues dan response.
31Proses penguatan yang berulang-ulang akan membentuk (generalisir atau diskriminasi)
proses pemahaman (learning) seseorang.
KEPERCAYAAN (belief):
Kepercayaan adalah deskripsi tingkat penerimaan pemikiran seseorang atas sesuatu
obyek atau gejala.
Sikap seseorang terbentuk karena kepercayaan yang diyakini terhadap suatu obyek.
Menumbuhkan kepercayaan seseorang berarti juga membentuk sikapnya. Tingkatan
kepercayaan seseorang menentukan citra terhadap suatu obyek sebagai dasar sikap untuk
melakukan suatu tindakan.
SIKAP (attitude):
Sikap adalah penilaian relatif seseorang suatu obyek atau pemikiran tertentu secara
konsisten.
Keputusan membeli atau tidak membeli merupakan konsekuensi dari sikap seseorang.
Meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sikap merupakan penilaian yang sangat
subyektif, Sikap seseorang akan membentuk pola perilaku (menerima atau menolak) yang
seringkali sulit untuk dirubah. Meskipun demikian, pemasar perlu melakukan usaha
membentuk sikap konsumen agar tidak menolak produk maupun perusahaan. Penelitian
dengan pengukuran indeks sikap merupakan langkah untuk memahami sikap masyarakat.
KEPRIBADIAN (personality):
Kepribadian adalah karakterstik psikologis yang relatif konsistenterhadap respons
akhir suatu obyek di lingkungannya.
FAKTOR SOSIAL
Faktor sosial adalah pengaruh-pengaruh eksternal terhadap keputusan seseorang. Faktor-
faktor tersebut meliputi dari peran seseorang di masyarakat dan hubungan sosial yang
terdekat yaita keluarga sampai ke pengaruh budaya.
PERAN DAN STATUS:
Peran adalah Kegiatan-kegiatan seseorang untuk menyatakan keberadaan atau yang
diharapkan pada dirinya dalam lingkungannya.
Status adalah penghargaan umum kelompok atau masyarakat terhadap seseorang.
KELUARGA:
Keluarga adalah kelompok terkecil dalam masyarakat yang meliputi orang-tua dan
anak-anaknya. Keluargamerupakan kelompok yang paling langsung mempengaruhi perilaku
seseorang.
KELOMPOK REFERENSI:
Kelompok referensi adalah kelompok yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi pembentukan perilaku dan sikap seseorang.
32>on tems tsp SSS ESS SAD
KLAS SOSIAL:
Klas sosial adalah tingkatan dari struktur klas masyarakat yang berjenjang dan relatif
permanen dalam persamaan nilai, minat, dan perilaku.
SUBKULTUR:
Subkultur adalah kelompok masyarakat yang mempunyai kebersamaan sistem nilai
berdasarkan kesamaan situasi dan pengalaman hidupnya.
KULTUR:
Kultur adalah sistem nilai, persepsi, kebutuhan, dan perilaku yang dipahami oleh setiap
anggauta masyarakat melalui keluarga atau kelompok penting lainnya.
PERANAN SESEORANG DALAM PROSES PEMBELIAN KONSUMEN:
Dalam proses pembelian, sebenarnya terjadi beberapa kegiatan. Yaitu: kegiatan
munculnya gagasan untuk membeli (initiating), pengembangan atau dorongan agar gagasan
tersebut direalisir (influencing), kegiatan pengambilan keputusan untuk membeli (decision
making), pelaksanaan pembelian (purchasing), dan akhirnya kegiatan pemanfaatan atau
pemakaian barang yang telah dibeli (using).
Initiator
Influencer
Decider
Purchase
este = ||
Keseluruhan kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh beberapa orang yang melakukan
fungsinya masing-masing, tetapi dapat juga terjadi pada diri seorang. Atau seorang dapat
melakukan dua-tiga fungsi kegiatan pembelian saja.
Satu atau lebih kegiatan dapat mempunyai peran sangat dominan. Artinya, sangat
menentukan kelancaran proses pembelian, Pemasar sangat berkepentingan terhadap
pemahaman hal ini. Dengan mengendalikan pemeran dan kegiatan yang kritis atau dominan,
proses pembelian dapat diarahkan sesuai dengan maksud pemasar. Misalnya, proses pembelian
susu atau makanan bayi sangat dipengaruhi oleh influencer, yaitu peranan bidan atau dokter
anak. Sehingga promosi penjualan yang dilakukan di BKIA atau puskesmas melalui tokoh-
tokoh medis sangat berpengaruh terhadap penjualan makanan bayi.
MODEL PROSES PENGAMBILAN. KEPUTUSAN PEMBELIAN:
Proses pengambilan keputusan (untuk membeli atau tidak membeli) oleh decider
meliputi kegiatan: (1) perumusan masalah, (2) pengumpulan informasi, (3) pengembangan
dan penilaian alternatif, (4) penentuan alternatif terbaik atau pengambilan keputusan, dan (5)
kegiatan setelah keputusan diambil.
33PERUMUSAN |_| KEBUTLMAN EVALUAS! PENGAMBILAN |_| PERILAKU |
MASALAH |] INFORMASI ALTERNATIF [>| KEPUTUSAN | P)TINDAK-LANJUT,
skema 3.4: model proses pengambilan keputusan
Masalah:
‘Adanya kesenjangan antara keadaan sekarang (kondisi nyata) dengan keadaaan yang
diharapkan (kondisi ideal). Kesenjangan ini dikuatkan oleh stimuli (internal dan eksternal)..
Masalah yang umumnya dihadapi oleh calon pembeli adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi.
Ketiadaan makanan merupakan persoalan bagi seseorang yang lapar, misalnya. Makanan
yang berkolesterol tinggi merupakan permasalah bagi orang yang sangat memperhatikan
kesehatan.
Informasi
Informasi diperlukan untuk pendukung dasar pengambilan keputusannya. Sumber
informasi meliputi: personal (berita tentang dibukanya restoran baru dari tetangga atau teman
kantor), komersial (iklan dimajalah), publik (berita dari Televisi atau radio), dan pengalaman
(merasakan kelezatan makanan di restoran baru).
Evaluasi alternatif:
Alternatif membeli atau tidak membeli produk (merk) tertentu, dipengaruhi oleh
pertimbangan atribut produk. Yaitu meliputi: manfaat, kepentingan, image, dan fungsi yang
diharapkan. Pertimbangan tersebut seringkali diperbandingkan antara manfaat yang akan
diperoleh dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk memperoleh atau setelah membeli
produk tersebut. Mempertimbangkan untuk membeli mobil kedua adalah pilihan antara
keleluasaan pemakaian dan tambahan investasi maupun biaya perawatan.
Keputusan:
Hasil evaluasi alternatif adalah penentuan keputusan membeli (apa, berapa, kapan,
dimana, dst.) atau keputusan tidak membeli sesuatu.
Perilaku tindak-lanjut setelah pembelian:
Pengalaman setelah pembelian akan merupakan masukan yang akan memperkuat
(memperlemah) perilaku pembelian kemudian.
PERILAKU PEMBELIAN
Perilaku pembelian konsumen dapat dibedakan dalam beberapa kategori menurut dasar:
(J)usaha pemecahan masalah yang dihadapi calon pembeli serta (2) keterlibatan pembeli dan
perbedaan merk produk yang hendak dipilih untuk dibeli.
Perilaku pembelian berdasarkan usaha pemecahan masalah:
Proses pembelian seseorang yang konsisten pada periode tertentumembentuk perilakunya.
Pembentukan perilaku pembelian sebenamya merupakan usaha-usaha seseorang
mengatasi masalah yang dihadapinya.Berdasarkan usaha pemecahan masalah tersebut, perilaku pembelian dapat dibedakan
menjadi: (1) Perilaku respons rutin (Routinezed Response Behavior), (2) Perilaku pemecahan
masalah yang terbatas (Limited Problem Solving), (3) Perilaku pemecahan masalah yang
ekstensif (Extensive Problem Solving).
(1) Perilaku respons rutin (Routinezed Response Behavior)
Adalah perilaku pembelian rutin untuk persoalan yang sering dihadapi. Umumnya
frekvensi kebutuhan produk tinggi, misalnya kebutuhan barang-barang sehari-hari:
makanan, sabun, dsb. Oleh karena sering dibeli, maka keterlibatan konsumen terhadap
produk tidak tinggi (tidak terlalu memerlukan usaha pemikiran yang besar untuk
membanding-bandingkan dengan merk produk lain). Ini dimungkinkan karena pada
pemtikiran konsumen sudah mempunyai gambaran yang jelas akan kelas dan konsep
produknya.
Perilaku pemecahan masalah yang terbatas (Limited Problem Solving)
Adalah perilaku pembelian yang memerlukan usaha pemecahan persoalan yang terbatas.
Karena frekuensi pembeliannya tidak begitu tinggi, maka perlu pemikiran yang agak
tinggi. Sehingga diperlukan keterlibatan terhadap barang yang akan dibeli.
Perilaku pemecahan masalah yang ekstensif (Extensive Problem Solving)
Adalah perilaku pembelian untuk mengatasi persoalan yang sangat tidak rutin. Karena
frekuensi pembelian yang dilakukan sangat jarang, maka diperlukan usaha-usaha
pertimbangan pembelian barang atau pemilihan merk yang tinggi. Diperlukan keterlibaran
terhadap barang tinggi karena ketidak dikuasai akan konsep kelas produk maupun
konsep produk.
Secara ringkas ketiga perilaku pembelian berdasarkan usaha pemecahan masalah adalah
sebagai berikut:
Q)
3
| Routnezes Response Limited Probiom Extonsive Problem
| ‘ahavior Solving Solving
Frekuensi pembelian tinggi rendah
Keterlibatan konsumen rendah tinggi
Konsep kelas produk jolas aber,
Konsep merk jolas kabur,
Sea
Usaha pembelian endah tinggi
‘skema 3.5 : perilaku proses pembelian
Perilaku pembelian berdasarkan keterlibatan pembeli dan perbedaan merk:
Perilaku pembelian konsumen berdasarkan keterlibatan konsumen terhadap produk
syang akan dibeli dan perbedaan merk yang akan dipilih dan merk lain dapat dibedakan
dalam empat kelompok perilaku pembelian: (1) Perilaku pembelian yang kompleks, (2)
Perilaku pembelian pencarian variasi, (3) Perilaku pembelian menekan ketidaksesuaian,
dan (4) perilaku pembelian kebiasaan..(1) Perilaku pembelian yang kompleks
Perilaku pembelian akan menjadi persoalan yang kompleks apabilamenuntutketerlibatan
pembeli terhadap produk yang akan dipilih adalah tinggi. Misalnya diperlukan
pertimbangan untuk membeli sebuah mobil baru untuk pertama kalinya. Di samping itu
juga karena apabila perbedaan tawaran produk yang akan dipilih dengan alternatif
produk lain adalah cukup besar.
(2) Perilaku pembelian pencarian variasi
Meskipun perbedaan produk yang ditawarkan cukup tinggi dan pembeli tidak begitu
menghiraukannya maka pilihan alternatif produk hanyalah sebagai variasi. Pergantian
merk bukan karena ketidakpuasan tetapi lebih karena sekedar merasakan berbagai
ragam merk saja.
(3) Perilaku pembelian menekan ketidaksesuaian
Pembeli sangat memperhatikan produk yang dibeli, tetapi karena perbedaan antar merk
tidak memenuhi maka pembeli akan mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain yang
dipakai sebagi penentu pilihannya. Misalnya kemudahan dalam pembelian, kondisi
tempat penjualan, dan sebagainya.
Perilaku pembelian kebiasaan.
Kondisi seperti ini seringkali dijumpai. Pembeli tidak banyak menghiraukan akan merk
untuk memilih barang yang sebenarnya tidak banyak berbeda dengan yang lain.
Olehkarena itu dasar pembelian suatu produk tertentu bukan karena setia terhadap merk,
tetapi lebih banyak karena kebiasaan terhadap merk.
Secara skematis, perbedaan perilaku pembelian berdasar keterlibatan konsumen dan
perbedaan merk produk tersebut adalah sebagai berikut:
4
Keterlbatan tinggi Keterliatan rendah
Perbedaan merk tinggi PERILAKU PEMBELIAN PERILAKU PEMBELIAN
‘YANG KOMPLEKS, PENCARIAN VARIASI
Perbedaan merk rendah PERILAKU PEMBELIAN PERILAKU PEMBELIAN
MENEKAN KETIDAK SESUAIAN | KEBIASAAN
=
‘skema 3.6: tipe perilaku pembelian berdasar keterlibatan konsumen dan perbedaan merk
PERILAKU PEMBELIAN DAPAT DIPAHAMI MELALUE:
Pemahaman perilaku pembelian konsumen dapat dilakukan melalui beberapa cara,
yaitu: (1) metode introspektif (Instrospective method), (2) metode retrospektif (Recrospec-
tive method), (3) metode prospektif (Prospective method), dan (4) metode preskriptif
(Prescriptive method).
(1) Metode introspektif:
Melalui tindakan-tindakan diri sendiri sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku
pembelian konsumen.
36(2)
GB)
@)
Metode retrospektif:
Adalah usaha mengungkapkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh pembeli
terhadap pembelian produk tertentu waktu lalu. Misalnya dengan meminta pembeli
menceritakan sikapnya atas pembelian yang telah dilakukan. Informasi ini akan dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan apabila produknya mengecewakan atau
mempertahankan produk apabila mampu memuaskan konsumen.
Metode prospektif:
Dengan usaha menanyakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh calon pembeli
apabila hendak membeli sesuatu pada masa yang akan datang. Dengan demikian akan
dapat dipahami sebenarnya produk yang diharapkan oleh calon pembeli. Informasi ini
dapat dipakai oleh produsen untuk masukan terhadap rancangan produknya.
Metode preskriptif:
Adalah dengan menanyakan kepada pembeli, tindakan apa yang seharusnya paling baik
dilakukan untuk pembelian produk tertentu. Informasi ini tidak saja mampu menggali
harapan pembeli tetapi juga persoalan yang dihadapi oleh pembeli, yaitu tindakan yang
paling baik untuk mengatasi persoalannya.
LATIHAN SOAL Ill:
1.
Untuk menjelaskan perilaku pasar konsumen, kita lebih banyak memerlukan:
A. informasi statistik B._informasi psikolojik C._ informasi dinamik
D. informasi pemasaran —_-E._ tidak ada jawaban yang benar
Kebiasaan pengambilan keputusan pembelian konsumen atau produsen dapat ditunjukkan
dari:
A. informasi statistik B. informasi psikolojik C.__informasi dinamik
D. informasi pemasatan _E.__tidak ada jawaban yang benar
Sedang profil pasar dapat lebih dijelaskan melalui:
A. informasi statistik B. informasi psikolojik C.__informasi dinamik
D. informasi pemasaran —_-E.__tidak ada jawaban yang benar
Untuk memahami perilaku pasar, sering mendasarkan pada:
A. S-S model B, $-R model C. R-R model
D. S-T model E. tidak ada jawaban yang benar
Black box model sering dipergunakan untuk menjelaskan perilaku pasar, sebenarnya
adalah:
A. S-S model B. $-R model C. RR model
D. S-T model E, tidak ada jawaban yang benar
Teori kebutuhan yang berjenjang merupakan teori motivasi dari:
A. Maslow B. Herzberg C. DavidMcClelland
D. McGregor E. tidak ada jawaban yang benar
v77, Pengalaman konsumen dari pembelian tertentu akan memperkuat kembali motivasinya,
merupakan teori:
A. persepsi B. kepercayaan. C. reinforcement
D. kepribadian E. tidak ada jawaban yang benar
8. Peranan tetangga yang turut mempengaruhi seseorang untuk membeli barang-barang
konsumen adalah:
A. initiator B. influencer C. decision maker
D. purchaser E. tidak ada jawaban yang benar
JAWABAN LATIHAN SOAL Ill:
1.B2.D3.A 4.B 5.B6.A7.C 8B