Pertumbuhan Dan Produksi Kentang Pada Berbagai Dosis Pemupukan - 2 PDF
Pertumbuhan Dan Produksi Kentang Pada Berbagai Dosis Pemupukan - 2 PDF
ISSN 1858-4330
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pertumbuhan dan Produksi Kentang pada
Berbagai Dosis Pemupukan. Penelitian dilaksanakan di kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan
pada ketinggian tempat 1.350 m dpl. Berlangsung pada Maret hingga Oktober 2008.
Penelitian ini disusun dalam bentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3
perlakuan pemupukan , yaitu : P1 = 300 kg ha-1 Urea+150 kg ha-1 SP-36+300 kg ha-1 KCl ;
P2 = 400 kg ha-1 Urea+250 kg ha-1 SP-36+400 kg ha-1 KCl ; P3 = 500 kg ha-1 Urea+350 kg
ha-1 SP-36+500 kg ha-1 KCl ; dengan ulangan sebanyak tiga kali sehingga terdapat 9 petak
tanaman. Parameter Pengamatan adalah: tinggi tanaman, jumlah daun, diameter umbi,
berat umbi per petak. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Pemupukan dengan dosis
400 kg ha-1 Urea+250 kg ha-1 SP-36+400 kg ha-1 KCl menghasilkan rata-rata pertumbuhan
vegetatif maupun produksi yang lebih baik dibandingkan dengan paket pemupukan
lainnya.
Kata kunci: Pertumbuhan, produksi, kentang, pemupukan
ABSTRACT
This research intent to know growth and potato Production on various Dosed Dunging.
Executed research at regency Sinjai, South sulawesi on a high place 1.350 mdpl. Research
conducted on March until October 2008. This research was arranged in Randomised block
design with 3 treatments, e.i.: P 1 = 300 kg ha-1 Urea + 150 kg ha-1 SP-36 + 300 kg ha-1
KCl; P2 = 400 kg ha-1 Urea + 250 kg ha-1 SP-36 + 400 kg ha-1 KCl; P3 = 500 kg ha-1
Urea+350 kg ha-1 SP-36+500 kg ha-1 KCl; with repeated 3 times. The parameter was
measured: plant hight, number of leaf, diameter of corm, corm weight plot-1. Result of
research showed that fertilizing with 400 kg ha-1 Urea+250 kg ha-1 SP-36+400 kg ha-1
KCl results average vegetative growth and also the better production compared to another.
Keywords: Growth, yield, potato, fertilizing
PENDAHULUAN
Upaya mengatasi krisis pangan dapat ditempuh melalui diversifikasi pangan dengan menerapkan agribisnis profesional.
Pada kondisi ini upaya yang dilakukan
harus mampu meningkatkan penyediaan
pangan sekaligus mampu pula meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh karena
itu, pengembangan pertanian harus di-
prioritaskan pada komoditas yang bercirikan memiliki nilai ekonomi tinggi, dapat
dijadikan sebagai bahan pangan alternatif,
toleran pada kondisi Indonesia, dan pemasarannya mudah.
Salah satu tanaman yang cocok dikembangkan untuk mengatasi masalah pangan
dan ekonomi adalah tanaman kentang,
karena berpotensi sebagai sumber karbo15
ISSN 1858-4330
ISSN 1858-4330
kali
17
ISSN 1858-4330
45
40
35
30
25
20
15
p1
p2
p3
10
5
0
0
Gambar 1. Rata-rata tinggi tanaman kentang dengan berbagai pemupukan pada ketinggian
1.350 m dpl.
Jumlah Daun
Pemupukan dengan dosisis 400 kg ha-1
Urea+250 kg ha-1 SP-36+400 kg ha-1 KCl
(v3p2) menghasilkan rata-rata jumlah
daun terbanyak (26,98 helai) pada berbagai pemupukan yang dicobakan, tetapi
p1
25
p2
20
p3
15
10
5
0
0
Gambar 2.
18
Diameter Batang
Pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman pada
umur 70 hst. Perkembangan diameter
Gambar 3.
Tabel 1.
ISSN 1858-4330
Rata-rata berat umbi tanaman kentang per petak (kg) dan per ha (ton) pada saat
panen
Lokasi
1.350 (L3)
Perlakuan
Petak (kg)
ha (ton)
p1
23,91b
(28,69)
p2
25,55a
(30,67)
p3
24,93a
(29,91)
19
Pemupukan dengan dosis (p2) menghasilkan rata-rata umbi tanaman terberat (25,55
kg petak-1 atau 30,67 ton ha-1) pada saat
panen dan berbeda nyata dibandingkan
dosis pemupukan (p1) dan tidak berbeda
nyata dengan pemupukan (p3).
Pembahasan
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa paket pemupukan 400 kg ha-1 Urea+
250 kg ha-1 SP-36+400 kg ha-1 KCl
memberikan hasil terbaik pada komponen
pengamatan vegetatif maupun komponen
produksi dibandingkan paket pupuk lainnya, meskipun pada beberapa kasus tidak
berbeda nyata dengan pempupukan 500
kg ha-1 Urea+350 kg ha-1 SP-36+500 kg
ha-1 KCl. Tetapi hal ini tetap berarti penggunaan pemupukan 400 kg ha-1 Urea+
250 kg ha-1 SP-36+400 kg ha-1 KCl lebih
efisien karena dosisnya lebih rendah.
Nampaknya respon yang ditimbulkan dengan penggunaan pemupukan tersebut lebih optimal dibandingkan dengan pemupukan lainnya. Hal ini berarti ketersediaan
unsur-unsur hara (N, P dan K) dalam
pupuk yang diberikan lebih mendekati
atau bahkan sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan oleh tanaman kentang.
Purwowidodo (1992), menyatakan bahwa
tanaman secara umum membutuhkan hara
dalam jumlah yang cukup dan seimbang
untuk tumbuh normal.
Respon tanaman terhadap pemberian pupuk akan meningkat bila menggunakan
takaran pupuk yang tepat. Setiap tanaman
perlu mendapatkan pemupukan dengan
takaran yang sesuai agar terjadi keseimbangan unsur hara di dalam tanah yang
dapat menyebabkan tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta
menghasilkan produksi yang optimal.
Efesiensi pemupukan yang optimal dapat
dicapai apabila pupuk diberikan dalam
jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman,
tidak terlalu banyak dan tidak terlalu
sedikit (Setyamidjaja, 1986).
20
ISSN 1858-4330
ISSN 1858-4330
awal terutama dalam merangsang perakaran tanaman yang nantinya berguna untuk
menopang tegaknya tanaman dan penyerapan unsur hara dari media tanam. Hal ini
sesuai pernyataan Suseno (1981), bahwa
unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk
merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan sejumlah tanaman muda, fosfor juga merupakan bahan mentah
untuk pembentuk sejumlah protein, membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus
mempercepat pembungaan dan pemasakan biji dan buah.
Selanjutnya unsur lainnya yang juga
diberikan lewat pemupukan adalah unsur
K. Kalium berperan dalam pertumbuhan
tanaman menjadi kuat dan lebat, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit,
meningkatkan sistem perakaran sehingga
tidak mudah roboh, menetralisir efek negatif unsur N, memberikan keseimbangan
terhadap pengaruh N dan P selain itu K
berperan dalam pembentukan butir-butir
hijau daun (Setiyamidjaja, 1986).
Pada fase pertumbuhan tanaman kentang
yang pesat tersebut, tanaman sangat membutuhkan suplai hara yang tentunya tetap
sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Hal
ini disebabkan karena pada tahap ini fase
vegetatif berlangsung sangat aktif oleh
karena takaran pupuk anorganik yang cukup dan ternyata sangat mempengaruhi
tanaman kentang pada awal pertumbuhannya terutama laju pertumbuhan tinggi tanaman. Hal ini terkait dengan pendapat
Soelarso (1997) yang mengatakan pertumbuhan batang paling aktif sekitar umur
2856 HST (1 hari bertambah panjang 3
cm) yang merupakan stadium tertinggi
pertumbuhan. Daun dan cabang tanaman
(cabang utama) mulai tumbuh dan berkembang. Akar berkembang dan stolon
mulai tumbuh, demikian juga proses fotosintesis mulai aktif.
Unsur hara yang cukup dan berimbang
yang tersedia bagi tanaman menyebabkan
aktivitas fisiologi tanaman semakin me21
KESIMPULAN
Pemupukan dengan dosis 400 kg ha-1 Urea
+ 250 kg ha-1 SP-36 + 400 kg ha-1 KCl
menghasilkan rata-rata pertumbuhan ve-
22
ISSN 1858-4330
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia,
Jakarta.
Gardner, F., RB Pearce., R. L Mitchell.,
1991. Physiology Of Crop Plants
(Fisiologi Tanaman Budidaya:
Terjemahan
Herawati
Susilo).
Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Fageria, N. K. , V. C. Baligar, and C.
Jones. 1991. Growth and mineral
nutrition of field crops. Marcel
Dekker, Inc., New York.
Purwowidodo, M., 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa Bandung.
Rinsema, W.T. 1983. Pupuk dan Cara
Pemupukan. Bharata Karya Aksara,
Jakarta.
Soelarso, RB. 1997. Budidaya Kentang
Bebas Penyakit. Kanisius. Yogyakarta.
Suriatna, S., 1988. Pupuk dan Pemupukan. Mediyatama Perkasa, Jakarta.
Suseno, H. 1981. Fisiologi Tumbuhan.
Metabolisme dasar dan beberapa
Aspeknya. Departemen Botani. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.
Sarief, S., 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka
Buana, Bandung.