ILAHI
HARUN YAHYA
<Bismillahirrahmaanirrahiim>
<Muhammad rasulullah>
Hak cipta Harun Yahya 2000 CE
Diterbitkan pertama kali oleh by Vural Yayincilik, Istanbul, Turki, November 1999
Cetakan pertama edisi Indonesia 2001
Diterbitkan oleh:
As-syamil
Indonesia
Website: http://www.harunyahya.com/indo/
E-Mail: info@harunyahya.com
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak, menyimpan dalam alat penyimpan dan pengambil informasi atau
menyebarkan sebagian atau seluruh bagian buku ini dalam bentuk apa pun atau dengan cara apapun baik
secara elektronik, mekanik, fotokopi, rekaman, dan cara lainnya tanpa izin tertulis dari pengarang/
penerbit.
Oleh Harun Yahya
Diterjemahkan oleh Tatacipta Dirgantara
Katalog buku ini dapat diperoleh dari Perpustakaan Nasional
Website: http://www.harunyahya.com/indo/
Daftar isi
Pendahuluan: Dunia yang beraneka warna
Apa yang dimaksud dengan warna? Bagaimana warna dibuat?
Desain dalam warna-warni
Pigmen: molekul-molekul penghasil warna
Bahasa dari warna-warna
Keselarasan dan simetri: suatu topik yang tak dapat dijelaskan oleh evolusi:
Kesimpulan
Rahasia diluar zat
TENTANG PENULIS
Dengan menggunakan nama pena HARUN YAHYA, penulis telah menerbitkan berbagai buku
yang berhubungan dengan isu-isu politik dan keimanan. Bagian penting dari karya-karyanya
menguraikan tentang pandangan dunia materialistik dan akibatnya pada sejarah dunia dan politik. (Nama
pena ini diambil dari 'Harun' dan 'Yahya', untuk mengenang kemuliaan dua orang Nabi yang berjuang
melawan kekafiran)
Termasuk dalam karya-karyanya antara lain: The Secret Hand' in Bosnia, The Holocaust Hoax,
Behind the Scenes of Terrorism, Israel's Kurdish Card, A National Strategy for Turkey, Solution: The
Morals of the Qur'an, Darwin's Antagonism Against the Turks, The Evolution Deceit, Perished Nations,
The Golden Age, The Art of Colour by Allah, The Truth of the Life of This World, Confessions of
Evolutionists, The Blunders of Evolutionists, The Dark Magic of Darwinism, The Religion of Darwinism,
The Qur'an Leads the Way to Science, The Real Origin of Life, Miracles of the Qur'an, The Design in
Nature, Self-Sacrifice and Intelligent Behaviour Models in Animals, Eternity Has Already Begun,
Children Darwin Was Lying!, The End of Darwinism, The Creation of the Universe, Deep Thinking,
Timelessness and the Reality of Fate, Never Plead Ignorance, The Miracle of the Atom, The Miracle in
the Cell, The Miracle of the Immune System, The Miracle in the Eye, The Creation Miracle in Plants, The
Miracle in the Spider, The Miracle in the Ant, The Miracle in the Gnat, The Miracle in the Honeybee.
Di antara booklet-bookletnya adalah The Mystery of the Atom, The Collapse of the Theory of
Evolution: The Fact of Creation, The Collapse of Materialism, The End of Materialism, The Blunders of
Evolutionists 1, The Blunders of Evolutionists 2, The Microbiological Collapse of Evolution, The Fact of
Creation, The Collapse of the Theory of Evolution in 20 Questions, The Biggest Deception in the History
of Biology: Darwinism.
Karya-karya penulis lainnya mengenai topik-topik Qur'ani antara lain: Ever Thought About the
Truth?, Devoted to Allah, Abandoning the Society of Ignorance, Paradise, The Theory of Evolution, The
Moral Values of the Qur'an, Knowledge of the Qur'an, Qur'an Index, Emigrating for the Cause of Allah,
The Character of Hypocrites in the Qur'an, The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah,
Communicating the Message and Disputing in the Qur'an, The Basic Concepts in the Qur'an, Answers
from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The Struggle of the Messengers, The Avowed Enemy of Man:
Satan, Idolatry, The Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The
Importance of Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded
Judgements of the Qur'an, Human Characters in the Society of Ignorance, The Importance of Patience in
the Qur'an, General Information from the Qur'an, Quick Grasp of Faith 1-2-3, The Crude Reasoning of
Disbelief, The Mature Faith, Before You Regret, Our Messengers Say, The Mercy of Believers, The Fear
of Allah, The Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties Presented by the Qur'an for Life,
The Iniquity Called "Mockery", The Secret of the Test, The True Wisdom According to the Qur'an, The
Struggle with the Religion of Irreligion, The School of Yusuf, The Alliance of the Good, Slanders Against
Muslims Throughout History, The Importance of Following Good Word, Why Do You Deceive Yourself?,
Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4.
Warna memiliki peranan penting dalam komunikasi manusia dengan dunia luar, dalam
memfungsikan ingatannya dengan benar, dan dalam memenuhi fungsi-fungsi belajar dari otaknya. Hal ini
disebabkan karena manusia dapat memperoleh hubungan-hubungan yang tepat antara kejadian-kejadian
dan tempat-tempat, orang-orang dan benda-benda hanya dari bentuk, tampak luar dan warna-warna
mereka. Pendengaran atau rabaan saja tidak cukup untuk mendefinisikan objek-objek. Bagi manusia,
dunia luar hanya dapat berarti jika hal ini dilihat secara keseluruhan dengan warna-warnanya.
Kemampuan untuk mengenali berbagai objek dan lingkungan sekeliling kita bukanlah satu-satunya
keuntungan adanya keanekaragaman warna. Keselarasan warna yang sempurna di alam semesta memberi
kenikmatan yang sangat besar bagi jiwa manusia. Untuk dapat melihat keselarasan ini dari setiap
detailnya, manusia telah dilengkapi dengan sepasang mata, yang rancangannya sangat istimewa. Dalam
dunia makhluk hidup, mata manusia adalah yang paling fungsional dan dapat merasakan warna-warni
dalam detail yang sekecil-kecilnya, sedemikian rupa sehingga mata manusia sensitif untuk berjuta-juta
warna. 1. Jelaslah bahwa alat pelihat manusia yang bekerja sedemikian sempurnanya telah dirancang
khusus untuk dapat melihat dunia yang penuh warna.
Satu-satunya makhluk di bumi yang dapat mengerti adanya suatu keteraturan di alam semesta
hanyalah manusia karena ia mempunyai kemampuan untuk berfikir dan menimbang. Dengan demikian,
berdasarkan apa yang telah diuraikan terdahulu, kita dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut:
Setiap detail, pola dan warna di langit dan di bumi telah diciptakan bagi manusia untuk mengakui
dan dengan demikian menghargai keteraturan ini dan memikirkannya. Warna-warni di alam telah diatur
sedemikian rupa agar menarik bagi jiwa manusia. Keselarasan dan kesimetrisan sempurna yang umum
terdapat pada warna, baik dalam dunia makhluk hidup maupun benda mati. Hal ini tentu saja
membangkitkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran seseorang yang suka merenung, seperti misalnya:
Apa yang membuat bumi itu demikian beraneka warna? Bagaimana warna-warna itu, yang
membuat dunia kita sangat indah, dapat terjadi? Siapa yang merancang keanekaragaman warna dan
keselarasan diantara warna-warna tersebut?
Mungkinkah dapat dikatakan bahwa segala yang ada itu muncul begitu saja oleh perubahanperubahan tak terarah yang terjadi karena suatu rantai rangkaian kebetulan belaka?
Dapat dipastikan, tak ada yang akan menyatakan kemustahilan seperti itu. Kebetulan-kebetulan tak
terkontrol tidak dapat menciptakan apapun, apalagi jutaan warna-warni. Cobalah amati sayap seekor
kupu-kupu atau berbagai bunga yang beraneka warna, yang masing-masing bagaikan suatu keajaiban
seni. Jelaslah tidak mungkin bagi akal sehat untuk menghubungkan semua hal ini dengan suatu prosesproses yang tidak disengaja.
Agar dapat diperoleh pengertian yang lebih baik tentang fakta ini, marilah kita mengambil sebuah contoh.
Saat seseorang melihat sebuah lukisan menggambarkan pohon-pohon dan bunga-bunga di alam, ia tak akan
berkata, atau bahkan hanya untuk berfikir bahwa keselarasan warna, keteraturan pola dan desain yang
disengaja dalam lukisan ini dapat muncul begitu saja karena kebetulan. Jika seseorang datang dan berkata,
"kotak-kotak cat itu terguling ditiup angin, lalu catnya tercampur, dan dengan pengaruh hujan dll., and
setelah melalui waktu yang lama, lukisan indah ini terbentuk", pastilah tak ada orang yang percaya. Ada
suatu hal yang sangat menarik disini. Meskipun tak ada seorangpun yang akan menyatakan sesuatu yang
tak masuk akal seperti itu, namun begitu beberapa orang dapat menegaskan bahwa warna dan simetri
sempurna di alam muncul melalui proses-proses tak disengaja seperti itu. Demikianlah, untuk menjelaskan
masalah ini, evolusionis menyatakan, dengan didukung berbagai argumen, bahwa ini adalah hasil dari suatu
kebetulan dan mereka menghasilkan berbagai riset. Mereka tidak sungkan-sungkan untuk mengeluarkan
peryataan-peryataan tak berdasar dalam masalah ini.
Ini adalah kebutaan yang nyata, dan dengannya akan sulit untuk mencapai kesepakatan. Namun,
seseorang yang bisa lolos dari kebutaan ini dengan menggunakan pemikirannya, akan mengerti bahwa ia
sebenarnya hidup di dalam suatu lingkungan yang penuh keajaiban di bumi. Ia juga akan sepenuhnya
mengakui bahwa suatu lingkungan demikian yang dilengkapi dengan kondisi yang paling tepat untuk
kelestarian hidup manusia tidak mungkin terjadi begitu saja karena kebetulan.
Seperti orang yang berfikir, begitu melihat lukisan, ia langsung mengakui bahwa lukisan ini ada
pelukisnya, ia juga akan mengerti bahwa lingkungan sekelilingnya yang berwarna-warni, penuh
keselarasan dan demikian indahnya pasti juga ada penciptanya.
Pencipta ini adalah Allah, Yang tak bersekutu dalam penciptaan, Yang menciptakan segala sesuatu
dengan penuh keselarasan, dan yang menempatkan kita di dunia ini dengan dilimpahi banyak sekali yang
indah-indah, dan dihiasi dengan jutaan warna. Semua yang Allah ciptakan ada dalam keselarasan yang
sempurna dengan yang lainnya. Allah menggambarkan dalam Al Qur'an keunikan dari rasa seni-Nya
dalam penciptaan sebagai berikut:
"Dialah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
cacat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat
ada kekurangan? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah."
(Surat Al Mulk: 3-4)
6.
Ada satu langkah terakhir yang harus dipenuhi agar kita dapat 'melihat' warna. Tahap
akhir dalam pembentukan warna-warna adalah penafsiran sinyal-sinyal listrik, yang masuk ke pusat
penglihatan otak, sebagai "warna" oleh sel-sel syaraf yang sangat khusus yang terdapat di sana.
Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? (Q.S.
Qaaf: 6)
Seperti telah terlihat, untuk pembentukan sebuah warna, diperlukan suatu urutan proses-proses
yang sangat detail dan saling tergantung satu sama lain.
Dari semua infomasi yang kita miliki tentang warna, terlihat bahwa setiap proses yang terjadi
selama pembentukan warna diatur dalam suatu kesetimbangan yang rumit. Tanpa adanya kesetimbangan
ini, tidak bisa tidak, kita akan berada dalam suatu dunia gelap yang kabur, bukannya ada dalam dunia
penuh warna-warni yang jelas, dan bahkan mungkin akan kehilangan kemampuan untuk melihat.
Anggaplah diantara hal-hal tersebut di atas, ada satu sel-sel syaraf yang merasakan sinyal-sinyal listrik
yang dibangkitkan oleh retina tidak ada. Cahaya matahari menjadi berada di luar spektrum tampak,
selain itu juga bagian-bagian mata yang lain tidak akan berfungsi secara utuh, dan juga keberadaan
atmosfir tidaklah akan cukup dan dapat menggantikan kekurangan ini.
1.
Matahari hanyalah salah satu dari milyaran bintang-bintang berukuran sedang yang ada di jagat
raya. Yang menjadikan matahari bintang terpenting di jagat raya bagi kita adalah ukurannya,
hubungannya dengan planet-planet yang bergerak mengelilinginya dan sinar tertentu yang
dipancarkannya. Kalau saja ada salah satu karakteristik matahari yang berbeda dari kondisi saat ini,
niscaya tidak akan ada kehidupan di bumi. Sesungguhnya, matahari memiliki kondisi yang ideal bagi
kehidupan untuk muncul dan tetap berlangsung di muka bumi. 3 Inilah sebabnya kenapa para ilmuwan
menyebut matahari sebagai "sumber kehidupan" di bumi.
Cahaya matahari adalah satu-satunya sumber panas, yang memanasi bumi dengan cara yang paling
tepat, dan cahayanya membantu tumbuh-tumbuhan dalam melakukan fotosintesis. Telah lazim diketahui
bahwa panas dan fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain itu juga, keberadaan siang hari dan
dunia yang penuh warna tergantung kepada sinar yang dipancarkan dari matahari. Dalam
hal ini, muncul pertanyaan dalam pikiran tentang bagaimana sinar-sinar ini, sumber energi utama
untuk bumi, bisa ada. Jelaslah bahwa sinar-sinar ini, yang merupakan kunci kehidupan di bumi,
bermanfaat untuk tujuan-tujuan penting tersebut, dan pada saat yang sama, memiliki semua karakteristik
untuk hal itu, tak dapat dihubungkan dengan suatu kebetulan. Alasan untuk hal ini akan dapat dipahami
dengan lebih baik jika struktur cahaya ini di teliti.
Energi yang dipancarkan oleh bintang-bintang bergerak dalam gelombang melalui suatu ruang
hampa. Serupa dengan itu, cahaya dan panas juga dipancarkan oleh matahari, yang juga adalah sebuah
bintang, sebagai energi dalam bentuk gelombang. Pergerakan energi yang dipancarkan bintang-bintang
ini dapat dibandingkan dengan gelombang yang disebabkan oleh sebuah batu yang dilempar ke air danau.
Sebagaimana halnya gelombang-gelombang di danau yang mempunyai panjang yang berbeda, demikian
pula panas dan cahaya mempunyai panjang gelombang yang berbeda saat mereka menyebar.
Pada titik ini, mungkin ada gunanya untuk memberikan beberapa informasi tentang cahaya dengan
panjang gelombang berbeda di jagat raya. Bintang-bintang dan sumber-sumber cahaya lain di jagat raya
tidak memancarkan cahaya yang sama jenisnya. Sinar-sinar yang berbeda ini dapat dikelompokkan
menurut panjang gelombang dan frekuensinya. Perbedaan panjang-panjang gelombang ini berada pada
sebaran yang sangat luas. Sebagai contoh, panjang gelombang terpendek berukuran 10 25 kali lebih kecil
dibandingkan panjang gelombang yang terpanjang (10 25 adalah angka yang sangat besar, terdiri dari
angka 1 diikuti 25 angka nol dibelakangnya) 4
Dalam seluruh spektrum, seluruh sinar yang dipancarkan oleh matahari dimampatkan ke dalam
interval yang sangat pendek. 70% dari berbagai panjang gelombang yang dipancarkan matahari berada
dalam suatu interval sempit, di antara 0.3 mikron sampai 1.50 mikron. (Satu mikron sama dengan 10 -6 m)
Dengan menyelidiki mengapa sinar matahari terbatas pada interval sempit seperti itu, kita sampai pada
suatu kesimpulan menarik: sinar-sinar yang memungkinkan adanya kehidupan, dan warna, di bumi
hanyalah sinar-sinar yang ada pada interval ini.
Fisikawan Inggris Ian Campbell, yang mendefinisikan desain luar biasa ini sebagai "sangat
mengagumkan" dalam bukunya "The Energy and Atmosphere", menyinggung masalah ini:
"Bahwa radiasi dari matahari (dan dari banyak rangkaian bintang-bintang) harus terpusat ke dalam
berkas spektrum elektromagnetik yang sangat kecil, yang menyediakan secara tepat radiasi yang
diperlukan untuk menjaga kelangsungan kehidupan di bumi, adalah sangat kebetulan." 5
Bagian yang lebih besar dari daerah kecil radiasi yang dipancarkan oleh matahari dari spektrum
elektromagnetik, suatu spektrum dengan suatu lebar tempat panjang gelombang terpanjangnya 10 25 kali
lebih besar dibandingkan yang terpendek, dinamai "cahaya tampak". Sinar-sinar yang terletak di bawah
dan di atas interval ini, di sisi lain, mencapai bumi sebagai sinar-sinar infra merah dan ultra violet.
Sekarang marilah kita lihat lebih lanjut sifat-sifat dari dua jenis sinar ini.
Sinar-sinar infra merah sampai di bumi dalam bentuk gelombang panas. Sinar-sinar ultra violet
yang mengandung energi yang lebih besar, di sisi lain, dapat mempunyai efek yang berbahaya bagi
makhluk hidup. Sinar-sinar infra merah melewati atmosfir, dan menyediakan panas, sehingga membuat
bumi menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan. Sinar ultra violet, pada sisi lain, hanya dapat
mencapai bumi dalam laju tertentu. Jika laju ini sedikit lebih besar daripada ukuran saat ini, sinar ini akan
merusak jaringan daging makhluk hidup dan menyebabkan kematian masal, sedangkan jika sinar ini
sedikit lebih rendah, energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tidak akan tercukupi.
Hal-hal tersebut di atas adalah detail-detail yang penting sekali bagi kehidupan. Dari uraian tentang
fungsi-fungsi dan kegunaan-kegunaan sinar-sinar yang dipancarkan dari matahari, terlihat adanya
keteraturan dan kontrol pada setiap sistem yang ada di dunia. Jelaslah, tidak mungkin sistem seperti ini,
kesetimbangan yang rumit yang telah kita dalami secara singkat, dapat terbentuk dengan kebetulan.
Dengan meneliti elemen lain dari sistem yang tanpa cacat ini, sekali lagi kita lihat
ketidakmungkinan terjadinya hal ini sebagai konsekuensi dari suatu kebetulan.
2.
Mari kita berpikir bersama dan mencoba menemukan sebuah penyelesaian masalah ini dengan
mengembangkan sistem yang efisien untuk menyaring sinar matahari. Kita juga sebaiknya menyadari fakta
bahwa sistem ini haruslah sesuatu yang berfungsi ganda, yang akan melindungi dunia dari efek matahari
yang berbahaya, menjamin bahwa sistem ini terpelihara secara permanen, tidak memerlukan pemeliharaan,
dan juga mampu mencegah terjadinya beberapa kemungkinan ancaman lain pada bumi ini. Tentulah dalam
situasi seperti ini, akan muncul beberapa alternatif penyelesaian. Sampai sejauh ini, diantara solusi-solusi
yang dikemukakan, tidak ada yang seefisien dan seserbaguna filter yang saat ini meliputi bumi: atmosfir.
Atmosfir bumi telah seratus persen sukses dalam menyaring sinar-sinar berbahaya. Atmosfir telah
dirancang khusus oleh Allah untuk melindungi bumi.
Dengan menggunakan lapisan-lapisan khusus atmosfir, sinar matahari yang sampai ke bumi
hanyalah sejumlah yang diperlukan karena atmosfir memproses sinar matahari secara spesifik
berdasarkan panjang gelombangnya. Atmosfir kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang
untuk menyaring sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tak ada taranya di bumi ini
menjalankan proses-proses ini karena memang telah dirancang secara khusus oleh Allah. Allah telah
menyatakan tentang penciptaan langit sebagai berikut (kata Arab 'sama' dapat berarti 'langit (heaven)'
atau 'angkasa (skies)'):
"Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. Akan
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Q.S. Al-Mukmin: 57)
Sinar-sinar yang berasal dari matahari cukup spesifik. Sinar-sinar ini perlu memiliki beberapa sifat
yang memungkinkannya menembus atmosfir dan mencapai bumi. Demikian juga atmosfir harus memiliki
struktur khusus yang memungkinan lewatnya sinar-sinar ini. Jika tidak demikian, baik keberadaan
atmosfir maupun ketepatan struktur sinar-sinar itu tidak akan ada gunanya. Karena sifat alami atmosfir
yang dapat ditembus sinar, maka sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat dengan mudah mencapai
bumi. Ada hal penting lain yang perlu disebutkan. Dengan hanya memperbolehkan lewatnya cahaya
tampak dan sinar-sinar infra merah dekat yang memang diperlukan untuk hidup, atmosfir mencegah agar
seluruh sinar lain yang dapat merusak tidak dapat mencapai bumi. Atmosfir bumi telah berfungsi sebagai
"penyaring" yang sangat penting dari sinar-sinar perusak yang berasal dari matahari maupun yang bukan
berasal dari matahari, yaitu yang berasal dari luar angkasa. 6 Michael Denton, seorang atronomer terkenal,
menyatakan:
"Bahkan gas-gas atmosfir sendiri dengan sangat kuat menyerap radiasi elektromagnetik di daerah
spektrum tepat di kedua sisi cahaya tampak dan infra merah dekat. Perlu dicatat bahwa dari seluruh
daerah radiasi elektromagnetik, dari radio sampai dengan sinar gamma, satu-satunya daerah spektrum
yang bisa menembus atmosfir hanyalah berkas yang sedemikian sempit yang meliputi cahaya tampak dan
infra merah dekat. Dapat dikatakan bahwa tak ada radiasi sinar gamma, X, ultraviolet, infra merah jauh,
dan gelombang mikro yang mencapai permukaan bumi."7
Terlihat jelas bahwa rancangan struktur atmosfir dikembangkan dengan sangat istimewa. Dari
suatu spektrum yang lebarnya ditunjukkan dengan angka sebesar 10 25, matahari hanya memancarkan
sinar-sinar yang berguna bagi kita dan diperlukan untuk sebuah dunia penuh warna, dan atmosfir
terutama mengijinkan sinar-sinar yang tidak berbahaya, bahkan berguna, untuk mencapai bumi. Sebagai
tambahan, karena sifat-sifat gas-gas yang ada di atmosfir, mata makhluk hidup, yang secara langsung
menerima sinar matahari, dapat terlindung dari efek-efek yang berbahaya. Semua ini adalah bukti-bukti
bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan proporsinya.
"Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan
Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (Surat Al-Furqan:2)
3.
4.
itu bereaksi, adalah tiga warna primer yang ada di alam. Dengan rangsangan dari sel-sel kerucut yang
sensitif terhadap ketiga warna ini, pada tingkat yang berbeda, muncullah jutaan warna-warni yang
berbeda.
Sel-sel kerucut mengubah informasi yang berhubungan dengan warna ini menjadi impuls-impuls
syaraf melalui pigmen-pigmen yang terkandung di dalamnya. 8 Selanjutnya, sel-sel syaraf yang terhubung
dengan sel-sel kerucut ini mengirimkan impuls-impuls syaraf ini ke suatu daerah tertentu dalam otak.
Dalam daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak inilah tempat dibentuknya dunia penuh
warna yang kita lihat sepanjang hidup kita.
5.
penuh kesadaran. Jelaslah bahwa makhluk hidup tak dapat melakukan proses seperti itu, tidak juga
kebetulan-kebetulan acak akan menghasilkan pembentukan seperti itu. Keselarasan yang dipertanyakan
hanya satu, yang hanya dapat terjadi karena Dia Yang Berkehendak telah menciptakannya. Dia yang
menjaga agar segala sesuatunya ada dalam keteraturan. Allah telah menciptakan setiap makhluk hidup
dengan karakteristik yang sangat canggih dengan kekhasannya masing-masing. Segala sesuatu, benda
mati atau makhluk hidup, memiliki pigmen yang cocok baginya. Pigmen-pigmen ini menyerap cahanya
secara selektif menurut struktur molekul mereka. Setiap pigmen tidak sama reaksinya terhadap cahaya.
Oleh karena itu, pigmen-pigmen ini tak dapat memulai reaksi kimia yang sama dan membentuk warna
yang sama.
Kita bisa mengambil chlorophyll, molekul pigmen yang menyebabkan tamanan terlihat berwarna
hijau, sebagai contoh. Pigmen-pigmen ini menyerap panjang gelombang tertentu yang datang dari
matahari dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang yang cocok dengan warna hijau.
Chlorophyll, molekul pigmen pada tanaman, memantulkan foton yang terlihat hijau yang disebabkan oleh
panjang gelombangnya. Pada saat yang sama, energi yang mereka terima dari sinar matahari membuat
tanaman-tanaman itu mampu menghasilkan karbohidrat, salah satu sumber makanan utama bagi seluruh
makhluk hidup.12 Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna-warna tertentu pada panjang
gelombang tertentu sesuai dengan sifat-sifat molekul mereka sendiri dan dengan demikian menyebabkan
reaksi kimia yang berbeda.
Ada banyak jenis pigmen di alam ini. Beberapa contoh kecil sudah cukup untuk menunjukkan
bahwa molekul pigmen telah dirancang khusus untuk kehidupan.
Orang yang lebih banyak memiliki melanin-mata lebih sedikit yang mengalami kemerosotan macular;
orang yang lebih sedikit memiliki melanin-mata lebih banyak yang mengalami kemerosotan macular.
Sekitar 15% dari persediaan asli melanin kita hilang dari mata saat berumur empat puluh dan 25% hilang
pada usia lima puluh. Melanin memainkan peranan yang kritis dalam perlindungan mata: ophthalmologist
melaporkan bahwa melanin pada mata mengurangi resiko kemerosotan macular yang berhubungan dengan
usia.14
Sebagaimana dimengerti, setiap fungsi yang dimiliki bahan melanin menunjukkan kepada kita
kekhususan rancangan bahan ini.
Jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana bahan sempurna seperti ini bisa terjadi adalah bahwa
tidaklah mungkin sebuah bahan multi fungsi dengan struktur yang sempurna seperti ini dapat terjadi
secara kebetulan. Allah telah menciptakan bahan melanin, seperti semua benda-benda lainnya di jagat
raya, secara khusus agar bermanfaat bagi manusia.
Kamuflase (penyamaran)
Kamuflase adalah salah satu taktik pertahanan paling efektif yang digunakan oleh binatang.
Binatang-binatang yang dapat menyamarkan dirinya sendiri memiliki semacam perlindungan yang
dibangun oleh struktur tubuhnya, yang diciptakan sangat selaras dengan habitat mereka. Tubuh binatangbinatang ini sedemikian selarasnya dengan lingkungan mereka sehingga saat anda melihat gambar
mereka, hampir tidak mungkin untuk dapat menyatakan apakah mereka itu tanaman atau binatang, atau
untuk membedakan antara seekor binatang dengan sebuah tanaman yang ada dalam suatu lingkungan
yang sama.
Makhluk hidup yang menysuaikan warna mereka menurut lingkungan tempat mereka tinggal
selalu menarik perhatian para ilmuwan. Penelitian terfokus untuk mencari jawaban atas pertanyaan
tentang bagaimana suatu makhluk hidup dapat terlihat sama persis seperti makhluk lain dengan struktur
yang sama sekali berbeda.
Pernahkah terlintas dalam pikiran anda, misalnya, bagaimana seekor kodok, yang anda lihat saat
anda berjalan di kebun, tampak seperti selembar daun, dan kemudian pada saat terakhir anda harus
melompat dan berusaha agar tidak menginjaknya, dapat memiliki pola-pola dan warna-warna seperti itu?
Kamuflase adalah mekanisme pertahanan yang sangat penting bagi seekor kodok. Kodok yang tersamar
dalam lingkungannya dengan mudah terhindar dari musuh-musuhnya.
Seekor laba-laba merah muda di atas sekuntum bunga merah muda dengan mudah dapat berubah
warna sesuai dengan corak merah muda bunga tersebut, pada saat itu pula jenis laba-laba lain dari spesies
yang sama dapat beradaptasi mengikuti warna bunga lain, misalnya, yang berwarna kuning, saat ia
memanjat bunga tersebut.
Pada saat seseorang melihat sebuah dahan, dan menganggap bahwa tidak ada apapun juga di dahan
itu, tiba-tiba saja seekor kupu-kupu terbang dari dahan itu. Kupu-kupu ini, yang terlihat serupa sekali
seperti bagian-bagian daun musim gugur yang mengering sesaat yang lalu, adalah sebuah contoh
sempurna keajaiban kamuflase.
Sebagaimana akan dapat dilihat pada halaman-halaman berikut, kemiripan makhluk-makhluk
hidup dengan objek-objek tempat mereka bertengger mencegah musuh-musuh mereka untuk melihat
mereka. Jelaslah bahwa makhluk-makhluk yang dapat menyamar ini tidak membuat diri mereka sendiri,
menurut keinginan mereka sendiri, untuk terlihat seperti dedaunan, dahan-dahan atau bunga-bunga. Lebih
dari itu, mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka terlindung karena kemiripan-kemiripan ini. Meskipun
demikian, mereka melakukan penyamaran dengan sangat terampil seperti diuraikan dalam semua contohcontoh di atas tanpa kecuali. Seekor serangga yang berwarna sama dengan bunga, ular yang berdiri tegak
diam bagaikan ranting pohon, kodok yang menyesuaikan diri dengan warna tanah yang basah,
singkatnya, semua makhluk yang dapat menyamar sendiri adalah bukti bahwa kamuflasi adalah taktik
pertahanan yang khusus diciptakan.
Tak satupun makhluk hidup dapat melakukan pekerjaan seperti itu sendiri atau karena kebetulan.
Pastilah, Dia Yang melimpahkan kemampuan kepada makhluk hidup untuk menyamarkan dirinya sendiri,
dan menempatkan proses-proses kimia dalam diri mereka sehingga mereka dapat berubah warna, adalah
Allah, Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana.
Jelaslah tak beralasan untuk menyatakan bahwa seekor bunglon dapat melakukan kegiatan
semacam itu menurut kemauannya sendiri. Pastilah tidak mungkin bagi seekor reptil untuk menentukan
penampilan dirinya, juga tidak mungkin menempatkan satu sistem dalam tubuhnya untuk mengubah
penampilannya. Juga tidak masuk akal untuk menyatakan bahwa makhluk ini memiliki kontrol pada
seluruh sel-sel dan atom-atom dalam tubuhnya, sehingga mampu melakukan perubahan apapun
sekehendaknya dan memproduksi pigmen-pigmen yang diperlukan. Juga sama sekali tidak konsisten dan
tak ada gunanya untuk menyatakan bahwa kemampuan luar biasa semacam itu muncul karena kebetulan.
Tak ada mekanisme di alam yang mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keterampilan sesempurna
itu dan kemudian menyebarkannya kepada mereka yang memerlukannya. Seperti halnya semua makhluk
hidup yang ada di bumi, Allah juga menciptakan bunglon. Allah menunjukkan keunikan cita rasa seniNya kepada kita dalam penciptaan bunglon. Allah Maha Kuasa, Maha Bijaksana.
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan
kebesaran Allah). Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan
langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(Q.S. Al-Hadid: 1-2)
Kupu-kupu
Pembentukan warna pada sayap kupu-kupu cukup menarik untuk disimak. Cahaya yang
dipantulkan melalui sisik-sisik pada sayap kupu-kupu membentuk warna-warna yang "sebetulya tidak
ada" akan tetapi menimbulkan suatu keindahan dan simetri yang luar biasa. Baru saja dikatakan bahwa
warna-warna itu "sebenarnya tidak ada", herankan anda mengapa hal ini bisa terjadi?
Kupu-kupu terkenal karena keindahan sayapnya, yang permukaannya relatif jauh lebih lebar
daripada bagian dada (thorax) mereka. Lalu bagaimana terjadinya pola dan warna yang spektakuler pada
sayap kupu-kupu?
Kupu-kupu memiliki sepasang selaput sayap, yang sebetulnya transparan. Karena sayap ini diliputi
oleh sisik dengan ketebalan yang bervariasi, transparansi selaput sayap ini menjadi tidak tampak. Sisiksisik ini meningkatkat kualitas aerodinamik sayap kupu-kupu, dan memberi warna pada sayap mereka.
Sisik-sisik tersebut, yang demikian lembut dan mudah rusak sampai-sampai sisik-sisik ini akan jatuh jika
disentuh, memiliki ujung tajam yang menancap pada sayap kupu-kupu. Dengan demikian, sisik-sisik itu
akan tetap menempel tanpa berjatuhan. Setiap sisik-sisik mungil ini, yang kelihatannya seperti atap sirap,
memiliki warna dari pigmen-pigmen kimia atau dari pembiasan cahaya yang jatuh ke atas strukturnya
lalu menghasilkan warna-warni pelangi seperti halnya gelembung sabun. 41 Selain itu juga, penelitian
laboratorium telah menunjukkan bahwa warna yang berbeda tergantung kepada bahan-bahan kimia yang
berbeda. Hasil-samping dari bahan pewarna yang dikenl dengan nama pteridine, misalnya, menghasilkan
warna merah muda, putih, dan kuning yang biasa terlihat pada kupu-kupu. Melanin, yang merupakan
bahwan pewarna paling umum, terdapat dalam bintik hitam pada sayap. Menariknya, warna-warna pada
sayap kupu-kupu yang sebenarnya tidak selalu merupakan warna yang terlihat. Contohnya, sisik hijau
sebetulnya adalah campuran dari sisik-sisik hitam dan kuning. Penelitian mutakhir yang dilakukan
tentang sayap kupu-kupu menunjukkan bahwa pigmen-pigmen tersebut terbentuk di dalam sisik-sisik dan
bahwa enzim-enzim yang diperlukan untuk memproduksi melanin berada pada kulit atas sisik-sisik
tersebut.
Bahan-bahan pewarna bukanlah satu-satunya penghasil warna-warni kupu-kupu yang mudah
berubah ini. Struktur dan susunan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu menyebabkan terjadinya berbagai
perlakuan terhadap cahaya, seperti misalnya pemantulan, pembiasan, dan pada akhirnya pembentukan
warna-warni yang indah mempesona. Contohnya, kupu-kupu Stilpnotio Salicis mempunyai sisik-sisik
yang semi-transparan, dan mengandung gelembung-gelembung. Meskipun tidak ada bahan-bahan
pewarna pada sisik-sisik ini, cahaya yang menembus sisik-sisik membuat kupu-kupu tersebut tampak
seperti satin.
Permukaan sisik-sisik pada sayap kupu-kupu Argynnis sedemikian lembeknya sehingga
menghasilkan pantulan keperakan. Pada beberapa kupu-kupu, perbedaan susunan dua baris sisik yang
saling menumpuk dapat juga menghasilkan pantulan cahaya yang berbeda, contohnya, menyebabkan
kupu-kupu terlihat biru, bukannya hitam atau coklat.
Pada saat kita meneliti struktur sayap kupu-kupu, bahkan hanya dengan memperhatikan warnawarninya saja, kita akan menemukan banyak keajaiban. Tak diragukan lagi, adanya keindahan luar biasa
seperti itu adalah bukti dari kekuasaan yang agung dan cita rasa tak terhingga dari Allah, Yang telah
menciptakan semua ini.
Perlu juga diketahui bahwa selain diciptakan sebagai perhiasan, warna-warna dan pola-pola pada
sayap kupu-kupu memiliki banyak fungsi penting lainnya bagi makhluk ini.
membentuk sebuah mekanisme pertahanan penting untuk kupu-kupu. Kupu-kupu menutup sayapnya
pada saat mereka beristirahat. Jika mereka bertemu dengan musuh, atau terganggu oleh sentuhan sedikit
saja, sayapnya akan langsung terbuka, kemudian muncullah pada permukaan sayap itu bintik mata yang
besar, terang, dan berwarna kuat. Dengan cara ini, kupu-kupu menyampaikan peringatannya kepada
pemangsa.
Penyamaran Kupu-kupu
Kemampuan penyamaran kupu-kupu sama mengesankannya seperti mata palsu mereka. Seolaholah kupu-kupu penyamar melihat warna semak-semak, membuat penilaian terhadap lingkungannya,
menganalisanya, kemudian meniru warna semak-semak tersebut dengan menggunakan warna-warna
yang mereka hasilkan dalam sistem-sistem pada tubuh mereka yang sangat efektif. Sadar akan selera
pemangsanya, spesies lainnya memberi sinyal-sinyal peringatan kepadanya dengan meniru warna-warna
yang menjijikkan pemangsanya dengan memberi kesan bahwa kupu-kupu tersebut akan terasa tidak enak
atau bahkan beracun. Tidaklah mungkin seekor kupu-kupu melakukan kegiatan-kegiatan ini sendiri. Kita
dapat membuat ini lebih jelas dengan sebuah contoh:
Andaikata anda mencoba menghasilkan sebuah warna di laboratorium. Jika pengetahuan anda
tentang hal ini hanya sedikit, anda tidak akan dapat mencapai hasil tertentu seperti yang anda inginkan,
walau secanggih apapun peralatan atau fasilitas laboratorium anda. Lalu, pertimbangkanlah untuk
mencoba memperoleh warna dengan kualitas seperti yang terdapat pada kupu-kupu, yang menjadi hampir
tidak dapat dilihat dengan menghasilkan warna-warna dan pola-pola yang sama dengan lingkungannya.
Anda bahkan tak akan dapat menghasilkan satu saja warna yang berarti. Situasinya sedemikian rupa
sehingga pastilah akan menjadi pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak rasional untuk menyatakan
bahwa sistem yang agung dalam kupu-kupu ini muncul karena kebetulan tanpa adanya rancangan yang
disengaja.
Dimana ada sebuah rancangan, tentulah ada perancangnya. Rancangan tak bercela di atas bumi
adalah milik Allah, Yang Maha Pengasih. Menjadi tugas manusia-manusia berakallah untuk memikirkan
ke-Maha Pencipta-an Allah secara detail. Dalam surat An-Nahl, Allah menyatakan sebagai berikut:
"dan Dia (menundukkan pula) apa yang telah Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan
berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran" (Q.S. An-Nahl:13)
Sisik bersifat mengubah panas ke tingkat maksimum atau minimum tergantung kepada warna
mereka. Kita semua telah melihat kupu-kupu membuka dan menutup sayap mereka di bawah sinar
matahari seakan-akan sedang mencoba menemukan sudut tertentu. Bintik-bintik hitam pada sayap
mereka membantu kupu-kupu tersebut, yang mencoba mendapatkan sinar matahari melalui gerakan ini.
Seekor kupu-kupu yang perlu menghangatkan tubuhnya membuka dan menutup sayapnya sedemikian
rupa sehingga sinar matahari jatuh langsung pada bintik-bintik ini, dan dengan demikian tubuhnya
menjadi hangat.
Kupu-kupu yang hidup di daerah terbuka yang tak terlindung dari matahari berwarna lebih terang
sedangkan kupu-kupu yang hidup di hutan-hutan memiliki warna yang lebih gelap.
Beberapa spesies kupu-kupu Lepidoptera yang tidak memiliki sisik pada sayapnya, tak dapat
memantulkan sinar, dan dengan demikian menjadi transparan. Walaupun kita dapat melihat kupu-kupu ini
pada saat mereka terbang, namun hampir tidak mungkin untuk menemukannya pada saat mereka
bertengger di suatu tempat. Ini memberikan perlindungan sempurna bagi kupu-kupu tersebut. Seperti
semua makhluk hidup lainnya, kupu-kupu juga telah diciptakan dengan sistem-sistem yang dapat
memenuhi segala keperluan mereka. Lebih jauh lagi, semuanya ini merupakan sistem yang saling
tergantung satu sama lainnya sehingga yang satu tak dapat ada tanpa kehadiran yang lainnya.
Seperti semua makhluk di jagat raya, Allah menciptakan kupu-kupu juga dengan semua detail yang
ada pada mereka dan memberkahi mereka dengan semua sistem yang mereka perlukan.
selaput sayapnya terbang, bagaimana bunga-bunga yang dilihatnya memiliki warna yang demikian
beraneka ragam, bagaimana ujung ranting pohon yang tingginya ratusan meter bisa tetap hijau, seseorang
tak dapat memahami seluk-beluk mengenai hal-hal tersebut. Bahkan cita rasa seni luar biasa yang ada
pada sekuntum bunga pun tidak dapat menarik perhatiannya.
Namun demikian, sebagaimana telah diuraikan dalam buku ini, cita rasa seni yang sempurna jelas
terlihat pada semua makhluk hidup, mulai dari serangga sampai burung, dari tanaman sampai makhluk
laut. Jelaslah sudah bahwa cita rasa seni ini milik Allah, Sang Maha Pencipta semua makhluk hidup.
Mari kita sejenak berfikir tentang tetumbuhan, buah-buahan, sayur-mayus, bunga-bungaan dam
pepohonan. Tanam-tanaman, yang masing-masing memiliki warna, wangi dan rasa yang berbeda, adalah
bukti dari cita rasa seni Ilahi dalam penciptaan. Setiap tanaman yang anda lihat disekeliling anda atau
anta kenal lewat buku-buku memiliki warna-warna dan pola-pola yang eksklusif untuk jenisnya sendiri.
Masing-masing memiliki proses reproduksi yang berbeda, proporsi nektar yang mereka kandung dan
wewangian mereka juga semuanya berbeda. Marilah kita berfikir tentang bunga mawar. Ada yang merah,
putih, kuning, oranye, merah muda, bertepi putih, dua warna, bahkan mawar dengan warna-warni yang
menyerupai gelombang. Jelaslah, adalah kebutaan yang nyata bagi seeorang yang melihat semua ini,
namun tidak merasakan kekaguman terhadapnya dan tak melihat kekuasaan tak terbatas dari Allah, Sang
Maha Pencipta semua bunga-bunga ini. Dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada mereka yang gagal
menghargai bukti-bukti penciptaan yang mereka lihat sebagai berikut:
"Dan berapa banyak tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka
lalui, sedang mereka berpaling daripadanya. Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman
kepada Allah, bahkan mereka menyekutukan-Nya." (Q.S. Yusuf: 105-106)
violet dari spektrum, yaitu violet dan biru, dan juga warna-warna yang lebih dekat ujung infra-merah
(panas) dari spektrum, yaitu merah, oranye dan kuning. Daun melakukan semua proses-proses ini melalui
pigmen chlorophyll yang ada pada chloroplasts.52
Agar tanaman dapat melakukan photosynthesis, tingkat energi partikel-partikel cahaya yang
diserap oleh chlorophyll haruslah mencukupi. Proses photosynthesis dimulai saat tanaman, dengan energi
yang diterimanya dari partikel-partikel sinar, memecah molekul-molekul air menjadi molekul-molekul
oksigen dan hidrogen. Hidrogen bereaksi dengan karbon dalam gas karbondioksida untuk membentuk
getah tanaman, yang merupakan kebutuhan dasar tanaman agar dapat melangsungkan hidupnya. Dengan
kata lain, tanaman memproduksi makanannya sendiri. Di sisi lain, oksigen yang tak terpakai, dilepaskan
ke udara. Sebagian besar oksigen dalam atmosfir yang kita gunakan untuk bernafas diproduksi dengan
cara seperti itu.
Sebagai hasil proses photosysnthesis pada tanaman, mereka menghasilkan karbohidrat, salah satu
dari sumber makanan utama bagi makhluk hidup lain. Bahan-bahan yang diproduksi selama proses
photosynthesis sedemikian pentingnya baik bagi tanaman itu sendiri, maupun bagi binatang dan manusia,
karena tanaman adalah sumber makanan utama bagi semua makhluk hidup di bumi.
Sebagaimana telah kita lihat, selain memperlihatkan penampilan yang elok, warna hijau pada
tanaman juga sedemikian menentukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan makhluk hidup lainnya.
Allah menciptakan bahan chlorophyll sebagai sumber makanan bagi tanaman dan semua makhluk hidup
lainnya.
Informasi tentang semua pigmen yang memberi warna pada tanaman diatur dalam DNA tanaman
tersebut. Untuk itu, suatu spesies tanaman memiliki karakteristik yang sama dimanapun ia berada di muka
bumi. Contohnya, dimana-mana di dunia ini warna buah jeruk sama; bentuk dan struktur kulit buahnya juga
sama. Warna selaput transparan, yang terletak didalam kulit jeruk tersebut, dan yang membentuk kantungkantung kecil berisi air gula wangi berwarna oranye, tidak pernah berubah dimanapun di dunia ini. Pisang
berwarna kuning dimana-mana, tomat berwarna merah, dan bunga-bunga mawar, violet, dan anyelir semuanya
sama warnanya dimanapun mereka berada. Kemana pun anda pergi di dunia ini, anda tidak akan melihat
strawberry yang tumbuh alami dengan warna yang berbeda. Dimanapun di dunia ini, DNA strawberry
mengandung karakteristik yang membuat mereka menjadi strawberry seperti yang kita kenal. Warna, bau dan
rasa strawberry selalu sama. Ini adalah sesuatu keteraturan yang unik dan tak ada duanya. Jelaslah sudah, tidak
mungkin dapat dikatakan bahwa sebuah sistem seperti ini telah muncul begitu saja karena kebetulan belaka.
Pemilik cita rasa seni tak ada duanya yang berlaku di seluruh muka bumi ini adalah Allah, Pemilik
Kebijaksanaan Tak Terbatas. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Pernahkah anda memikirkan bagaimana terjadinya warna yang beraneka ragam seperti ini pada tanaman
meskipun mereka semua tumbuh di tanah yang sama dan disirami dengan air yang sama?
Dalam surat Ar-Rad, Allah menunjukkan kepada kita bahwa kenyataan bahwa meskipun disirami
dengan air yang sama, muncul berbagai tanaman pertanian dari tanah:
"Dan di bumi terdapat bagian-bagian tanah yang berdampingan, kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman, dan pohon-pohon kurma, yang berumpun dan yang tidak berumpun, disirami
dengan air yang sama. Dah Kami melebihkan sebahagian atas tanaman-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir." (Q.S. Ar-Rad:4)
Sebagaimana telah Allah tunjukkan kepada kita, mari kita renungkan, dengan melihat sayur-mayur
dan buah-buahan di sekeliling kita, betapa berbedanya tanaman-tanaman yang tumbuh dari tanah yang
sama. Sebagai contoh, mari kita lihat buah-buah melon, semangka, kiwi, pisang, cherry, terung-terungan,
tomat, anggur, peach, dan kacang hijau. Saat anda mengupas kulit pisang yang berwarna kuning tua,
muncullah pisang yang berwarna kuning muda dengan keharuman tiada tara.
Sebuah apel yang merah, hijau atau kuning memiliki kulit yang halus mengkilat. Manusia tidak
dapat meniru kualitas rasa dan bau, sebuah aroma yang khusus padanya, juga tak dapat meniru jusnya
yang manis.
Kemudian, pertanyaan akan muncul pada diri seseorang: bagaimana semua bunga-bungaan,
pepohonan, sayur-mayur dan buah-buahan dapat memiliki sedemikian banyak warna yang berbeda
meskipun mereka tumbuh dari tanah kering yang sama? Ini adalah bukti dari pengetahuan Allah yang tak
terbatas dan penciptaan yang dilakukan-Nya tanpa ada model semacam itu sebelumnya. Tidaklah
mungkin bagi manusia untuk menciptakan sebuah warna baru. Semua warna yang dihasilkan oleh
manusia hanyalah tiruan dari aslinya yang ada di alam. Namun demikian, Allah adalah Asal dari segala
sesuatu, dan penciptaan semua warna yang melukiskan makhluk-makhluk hidup di muka bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cita rasa seni Allah dalam penciptaan tiada taranya. Salah satu dari Asma-ul-Husna,
Yang Maha Kuasa, adalah Al-Musawwir - Seorang yang membentuk ciptaan-Nya dalam bentuk-bentuk
yang berbeda-beda. Allah menciptakan semua ciptaan-Nya dalam bentuk yang paling sempurna.
"Dia-lah Allah yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih hanya kepada-Nya apa yang ada di langit
dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S. Al-Hasyr:24)
Warna-warna dan penampilan semua tanam-tanaman di muka buni telah diciptakan sedemikian
rupa untuk memikat jiwa manusia. Pada buah-buahan dan sayur-mayur, ada keanekaragaman warna yang
tiada taranya. Sebaliknya, saat kita berfikir tentang bunga-bungaan dan pepohonan lagi-lagi kita melihat
penampilan estetis dan keanekaragaman warna yang sama.
Dapat juga ditemui adanya rancangan warna dan pola yang sama sekali tiada duanya pada bungabungaan. Masing-masing dari ratusan ribu jenis bunga-bungaan telah dilengkapi dengan karakteristikkarakteristik tertentu yang eksklusif untuk jenisnya. Pada saat ini, wangi-wangian, pola-pola dan warnawarna yang dihasilkan manusia semuanya adalah tiruan dari aslinya di alam. Contohnya, warna ungu
daun bunga violet, yang lembut bagaikan beludru, serta kelembutan permukaan daun-daunnya tiada
taranya. Kain-kain beludru diproduksi sebagai tiruan dari tekstur bunga violet, tetapi suatu kualitas yang
serupa tidak akan pernah tercapai.
Dengan pendekatan seperti ini, tak peduli tanaman macam apaun yang kita teliti di muka bumi,
kesimpulan yang akan kita dapatkan adalah bahwa semua itu adalah ciptaan yang sempurna. Allah, Yang
tak ada sekutu bagi-Nya dalam penciptaan, menciptakan tanaman-tanaman bagi manusia denagn rasa,
harum warna dan bentuk yang berbeda-beda. Yang menjadi tugas kita adalah untuk memikirkan tandatanda yang Allah ciptakan dan bersyukur kehadirat-Nya.
mungkin dapat menjadi penyebaba keteraturan seperti itu. Juga, J. Hawkes mempertanyakan
ketidakberartian seleksi alam dalam artikel yang ia tulis "Sembilan Misteri Alam yang tak Terpecahkan",
dipublikasikan dalan majalah New York Times dengan menyatakan bahwa ia mengalami kesulitan dalam
mempercayai bahwa keindahan yang mempesonakan pada burung, ikan, bunga-bungaan dan sebagainya
terjadi karena seleksi alam. Lebih jauh lagi, dia mengajukan pertanyaan apakah mungkin kesadaran
manusia itu adalah hasil dari mekanisme seperti itu. Dalam artikelnya, akhirnya, ia menyimpulkan bahwa
pikiran manusia yang menghasilkan berkah peradaban, dan imajinasi kreatif yang hidup selamanya
seperti buah pikir Socrates, Leonardo da Vinci, Shakespeare, Newton dan Einstein tidak mungkin adalah
merupakan hadiah dari hukum rimba yang dinamakan "perjuangan untuk mempertahankan hidup" bagi
kita.57
Sebagaimana telah dipahami dari pengakuan para evolusionis, mereka tahu bahwa teori mereka sedang
dalam keadaan kritis. Tidaklah beralasan untuk mempertahankan ide bahwa sebuah sel, yang dianggap
terjadi secara kebetulan sebagai hasil dari kilat dan hujan di muka bumi, dalam perjalanan waktu lalu
berubah menjadi makhluk hidup beraneka warna. Anggaplah, sebagai contoh, seorang ilmuwan mengambil
sebuah sel tunggal dari sebuah bakteri, lalu menyediakan kondisi laboratorium yang paling cocok,
menggunakan semua peralatan yang diperlukan, mengeluarkan upaya yang mengakibatkan sel ini
berwvolusi setelah jutaan tahun (meskipun ini tidak mungkin, anggaplah ini dapat terjadi); apa yang akan ia
peroleh pada akhirnya? Akankah ia dapat mengubah sebuah bakteri menjadi burung merak dengan warnawarninya yang mempesona, atau menjadi seekor macan tutul dengan pola-pola sempurna pada kulitnya,
atau menjadi bunga mawar dengan kelopak yang merah seperti beludru? Tentu saja, orang yang memiliki
intelegensi tidak akan dapat membayangkan hal seperti itu atau membuat peryataan seperti itu. Walaupun
demikian, inilah tepatnya pernyataan dari teori evolusi.
terjadi. Dengan demikian, bunglon-bunglon tersebut telah memiliki sistem sempurna itu sejak pertama
kali mereka muncul di muka bumi.
Evolusionis menegaskan bahwa bunglon-bunglon telah mengembangkan sistem ini dengan
berjalannya waktu. Hal ini akan menimbulkan beberapa pertanyaan dalam pikiran kita: kenapa bunglonbunglon ini memilih untuk mengembangkan sistem yang kompleks, seperti perubahan warna, bukannya
mekanisme pertahanan lain yang lebih mudah? Kenapa ia memilih perubahan warna padahal ada banyak
jenis mekanisme pertahanan? Bagaimana terbentuknya mekanisme seperti itu, yang menyediakan semua
proses kimia yang diperlukan untuk mengubah warna, pada bunglon? Mungkinkan seekor reptil untuk
memikirkan mekanisme seperti ini dan kemudian mengembangkan sistem-sistem yang diperlukan dalam
tubuhnya? Selain itu, mungkinkah seekor reptil untuk menuliskan informasi yang diperlukan untuk
mengubah warna dalam DNA yang ada pada sel-sel tubuhnya?
Tak dapat dibantah lagi, hal itu tidak mungkin terjadi. Kesimpulan yang bisa ditarik dari jawabanjawaban yang diberikan untuk pertanyaan-pertanyaan di atas hanya ada satu dan akan selalu sama:
tidaklah mungkin bagi makhluk hidup untuk mengembangkan sistem yang demikian kompleks yang
memungkinkan dirinya untuk mengubah warna tubuhnya.
Tidak hanya sistem-sistem pengubah warna, tapi juga keanekaragaman warna dan pola pada
makhluk hidup patut memperoleh perhatian. Tidaklah mungkin bagi warna-warna terang pada burung
nuri, warna yang beraneka ragam pada ikan, simetri pada sayap kupu-kupu, pola-pola mempesonakan
pada bunga-bungaan dan warna-warna pada makhluk hidup lain untuk dapat terbentuk dengan
sendirinya. Pola-pola, warna-warna dan gambar-gambar yang sedemikian sempurnanya, yang
kegunaannya sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, adalah bukti penciptaan yang nyata.
Jelaslah bahwa ada rancangan unggul pada pembentukan warna-warna di sekeliling kita.
Marilah kita buat hal ini menjadi jelas melalui sebuah contoh: katakanlah bahwa kita sedang
merancang sebuah produk yang terdiri dari bujursangkar-bujursangkar. Bahkan untuk menggambar satu
dari bujursangkar-bujursangkar itu, kita perlu melakukan sedikit perhitungan dan memastikan bahwa
keempat sisinya lurus, sama dan bujursangkar itu bersudut 90 derajat pada pojok-pojoknya. Kita hanya
dapat menggambar sebuah bujursangkar setelah membuat beberapa perhitungan dan penyesuaian.
Sebagaimana dapat terlihat, bahkan untuk menggambar satu bujur sangkar saja kita memerlukan
pengetahuan dan keterampilan.
Mari kita terapkan argumen yang sama pada makhluk-makhluk hidup di sekitar kita dan
merenungkannya. Ada keselarasan, keteraturan dan perencanaan yang sempurna pada makhluk hidup.
Seseorang yang mengakui diperlukannya pengetahuan dan keterampilan dalam menggambar
bujursangkar sederhana, akan langsung mengerti bahwa asal mula keteraturan, keselarasan, warna-warna
dan rancangan-rancangan di jagat raya juga adalah hasil dari pengetahuan dan keterampilan yang tak
terhingga batasnya. Oleh karena itu tidaklah beralasan atau memiliki dasar ilmiah untuk menyatakan
bahwa suatu sistem seperti jagat raya ini muncul begitu saja. Allah, Yang Maha Kuasa, telah menciptakan
seluruh jagat raya. Allah-lah yang mendandani segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sangat indah.
biji misalnya, buah atau daun yang kita amati akan menunjukkan kesimetrisan dalam strukturnya.
Ambillah sebuah tanaman berdaun lebat. Daun-daun mengelilingi tubuh tanaman seperti sebuah spiral.
Ini adalah salah satu bentuk simetri. Sejalan dengan itu, keteraturan yang dapat teramati biasa terdapat
pada susunan butir-butir dalam sebuah biji dan dalam rancangan barik-barik pada daun.
Sayap kupu-kupu adalah contoh lain dari simetri di alam ini. Pada kedua sayap kupu-kupu terdapat
nuansa warna dan pola-pola yang sama. Sebuah pola pada salah satu sayap juga ada pada sayap lainnya
tepat pada tempat yang sama.
Kita dapat melihat banyak contoh simetri yang lain di sekitar kita, dan sedikit diantaranya telah
dirangkum dalam uraian di atas. Namun demikian, yang penting adalah bahwa ada kesimpulan bersama
yang dapat ditarik dari semua contoh yang diberikan. Ada keteraturan yang tak ada bandingannya, atau
lebih tepatnya, cita rasa seni yang sangat indah terpampang pada makhluk hidup. Salah satu bukti-bukti
terbesar dari fakta bahwa jagat raya ini sama sekali tidak mungkin dapat terjadi karena kebetulan adalah
keteraturan dan cita rasa seni yang halus ini. Dalam bukunya yang berjudul "The Theory of Evolution and
Bigotry", Prof. Cemal Yildirim menyatakan fakta ini meskipun ia sendiri adalah seorang evolusionis:
"Sangat tidak meyakinkan untuk menghubungkan keteraturan pada makhluk hidup ini, yang
kelihatannya memiliki kegunaan-kegunaan tertentu, dengan kebetulan". 58
Allah telah menciptakan segala sesuatu di jagat raya dalam keteraturan yang lebih besar. Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
"dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa
yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air
itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,
dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat)
tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (Q.S. Al Baqarah: 163164)
KESIMPULAN
Saat seseorang yang bijak dan bersungguh-sungguh mengamati sekelilingnya, dengan segera ia
akan melihat bukti-bukti penciptaan. Yang demikian ini terjadi karena Allah telah menciptakan segala
sesuatu bagi kita untuk mengenal-Nya dan merenungkan segala yang telah Ia ciptakan.
Bagi seseorang yang telah memiliki pengertian ini, akan sama sekali tidak masuk akan untuk
menyatakan bahwa kesetimbangan sedemikian rumit yang telah membentuk kehidupan dapat hadir
begitu saja karena "kebetulan". Setiap bagian yang bekerja saling bergantung satu sama lainnya dalam
membentuk keteraturan ini memiliki peran yang sangat penting dalam proses secara keseluruhan. Warnawarna makhluk hidup, yang benjadi bahan kajian dalan buku ini, adalah salah satu komponen terpenting
dari keteraturan di jagat raya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh yang telahdiberikan sejauh ini, warna-warna, pola-pola,
bintik-bintik, dan bahkan garis-garis pada makhluk-mkahluk di alam memiliki arti sendiri. Warna-warna
yang kadang-kadang digunakan sebagai cara untuk berkomunikasi, kadang-kadang sebagai peringatan
bagi pemangsa, sangat penting bagi mahluk-makhluk hidup. Sedemikian pentingnya sehingga terangnya
atau gelapnya corak warna makhluk itu, dan bahkan arah garis-garisnya telah ditentukan secara khusus.
Penglihatan yang waspada akan segera melihat bahwa tidak hanya makhluk hidup, tapi juga segala
rupa yang lainnya di alam ada sebagaimana seharusnya, setiap makhluk dan benda ada pada tempat yang
paling tepat baginya. Lebih jauh lagi, ia akan mengerti bahwa semua ini telah diberikan untuk melayani
manusia. Warna birunya lagit yang menyegarkan, penampilan cemerlang bunga-bunga, pepohonan dalam
warna hijau terang, padang rumput, bulan yang menerangi bumi dalam kegelapan, bintang-bintang dan
semua keindahan lainnya yang tak dapat kita hitung adalah perwujudan dari cita rasa seni Ilahi.
Allah telah menciptakan jagat raya dan semua yang hidup dan mati di dalamnya tanpa cela sama
sekali. Allah memiliki kekuasaan atas segala sesuatu; Dia-lah yang Maha Kuasa.
"(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu. Tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, pencipta segala sesuatu. Maka sembahlah Dia. Dia adalah
pemelihara segala sesuatu." (Q.S. Al-An'am: 102)
Setelah semua subjek yang diuraikan dalam buku ini, yang menjadi tugas bagi mereka yang telah
memahami Keagungan cita rasa seni Ilahi yang tak ada batasnya ini, adalah bergerak menuju pemilik
sejati semua keindahan ini dan mengarahkan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha-Nya.
1. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), March 1985, p.23
2. Jillyn Smith, Sense and Sensibilities, Willey Science Edition, hal. 60-61
3. F.Press, R. Siever, Earth, New York:W.H.Freeman, 1986, hal. 4
4. Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press, 1998, hal. 51
5. Ian M.Campbell, Energy and Atmosphere, London: Wiley, 1977, hal. 1-2
6. Enyclopedia Britannica, 1994, 15th ed. Vol.18, hal. 203
7. Michael Denton, Nature's Destiny, The Free Press, 1998, hal. 55
8. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), No: 366, hal. 81
9. Bilim ve Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), October 1986, hal. 6
10. Bilim Teknik Dergisi (Journal of Science and Technics), October 1986, s.6-9
11. Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 2328
38. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 109
39. David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal. 158
40. David Attenborough, The Life of Birds, Princeton University Press, New Jersey, 1998, hal. 158
41. Ranger Rick, May 1999
42. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 55
43. National Geographic, October 1989, hal. 518
44. The Guinnes Enyclopedia of Living World, 1992, hal. 167
45. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 56
46. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 122
47. Marco Ferrari, Colors for Survival, Barnes and Noble Books, New York, 1992, hal. 62
48. Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1986, hal. 44
49. National Geographic, December 1996, hal. 118-120
50. Karl Roessler, Coral Kingdoms, Harry N. Abrams, Inc., Publishers, 1986, hal. 125
51. Solomon, Berg, Martin, Villie, Biology, Saunders College Publishing, 1993, hal. 192-193
52. Temel Britannica Ansiklopedisi, Vol. 7, hal. 16
53. Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 37
54. Franklyn Branley, Color, From Rainbows to Lasers, Thomas Y. Crowell Comp., New York, hal. 38
55. Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 275
56. Francis Darwin, Life and Letters,Vol.II, hal. 305
57. J. Hawkes, Nine Tentalizing Mysteries of Nature, New York Times Magazine, 1957, hal. 33
58. Cemal Yildirim, Evrim Kurami ve Bagnazlik (The Theory of Evolution and Bigotry), Bilgi Yayinevi,
January 1989, hal. 108
59. Taskin Tuna, Uzayin tesi (Beyond Space), hal. 194
60. Treaties Concerning the Principle of Human Knowledge, 1710, Works of George Berkeley, vol.1, ed.
A. Fraser, Oxford, 1871
61. Macit Gkberk, Felsefe Tarihi (History of Philosophy), hal. 263