Anda di halaman 1dari 7

Analisis Usaha Tani Kentang Sembalun

ANALISIS USAHA TANI KENTANG SEMBALUN


Sembalun Potato Farming Analysis
I Putu Cakra Putra A.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB
Jl. Raya Peninjauan Narmada Kabupaten Lombok Barat

ABSTRACT
Study on potato farming enterprise was conducted in village Sembalun Lawang,
Regency of East Lombok, concluded that male labor contribution to potato farming was
higher than than of female labors. On the other side, farming partnership between PT
Indofood and Hosela farmer group was not yet based on legal rules.
Key words : farming system, potato
ABSTRAK
Penelitian usaha tani kentang di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun,
Kabupaten Lombok Timur, menyimpulkan bahwa curahan waktu kerja gender pria lebih
tinggi dari curahan waktu wanita. Di sisi lain pola kemitraan dengan PT Indofood dengan
kelompok Horsela belum dilandasi perjanjian tertulis yang mengikat secara hukum.
Kata kunci : usaha tani, kentang

PENDAHULUAN

Kentang (Solanum tuberosum) merupakan tanaman dikotil yang bersifat


semusim, termasuk famili Solanaceae, memiliki umbi batang yang dapat dimakan.
Tanaman kentang berbentuk semak atau herba. Batangnya berada diatas
permukaan tanah, ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua.
Warna batang ini dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada
kesuburan tanah yang baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman
yang lebih tua akan lebih menyolok bagian bawah batangnya bisa berkayu
sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan
mudah roboh (Portal Iptek, 2005f). Umbi kentang saat ini telah menjadi salah satu
makanan penting di Eropa, walaupun pada awalnya berasal dari Amerika Selatan
(Wikipedia, 2007b)
Kentang memiliki potensi untuk dijadikan sumber bahan pangan selain
beras. Kentang merupakan sayuran umbi yang kaya vitamin C dan kalium, selain
karbohidrat dan protein. Dengan kandungan gizi yang tinggi, kentang cocok
dijadikan sebagai bahan sumber pangan lain selain beras. Peluang pasar kentang
pun bagus. Data menunjukkan, konsumsi dan produksi kentang cenderung
meningkat di negara-negara berkembang. Sebagai contoh dari 315 juta ton/tahun

389

I Putu Cakra Putra A.

produksi kentang di dunia, 162 juta ton/tahunnya diproduksi di negara


berkembang, dimana Cina dan India merupakan produsen sepertiga dari produksi
di dunia. Konsumsi kentang sebagai French fries dan bahan industri olahan di
Indonesia pun meningkat pesat dan semua masih diimpor. (Sinar tani on line
pekan kentang nasional 2008 di Balitsa, 2008) selasa, 30/12/2008.
Usaha tani kentang di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun,
Kabupaten Lombok Timur, sejak dua tahun terakhir menunjukkan perkembangan
yang begitu pesat, terutama sejak terjalinnya kemitraan antara Kelompok Tani
Horsela dengan PT Indofood. Pihak mitra menfasilitasi petani dengan
menyediakan saprodi seperti bibit kentang varietas Atlantis, pupuk dan obatobatan, dan hasil produksi kentang ditampung oleh PT Indofood, dimana harga
ditetapkan oleh PT Indofood. Luas panen Atlantis tahun 2007 seluas 18 ha dengan
produksi sebesar 378.115 kg atau produktifitas 21.006 kg/ha, tahun 2008 luas
panen meningkat menjadi 150 ha dengan produksi sebesar 2.840.547 kg atau
produktifitas 18.937 kg/ha.
Dengan adanya bantuan saprodi dari pihak PT Indofood ke petani dan
adanya kewajiban untuk menjual hasil produksi kentang petani ke PT Indofood
dianggap perlu dilakukan penelitian dan pengkajian lebih mendalam, untuk
mengetahui sejauh mana keuntungan yang diperoleh oleh petani dan apakah
layak petani melakukan usaha tani kentang Atlantis berbasis kemitraan dengan PT
Indofood.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian adaptif dari BPTP NTB
yang bekerja sama dengan ACIAR di lahan petani di lahan sawah dataran tinggi
Iklim basah Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok
Timur. Penentuan wilayah secara purposif sampling atau sengaja karena
merupakan lokasi sentra produksi kentang Atlantis yang bekerja sama dengan PT
Indofood, penentuan jumlah responden secara kuota sehingga didapatkan jumlah
reponden 28 orang. Penelitian dilakukan pada musim kemarau (MK) 2008. Data
yang dianalisis adalah data usaha tani existing atau yang biasa dilakukan petani
pada tahun 2008 sedangkan introduksi teknologi pengendalian hama penyakit dari
BPTP NTB dan ACIAR baru dilaksanakan pada MK tahun 2009 shingga belum
bisa dianalisis pengaruh introduksi teknologi dari BPTP NTB dan ACIAR. Pada
penelitian ini akan dibahas kelayakan usaha tani kentang Atlantis berbasis
kemitraan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kentang Atlantis merupakan komoditas unggulan bagi masyarakat


Sembalun setelah padi, dengan rotasi tanaman per tahun yang umum dilakukan

390

Analisis Usaha Tani Kentang Sembalun

petani adalah (1) padi-kentang-bero sebanyak 71 persen sisanya; (2) padikentang-sayuran lain 29 persen. Padi yang ditanam jenis padi beaq ganggas yang
merupakan jenis padi merah lokal.
Luas lahan untuk tanam kentang Atlantis di Sembalun tahun 2008
sebesar 150 ha dengan rata-rata luas panen sebesar 0,22 ha dengan status
kepemilikan adalah milik petani. Pengalaman usaha tani kentang Atlantis rata-rata
2 tahun karena memang varietas Atlantis mulai ditanam tahun 2007, namun
pengalaman menanam kentang selain varietas Atlantis rata-rata 3,75 tahun.

Analisis Ekonomi
Analisis Kelayakan Usaha
Berdasarkan analisis usaha tani kentang yang telah dilaksanakan oleh
petani adalah didapatkan keuntungan per ha sebesar Rp 18.500.639,14 dengan
BC ratio atau penerimaan dibagi biaya sebesar 1,5 dimana BC ratio lebih besar
dari satu yang artinya usaha tani kentang Atlantis layak untuk dilaksanakan.
Tenaga kerja dalam keluarga tidak diperhitungkan karena pada analisis ini hanya
menghitung pengeluaran atau biaya ril yang dikeluarkan petani kentang.
Tabel 1. Analisis Usaha Tani Kentang per Hektar di Desa Sembalun Lawang, 2008
No.

Uraian

I.

Biaya

Saprodi :

Satuan

Jumlah

Harga
(Rp/satuan)

Nilai
(Rp)

a. Bibit

kg

2060,03

10.500,00

21.630.345,39

b. Pupuk :
- ZA
- TSP/SP-36
- KCl
- Pupuk kandang
- Ponska/NPK

kg
kg
kg
kg
kg

342,76
433,39
405,76
3192,28
580,76

1.414,29
2.000,00
1.735,71
497,37
2.153,57

484.765,04
866.776,32
704.277,49
1.587.741,60
1.250.700,78

- Decis 100 ml

btl

6,58

9.428,57

62.030,08

- Petropur

bks

8,55

14.250,00

121.875,00

- Victory 80 WP

kg

18,09

53.035,71

959.527,73

- Promectin 50 ml

btl

7,89

53.571,43

422.932,33

- Starmyl 100 gr

bks

15,46

44.642,86

690.202,07

- Raydent 500 ml

btl

5,76

43.928,57

252.878,29

- Cyrotex 25 gr

bks

6,41

46.964,29

301.251,17

c. Obat :
Pestisida

- Winder 25 gr
- Besmor

bks

7,89

14.678,57

115.883,46

botol

19,33

15.914,89

307.565,79

botol

5,37

27.666,67

Herbisida
- Gold
Total saprodi

148.647,66
29.907.400,18

391

I Putu Cakra Putra A.

Tabel 1. Lanjutan
No.
2

Uraian

Satuan

Jumlah

Harga
(Rp/satuan)

Nilai
(Rp)

Tenaga kerja luar keluarga:


a. Pengolahan tanah
- Traktor

HOK

5,76

959.909,54

- Pria

HOK

15,90

30.000,00

477.116,46

Pria

HOK

5,71

30.000,00

171.388,29

Wanita

HOK

5,89

12.000,00

70.697,67

Pria

HOK

6,97

30.000,00

209.125,72

Wanita

HOK

6,47

12.000,00

77.642,45

c. Penanaman

d. Pemupukan organik

d. Pemupukan kimia

0,00

Pria

HOK

4,43

30.000,00

132.812,50

Wanita

HOK

4,61

12.000,00

55.263,16

e. Penyiangan pria

HOK

11,07

30.000,00

332.178,10

f. Pengguludan pria

HOK

14,81

30.000,00

444.151,32

g. Pengairan pria

HOK

0,32

30.000,00

9.635,84

h. Penyemprotan pestisida

HOK

66,41

30.000,00

1.992.211,61

i. Penyemprotan herbisida

HOK

2,30

30.000,00

69.078,95

j. Panen (Rp 10000/100kg)

HOK

50

2.038.971,73

k. Pengangkutan pengemasan

697.763,16

Total tenaga kerja


3

7.737.946,51

Biaya lain :
a. Penyusutan alat handsprayer dan
cangkul

33.851,85

b. Iuran air

528.580

Total biaya lain :


4

Total biaya

II.

Produksi/penerimaan

Mutu 1

Mutu 2

562.431,85
38.207.778,54

kg

20.389,72

2.700,00

55.052.236,84
0

Total penerimaan

55.052.236,84

III.

Keuntungan :

16.844.458,30

IV.

B/C atas biaya tunai

Catatan : Tidak memperhitungkan biaya dalam keluarga

392

1,44

Analisis Usaha Tani Kentang Sembalun

Biaya panen tidak berdasarkan upah harian tetapi berdasarkan jumlah


produksi, dimana setiap 100 kg kentang Atlantis yang dipanen rata-rata biayanya
adalah Rp 10.000.

Analisis Titik Impas (Break Even Point) Harga


Analisis ini untuk mengetahui titik impas produksi dan harga jual kentang
Atlantis
Nilai hasil - Biaya variabel = 0
Nilai hasil ( Y * P ) = Biaya variabel (TVC)
Y * P = TVC
20.389,72 * P = 38207778.54
P =1874
Pada tingkat produksi 20.389,72 kg/ha, selama harga berada di atas Rp 1.874/kg
maka usaha tani kentang layak dilakukan.
Y * P = TVC
Y * 2700 = 38207778.54
Y = 14151.03
Pada tingkat harga Rp 2700/kg selama produksi kentang per ha diatas 14.151,03
kg/ha maka usaha tani kentang layak dilakukan.

Curahan Waktu Kerja (HOK)


Pada tabel 2. terlihat bahwa selain tenaga kerja sewa juga menggunakan
tenaga kerja keluarga. Bilamana dilihat dari besaran curahan waktu kerja dari
tenaga kerja sewa lebih besar dari pada tenaga kerja keluarga, ini menandakan
bahwa budidaya kentang Atlantis sudah berorientasi bisnis. Budidaya kentang
Atlantis lebih membutuhkan perawatan yang lebih intensif terlihat dari kegiatan
penyemprotan pestisida yang membutuhkan curahan waktu yang cukup tinggi
dibadingkan kegiatan lainnya, dimana frekuensi penyemprotan rata-rata 15 kali per
ha. Pada pengolahan tanah menggunakan traktor lalu untuk membuat
bedengan/guludan diperlukan tenaga kerja orang.
Tenaga kerja pria lebih banyak curahan waktu kerjanya dibandingkan
tenaga kerja wanita, karena tenaga kerja wanita dibutuhkan tenaganya hanya
pada tahap kegiatan penanaman, pemupukan, dan penyiangan, sedangkan
tenaga kerja pria terlibat disemua kegiatan mulai dari pengolahan lahan sampai
dengan panen, namun tenaga kerja dalam keluarga baik pria maupun wanita tidak
terlibat dalam panen kentang, karena sudah diserahkan ke bagian tenaga panen
ahli yang telah dibentuk oleh kelompok horsela dengan kesepakatan anggota, hal
ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas atau mutu dari kentang Atlantis yang
akan dikirim ke PT Indofood.

393

I Putu Cakra Putra A.

Tabel 2. Curahan Waktu Kerja Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dan Tenaga Kerja
Luar Keluarga (TKLK) per Hektar pada Usaha Tani Kentang Atlantis 2008
No.
1

Kegiatan

Total
Total CWK
TK (HOK)
Keseluruhan
(HOK)
Pria
Wanita

21,88

0,00

15,90

0,00

37,78

0,00

37,78

2,26

2,24

5,71

5,89

7,97

8,13

16,10

0,00

0,00

0,00

10,53

10,25

20,78

Pengolahan tanah
+ buat bedengan
- Traktor
- Orang

Penanaman

Pemupukan
- Organik
- Kimia

5,76

3,56

3,78

6,97

6,47

3,60

3,37

4,43

4,61

8,02

7,98

16,00

10,86

13,82

11,07

0,00

21,93

13,82

35,75

Pembumbunan

4,58

0,00

14,81

0,00

19,39

0,00

19,39

Pengairan

3,82

0,00

0,32

0,00

4,14

0,00

4,14

0,00

0,00

0,00

Penyiangan

5
6
7

Penyemprotan

Curahan Waktu Kerja (HOK)


TKDK
TKLK
Pria
Wanita
Pria
Wanita

- Pestisida

42,94

0,00

66,41

0,00

109,34

0,00

109,34

- Herbisida

6,40

0,00

2,30

0,00

8,70

0,00

8,70

Panen
Total CWK
Keseluruhan (HOK)

0,00

0,00

50,00

0,00

50,00

0,00

50,00

99,89

23,20

177,92

16,97

277,81

40,17

323,74

Kemitraan
Prinsip kemitraan yang dibangun Kelompok Horsela adalah mendapat
bantuan dana dan saprodi dari PT Indofood, seperti bibit kentang Atlantis dari
Kanada dan Australia, dan dana untuk beli pupuk kimia dan obat-obatan melalui
pengurus Kelompok Horsela, yang akan dibayar petani setelah panen. Pengurus
Kelompok Horsela bertanggung jawab terhadap target kualitas produksi yang
diminta oleh PT Indofood. Dana yang diberikan selain untuk membeli saprodi juga
sudah termasuk biaya untuk membeli hasil produksi kentang Atlantis oleh petani
yang tergabung dalam Kelompok Horsela dan biaya transportasi untuk mengirim
kentang Atlantis ke PT Indofood di Jawa. Bilamana ada keuntungan maupun
kerugian dalam proses jual beli tersebut merupakan tanggung jawab pengurus
Kelompok Horsela.
PT Indofood menetapkan bersama pengurus Kelompok Horsela dosis
pupuk kentang Atlantis. Proses budidaya kentang Atlantis dalam sehari-harinya
berada dalam pengawasan tim yang dibentuk pengurus Kelompok Horsela.
Sedangkan PT Indofood pembinaannya bersifat sewaktu-waktu saja.
Pembelian pupuk kimia di PT Pertani, obat-obatan dibeli dari perusahaan
Uni Penta Prima yang merupakan Divisi Saprodi PT Indofood. Kompos beli di UD
Urip Tani batu Jae Mamben Lombok Timur. Pada perkembangannya Kelompok
Horsela membangun koperasi untuk menjadi distributor pupuk kimia sehingga

394

Analisis Usaha Tani Kentang Sembalun

memudahkan Kelompok Horsela mendapat pupuk kimia bersubsidi, dan mencoba


membuat kompos sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang
tersedia, dimana Sembalun banyak memiliki sapi bali yang dikandangkan maupun
dilepaskan.
Namun ada kelemahan dalam kemitraan ini adalah tidak ada perjanjian
secara tertulis yang disahkan secara hukum, hanya bermodalkan pada
kepercayaan saja antara pengurus Kelompok Horsela dengan PT Indofood. Situasi
ini sangat lemah bagi petani Kelompok Horsela karena PT Indofood sewaktu-waktu
dapat keluar dari perjanjian kerja sama tanpa ada tanggung jawab terhadap
keberlangsungan nasib dari petani kentang di Sembalun, Kabupaten Lombok
Timur.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah


1. Usaha tani kentang Atlantis layak dilaksanakan berbasiskan kemitraan dengan
PT Indofood
2. Curahan waktu kerja pria lebih tinggi dari wanita dalam usaha tani kentang
Atlantis.
3. Kemitraan yang dibangun oleh PT Indofood dengan Kelompok Horsela belum
dilandasi oleh perjanjian tertulis yang mengikat secara hukum

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Budidaya Kentang. Balitsa. Balitbang. Deptan. Jakarta
Duriat dkk., 2006. Penerapan Teknologi PHT pada Kentang. Balitsa. Balitbang. Deptan.
Jakarta.
Madura Jeff, 2001. Pengantar Bisnis Buku 1. Salemba Empat. Yakarta.
Soekartawi, 2003. Agribisnis Teori & Aplikasinya. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

395

Anda mungkin juga menyukai