POLITIK
GEOGRAFI
TUJUAN NASIONAL
(konstalasi
geografi) & penduduk utk menyelenggarakan
nasional
Geomorfologi (ciri
khas) : bentuk, luas,
Pemerintahan
letak/posisi,
iklim, sumber daya alam, & penduduk dgn
falsafahnya
POLITIK
TUJUAN NASIONAL
KEMITRAA
N
STRATEGIS
B
A
N
G
S
A
DIRI
SEJARAH
BANGSA
BUDAYA
FALSAFAH
IDIOLOGI
LINGKUNGAN
(GEOGRAFI)
KONSTITUSI
UUD
A
S
P
I
R
A
S
I
W
A
W
A
S
A
N
N
A
S
I
O
N
A
L
DRIVES
MOTIVE
TUJUAN
NASIONAL
WAWAS
TINJAUAN
WAWASAN
WAWASAN
NASIONAL
MENGAMATI
MENANGGAPI
MEMANDANG
MENELITI
MENINJAU
KONSEPSI
WAWASAN
NUSANTARA
Tentang
diri dan lingkungannya yang sarwa nusantara,
dalam
lingkungan strategi yang dinamik, berdasarkan
Pancasila
& UUD 45.
Persatuan
dan kesatuan untuk mencapai tujuan nasional
Tujuan ke dalam:
Bangsa
Mewujudkan kesatuan
segenap aspek kehidupan
alamiah:
Aspirasi Bangsa
Lingkungan
Geopolitik
Geostrategi
Wawasan
Nusantar
a
Trigatra:
Geografi, Sumber daya alam,
Penduduk
Sosial: Pancagatra
Ipoleksosbudhankam
Tujuan Keluar:
Ikut serta mewujudkan
kebaha-giaan, ketertiban
perdamaian seluruh umat
manusia
Tujuan
Nasional
Cita-cita
nasional
Doktrin dasar himpunan prinsip yg diajarkan, dianjurkan & diterima sbg kebenaran utk
dijadikan pedoman melaksanakan kegiatan dlm
upaya capai TUNAS
Doktrin dasar timbul dari pemikiran yg
bersifat falsafah
Paradigma kehidupan nasional :
- Pancasila : Filsafat negara
- UUD-45 : Konstitusi negara
- Wawasan Nusantara & Ketahanan Nasional :
doktrin dasar pengaturan kehidupan nasional
konsepsi Geostrategi
Wawasan Nasional
Wawasan Pembangunan
Wawasan Pertahanan dan Keamanan
Wawasan Kewilayahan
Kusumaatmadja, 2002 : 26
Wawasan Kewilayahan
Woerjaningrat
: = Hindia Belanda
M. Yamin : Nusantara (dalam arti luas
termasuk Malaya, Timor, Seluruh
Kalimantan, Papua dan Tumasek)
Soekarno : Tanah-air (tanah dan air satu
kesatuan) tidak dapat dipisahkan dengan
orang
Deklarasi Juanda
DEKLARASI JUANDA
13 DESEMBER 1957
1. BENTUK GEO INDONESIA SBG NEG. KEPULAUAN MEMPUNYAI SIFAT &
CORAK TERSENDIRI
2. PENENTUAN BATAS LAUTAN TERITORIAL SEBAGAIMANA TZMKO 1939
TIDAK SESUAI LAGI DENGAN KEPENTINGAN BANGSA INDONESIA.
3. PENENTUAN GARIS BATAS LAUT TERITORIAL DIUKUR 12 MIL DARI
TITIK-TITIK TERLUAR PULAU TERLUAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
4. SETIAP NEGARA YANG BERDAULAT BERHAK & WAJIB UTK MENGAMBIL
TINDAKAN YANG DIPANDANG PERLU UNTUK MELINDUNGI KEUTUHAN &
KESELAMATAN BANGSA
Hakekat Laut
KONSEP KLASIK
(TRADISIONAL/ KUNO)
KONSEP HUKUM
(INTERNATIONAL)
ABSOLUTE CONTROL
HIGH SEAS
DISPUTING CONTROL
EEZ
EXERCISING CONTROL
CONTINENTAL SHELF
CONTIGUOUS ZONE
ARCHIPELAGIC WATERS
TERRITORIAL SEA
INTERNAL WATER
Hukum Laut
- Konsep berkembang setelah teknologi kapal & pelabuhan
Inggris & Belanda mengungguli teknologi perkapalan
Spanyol & Portugal
- Perubahan orientasi komoditi perdagangan
- Res Nulius (tak satupun) >< Res Communis (bersama)
- Hugo Grotius Mare Liberum
- John Selden Mare Clausum
- Hugo Grotius milik neg. pantai sepanjang dpt dikuasai
dari darat
- John Selden hak lintas damai
- Cornelis van Bijenkerschoek 3 mil garis pantai (contour (contour line) saat pasang surut
- Juanda 12 mil garis pangkal (base line)
PERAIRAN
KEPULAUAN
PERAIRAN
PEDALAMAN
LAUT
TERITORIAL
ZONA
TAMBAHAN
12 MIL
DARATAN
24 MIL
ZEE
LANDAS
CONTTNEN
LAUT
BEBAS
(KEDAULATAN)
Teritorial
Darat
Laut Teritorial
(YURISDIKSI)
Zona
Tambahan
12 MIL
24 Mil
ZEE
200 Mil
Landas
Kontinen
350
RUANG ANTARIKSA
( WILAYAH KEPENTINGAN )
RUANG UDARA
WILAYAH KEDAULATAN
RUANG
LAUT
UDARA
BEBAS TERITORIAL
E
E
Z
LAUT
TERITORIAL
ZT
DARATAN
NM
12
24
12
NM
DARATAN
NM
24
0
20
M
N
0
20
RUANG
UDARA
BEBAS
12,82%
33.979,07KM
GSO Indonesia
+ 35.871KM
AA
Ket:
A = Ruang Udara Nasional Indonesia
B = Ruang Udara Bebas/ Negara lain
5.140KM
C B
BUMI
No
NAMA PULAU
SPESIFIKASI
NEGARA TETANGGA
RAWAN
P. RONDO
India
Illegal Fishing
Penjaga Mercusuar
Tak ada Penduduk
Malaysia
Illegal Fishing
Luas: 2,5 km
Vietnam
Illegal Fishing
Kab. Natuna
Luas: 0,3 km
Kepulauan Riau
P. NIPAH
Singapura
Tenggelam
Kota Batam
Luas: 60 ha,
Riau
80% karang,
P.MANORE
20% pasir
Penduduk 640 jw
Filipina
Kab. Sangihe
Luas: 214,49 km
Check Point
Sulawesi Utara
P. MIANGAS
Kab. Talaud
Sulawesi Utara
Pelayaran
International
Illegal Fishing
Border Crossing
Filipina
Penyeludupan
dr Filipina 48 mil
Terorisme
12 PULAU TERLUAR
RAWAN DI KUASAI NEGARA TETANGGA
NO
NAMA PULAU
SPESIFIKASI
NEGARA TETANGGA
RAWAN
P. MARAMPIT
Kab. Talaud
Sulawesi Utara
Filipina
Belum ada sarana
Illegal Fishing
Effective Occupation
P. FANI
Kab. Raja Ampat
Papua
Ada penduduk
Luas : + 9km
Palau
220 km dari Sorong
35 jam pelayaran
Illegal Fishing
Effective Occupation
P. FANILDO
Kab. Biak Numfar
Papua
Palau
280 km dari Kabupaten
Illegal Fishing
Effective Occupation
10
P. BRAS
Kab. Biak Numfor
Papua
Penduduk + 50 jiwa
Luas : + 3.375 km
Republik Palau
Jarak dari Kab 280 km
dari P. Supriori 240 km
Illegal Fishing
Effective Occupation
11
P. DANA
Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur
Australia
Pintu masuk ALKI III
Illegal Fishing
Effective Occupation
12
P. BATEK
Kab. Kupang
Nusa Tenggara Timur
Timor Leste
Sebelah Utara ALKI III
Illegal Fishing
Effective Occupation
INDONESIA
NEGARA TETANGGA
NAD
India
Sumut
Malaysia
17
Kep Riau
20
Singapura
Sumbar
Vietnam
Bengkulu
Filipina
11
Lampung
Australia
27
Banten
Timor Leste
Jabar
Palau
Jateng
Papua Niugini
Jatim
Thailand
NTB
NTT
Kaltim
Sulteng
Sulut
Maluku Utara
11
1
Maluku
18
Papua
Penataan Ruang
(filosofi yg mendasari)
Pemanfaatan ruang utk kepentingan
semua orang secara terpadu, efektif,
efisien, serasi, selaras, & berkelanjutan
Keterbukaan, persamaan, keadilan &
perlindungan hukum
Pajak
Bumi
Bangunan
PEMERINTAH
PROVINSI
KAB/ KOTA
Pajak Bumi
Bangunan 90%
Perrolehan hak
atas tanah &
Bangunan 20%
Perolehan hak
atas Tanak atas
tanah &
Bangunan 80%
Hak Pemerintah
atas PBB dan
perolehan Hak
atas Tanah
Bangunan oleh
Pemerintah Pusat
dibagikan kepada
Kab/ Kota
Kehutanan
Pertambangan umum
Perikanan
PEMERINTAH
PROVISI
KAB/ KOTA
Kehutanan iuran
Kehutanan iuran
Kehutanan iuran
HPH
20% HPH
16% HPH
64%
Provisi Hasil H 20% Provisi Hasil H 16% Provisi Hasil H 32%
Untuk kab/kota lain
dalam Provinsi
32%
Pertambangan
Pertambangan
Umum
Pertambangan
Umum
Land Rent
20%
Perikanan Pungutan
Pengusahaan &
Hasil Perikanan
16%
Perikanan Pungutan
Pengusahaan &
Hasil Perikanan
32%
Perikanan Jatah
daerah dibagikan
merata pada setiap
16%
Umum
PEMERINTAH
PROVINSI
KAB/KOTA
70%
Gas alam
6%
Gas alam
12%
Naskah Rujukan
UU no. 6/1996 ttg Perairan Indonesia
UU no.23/1996 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU no.32/2004 ttg Pemerintahan Daerah
UU no.33/2004 ttg Perimbangan Keuangan Anta Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
Anderson, Benedict. 2002. Imagined Communities. Yogyakarta : Insist
Basrie, Chaidir, Drs, MSi, 1995, Wawasan Nusantara, Serpong : LIH ITI
Ditjen Dikti, 2002. Modul Acuan Proses Pembelajaran MPK Dik Kewarganegaraan.
Jakarta : Ditjen Dikti Dep Dik Nas
Djalal, Hasjim. 1995, Indonesia and the Law of the Sea, Jakarta : CSIS
Hardjasumantri, Kusnadi, 1989,Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta : UGM Pres
Huntington, Samuel P.,1996, The Clash of Civilization and the Remaking of the
World Order. London : Touchtone
Kusumatmadja, Prof. DR. Mochtar, SH, LLM.,2003, Konsepsi Hukum Negara Nusan
tara Pada Konferensi Hukum Laut III, Bandung : Alumni
Roberts, J.M., 2002, The New Pinguin History of the World, London, UK : Pimguin
Sekretariat Negara RI, TT, Himpunan Risalah Sidang-sidang BPUPKI dan PPKI yang
berhubungan Penyusunan UUD 45. Jakarta : Setneg RI
Soemiarno, S, 2005, Ambalat dan Konflik Kepentingan (naskah Seminar), Semarang :
UNNES
Sunardi, RM, 2004, Pembinaan Ketahanan Bangsa Dalam Rangka Memperkokoh Keutuhan NKRI. Jakarta : PT Kuaternita Adidarma
Wright, Quincy, 1942, Study of War. Chicago Ill. : The University of Chicago Press
Zen, M.T., 2005, System Pertahanan Untuk Ketahanan Nasional ,(naskah pertemuan
Menhan dgn Forum Rektor, Jakarta, Dep Han.