Disusun oleh :
1.
Ihsan
2.
3.
No. Mhs
20110220063
No. Mhs
20110220065
Dwi Nugraha
No. Mhs
20110220031
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
I.
PENDAHULUAN...........................................................................................1
A.
Latar Belakang..........................................................................................1
B.
II.
DESKRIPSI WILAYAH..................................................................................3
III.
POTENSI ABGRIBISNIS............................................................................4
A.
2.
3.
4.
Produksi peternakan...............................................................................7
5.
Keadaan Perikanan................................................................................7
B.
IV.
2.
3.
1.
2.
3.
Sarana Komunikasi.....................................................................................16
4.
5.
6.
7.
8.
Produksi Perikanan.....................................................................................24
9.
V.
VI.
KESIMPULAN...........................................................................................30
VII.
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................32
ii
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas penggunaan lahan PanjangrejoTahun 2010......................................5
Tabel 2. Produksi tanaman pertanian Desa Panjangrejo tahun 2010.......................6
Tabel 3. Produksi perikanan Desa Panjangrejo tahun 2010....................................7
Tabel 4. Struktur penduduk menurut umur Desa Panjangrejo Tahun 2010............9
Tabel 5. Struktur penduduk menurut jenis kelamin Desa Panjangrejo Tahun 2010
..................................................................................................................................9
Tabel 6. Struktur penduduk menurut mata pencaharian Desa Panjangrejo Tahun
2010........................................................................................................................10
Tabel 7. Struktur penduduk menurut tingkat pendidikan Desa Panjangrejotahun
2010........................................................................................................................11
Tabel 8 Keadaan sarana perekonomian Desa Panjangrejo tahun 2010.................13
Tabel 9. Keadaan sarana transportasi Desa Panjangrejo tahun 2010.....................15
Tabel 10. Keadaan sarana komunikasi Desa Panjangrejo tahun 2010...................16
Tabel 11.Produksi tanaman pangan Kabupaten Bantul tahun 2009(ton)...............17
Tabel 12.Produksi tanaman sayuran Kabupaten Bantul tahun 2009 (kw)............18
Tabel 13 Produksi tanaman buah Kabupaten Bantul tahun 2009 (kw)..................19
Tabel 14. Produksi tanaman biofarmaka Kabupaten bantul tahun 2009 (kw)......20
Tabel 15. Produksi ternak berat Kabupaten Bantul tahun 2009 (ekor)..................21
Tabel 16. Produksi ternak kecil kabupaten Bantul tahun 2009..............................22
Tabel 17. Produksi ternak unggas Kabupaten Bantul tahun 2009.........................24
Tabel 18. Produksi perikanan Kabupaten Bantul tahun 2009 (ekor).....................25
Tabel 19. Sentra industri kecil Kabupaten Bantul tahun 2010...............................26
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Administrasi Desa Panjangrejo......................................................3
vi
I.
a.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan ekonomi yang tepat perlu didasarkan pada keunggulan
Sistem
agribisnis terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu: Pertama, subsistem agribisnis
hulu (upstream agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang
menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan
agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agro otomotif (mesin dan peralatan),
dan industri benih/bibit.
1
1.
2.
Mengidentifikasi
peluang agribisnis
Desa Panjangrejo
Kecamatan
Pundong.
3.
II.
DESKRIPSI WILAYAH
Propinsi DI Yogyakarta.
Desa Panjangrejo
administratif,
dalam wilayah
dimanfaatkan dan berguna bagi kelangsungan hidup makhluk di muka bumi ini.
Dalam makalah ini, sumber daya alam yang akan di jelaskan meliputi luas
penggunaan lahan, jenis tanah, topografi, keadaan sumber irigasi, produksi
pertanian, peternakan dan perikanan.
1.2.1
pertanian. Lahan yang digunakan mempunyai pengaruh yang besar, baik luas
ataupun jenis lahan yang digunakan. Pengaruh luas dan jenis lahan diantaranya
mempengaruhi jumlah dan kualitas produksi suatu komoditi pertanian.
Luas
1.
Tanah sawah
- milik rakyat
- bengkok
- milik Desa
2.
Tanah Tegal
3.
Tanah pekarangan
4.
Tanah lain-lain
Jumlah
Sumber : Kantor Kecamatan Pundong
3.578.884
405.661
270.441
14.580
1.482.060
46.652
737.334
Dari tabel.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lahan yang berada di
Desa Panjangrejo adalah tanah sawah.
gabungan dari tanah milik raktyat, tanah bengkok dan tanah milik Desa. Luas
penggunaan lahan lainnya adalah tanah tegal, tanah pekarangan dan tanah lainlain ( termasuk tanah kuburan ).
1.2.2
rendahnya suatu tempat terhadap permukaan laut. Desa Panjangrejo terletak pada
(Sungai Winongo).
1.2.3
Tanaman
Produksi
(ton)
1249,1
18,7
2,3
1270,1
Dari tabel.2 dapat diketahui bahwa jenis pertanian yang ditanam di Desa
Panjangrejo adalah pertanian sawah.
masyarakat Desa Panjangrejo adalah padi, jagung dan kacang kedelai. Produksi
tanaman padi memiliki jumlah yang paling tinggi dari senua komoditi yang ada,
kemudian di susul oleh produksi jagung dan kacang kedelai.
1.2.4
Produksi peternakan
Peternakan merupakan salah satu bentuk hasil dalam bidang pertanian
selain tumbuhan atau tanaman. Desa panjangrejo merupakan salah satu Desa
Keadaan Perikanan
Perikanan merupakan salah satu bentuk hasil dalam bidang pertanian
selain tanaman dan hewan ternak. Desa panjangrejo merupakan salah satu desa
yang memiliki produksi perikanan. Jenis perikanan yang ada di Desa Panjangrejo
antara lain gurame, nila, lele dan bawal. Produksi perikanan Desa Panjangrejo
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Produksi perikanan Desa Panjangrejo tahun 2010
Jenis Ikan
Jumlah (kg)
1. Gurame
45.615
2. Nila
2.901
3. Lele
114.033
4. Bawal
1.744
164.293
Jumlah
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul
Berdasarkan tabel.3 jenis perikanan yang ada di Desa Panjangrejo adalah
jenis ikan air tawar.
perikanan yang paling banyak, karena ikan lele mudah untuk dikembangkan.
Perikanan di Desa Panjangrejo didukung oleh irigasi yang baik dari Sungai Opak.
Parit-parit dibangun untuk menyalurkan air dari kolam ke kolam untuk perputaran
air agar oksigen di dalam kolam tercukupi.
b.
SDM disimpulkan sebagai kemampuan fisik dan psikis manusia yang secara
potensial dapat digunakan untuk tujuan yang produktif. (Nefsia, 1984)
i.
juga akan
semakin
besar. Komposisi
penduduk berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin dapat terlihat dari tabel 4 dan 5.
Berdasarkan tabel 4 jumlah penduduk yanga ada di Desa Panjangrejo di
dominasi oleh penduduk usia produktif yang berusia 29-45 tahun dengan jumlah
penduduk 2938 jiwa dan jumlah paling sedikit terdapat pada penduduk dengan
usia 15- 24 tahun dengan jumlah penduduk 1335 jiwa.
Berdasarkan tabel 5 jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan lakilaki. Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah laki- laki lebih banyak terdapat
di dusun Grudo, jamprit, Gedangan, Soronggan, Nglorong, Gunungpuyuh.
Sedangakan jumlah perempuan lebih banyak terdapat di dusun Ngelembu,
Tarungan, Badan, panjang, Gedong, Watu, Jetis, Semampir, Krapyak kulon dan
Krapyak wetan.
Dusun
Grudo
Jamprit
Ngelembu
Tarungan
Gedangan
Badan
Panjang
Soronanggan
Gedong
Watu
Jetis
Nglorong
Semampir
Krapyak Kulon
Krapyak Wetan
Gunung Puyuh
Jumlah
0-14
128
189
125
134
158
162
173
137
123
189
109
115
196
169
175
145
2.327
>50
160
147
146
113
175
123
207
80
135
176
133
149
148
194
199
119
2.404
Tabel 5. Struktur penduduk menurut jenis kelamin Desa Panjangrejo Tahun 2010
No
Dusun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Grudo
Jamprit
Ngelembu
Tarungan
Gedangan
Badan
Panjang
Soronanggan
Gedong
Watu
Jetis
Nglorong
Semampir
Krapyak Kulon
Krapyak Wetan
Gunung Puyuh
Jumlah
Perempuan
303
387
387
336
315
396
388
257
384
273
288
283
315
341
364
152
4.889
Total
Jumlah
613
767
667
616
651
706
726
521
600
522
489
567
618
655
697
683
10.098
Jumlah
KK
164
257
188
199
204
202
241
156
143
163
144
186
213
190
226
176
3.052
ii.
kegiatan ekonomi pedesaan di luar bidang pertanian, yaitu industri kecil dan
kegiatan perekonomian lainnya. Berikut adalah struktur penduduk menurut mata
pencaharian di Desa Panjangrejo.
Tabel 6. Struktur penduduk menurut mata pencaharian Desa Panjangrejo Tahun
2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
mampu dioptimalkan untuk usaha pertanian. Bidang usaha yang lain adalah
industri penbuatan kerajianan bambu dan dalam tabel termasuk dalam lain-lain.
Industri kerajinan kayu dalam beberapa tahun ini mengalami perkembangan yag
cukup baik yang didukung dengan usaha perdagangan keluar kota untuk
pemasaran produk asli Desa Panjangrejo.( Rencana penataan Pemukiman Desa
Panjangrejo, 2010)
iii.
program
pemerintah
dalam
Selain menggambarkan
melaksanakan
program
wajib
Tidak sekolah
Belum sekolah
TK
SD
SMP
SMU
PT
Jumlah
1.891
531
491
1.884
2.298
2.716
249
10.060
11
Berdasrkan
tingkat
pendidikan
sebagian
besar
masyarakar
Desa
Panjangrejo merupakan lulusan SD, SMP dan SMU, namun masih banyak pula
masyarakat Desa Panjangrejo yang tidak mempunyai tingkat pendidikan atau
tidak sekolah. Hal ini di sebabkan oleh masalah perekonomian, mengingat
sebagian besar jumlah penduduk Desa Panjangrejo adalah petani kecil.
12
IV.
PELUANG AGRIBISNIS
13
B.
Prasarana dan
sarana transportasi terdiri dari jalan dan alat transportasi. Untuk memudahkan
aksessibilitas penduduk, keberadaan jaringan jalan sangat penting. Keberadaan
jalan sebagai penghubung antara suatu daerah dengan daerah sekitarnya,
merupakan hal pertama yang harus ada sebelum tersedia alat-alat transportasi
yang lain. Kondisi jalan yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa antar
daerah. Secara umum jalan-jalan penghubung antara Desa Panjangrejo dengan
desa-Desa yang berdekatan sudah cukup baik, berupa jalan beraspal. Jalan antar
dusun juga cukup baik, sebagian besar telah beraspal atau diperkeras dengan batu.
Pada saat gempa, terjadi kerusakan sebagian badan jalan yang kemudian
diperbaiki dengan dasar batu-batu dan tanah lempung dari Desa setempat.
Bagian-bagian inilah yang lama kelamaan menjadi tidak rata, karena sifat
kembang-kerut tanah lempung itu sendiri. Sarana transportasi adalah alat yang
mengantar manusia, barang maupun jasa dari suatu daerah ke daerah lain, baik
berupa sepeda motor, mobil, dansebagainya.
penghubung di Desa Panjangrejo, berupa panjang jalan dan alat angkutan yang
dipakai penduduk dalam melakukan mobilitasnya.
14
Alat Transportasi
Jenis
Jumlah (unit) Persentase (%)
Sepeda
1.799
61,5
Sepeda motor
1.086
37,1
Bus
4
0,1
Mobil
6
0,2
Mobil Pick Up
18
0,6
Becak
13
0,4
Total
2.926
100
Sumber: Pemetaan Swadaya TIP Panjangrejo 2010
Pada tabel 9. menggambarkan alat transportasi pribadi yang digunakan
masyarakat Desa Panjangrejo dalam melakukan mobilitas sehari-hari. Sedangkan
angkutan umum yang beroperasi di dalam Desa Panjangrejo sampai saat ini
belumada. Trayek angkutan umum yang tersedia hanyalah angkutan dari Kota
Yogyakarta dengan tujuan Parangtritis. Persentase masyarakat yang menggunakan
sepeda sangat besar yaitu mencapai 61,5 persen, disusul sepeda motor sebanyak
1.086 unit atau 37,1 persen. Kedua jenis kendaraan ini banyak dipakai karena
lebih murah dibanding kendaraan roda empat lainnya, baik dari segi perawatan
maupun bahan bakar. Kendaraan roda dua ini digunakan penduduk selain untuk
bepergian ke tempat-tempat sekitarnya, juga mendukung kegiatan usaha, misalnya
mengantar barang hasil industri ke desa-desa lain, atau ke Kota Yogyakarta.
Industri yang dikerjakan penduduk sebagian besar adalah industri rumah tangga
yang hasil produksinya tidak terlalu banyak. Oleh karena itu penggunaan sepeda
dan sepeda motor akan lebih efisien dari segi ongkos angkutnya. Kendaraan roda
empatseperti mobil, bus dan mobil pick up berjumlah 37 unit, di antaranya
terdapat bus 4 unit dan mobil bak terbuka (jenis pick up) 18 unit. Bus dan mobil
bak terbuka merupakan jenis kendaraan yang biasanya dipakai untuk usaha. Jenis
kendaraan lainnya adalah becak berjumlah 13 unit, juga digunakan untuk mencari
penghasilan pemiliknya, baik untuk mengangkut penumpang, barang hasil
pertanian dan lainnya dengan jarak angkut yang tidak terlalu jauh dalam desa.
15
C.
Sarana Komunikasi
Perkembangan
transportasi, juga
suatu
dipengaruhi
wilayah
oleh
selain
sarana
dipengaruhi
komunikasi
oleh
yang
sarana
berperan
memperlancar arus informasi penduduk suatu daerah terhadap dunia luar. Hal ini
berguna dalam memperluas wawasan masyarakat terhadap pengetahuan, maupun
peristiwa yang sedang terjadi di tempat-tempat lain, disamping memudahkan
penduduk untuk saling berkomunikasi. Sarana komunikasi yang tersedia di Desa
Panjangrejo sebagai berikut:
Tabel 10. Keadaan sarana komunikasi Desa Panjangrejo tahun 2010
No.
1
2
3
4
Alat Komunikasi
Radio
Televisi
Telepon
Warung Telekomunikasi
Jumlah
Jumlah (unit)
1.154
1.507
76
2
2.739
Pada tanel 10. Dapat dijelaskan bahwa alat komunikasi yang paling
banyak digunakan adalah radio dantelevisi. Saat ini kepemilikan televisi dan radio
sudah bukan menjadi barangmewah bagi sebagian besar masyarakat. Kepemilikan
radio dan televisi yanghampir merata di semua lapisan masyarakat akan
mempermudah
akses
informasibaru
dan
pengetahuan
masyarakat
akan
Kecamatan
Padi sawah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
4.715
Sanden
11.270,74
Kretek
10.322,9
Pundong
9.543,25
Bambanglipura
10.341,72
Pandak
12.904,48
Bantul
16.484
Jetis
7.782
Imogiri
11.327,39
Dlingo
6.275,9
Pleret
4.793
Piyungan
80.586
Banguntapan
19.602
Sewon
189.579
Kasihan
11.804
Pajangan
2.339,56
Sedayu
12.989
Jumlah
422.660
Sumber: BPS Bantul tahun 2010
Jagung
341,6
768,6
325,8
841,8
468,1
824,5
755
6.120
1.199,05
7.919,32
1.529,8
4.031
1.921
5.759,3
413
5.231,75
1.218
39.668
Kedelai
107,6
146,87
134,3
365,51
651,57
80,66
1.255
1.582
144,65
2.441,74
174,4
5.312,6
1.704,01
10,46
284,6
14.396
Ubi kayu
1.711,8
20.154,14
291,6
1.185
23.343
Kacang
Tanah
224,5
27,5
11,4
689,7
1.048,79
38,5
1.185
895,78
486,2
717,75
680,9
610
720
33
76,81
5,4
7.451
17
2.
Kecamatan
Bawang
merah
3.120
116.250
38.760
2.000
150
402
5.605
2
166.559
Kacang
panjang
17
20
2
382
50
47
518
Melinjo
549
1.069
21.568
204
884
457
539
571
9
221
138
6.794
1.896
256
60
35.215
18
Kecamatan
Pisang Rambutan
Srandakan
7.302
457
Sanden
245
760
Kretek
5.384
351
Pundong
3.666
Bambanglipura
3.870
168
Pandak
2.084
102
Bantul
947
1.665
Jetis
15.151
Imogiri
3.380
Dlingo
453
84
Pleret
5.674
2.395
Piyungan
35.073
341
Banguntapan
659
10.191
Sewon
34.079
Kasihan
10.437
1.411
Pajangan
1.673
149
Sedayu
250
808
Jumlah
130.527
18.882
Sumber: BPS Bantul tahun 2010
Sawo
440
117
72
600
214
518
52
1.267
392
1.531
53
1.028
286
1.851
8.421
Pepaya Mangga
1.785
672
591
1.066
444
8.208
85
1.169
370
2.287
43
720
688
1.730
1.728
6.784
616
273
3.009
1.103
7.796
209
6.864
821
938
830
1.997
1.252
1.308
120
225
2.692
13.116 45.307
19
Kecamatan
Jahe
Kunyit
Kencur
Temulawak
Srandakan
803
Sanden
496
Kretek
7
8
27
136
Pundong
200
3.000
Bambanglipura
Pandak
5.400
Bantul
Jetis
825
305
125
Imogiri
2.400
15.480
884
1.240
Dlingo
1.740
1.682.764
192
1.295.974
Pleret
4.300
3.100
Piyungan
200
410
370
Banguntapan
Sewon
Kasihan
3.000
1.350
10
7.800
Pajangan
19.000
Sedayu
21.500
9.500
9.640
4.539
Jumlah
35875
1733317
11744
1315789
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa tanaman biofarmaka khususnya
tanaman kunyit, temulawak dan laos berpotensi besar untuk terus dikembangkan
di Kabupaten Bantul. Bisa dilihat dalam tabel, jumlah produksi tanaman kunyit
pada tahun 2009 mencapai 1.733.317 kwintal, temulawak sebanyak 1.326.949
kwintal dan laos sebesar 1.604.422.
20
menjadi dua, yaitu peternakan berat dan peternakan kecil. Peternakan berat seperti
sapi, kerbau, dan kuda. Adapun peternakan kecil seperti kambing, domba, dan
babi.
Tabel 15. Populasi ternak berat Kabupaten Bantul tahun 2009 (ekor)
Sapi
Sapi
Kerbau
potong
perah
1 Srandakan
3.643
18
38
2 Sanden
2.702
54
3 Kretek
2.607
15
4 Pundong
2.946
25
5 Bambanglipura
4.664
6 Pandak
3.439
7 Bantul
2.452
60
8 Jetis
2.054
47
103
9 Imogiri
2.196
93
10 Dlingo
6.319
0
11 Pleret
3.145
8
16
12 Piyungan
3.955
1
7
13 Banguntapan
1.476
36
126
14 Sewon
1.984
10
77
15 Kasihan
2.750
3
16 Pajangan
4.149
17 Sedayu
2.033
10
60
Jumlah
52.514
130
677
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
No
Kecamatan
Kuda
87
23
14
226
48
331
94
21
12
856
21
Selain sapi potong dan sapi perah, di Kabupaten Bantul juga terdapat
peternakan kerbau dan kuda. Kerbau biasanya digunakan untuk membantu
membajak sawah dan dikonsumsi dagingnya, seperti kulitnya dibuat krecek atau
krupuk rambak. Kecamatan Banguntapan merupakan daerah produksi kerbau dan
kuda terbanyak, yaitu kerbau 126 ekor dan kuda 331. Hal ini berarti, peluang dan
potensi pengembangan ternak kerbau dan kuda di daerah tersebut sangat tinggi.
2.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kecamatan
Kambing
Domba
Babi
Srandakan
3.157
651
Sanden
2.683
1.444
Kretek
1.212
777
Pundong
1.488
1.156
Bambanglipura
1.632
1.053
Pandak
2.232
1.785
Bantul
2.121
2.915
Jetis
2.107
2.031
Imogiri
6.863
3.080
Dlingo
7.955
374
Pleret
408
2.377
Piyungan
2.994
927
Banguntapan
478
777
Sewon
843
974
Kasihan
1.107
1.609
Pajangan
2.786
857
Sedayu
988
270
Jumlah
41.054
23.057
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
430
134
22
27
105
155
15
2.730
58
3.676
Kecamatan Dlingo
22
Kecamatan
Ayam
buras
Ayam ras
petelor
Ayam ras
pedaging
Itik
23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Srandakan
35.613
31.639
4.705
Sanden
31.858
90.188
111.993
Kretek
23.897
17.453
Pundong
43.980
5.634
55.568
Bambanglipura
50.192
8.350
3.258
Pandak
18.930
11.000
18.469
Bantul
38.706
23.757
32.914
Jetis
17.570
504
11.505
Imogiri
13.478
1.879
1.750
Dlingo
40.637
38
49.920
Pleret
30.676
538
24.771
Piyungan
23.250
13.616
56.335
Banguntapan
34.093
20.827
Sewon
19.099
13.124
Kasihan
44.497
5.308
15.201
Pajangan
34.797
234.133
147.229
Sedayu
30.774
18.342
5.259
Jumlah
532.047
444.926
590.281
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
2.471
3.419
11.187
3.418
4.470
2.732
13.050
18.037
3.261
1.476
2.218
6.456
6.997
6.000
5.213
18.234
1.050
109.689
Dari tabel 17 dapat dijelaskan bahwa jenis ternak yang paling banyak
diternakan di Kabupaten Bantul adalah ayam ras pedaging, dengan total
keseluruhan 590.281 ekor pada tahun 2009. Hal ini disebabkan, permintaan
konsumen akan daging yang tinggi. Sehingga jenis ayam buras pedaging banyak
diternakan oleh peternak.
pemeliharaan ayam buras relatif singkat dan mudah. Dengan waktu berkisar 6
bulan ayam buras pedaging dapat dipanen. Adapun daerah pensuplai ayam ras
pedaging terbanyak terdapat di Kecamatan Pajangan, yaitu 147.229.
Selain
Produksi Perikanan
Perikanan merupakan salah satu komodits yang unggul di Kabupaten
Bantul. Perikanan menjadi hal yang unggul karena didukung oleh sistem irigasi
yang baik. Dalam sistem irigasi atau perariran perikanan, air dibuat mengalir.
Yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Jika didalam air tersebut mengandung
cukup oksigen, maka ikan akan tumbuh dengan baik dan hasil yang didapat akan
meningkat.
24
Kecamatan
Mas
Tawes
Gurami
Srandakan
476
2.803
Sanden
81.481
Kretek
855
148
634
Pundong
108
Bambanglipura
951
Pandak
808
693
Bantul
2.028
2.126
1509
Jetis
19.347
3.951
Imogiri
237
80
23.117
Dlingo
Pleret
350
450
1.412
Piyungan
13.567
22.789
60.934
Banguntapan
789
12
20.797
Sewon
160
20.987
Kasihan
450
234
Pajangan
312
Sedayu
791
1.874
2.796
Jumlah
19.875
47.462
222.719
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul
Lele
22.233
81.641
1955
13.382
72.162
353
63.222
9.426
126.246
19.423
7.541
221.735
209.299
5.049
1.882
7.175
16.488
879.212
25
dan sebagian masyarakat yang ada di daerah ini banyak memiliki tambak atau
kolam pemeliharaan ikan.
H.
No Jenis produk
Kecamatan
Tahu
1.
2.
3.
4.
5.
Banguntapan
Srandakan
Bantul
Kasihan
Sewon
Tempe
1.
2.
3.
4.
Sewon
Jetis
Srandakan
Piyungan
Emping melinjo
1.
2.
3.
4.
Banguntapan
Bantul
Pajangan
Bambanglipuro
Krecek
1. Pleret
Volume
Satuan
produksi
1.265.000
kg
4.000.000
kg
650.000
kg
5.750.000
kg
1.455.000
Bahan baku
(Rp)
1.050.000
3.810.000
1.285.000
2.950.000
950.000
1.455.000
420.000
552.000
110.000
kg
kg
kg
kg
1.695.000
1.600.000
89.500
31.000
248.000
60.000
40.800
500.000
kg
kg
kg
kg
3.300.000
900.000
850.500
245.000
341.000
kg
5.090.000
1. Pundong
30.000
kg
70.500
Gula Kelapa
1. Pajangan
2. Kretek
69.000
20.000
kg
kg
150.000
100.000
Minyak kelapa
1. Kasihan
30.000
kg
90.200
9.000
kg
300.500
9.
Krupuk
100.000
kg
250.200
80.000
kg
1.900.000
1. Pundong
1. Bantul
26
11. Geplak
1. Bantul
12
Yangko
1. Banguntapan
13
Kue satu
1. Jetis
14
Mebeul
15
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan bangunan kayu1.
16
Kerajinan kayu
17
Kerajinan bambu
Kasihan
Piyungan
Sewon
Bambanglipuro
Pleret
Dlingo
1. Sewon
1.000.000
kg
225.000
25.500
kg
270.000
200.000
kg
150.000
4.650
3.000
4.450
1.450
45.000
27.000
m3
m3
m3
m3
m3
bh
260.000
440.000
655.000
230.000
650.000
235.000
100.000
bh
2.500.000
bh
bh
bh
bh
2.600.000
45.000
5.510
24.900
1. Dlingo
150.000
2. Kasihan
30.000
3. Bantul
1.800
4. Sedayu
25.000
Sumber : Daftar sentra Industri Kecil kabupatn Bantul Tahun 2010
27
V.
Sebagian besar
jaringan irigasi ini digunakan sebagai pengairan untuk lahan sawah, sedangkan
untuk sumber air irigasi lainnya berasal dari DAM Tegal (Kali Opak) dan Legen
(Sungai Winongo).
Mengenai sektor pertanian, jenis komoditas pertanian yang di produksi di
lahan sawah Desa Panjangrejo adalah padi, jagung dan kedelai, di mana padi
menjadi komoditas utama dengan total nilai produksi mencapai 1249,1 ton pada
tahun 2010. Sementara untuk komoditas hortikultura hanya sedikit yang ditanam
dan hasil produksinya pun tidak terlalu besar. Jenis tanaman hortikultura yang
diproduksi yaitu bawang merah, cabai merah dan melinjo,.
Untuk potensi
mempunyai
sumber
daya
alam
yang
mendukung
untuk
bermata
pencaharian sebagai petani dengan jumlah 2.019 jiwa atau hampir setengah dari
total penduduk keseluruhan.
28
Selain itu
disamping karena jaraknya yang sangat jauh juga sarana transportasi yang belum
memadai. Akses pasar masyarakat terbantu dengan adanya warung-warung yang
tersebar di seluruh Desa Panjangrejo dengan 1 toko, 66 warung dan 6 warung
tenda atau yang biasa disebut warung angkringan.
Sehingga warung-warung
29
VI.
KESIMPULAN
Sementara produksi
30
LENGKAPI
PEMBAHASAN
PANJANGREJO,
POTENSI
DAN
PELUANG
DESA
31
VII.
DAFTAR PUSTAKA
32