Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

HIV/AIDS
Devia Putri

Apakah HIV/AIDS?
H - Human

Virus hanya dapat


menginfeksi manusia

I - Immunodeficiency

Virus, membuat tubuh


manusia turun sistem
kekebalannya , sehingga
tubuh gagal melawan infeksi

V - Virus

Virus,karakteristiknya
mereproduksi diri sendiri
didalam sel manusia

Apakah AIDS?
A

- Acquired

Ditularkan dari orang ke orang.

- Immune

Merusak sistem kekebalan


manusia. Kekebalan adalah
bagian tubuh untuk
mempertahankan diri dengan
melawan infeksi seperti bakteri
atau virus.

- Deficiency

Membuat sistem kekebalan


merugi.

- Syndrome

Orang dengan AIDS mengalami


berbagai infeksi opportunistik
dan penyakit lainnya.

Acquired immune defficiency syndrome (AIDS)

dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau


penyakit yang disebabkan oleh menurunnya
kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
Acquired immune defficiency syndrome (AIDS)
adalah suatu kumpulan kondisi klinis yang
merupakan hasil akhir dari infeksi HIV. Kasus
AIDS merupakan infeksi HIV yang sudah
berlangsung lama

Target Seluler Infeksi HIV


a. Target Utama :
CD4+ Limfosit T.
Monosit dan macrophag.

b. Virus pindahkan RNA kedalam sel manusia


:
Integrasi kedalam materi genetik.
Replikasi.

c. Menghasilkan antibodi

Transmisi Infeksi HIV


Tahap 1: Periode Jendela
HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam

darah
Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (simptomatik)
HIV berkembang biak dalam tubuh
Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk

antibody terhadap HIV


Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan
tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
Sistem kekebalan tubuh semakin turun
Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di

seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll


Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Diagnosis HIV
Pemeriksaan lab dasar untuk diagnosis
a. Uji Imunologi
ELISA; CD4+
Western Blot; Ig G
Rapid HIV tests; Ig G

b.

Uji Virologi
kultur virus
tes amplifikasi asam nukleat / nucleic acid
amplification test (NAATs)
test untuk menemukan asam nukleat HIV-1
seperti DNA arau RNA HIV-1
test untuk komponen virus (seperti uji untuk
protein kapsid virus (antigen p24)

PENULARAN
HIV
a. Hubungan Seksual .
b. Darah ,produk darah, jaringan dan
organ
Transfusi, transplantasi.
Penggunaan ulang jarum suntik,semprit,

alat medik dan instrumen tusuk lainnya


medikal!

c. Ibu-ke-anak

Aktivitas tak menularkan HIV


a. Sentuhan tubuh (makan bersama,

bersalaman, berpelukan, cium pipi,


batuk, bersin, menggunakan telpon
umum, mengunjungi RS)
b. Feses, urin, air liur, keringat, airmata .
c. Donor darah
d. Penggunan toilet umum
e. Gigitan serangga (nyamuk)
f.

Kolam renang

Perilaku Risiko Tinggi


Penularan HIV
a. Perilaku Seksual :
Tak konsisten menggunakan kondom.
Banyak pasangan seksual.
Sering jajan seks.

b. Perilaku penggunaan napza :


Tukar-menukar peralatan suntik (IDU).
Pembersihan jarum tak semestinya

c. Penilaian Resiko

ESSE

(Exit, Survive,Sufficient, Enter )

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
RIWAYAT KESEHATAN
RKD :
Hub seksual dg pasangan + HIV/AIDS,
pasangan seksual multiple, aktivitas seksual
tdk tlindung, seks anal, homoseksual,
obat2an IV dg jarum suntik yg bergantian,
transfusi darah berulang,

RKS :
Pasien mkatakn mudh lelah, penurunan aktivitas,
tdk berdaya, putus asa,tdk berguna, rasa bersalah,
kehilangan kontrol diri, depresi, nyeri panggul, rasa
terbakar saat miksi, diare intermitten, terus-menerus
yg disertai/tanpa kram abdominal, tdk nafsu makan,
mual/muntah, rasa sakit/tdk nyaman bag oral, nyeri
retrosternal saat menelan, pusing, sakit kepala,
konsentrasi menurun, tdk mrasakn pubahn
posisi/getaran, kekuatan otot m, ketajaman
penglihatn m, kesemutan pada ekstremitas, nyeri,
sakit,& rasa terbakar pada kaki, nafas pendek, sering
batuk berulang, sering demam berulang, berkeringat
malam, merasa kesepian/isolasi,

RKK :

Riwayat HIV/AIDS pd keluarga, kehamilan


keluarga dengan HIV/AIDS, pengguna obatobatan terlarang.

Con't
Aktivitas dan istirahat
Massa otot menurun, terjadi respon
fisiologis terhadap aktivitas seperti
perubahan pada tekanan darah, frekuensi
denyut jantung, dan pernafasan.
Sirkulasi
Takikardi, perubahan tekanan darah
postural, penurunan volume nadi perifer,
pucat/sianosis, kapillary refill time
meningkat.

Eliminasi :
Diare intermitten, terus menerus
dengan/tanpa nyeri tekan abdomen,
lesi/abses rektal/perianal, feses encer
dan/tanpa disertai mukus atau darah, diare
pekat, perubahan jumlah, warna, dan
karakteristik urine.

Integritas ego :
Perilaku menarik diri, mengingkari, depresi,
ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh
mengelak, menangis, kontak mata kurang,
gagal menepati janji atau banyak janji.

Makanan/cairan

Adanya bising usus hiperaktif; penurunan


berat badan: perawakan kurus, menurunnya
lemak subkutan/massa otot; turgor kulit
buruk; lesi pada rongga mulut, adanya selaput
putih dan perubahan warna; kurangnya
kebersihan gigi
Higiene
Penampilan tidak rapi, kekurangan dalam
aktivitas perawatan diri

Nyeri/kenyamanan
Pembengkakan sendi, nyeri tekan,
penurunan rentang gerak, perubahan gaya
berjalan/pincang, gerak otot melindungi
yang sakit
Pernapasan
Takipnea, distress pernafasan, batuk (mulai
sedang sampai parah)
produktif/nonproduktif, sputum kuning
(pada pneumonia yang menghasilkan
sputum).

Neurosensori :
Perubahan status mental dengan rentang
antara kacau mental sampai dimensia,
lupa, konsentrasi buruk, kesadaran
menurun, apatis, retardasi
psikomotor/respon melambat.
Ide paranoid, ansietas berkembang
bebas, harapan yang tidak realistis.
Timbul refleks tidak normal, menurunnya
kekuatan otot, gaya berjalan ataksia.
Tremor pada motorik kasar/halus,
menurunnya motorik fokalis,
hemiparase, kejang

Keamanan
Perubahan integritas kulit : terpotong, ruam,
mis. Ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan
warna, ukuran/warna mola, mudah terjadi
memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe
pada dua/lebih area tubuh (leher, ketiak, paha)
Penurunan kekuatan umum, tekanan otot,
perubahan pada gaya berjalan.

Seksualitas
Herpes, kutil atau rabas pada kulit genitalia
Interaksi sosial :
Perubahan pada interaksi keluarga/orang
terdekat, aktivitas yang tak terorganisasi,
perobahan penyusunan tujuan.

Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan imunologi
Pemeriksaan darah lengkap : anemia dan

trombositopenia
Pemeriksaan gambaran darah tepi : leukopeni
Test mantoux
Rontgen thorax

ANALISA DATA DAN


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah keperawatan pada klien HIV/AIDS
dapat dikelompokkan menjadi 4 hal, yaitu
masalah yang berhubungan dengan (1)
biologis, (2) psikis, (3) sosial, dan

Masalah Fisik Masalah Psikis Masalah


Sosial
1. Sistem

1. Integritas Ego : 1. Perasaan tidak


pernapasan :
berdaya,
TB, pneumonia
perasaan tak
minder atau
2. Sistem
berdaya/putus
tidak berguna
pencernaan :
asa
2. Perasaan
nausea,
2. Respon strees
ditolak
vomiting,
3. Respon
3. Perasaan
disphagia,
psikologis:
membutuhkan/
diare
denial, marah,
ketergantunga
3. Sistem
cemas
n terhadap
persarafan :
dan irritable
orang lain
letargi,
encephalopati,
nyeri sendi
4. Sistem
Integumen :
kaposis

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi,

malnutrisi dan pola hidup yang beresiko.


2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan:
penurunan energi, kelelahan, infeksi respirasi, sekresi
trakheobronkhial, keganasan paru, pneumothoraks.
3. Koping keluarga: tidak mampu berhubungan dengan
informasi atau pemahaman yang tidak adekuat atau
tidak tepat keluarga atau teman dekat, penyakit kronis,
perasaan yang tidak terselesaikan secara kronis.
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan: kerentanan
individu dalam situasi krisis (misalnya penyakit terminal).

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

6.

7.
8.

9.

kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,


kelelahan.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic,
dan menurunnya absorbsi zat gizi.
Diare berhubungan dengan infeksi GI
Kelelahan berhubungan dengan: proses
penyakit, kebutuhan psikologis dan emosional
yang sangat banyak.
Kekurangan volume cairan: asupan cairan
yang tidak adekuat sekunder terhadap lesi
oral, diare.

10. Kurang perawatan diri (sebutkan secara


spesifik)
berhubungan dengan: penurunan kekuatan
dan
ketahanan,
11. Harga diri rendah (kronik, situasional)
berhubungan
dengan penyakit kronis, krisis situasional.

1. Kekurangan volume cairan

Outcome yg dianjurkan :
a. Elektrolit dan asam basa seimbang
b. Cairan seimbang
c. Hidrasi
d. Status nutrisi : intake cairan dan elektrolit
Intervensi yang disarankan : Fluid Monitoring
a. Kaji kemungkinan tanda dan gejala
kekurangan caira
b.Kaji nilai dan serum elektrolite
c. Monitoring status hemodinamik
d. Pertahankan intake dan output
e. Berikan cairan IV jika diperlukan

2. Koping individu tidak efektif


Outcome : Koping
Intervensi yang disarankan :
a. Peningkatan coping
- Sediakan informasi mengenai penyakit yang dialami pasien :
treatment, prognosis
- Pahami perspektif pasien
- Identifikasi strategi positif untuk menghadapi keterbatasan
dan mengelola gaya hidup atau peran yang dibutuhkan
- Nilai kebutuhan/ keinginan pasien untukdukungan sosial
- Tingkatkan rasa percaya diri, bahwa pasien akan
mendapatkan
hasil yang lebih baik
- Beri kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan
terhadap dirinya
- Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi dan lingkungan yang
dapat meningkatkan kontrol diri: keyakinan, agama

Anda mungkin juga menyukai