Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY. L (II) (20 HARI)


DENGAN BBLR DI RUANG PERINATOLOGI
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH:
TRI NUR JAYANTI
220112140036

PROGRAM PROFESI NERS


KEPERAWATAN ANAK ANGKATAN XXVIII
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG
2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY. NY. L (II) (20 HARI)


A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama
: By. Ny. L (11)
Tanggal lahir
: 23 Januari 2015
Umur
: 10 Hari
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
:Diagnosa Medis
: PTI (34 minggu) + BBLR + TTN
No. RM
: 0001426111
Tanggal Pengkajian
: 12 Februari 2015
b. Identitas Penanggungjawab
Nama
: Ny. L
Umur
: - Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
:
Pekerjaan
:Suku/ Bangsa
: Sunda/ WNI
Alamat
: Cisarongge RT 04/01, Mekarsari,
Cihampelas, Kab. Bandung Barat
Hubungan dengan Anak: Ibu Kandung
2. Keluhan Utama/ Alasan Masuk RS
Klien mengalami BBLR
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dirawat di inkubator, gerak kurang aktif, banyak tidur, tangisan
lemah.
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Antenatal
Tidak terkaji
b. Intranatal
Pada pukul 09.30 WIB di VK 17 RSHS klien dilahirkan secara
spontan oleh Ibu P3A0 dengan usia gestasi 34 minggu, letak kepala.
c. Postnatal
Klien lahir tidak langsung menangis, tonus otot lemah. Segera
setelah lahir klien diletakkan diatas radian warmer, diposisikan,
dibersihkan jalan nafas melalui mulut dan hidung, bayi dikeringkan
sambil dirangsang taltil. APGAR 1: 7, HR 150 x/menit, SpO2 65%.
Kemudian dilakukan perawatan tali pusat, bayi menangis kuat,
APGAR 5: 9, HR 150 x/menit.
BBL
: 1500 gr
PBL
: 39 cm

Jarak kepala-simphysis : 21 cm
Jarak simphysis-kaki: 18 cm
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 29 cm
Air ketuban
: biasa
Panjang tali pusat : 50 cm (Jumlah vena 1, arteri 2)
Karakteristik plasenta : Berat 400 gr, ukuran 20x20 cm, jumlah 1,
choeion 1, amnion 1.
5. Riwayat Keluarga
Tidak terkaji
6. Riwayat Psikologis Orang Tua
Tidak terkaji
7. Kebutuhan Dasar (ADL)
- Nutrisi: Klien mendapatkan ASI 40 cc setiap 3 jam melalui OGT.
-

Klien terpasang IVFD D10% 2 ml/hour.


BAB: Klien BAB dengan konsistensi lunak, warna kuning

kecoklatan. BAK (+).


Aktivitas/ Istirahat: Klien tampak kurang aktif,

menangis lemah.
Perawatan Diri: Klien dimandikan secara sponge bath setiap pagi.

banyak tidur,

Popok diganti setiap setelah mandi dan setiap BAB dan BAK yang
terlalu banyak. Klien tampak bersih dan tampak tidak ada tandatanda iritasi.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
: Gerak kurang aktif, banyak tidur
b. TTV
TD
: - mmHg
RR
: 48 x/menit
0
T
: 36,1 C
HR
: 120 x/menit
c. Pengukuran Antropometri
BB
: kg
TB
: cm
LK
: cm
LD
: cm
LLA
: cm
d. Pemeriksaan Head to Toe
- Kepala: Fontanel lunak, tidak cekung atau pun menonjol, sutura
-

tepat.
Mata: Sklera anikterik.
Hidung: Bentuk simetris, tidak terdapat pernafasan cuping

hidung.
Wajah: Simetris
Telinga: Bentuk simetris, kartilago tampak belum sempurna,
keluaran cairan (-)

Mulut : Mulut tampak bersih dan lembab, terpasang OGT, tidak

terdapat kelainan labio palati schizis.


Dada: Bentuk dan gerak simetris ka=ki, retraksi dada (-),
penggunaan otot-otot pernafasan (-), RR 48 x/menit, tangisan
lemah. Auskultasi jantung irama reguler, murmur (-), gallop (-),

HR 120 x/menit.
Abdomen: Tidak terdapat distensi abdomen, BU (+). Tali pusat
sudah lepas.
Ekstremitas
Atas: Lengkap, tidak ada kelainan, akral kadang teraba dingin,
pucat (+).
Bawah: Lengkap, tidak ada kelainan, akral kadang teraba dingin,

pucat (+).
- Kulit: Tampak bersih, ikterik (-), turgor normal, lanugo (+).
9. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium 02 Februari 2015 16.21
Pemeriksaan
-

Hasil

Nilau Rujukan

Pemeriksaan Foto Thoraks 24 Januari 2015


Kesan : Suspek HMD grade I
Tidak tampak kardiomegali
10. Informasi Tambahan
Tanggal 12 Februari 2015
Ampicilin Sulbactam
2x74 mg
Gentamisin
6 mg tiap 36 jam
Fuconazole
4,5 mg tiap 36 jam
IVFD D10% 2 ml/hour
ASI eksklusif melalui OGT
Termoregulasi dengan inkubator set temp 32 0C

Satuan

B. Analisa Data
No
.
1.
2.

Data

3.

Etiologi

Masalah
Keperawatan
Resiko Hipotermi
Resiko infeksi
Ketidakseimbangan
n

nutrisi

dari
tubuh
C. Diagnosa Keperawatan
1. .

kurang

kebutuhan

D. Rencana Tindakan Keperawatan


No.
1.

2.

Diagnosa
Keperawatan
Resiko hipotermi

Resiko infeksi

Tujuan
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, suhu
tubuh
bayi
stabil
dengan kriteria hasil :
Suhu berada dalam
batas normal 36-37,5
C
Akral hangat
Bayi tidak menggigil
dan tidak kepanasan
Bayi tidak pucat/
sianosis

Perencanaan
Intervensi
Pantau suhu setiap 4-6 jam

Rasional

Pantau
gejala
hipertermi

Atur suhu inkubator sesuai program

terapi kolaborasi
Kaji haluaran dan berat jenis urin

Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
klien terhindar dari
infeksi, dengan kriteria

hasil:

hipotermi

dan

Mandikan bayi dalam inkubator


secara sponge bath dengan air hangat
Kaji TTV dan tanda-tanda infeksi

Lakukan cuci tangan sebelum dan


sesudah menangani bayi
Pertahankan teknik septik dan aseptik
selama perawatan

Menilai
perkembangan
termoregulasi bayi
Mengetahui lebih dini adanya
gejala hipotermi dan hipertermi
sehingga dapat segera diberikan
intervensi
Menjaga bayi tetap hangat
Penurunan
haluaran
dan
peningkatan BJ urin dihubungkan
dengan penurunan perfusi ginjal
selama periode stress karena rasa
dingin
Menjaga kebersihan bayi dengan
tetap mempertahankan kehangatan
Mengidentifikasi adanya tandatanda infeksi lebih dini, sehingga
dapat segera diintervensi
Meminimalkan terjadinya infeksi
silang
Mencegah terjadinya infeksi

3.

Ketidakseimbanga
n nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

TTV dalam batas


normal (T 0C)
Tidak ada tandatanda infeksi
Lekosit dbn

Setelah diberi asuhan


keperawatan
selama3x24
jam
kebutuhan nutrisi klien
terpenkuhi
sesuai
kebutuhan
dengan
criteria :

Batasi personal didalam ruangan dan


anjurkan untuk menggunakan APD
(seperti: masker, sarung tangan)
selama kontak dengan bayi ataupun
berada dilingkungan bayi

Kolaborasi
a. Berikan antibiotik: Ampicilin
Sulbactan sesuai program
b. Berikan antibiotik: gentamisin
sesuai program

Mencegah
dan
penularan infeksi

membatasi

Ampicilin sulbactan merupakan


antibiotik
profilaksis
untuk
mencegah terjadinya infeksi
Gentamisin merupakan antibiotik
spektrum
luas
golongan
aminoglikosida
yang
efektif
menghambat bakteri penyebab
infeksi
c. Berikan antijamur: Fuconazole Fluconazole merupakan anti fungi
sesuai program
golongan triazole untuk pengobatan
infeksi akibat jamur
d. Lakukan
pemeriksaan
darah
Leukosit tinggi mengindikasikan
lengkap terutama leukosit
adanya infeksi
o
Menentukan metode pemberian
Kaji maturitas refleks berkenaan
makan yang tepat untuk bayi
dengan pemberian nutrisi, misalnya
refleks mengisap, menelan, dan batuk
Pantau intake dan output nutrisi, o Untuk menentukan keseimbangan
nutrisi dan kebutukan dalam
hitung konsumsi kalori dan elektrolit
penyesuaian diet
setiap hari
o
Mengetahui perkembangan bayi
Pantau dan catat BB setiap hari

a. Intake nutrisi bayi


terpenuhi adekuat
b. BB meningkat 15
gram/hari
c. Tidak ada residu
lambung
d. Tidak ada tanda
hipoglikemi

Lakukan pengecekan residu lambung


Berikan intake ASI tiap 3 jam melalui
OGT
Kaji adanya tanda-tanda hipoglikemi:
takipnea, pernafasan tidak teratur,
letargi, fruktuasi T, diaphoresis,
gemetar, aktifitas kejang.
Kelola pemberian IVFD D10%

o Mengetahui kapasitas lambung


bayi
o Nutrisi yang sedikit tapi sering
untuk lambung yang belum matur
o Hipoglikemi
menandakan
glukoneogenesis tidak adekuat
karena penurunan simpanan protein
dan lemak
o Memberi tambahan asupan nutrisin
mencegah terjadinya hipoglikemi

E. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN


No. Dx
1.
2.
3.

Tanggal

Implementasi
1.
1.
1.

Respon
1.
1.
1.

Paraf

F. CATATAN PERKEMBANGAN
No. Dx

Tanggal

SOAP

Paraf

1.
2.
3.

DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai