Kepmen 1451 Lamp 10
Kepmen 1451 Lamp 10
.
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan kenyataan, air bawah
tanah masih merupakan andalan utama sebagai
sumber air bersih bagi masyarakat baik untuk
keperluan rumah tangga sederhana yang bersifat
tidak komersial maupun untuk keperluan
komersial misalnya industri, perhotelan,
perkantoran umum atau perdagangan,
pemukiman mewah atau apartemen, pertanian,
perikanan, peternakan, dll.
Peningkatan pengambilan air bawah
tanah lama kelamaan akan menimbulkan
dampak lingkungan. Di daerah perkotaan dan
kawasan industri pengambilan air bawah tanah
dengan intensitas tinggi mengakibatkan
berkurangnya sumberdaya air bawah tanah
sehingga sering menimbulkan konflik
pengambil air bawah tanah.
Secara alami air bawah tanah tidak
dibatasi oleh batas wilayah administrasi maupun
batas kepemilikan lahan, sehingga air bawah
tanah merupakan sumberdaya alam milik
bersama artinya pengambilan di suatu tempat
akan berpengaruh pada tempat lain di
sekitarnya. Karena besarnya pengambilan air
bawah tanah tidak sama, maka demi keadilan
pengambil dengan volume yang lebih besar
pada prinsipnya harus memberikan kompensasi
kepada pengambil yang volume
pengambilannya lebih kecil. Kompensasi
tersebut diwujudkan dalam bentuk pajak
pemanfaatan air bawah tanah.
B. Maksud dan Tujuan
Pedoman ini ditujukan sebagai acuan
untuk menghitung besarnya Nilai Perolehan Air
dari pemanfaatan air bawah tanah. Manfaat
utama pedoman ini adalah untuk memberikan
pegangan bagi Pemerintah Daerah dalam
menentukan Nilai Perolehan Air dari
pemanfaatan air bawah tanah sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah.
C. Ruang Lingkup
Pedoman ini berisi uraian dan
penjelasan tentang cara menentukan dan
menghitung Nilai Perolehan Air dari pemanfaatan air bawah tanah terutama komponen dari
Harga Dasar Air disertai dengan lampiran contoh
perhitungannya
II.
PENGERTIAN
1. Nilai Perolehan Air (NPA) adalah nilai air bawah
tanah yang telah diambil dan dikenai pajak
pemanfaatan air bawah tanah, besarnya sama
dengan volume air yang diambil dikalikan
dengan harga dasar air.
2. Harga Dasar Air (HDA) adalah harga air bawah
tanah per satuan volume yang akan dikenai
pajak pemanfaatan air bawah tanah, besarnya
sama dengan harga air baku dikalikan dengan
faktor nilai air.
3. Harga Air Baku (HAB) adalah harga rata-rata air
bawah tanah per satuan volume di suatu daerah
yang besarnya sama dengan nilai investasi untuk
mendapatkan air bawah tanah tersebut dibagi
dengan volume produksinya.
4. Faktor Nilai Air (FNA) adalah suatu bobot nilai
dari komponen sumberdaya alam dan
kompensasi pemulihan, peruntukan dan
pengelolaan, besarnya ditentukan berdasarkan
subyek kelompok pengguna air serta volume
pengambilannya.
5. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang
dipungut untuk upaya pemulihan atas kerusakan
lingkungan yang telah maupun akan terjadi
akibat pengambilan air bawah tanah.
6. Kompensasi peruntukan dan pengelolaan adalah
biaya yang dipungut dengan subsidi silang
pengambilan air bawah tanah.
7. NPABT adalah Nilai Perolehan Air Bawah
Tanah.
428
Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000
c
.
429
Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000
Kriteria
Air bawah tanah, kualitas baik, ada
sumber air
alternatif
Air bawah tanah, kualitas baik,
tidak ada sumber air alternatif
Air bawah tanah, kualitas jelek
Peringkat
Bobot
3
2
1
9
4
1
430
Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000
Jumlah
Peruntukan
0-50
m3
Non Niaga
1
Niaga Kecil 2
Industri
3
Kecil
Niaga Besar 4
Industri
5
Besar
51-500
m3
1,1
2,2
3,3
501-1000
m3
1,2
2,4
3,6
1001-2500
m3
1,3
2,6
3,9
>2500
m3
1,4
2,8
4,5
4,4
5,5
4,8
6,0
5,2
6,5
5,6
7,0
Pembuatan sumurbor
kedalaman 150 m
Biaya operasional
selama 5 tahun
Jumlah
Rp. 150.000.000,00
Rp. 60.000.000,00
Rp. 210.000.000,00
Komponen
Sumberdaya Alam
Kompensasi Pemulihan,
Peruntukan dan Pengelolaan
Bobot
60%
40%
2.
= 9 x 0,6 = 5,4
= 1 x 0,4 = 0,4
= 5,8
Volume 51 - 500 m3
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
431
Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000
Komponen Sumberdaya
Alam
Komponen Kompensasi
Jumlah Faktor Nilai Air
Volume 51 - 500 m3
Komponen Sumberdaya Alam = 9 x 0,6 = 5,4
Komponen Kompensasi
= 4,4 x 0,4= 1,76
Jumlah Faktor Nilai Air
= 7,14
= 9 x 0,6= 5,4
= 1,1 x 0,4= 0,44
= 5,84
= 9 x 0,6= 5,4
= 1,2 x 0,4= 0,48
= 5,88
= 9 x 0,6= 5,4
= 1,3 x 0,4= 0,52
= 5,92
= 9 x 0,6= 5,4
= 1,4 x 0,4= 0,56
= 5,96
Volume 0 - 50 m3 =
50 x 6,00 x Rp. 2.301
= Rp.
690.300
Volume 51 - 500 m3 =
450 x 7,16 x Rp. 2.301
= Rp.
7.413.822
Volume 501-1000 m3 =
500 x 7,32 x Rp. 2.301
= Rp.
8.421.660
Volume 1001-2500 m3 =
1500 x 7,48 x Rp. 2.301 = Rp. 25.817.220
Volume 2500-3000 m3 =
500 x 7,64 x Rp. 2.301
= Rp.
8.789.820
= Rp.
667.290
= Rp.
6.047.028
= Rp. 6.764.940
= Rp. 40.769.118
= Rp.
51.132.822
= Rp. 6.856.980
NPA
= Rp. 20.432.880
c
.
432
Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000
Volume 51 - 500 m3
Volume 51 - 500 m3
Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Kompensasi
= 4,4 x 0,4= 1,76
Jumlah Faktor Nilai Air
= 4,16
= Rp.
322.140
= Rp.
2.940.678
= Rp.
3.313.440
Volume 0 - 50 m3 =
50 x 4,00 x Rp. 2.301
Volume 51 - 500 m3 =
450 x 4,16 x Rp. 2.301
Volume 501-1000 m3 =
500 x 4,32 x Rp. 2.301
Volume 1001-2500 m3 =
1500 x 4,48 x Rp. 2.301
Volume 2500-3000 m3 =
500 x 4,64 x Rp. 2.301
= Rp. 10.078.380
= Rp.
= Rp.
4.307.472
= Rp.
4.970.160
= Rp. 15.462.720
= Rp.
5.338.320
= Rp. 30.538.872
= Rp. 20.060.118
Pajak pemanfaatan air bawah tanah =
20% x NPA = Rp. 6.107.774
460.200
3.405.480
NPA
NPA
= Rp.
F.
Penutup
Pedoman ini berisi tentang garis besar yang
masih dimungkinkan untuk dirinci oleh Daerah baik
mengenai pembagian kelompok maupun besarnya
bobot penilaian yang disesuaikan dengan kondisi
sumberdaya air bawah tanah serta kondisi sosial
ekonomi Daerah setempat.
433