PENDAHULUAN
Tujuan pemantauan hemodinamik adalah untuk mendeteksi,
mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan memantau
pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi
keseimbangan homeostatik tubuh. Pemantauan hemodinamik
bukan tindakan terapeutik tetapi hanya memberikan informasi
kepada klinisi dan informasi tersebut perlu disesuaikan dengan
penilaian klinis pasien agar dapat memberikan penanganan
yang optimal. Dasar dari pemantauan hemodinamik adalah
perfusi jaringan yang adekuat, seperti keseimbangan antara
pasokan oksigen dengan yang dibutuhkan, mempertahankan
nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan elektrokimiawi sehingga
manifestasi klinis dari gangguan hemodinamik berupa
gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani secara
cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multipel
CASE
Bila perlu observPada kasus pasien yang ada analisis tindakan
yang dilakukan pada ruang ICCU terutama pemantauan
hemodinamika apa saja yang dapat kita sebagai perawat lakukan,
baik yang bersifat invasive maupun non invasive. Berikan analisis
dengan pembuktian yang ada (EBNP) setiap tindakan yang
dilakukan
Jangan lupa pemantauan hemodinamika yang harus juga
dilakukan!
Analisis kemungkinan perbedaan yang terjadi pada penentuan
tindakan pada kondisi pasien tersebut, baik pada tim sejawat
dan/atau tim kesehatan lain, serta bagaimana kita sebagai leader
diruangan menyikapi dan mengkomunikasikannya. (Ingat dg
analisis seorang Magister keperawatan)
KASUS HF
Ny. P (56 Tahun), awal masuk RS pasien mengeluh dada terasa
berat saat bernafas, kedua kaki pasien terlihat bengkak, dada kiri
terasa sakit dan bertambah sakit apabila saat bernafas. Hasil
pemeriksaan fisik : B1=Bentuk dada normal, penggunaan otot
Bantu nafas + sedikit, nafas agak berat, respirasi 24 x / mnt, Spo2
98%, memakai O2 nasal 3ltr/mnt. Suara nafas vasikuler,
wheezing-/-, ronchi+/+ dibasal paru. B2= Akral hangat, kering,
kulit pucat +,konjungtiva pucat, sianosis -, suara jantung S1/S2
tunggal, mur-mur + diastole, nadi 95x/mnt teratur, teraba kuat,
tensi 115/73mmHg (monitor), B3= Kesadaran komposmentis GCS
4-5-6 hemiparese dextra, pupil isokor reaksi cahaya +/+, tampak
ada gejala katarak +/+, VAS 1-3 nyeri dada ringan,
2
5
Pemeriksaan penunjang : Laboratorium : HB 11.8, Leukosit : 8.5
Trombo : 4.8 ,Hct : 35.9, Natrium : 144, Kalium : 4.2, BS : 65 ,
Albumin : 3.5, Serumcretinin : 0.99, BUN : 19.5 , ECG : irama
sinus 93 x / mnt, T inversi di I, AVL axis LAD.
TINDAKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Analisa
6. Pemberian Oksigen
Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard
guna melawan efek hipoksia/iskemia
7. Pemberian Obat :
a. Diuretik:
Penurunan preload paling banyak digunakan dalam
mengobati pasien dengan curah jantung relatif normal
ditambah dengan gejala kongesti diuretik blok reabsorbsi
diuretik, sehingga mempengaruhi natrium dan air
b. Vasodilator
Meningkatkan curah jantung menurunkan volume
sirkulasi dan tahanan vaskuler sistemik
c. Digoxin
Meningkatkan kekuatan kontraktil miokardium dan
memperlambat kontraksi jantung dan menurunkan
volume sirkulasi
Pemantauan Hemodinamik
1. NIBP
Penutunan Blood Pressure dapat mengobservasi
fungsi jantung penurunan Cardiac output
2. Heart rate, Pulse
Takikardi atau bradikardia dapat menunjukkan suatu
penurunan perfusi ke jantung pada penderita HF
3. Intake,output/urine
Ginjal Berespon untuk menurunkan curah jantung
dengan menahan cairan da n natrium, keluaran urine
biasanya menurun selama tiga hari karena
perpindahan cairan kejaringan tetapi dapat
meningkat pada malam hari sehingga cairan
berpindah kembali ke sikulasi bila pasien tidur
4. Saturasi Oksigen
Oxygenation of the cell will be lower due to hypoperfusion,
hypotension, misdistribution of blood flow, increased capillary
wall thickness and inability of the cell tp use oxygen,
monitoring of svO2 and ScVO2 will monitor the oxygen
consumtion. The due of pulse oxymetri and SvO2 or ScvO2
monitor oxygen demand and delivery
4)Saturasi Oksigen
Oxygenation of the cell will be lower due to
hypoperfusion, hypotension, misdistribution of blood
flow, increased capillary wall thickness and inability
of the cell tp use oxygen, monitoring of svO2 and
ScVO2 will monitor the oxygen consumtion. The due
of pulse oxymetri and SvO2 or ScvO2 monitor oxygen
demand and delivery
Hemodinamik Invasif
Hemodinamik invasif.pdf
J Cardiothorac Surg.docx
finger arterial.pdf
jurnal Invasiv.pdf
Cara komunikasi
Komunikasi dalam suatu organisasi kesehatan dapat berupa tulisan
dan atau komunikasi yang bersifat verbal serta non-verbal. Bentuk
komunikasi tertulis antara lain rekam medik, resep serta surat
edaran. Pada rekam medik, riwayat penyakit, diagnosis, rencana
kerja dan instruksi pengobatan pasien dituliskan. Rekam medik
menjadi sumber informasi siapapun yang ikut merawat pasien
tersebut masa kini atau suatu saat nanti, bahkan pasien pun berhak
membaca rekam medik tersebut, karena itu kelengkapan dan
kejelasan tulisannya menjadi sangat penting. Penulisan resep pada
dasarnya adalah memberikan instruksi kepada petugas apotik
untuk memberikan obat kepada pasien sesuai dengan keinginan si
penulis, sedangkan surat edaran biasanya dikeluarkan oleh
direktur utama rumah sakit, direktur medik, atau kepala divisi,
bergantung isi dan kepada siapa surat edaran tersebut ditujukan.
Contoh nya
Identifikasi Penyebab
PEMECAHAN MASALAH