Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.1.
TUJUAN KEGIATAN
perlu
disediakan,
aspek
ekonomi
keuangan,
aspek
menetapkan
tahapan
pembangunan
yang
diproyeksikan sebelumnya.
A.2.
DIPERLUKAN
Masterplan merupakan pemindai keadaan eksternal maupun
internal yang menunjukkan seberapa baik kondisi di luar dan seberapa
siap potensi yang ada di dalam untuk dikelola, terhadap rencana
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Srengat tipe C Kabupaten
Blitar.
Hasil pemindaian tersebut didasarkan atas analisis data serta
asumsi yang bisa dipertanggungjawabkan. Hasil Masterplan diharapkan
bisa menjadi dasar pengambilan keputusan terhadap Pembangunan
Rumah Sakit Umum Daerah Srengat tipe C Kabupaten Blitar.
Adapun beberapa aspek yang menjadi lingkup pembahasan pada
METODOLOGI MASTERPLAN
Masterplan ini bersifat induktif, yaitu obyek studi akan menjadi
atau
memunculkan
sebuah
teori
dengan
pendekatan
ini
sebuah
difokuskan
Rumah
pada
Sakit,
analisis
aspek-aspek
berdasarkan
paradigma
kelayakan
legalitas,
Dari unit
Accidental
Blitar
(TA
untuk
menemukan
unit
amatan
hingga
unit
penelitian.
1. Observasi
Tahapan observasi ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Observasi Awal (grand touring) meliputi
analisis
observasi
dengan
didampingi
pihak
Pejabat
Pembuat
pada
saat
menggunakan
fasilitas
kesehatan
dengan recording
mapping.
a. Metode recording behavior mapping yaitu place centered
map.
ini
dilakukan
dengan
Bentuk secret
meletakkan
kamera
observasi.
Penggunaan
metode
ini
bertujuan
untuk
Metode ini
dilakukan
pengamatan
tanpa
melibatkan
hukum,
pendidikan,
kondisi
kesehatan,
geografis,
penduduk,
sosial-budaya,
tenaga
pertanian,
kerja,
industri,
setting
tersebut
dianalisis
dengan
menggunakan
kriteria
digunakan
pada
analisis
mengenai
pelaku,
aktivitas,
sekelompok
individu
menggunakan,
memanfaatkan
atau
2.
3.
proyeksi studi.
Masyarakat, yang menjadi obyek pengamatan dari Konsultan untuk
mengidentifikasi perilaku, yang akhirnya dianalisis menjadi aspekaspek penunjang kelayakan Rumah Sakit.
A.4.
ada, kini telah banyak tersedia. Disamping milik pemerintah kini telah
banyak pula fasilitas pelayanan kesehatan yang didirikan oleh pihak
swasta, mulai dari balai pengobatan hingga rumah sakit berskala
internasional.
Ini mengindikasikan
visi
mengembangkan
tersebut,
tiap
strateginya
propinsi
dan
masing-masing
Untuk
Kabupaten/kota
dengan
target-target
pelayanan
kesehatan
sangat
terkait
dan
epidemiologi
penyakit.
Dari
sisi
demografi,
saat
ini
di
sisi
lain
cukup
banyak
kelompok
masyarakat
khususnya
sakit
rumah
turut
memegang
peran
penting
dalam
angka
meningkat.
Kabupaten
kesakitan
akibat
penyakit
degeneratif
sudah
mulai
berperan
serta
terhadap
peningkatan
kesehatan
prinsip-prinsip tersebut.
analisis dalam
rangka menentukan
kelayakan
(kuantitas)
Kondisi Geografis
ini
dilakukan
dengan
mengambil
lokasi
di
seluruh
Pemerintahan
Daerah
Srengatdalam
struktur
organisasi
pemerintahan
di
Penduduk
Tenaga Kerja
Sehingga dalam
Pendidikan
Kesehatan
Sosial
Perdagangan
Perhubungan
Data
ini
dipergunakan
untuk
mengidentifikasi
kebutuhan
Landasan Hukum
analisis
kebutuhan
pelayanan
kesehatan
di
sakit,
yang
ditembuskan
kepada
Direktur
Jenderal
Pelayanan Medik.
5. Rumah sakit harus mulai dibangun, selambat-Iambatnya 1 (satu)
tahun setelah izin mendirikan diterima.
6. Apabila sebelum habis masa berlakunya izin, rumah sakit telah
memenuhi persyaratan untuk dapat melaksanakan kegiatannya,
maka pemilik rumah sakit dapat mengajukan permohonan izin
menyelenggarakan
rumah
sakit
kepada
Direktur
Jenderal
c.
Kabupaten Blitar.
d. Ijin Menyelenggarakan Rumah Sakit
1. Ijin ini diberikan untuk menyelenggarakan (operasional) rumah
sakit selama rumah sakit dapat melaksanakan kegiatannya dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
2. ljin diajukan kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik oleh
pemohon setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Telah selesainya bangunan rawat jalan, rawat inap, rawat
darurat, kamar operasi, ruang laboratorium, ruang farmasi,
ruang radiologi dan ruang perkantoran yang sesuai dengan
kelas dan persyaratan bangunan rumah sakit;
b) Telah adanya Direktur rumah sakit yang penuh waktu, tenaga
medis, paramedis dan non medis sesuai dengan kelas dan
persyaratan ketenagaan rumah sakit;
c) Telah adanya peralatan dan perlengkapan medik untuk rawat
jalan,
rawat
inap,
gawat
darurat
dan
kamar
operasi,
Pelayanan
Medik
berdasarkan
hasil
berita
acara
Kebijakan Daerah
Kebijakan Daerah Kota Blitar dalam hal ini adalah kebijakan yang
berkaitan dengan aspek ketataruangan dan aspek kesehatan.
A.4.2.3.
Peran
Berbagai
Pihak
dalam
Pembangunan
Rumah Sakit
Peran Ditjen Bina Pelayanan Medik adalah:
1. Membuat kebijakan dan standar, pedoman sarana dan prasarana
kesehatan rujukan;
Pembangunan Rumah
pelayanan
rumah
sakit/
laboratorium
rumah
sakit
harus
dan
sesuai
pengembangan
rumah
sakit.
Analisis
aspek
pasar
dan
merupakan
bertanggungjawab
rumah
pada
sakit
pada
kesehatan
tingkat
masyarakat
RSUD
Kabupaten
Kabupaten
yang
Blitar.
Indikator
tahun
terakhir
akan
menunjukkan
ada
atau
tidaknya
Pada
Kelengkapan dan
RSUD Srengat
Puskesma
Dokter
Praktek
Faktor
Kelengkapan
Mutu
Biaya
Jarak
Transportasi
Keahlian Dokter
Keramahan Perawat
Sumber: Hasil survey 2010
Prosentas
e
43,5
38,9
9,3
18,1
7,3
10,9
7,3
karena
melakukan
itu
rencana
pemindahan
pengembangan
lokasi
juga
RSUD
harus
Srengatbila
harus
memperhatikan
aspek
bahwa
sebagian
besar
masyarakat
Hasil survei
lebih
memilih
dua,
yaitu
pasien
sebagai
konsumen
dan
pasien
serta
bagian
penting
kajian
dari
aspek
intensitas
Intensitas penggunaan
dan
baru
dapat
menggambarkan
penggunaan
Proporsi kunjungan
secara
tidak
langsung
Puskesmas merupakan
karakteristik
pasien
penting
untuk
dikaji
karena
B. Demografi
Secara grafis, kondisi demografis dari tahun ke tahun akan
menunjukkan gambaran populasi dengan dominasi penduduk usia di
segmen tertentu.
angka
kesakitan
(morbiditas)
yang
membutuhkan
pelayanan.
kelompok
usia
tua
Pemerintah
dan
RSUD
perlu
trend
meningkat dengan
tingkat pertumbuhan
yang
relative stabil, maka data ini menunjukkan potensi pasar yang terus
berkembang dan sejalan dengan data peningkatan BOR rumah sakit
meskipun setelah penambahan kapasitas TT.
Jika rasio jenis kelamin dan angka ketergantungan menunjukkan
rasio yang berimbang dan relatif tetap dari tahun ke tahun, maka rasio
jenis kelamin dan angka ketergantungan secara tidak langsung akan
mempengaruhi
status
sosial
ekonomi
masyarakat.
Angka
tanggungjawab kelompok usia produktif, yang pada saat yang sama juga
C. Sosio-ekonomi
Segmentasi pasar merupakan informasi yang penting sebagai
dasar pengembangan dan fokus pelayanan.
potensial
untuk
dikembangkan
mengingat
sektor
industri
terhadap
sistem
asuransi
dipengaruhi
oleh
persepsi
masyarakat terhadap besar resiko sakit dan resiko finansial yang harus
ditanggung.
lain
yang
dipertimbangkan
adalah
tingkat
sosial
ekonomi
Munculnya
intensitas
pendatang
kompetisi
yang
baru
harus
tentunya
diwaspadai
akan
oleh
meningkatkan
RSUD
Srengat.
Klinik
Spesialis setempat yang sudah memiliki pasar yang loyal. Hal ini sesuai
dengan fakta penelitian bahwa rujukan oleh dokter menjadi pintu masuk
utama pelayanan di rumah sakit.
Untuk mengantisipasi munculnya kompetitor baru rumah sakit
harus meningkatkan daya saing atau dengan meningkatkan porsi captive
market dengan menjalin kerjasama asuransi.
didukung
dengan
desain
fasilitas
yang
memberikan
kenyamanan.
A.4.3.6.
Faktor Pemasok
Analisis
memiliki posisi tawar yang relatif kuat terhadap pemasok alat kesehatan.
Penyedia alat kesehatan lebih memiliki kepentingan untuk menjadi
rekanan
RSUD
Srengatmenjadi
spesialis.
Srengatkarena
tempat
luasnya
berkumpulnya
pangsa
para
pasar,
provider
dan
yaitu
RSUD
dokter
institusi
pemerintah
seperti
Puskesmas,
karena
sistem
rujukan
lain
yang
dapat
ditempuh
adalah
mengurangi
pola
penyakit
degenerative
menjadi
peluang
yang
meningkatkan
biaya
bagi
pasien
namun
tidak
memberikan
banyak
keuntungan
bagi
rumah
sakit.
Dengan
Pengobatan
kesembuhan
yang
luar
biasa.
Dengan
gambaran
diatas,
Srengatdapat
mengelola
tantangan
produk
substitusi
analisis
Porter,
yang
mengkaji
kekuatan
dan
potensi
Posisi
Tawar
Pemasok
Intensitas
Kompetisi
Posisi
Tawar
Pembeli/
Pembayar
Tantangan
Produk
Substitusi
dan pendatang baru hingga saat ini sangat lemah, karena pengembangan
produk baru bila akan ada menghadapi tantangan yang lebih besar.
Gambaran analisis eksternal ini menunjukkan pangsa pasar yang
potensial, dan kompetisi yang sangat memungkinkan untuk dimenangkan
dan dipertahankan oleh RSUD Srengatbila mampu menangkap peluang
dengan meningkatkan kemampuan internal.
A.4.3.9.
diperhitungkan pada pelayanan rawat inap (secara spesifik di masingmasing unit rawat inap), rawat jalan, dan pelayanan penunjang medik.
Hasil analisa pasar akan menentukan besaran rencana pengembangan
rumah sakit dan kebutuhan sumberdaya manusia, teknologi serta
lingkungan fisik.
A.4.4. Kajian Aspek Teknis, Teknologi dan Kebutuhan Peralatan
Pemilihan lokasi
(1) Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi
Lokasi harus mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat
ke jalan raya dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan
mudah.
(2) Kontur Tanah
kontur
tanah
perencanaan
mempunyai
struktur,
pengaruh
dan
harus
penting
dipilih
pada
sebelum
listrik,
bahan
bakar
Pengembang
harus
membuat
dan
utilitas
jalur
telepon.
tersebut
selalu
tersedia.
(5) Pengendalian Dampak Lingkungan
Setiap
RS
harus
dilengkapi
dengan
persyaratan
(sampah
RT)
serta
limbah
cair
(Instalasi
dipertimbangkan
apabila
ada
rencana
2.
Peruntukan Bangunan
(1)
memperhitungkan
jarak
antara
massa
alami
cukup
dan
adanya
pergantian
b.
c.
d.
3.
(3)
Dengan
perkembangan
teknologi
yang
cepat,
ilmu
(4)
(5)
(6)
umum
non
pendidikan
dan
ruangan
yang
dibutuhkannya.
TABEL 4.2.
KEBUTUHAN RUANG MINIMAL UNTUK RUMAH SAKIT UMUM NON
PENDIDIKAN. 2)
RUANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Administrasi
Unit Gawat Darurat
Poliklinik
Pelayanan sosial
Pendaftaran
Laboratorium Klinis, Patologi
Kebidanan dan kandungan
Diagnostik dan Radiologi
Dapur makanan
Fasilitas petugas
Ruang pertemuan, pelatihan
Terapi Wicara dan
pendengaran
Rumah tangga/kebersihan
Manajemen material
Gudang pusat
Pembelian
Laundri
Rekam medis
Fasilitas staf medik
Teknik dan pemeliharaan
Pengobatan nuklir
Ruang anak
Petugas
Farmasi
Ruang publik
Ruang pengobatan kulit
Therapi radiasi
Therapi fisik
Therapi okupasi
Ruang bedah
Sirkulasi
Unit rawat inap
Prinsip Umum
(1) Ketentuan
pertama,
perlindungan
terhadap
pasien
Rumah sakit
Jiwa
Ketentuan
ketiga,
pemisahan
aktivitas
yang
berbeda,
Pasien di
Kamar bedah
2.
Prinsip Khusus
(1) Maksimum pencahayaan dan angin untuk semua bagian
bangunan merupakan faktor yang penting.
Ini khususnya
(3)
GAMBAR 5.1.A.
(4)
service.
sebaiknya
diproteksi
terhadap
pandangan
Bordes dan
pasien
dan
Bahan-bahan,
material
dan
pembuangan
(9)
(10)
Atap
Atap harus kuat, tidak bocor, tahan lama dan tidak menjadi
(b) Apabila rangka atap dari bahan kayu, harus dari kualitas yang
baik dan kering, dan dilapisi dengan cat anti rayap.
(c) Apabila rangka atap dari bahan metal, harus dari metal yang
tidak mudah berkarat, atau di cat dengan cat dasar anti karat.
2.
Langit-langit
Langit-langit harus kuat, berwarna terang, tidak berbahan asbes
karat,
tidak
punya
sambungan
(utuh),
dan
mudah
dibersihkan.
atau plester yang halus dan dicat, memberikan dinding tanpa kampuh
(tanpa sambungan = seamless).
(2) Dinding yang berlapiskan keramik/porselen, mengumpulkan debu dan
mikro
organisme
diantara
sambungannya.
Semen
diantara
epoksi
pada
dasarnya
mempunyai
kecenderungan
untuk
Lantai
Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan
(2)
Pertemuan
lantai
dengan
dinding
harus
berbentuk
Lantai
harus
cukup
konduktif,
sehingga
mudah
untuk
(5)
(7)
(8)
(9)
(2) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 70) tidak boleh
lebih dari 900 cm.
(5) Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki
tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
(6) Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untuk
menghalangi roda dari kursi roda atau stretcher agar tidak terperosok
atau ke luar dari jalur ramp.
Apabila berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum atau
persimpangan, harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu
jalan umum.
Pencahayaan
Tangga
Tangga
merupakan
fasilitas
bagi
pergerakan
vertikal
yang
7.
Lift (Elevator)
Lift merupakan fasilitas lalu lintas vertikal baik bagi petugas RS
Pintu
Pintu adalah bagian dari suatu tapak, bangunan atau ruang yang
(4) Pintu khusus untuk kamar mandi di rawat inap dan pintu toilet untuk
aksesibel, harus terbuka ke luar (lihat gambar 3.7.1), dan lebar daun
pintu minimal 85 cm.
GAMBAR 5.13.
9.
Toilet umum
(a) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang
cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
(b) Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian
pengguna ( 36 ~ 38 cm).
(c) Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin.
(d) Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang
cukup untuk masuk dan keluar oleh pengguna.
(e)
Ketinggian
tempat
duduk
kloset
harus sesuai
dengan
(handrail)
yang
memiliki
posisi
dan
ketinggian
GAM
BAR 5.14. RUANG GERAK DALAM TOILET UNTUK AKSESIBEL.
A.4.4.2.
Persyaratan
keselamatan
bangunan
rumah
sakit
meliputi
kemampuan
bangunan
rumah
sakit
terhadap
bahaya
(1) Umum
(a)
beban
dan
memenuhi
persyaratan
selama
umur
layanan
yang
direncanakan
keawetan,
dan
kemungkinan
pelaksanaan
konstruksinya.
(b)
Kemampuan
memikul
beban
diperhitungkan
terhadap
(d)
(e)
(f)
(g)
kelayanan
struktur,
termasuk
beban
tetap,
beban
SNI
031726-1989
atau
edisi
terbaru;
Tata
cara
SNI
03-1727-1989
atau
edisi
terbaru;
Tata
cara
2)
3)
4)
5)
6)
2)
3)
4)
(c)
Konstruksi Kayu
Perencanaan konstruksi kayu harus memenuhi standar teknis yang
berlaku, seperti:
1)
2)
3)
4)
2)
dan
lingkungan
untuk
pencegahan
bahaya
3)
4)
5)
6)
7)
SNI
032405-1991
atau
edisi
terbaru;
Tata
cara
3.
Persyaratan
Kemampuan
Struktur
Bawah
Bangunan
2)
3)
4)
2)
laut
yang
dapat
mengakibatkan
korosif
harus
Dalam
hal
perencanaan
atau
metode
pelaksanaan
5)
menyebabkan
penurunan
yang
berlebihan
atau
ketidakstabilan konstruksi.
6)
7)
Umumnya
daya
dukung
rencana
pondasi
dalam
harus
9)
(c)
Keselamatan Struktur
1)
2)
rumah
salikit,
sehingga
rumah
sakit
selalu
mencegah
terjadinya
keruntuhan
struktur
yang
tidak
keamanan,
termasuk
keselamatan
terhadap
Dalam
hal
masih
ada
persyaratan
lainnya
yang
belum
4)
Bahan
memiliki
bangunan
sistem
prefabrikasi
harus
dirancang
hubungan
yang
baik
dan
sehingga
mampu
4.
1)
(2)
melindungi
bangunan
penghuni
terhadap
yang
berada
dampak
di
kebakaran
suatu
bagian
yang
terjadi
mengendalikan kobaran
api
menyediakan
jalan
masuk
bagi
petugas
pemadam
kebakaran
(3)
Proteksi Bukaan
Seluruh bukaan harus dilindungi, dan lubang utilitas harus
diberi penyetop api (fire stop) untuk mencegah merambatnya
api
serta
bangunan.
menjamin
pemisahan
dan
kompartemenisasi
2)
(2)
Hidran Halaman
Hidran halaman diperlukan untuk pemadaman api dari luar
bangunan gedung. Sambungan slang ke hidran halaman harus
memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
oleh
instansi
kebakaran setempat.
(3)
(4)
(5)
(6)
deteksi
dan
alarm
kebakaran
berfungsi
untuk
darurat
di
dalam
rumah
sakit
diperlukan
Tanda Arah
Bila petunjuk pintu keluar darurat tidak dapat terlihat secara
langsung
dengan
jelas
oleh
pengunjung
atau
pengguna
penguat
suara
(public
address),
diperlukan
guna
dimaksudkan
agar
penghuni
bangunan
memperoleh
instalasi
tata
suara
pada
waktu
keadaan
darurat
(a)
penempatannya
harus
mudah
diamati,
dioperasikan,
direncanakan
dan
dilaksanakan
berdasarkan
standar,
dan
harus
diamankan
terhadap
gangguan
seperti
(d)
(e) Tempat
pemberhentian
ujung
kabel
harus
terang,
tidak
ada
(c)
(d)
maupun
pada
kondisi
daya
listrik
utama
mengalami
7.
(1)
2)
(2)
8.
Sistem Kelistrikan
(1)
(2)
b.
c.
d.
(3)
Harus
tersedia
peralatan
UPS
(Uninterruptable
Power
pendingin ruangan.
b.
(4)
tersedia
(6)
(7)
A.4.4.3.
(b)
(c)
(d)
2)
2.
pencahayaan
rumah
sakit
untuk
harus
mempunyai
memenuhi
persyaratan
pencahayaan
alami
sistem
dan/atau
pelayanan
untuk
pencahayaan alami.
(b)
(c)
Pencahayaan
buatan
harus
direncanakan
berdasarkan
tingkat
pekerjaannya
sebagai berikut :
sesuai
standar
intensitas
cahaya
1
2
3
Meja operasi
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
3.
Anastesi, pemulihan
Endoscopy, lab
Sinar X
Koridor
Tangga
Administrasi/kantor
Ruang alat/gudang
Farmasi
Dapur
Ruang cuci
Toilet
R. Isolasi khusus penyakit
Tetanus
Ruang luka bakar
INTENSITAS
CAHAYA
(lux)
100 200
maks. 50
300 500
10.000 20.000
KKETERANGA
N
Warna cahaya
sedang
Warna cahaya
sejuk atau
sedang tanpa
bayangan
300 500
75 100
minimal 60
Minimal 100
Minimal 100
Minimal 100
Minimal 200
Minimal 200
Minimal 200
Minimal 100
Minimal 100
0,1 0,5
Malam hari
Warna cahaya
biru
100 200
Persyaratan Sanitasi
Persyaratan Sanitasi Rumah Sakit dapat dilihat pada Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004,
tentang
(6) Penyediaan Fasilitas air panas dan uap terdiri atas Unit Boiler,
sistem perpipaan dan kelengkapannya untuk distribusi ke
daerah pelayanan.
(7) Dalam
rangka
pengawasan
kualitas
air
maka
RS
harus
pada
musim
hujan),
titik
sampel
yaitu
pada
tentang
Persyaratan
Kesehatan
(a)
Persyaratan
kesehatan
ini
di
berlaku
rumah
wajib
sakit,
untuk
rumah
fasilitas
pelayanan
perawatan,
fasilitas
nama
layanan
gas
khusus
atau
vakum,
Bila
maka
(d)
dipertimbangkan
dalam
perancangan,
pemasangan,
(f)
(g)
yang
ditempelkan
yang
menyebutkan
isi
atau
(i)
(j)
2)
3)
4)
5)
6)
Tutup
pelindung
katup
harus
dipasang
erat
pada
8)
Unit
penyimpan
cairan
kriogenik
yang
dimaksudkan
2)
3)
4)
5)
masing-masing
silinder,
baik
yang
7)
(l)
fasilitas
pelayanan
kesehatan,
atau
edisi
terakhir.
2)
D)
mempertimbangkan
permeabilitas
tanah,
dan
ketinggian
permukaan
ketersediaan
jaringan
air
tanah,
drainase
lingkungan/kota.
(a)
(b)
(c)
Pemanfaatan
air
hujan
diperbolehkan
dengan
mengikuti
(d)
dapat diterima,
maka penyaluran
air hujan
harus
(f)
SNI
03-2453-2002
perencanaan
atau
sumur
edisi
resapan
air
terbaru;
hujan
Tata
untuk
cara
lahan
pekarangan.
2)
3)
A.4.4.4.
Persyaratan
kenyamanan
kenyamanan
ruang
kenyamanan
termal
(visual),
serta
bangunan
gerak
dalam
kenyamanan
dan
ruang,
rumah
sakit
meliputi
hubungan
antarruang,
kenyamanan
pandangan
terhadap
tingkat
getaran
dan
kebisingan.
1
2)
(b)
1)
dan
perabot/
peralatan
di
dalam
3)
rumah
digunakan
sakit
standar
belum
baku
dan
mempunyai
pedoman
SNI,
dapat
teknis
yang
rumah
sakit
harus
mempertimbangkan
Untuk
mendapatkan
tingkat
temperatur
dan
alat
pengkondisian
udara
yang
sakit/ruang,
jumlah
mempertimbangkan :
1)
fungsi
bangunan
rumah
3)
(a)
(b)
2)
(c)
Kenyamanan
pandangan
(visual)
dari
luar
ke
dalam
rancangan
bukaan,
tata
ruang-dalam
dan
luar
3)
4.
getaran
kesehatan
dan
yang
tidak
kenyamanan
menimbulkan
seseorang
gangguan
dalam
bagi
melakukan
kegiatannya.
Getaran dapat berupa getaran kejut, getaran mekanik atau
seismik baik yang berasal dari penggunaan peralatan atau
sumber getar lainnya baik dari dalam bangunan maupun dari luar
bangunan.
5.
kebisingan
yang
tidak
menimbulkan
gangguan
(b)
(c)
Untuk
mendapatkan
kebisingan
pada
tingkat
kenyamanan
bangunan
rumah
sakit
terhadap
harus
menimbulkan
dampak
kebisingan
terhadap
(f)
MAKSIMUM
KEBISINGAN (WAKTU
PEMAPARAN 8 JAM
DAN SATUAN dBA)
45
40
45
45
65
40
40
45
45
45
45
78
78
40
80
rumah
sakit,
serta
melengkapi
fasilitas
prasarana
dalam
sakit
meliputi
tersedianya
fasilitas
dan
yang
berkebutuhan
khusus,
termasuk
penyandang cacat.
(b)
Penyediaan
fasilitas
dan
aksesibilitas
harus
dalam
bangunan
rumah
sakit,
akses
(c)
Kelengkapan
prasarana
disesuaikan
dengan
fungsi
Setiap
bangunan
rumah
sakit
harus
memenuhi
(c)
Arah
bukaan
daun
pintu
dalam
suatu
ruangan
2.
Persyaratan
Kemudahan
Hubungan
Vertikal
dalam
tersedianya
tangga,
ramp,
lift,
tangga
Jumlah,
ukuran,
dan
konstruksi
sarana
hubungan
lantai
harus
menyediakan
sarana
hubungan
(c)
fasilitas
vertikal
dan
bagi
kelengkapan
orang
yang
sarana
berkebutuhan
(e)
(f)
digunakan
secara
khusus
oleh
petugas
kebakaran.
5.7.3
(b)
(c)
jalur
evakuasi
yang
dapat
menjamin
pengguna
sakit
harus
dipenuhi
standar
tata
cara
(b)
4.
(b)
Penyediaan
fasilitas
dan
aksesibilitas
disesuaikan
Guna
memberikan
kemudahan
bagi
pengguna
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
A.4.4.6.
1.
dekat
dengan
apotek,
bagian
radiologi
dan
laboratorium.
2.
Diusahakan ada
4.
5.
6.
7.
8.
Letak poli jauh dari ruang incenerator, IPAL dan bengkel ME.
9.
Bila konsep Rumah Sakit dengan Sterilisasi Sentral, tidak perlu ada
ruang sterilisasi, namun pada beberapa Poliklinik seperti Poli
Gigi/THT/Bedah tetap harus ada ruang sterilisasi, karena alat-alat
yang digunakan harus langsung disterilkan untuk digunakan kembali
(bila pasien banyak).
Alur kegiatan pada instalasi rawat jalan dapat dilihat pada bagan alir
berikut :
Pendaftaran
Awal (pasien baru) / Ulang (& rekam
medik)
R. Tunggu
Penunjang
Medik:
Laboratorium
Radiologi
Fisioterapi, dll
R. Periksa
Poli umum /
spesialis
Dirujuk ke klinik
spesialis lain/
RS lain
Pasien
Staf
Alat
Dokter
Perawat
Alat
Dirawat di
Inst. Rawat
Inap
Pulang
2.
memiliki kemampuan :
Memiliki dokter spesialis empat besar yang siap panggil (on-call), dokter
umum yang siaga di tempat (on-site) dalam 24 jam yang memiliki
kualifikasi pelayanan GELS (General Emergency Life Support) dan atau
ATLS + ACLS dan mampu memberikan resusitasi dan stabilisasi ABC
(Airway, Breathing, Circulation) serta memiliki alat transportasi untuk
rujukan dan komunikasi yang siaga 24 jam.
A.
2.
Cito Operation.
3.
4.
Cito Lab.
5.
Cito Radiodiagnostik.
6.
Cito Darah.
7.
B.
Drop-In
Area)
memiliki
sistem
sirkulasi
yang
/ Pass
bangunan
IGD
disarankan
berdekatan
dengan
Inst.
Laboratorium.
12.Letak
bangunan
IGD
disarankan
berdekatan
dengan
Instalasi
Radiologi.
3.
Pelayanan keperawatan.
2).
3).
Konsultasi Radiologi.
Konsultasi Anestesi.
bergerak
merupakan
salah
satu
kunci
maka harus ada tangga landai (Ramp) atau Lift Khusus untuk
mencapai ruangan tersebut.
Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat
yang tenang (tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki
kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
Masing-masing
ruang
Rawat
Inap
spesialis
dasar
dipisahkan seperti :
-
Pasien
yang
gaduh
gelisah
(mengeluarkan
Alur kegiatan pada instalasi rawat inap dapat dilihat pada bagan
alir berikut :
4.
merupakan
unit
pelayanan
khusus
di
rumah
sakit
yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Disarankan
sirkulasi
udara
yang
dikondisikan
9.
10.
11.
12.
13.
dengan
dinding
tidak
boleh
berbentuk
sudut/harus
KEBIDANAN
DAN
PENYAKIT
KANDUNGAN
bermasalah
(post
sectio
caesaria,
infeksi,
pre
eklampsi/eklampsi).
3. Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi/penyakit kandungan.
Pelayanan gangguan kesehatan reproduksi penyakit kandungan
meliputi pelayanan keguguran, penyakit kandungan dan kelainan
kehamilan.
4. Pelayanan tindakan/operasi kebidanan
Pelayanan tindakan/operasi kebidanan adalah untuk memberikan
tindakan, misalnya ekserpasi polip vagina, operasi sectio caesaria,
operasi myoma uteri, dll. Kegiatan ini dilakukan pada ruang operasi
yang berada di Instalasi Bedah Sentral dan baru dapat dilaksanakan
pada Instalasi Kebidanan apabila telah memiliki peralatan operasi
yang memadai (misalnya: peralatan anaestesi, meja operasi, monitor
pasien serta lampu operasi).
5. Pelayanan KB (Keluarga Berencana).
Dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu dan anak telah ditetapkan
bahwa Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten/Kota Bahwa 75% RS
di Kab/Kota menyelenggarakan PONEK (penambahan ruangan untuk
Emergency Ibu & Anak).
Konsep dasar instalasi Kebidanan dan Kandungan pada prinsipnya
ditetapkan sebagai berikut :
1. Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus
mudah dicapai, disarankan berdekatan dengan instalasi gawat
darurat, ICU dan Instalasi Bedah Sentral, apabila tidak memiliki ruang
operasi atau ruang tindakan yang memadai.
2. Bagunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising.
6. INSTALASI
BEDAH
SENTRAL
(COT/Central
Operation
Theatre)
Instalasi bedah, adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang
berfungsi sebagai tempat untuk melakukan tindakan pembedahan secara
efektif maupun akut, yang membutuhkan kondisi steril dan kondisi khusus
lainnya.
1.
b.
c.
HIGH-ASEPTIC,
yaitu
dimaksudkan
dengan
daerah
melakukan pelayanan :
1.
Melakukan
perencanaan,
pengadaan
dan
Melakukan
kegiatan
peracikan
obat
sesuai
4.
Memberikan
pelayanan
informasi
obat
dan
Antara
fasilitas
untuk
penyelenggaraan
pelayanan
langsung
8.
INSTALASI RADIOLOGI
Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi
Non Kontras
Tulang-tulang
Toraks
Jaringan lunak
b.
Abdomen
Dengan Kontras
IVP
Cholecistografi
Fistulografi
Ceptografi
Histero Salfingografi
Esofagografi
Maag duodenografi
Cor anaupe
2.
Pemeriksaan
USG
untuk
kelainan-kelainan
abdominal,
b.
Kelembaban
udara
pada
ruang
9.
SUPPLY
STERILIZATION DEPARTEMEN)
Instalasi Sterilisasi Pusat (CSSD) mempunyai kegiatan mencuci
dan mensterilkan (menghilangkan semua mikroorganisme baik dengan
Barang/linen/bahan
perbekalan
baru
dari
2.
3.
fisik
atau
kimia
untuk
mengurangi
dan
atau
sterilisasi,
penyimpanan
dan
pemakaian.
Tujuan
INSTALASI LABORATORIUM
1.
2.
3.
kedap air setinggi 1,5 m dari lantai (misalnya dari bahan keramik
atau porselen).
Lantai dan meja kerja laboratorium dilapisi bahan yang tahan
terpisah.
Pada tiap-tiang ruang laboratorium dilengkapi sink (wastafel) untuk
11.
Rehabilitasi fisik
2.
Rehabilitasi Mental
3.
Rehabilitasi Sosial
Pada dasarnya tata ruang Unit Rehabilitasi Medik ditetapkan atas dasar:
1.
2.
3.
4.
5.
Untuk
disediakan
toilet
pasien
khusus
yang
yang
menggunakan
memiliki
luasan
kursi
cukup
roda
untuk
BAGIAN
ADMINISTRASI
DAN
KESEKRETARIATAN
RUMAH SAKIT
Suatu
bagian
dari
rumah
sakit
tempat
dilaksanakannya
Dewan Direksi RS
Komite Medis
Seksi Keperawatan
Seksi Pelayanan
sub-bagian
menyimpan
dari
berkas-berkas
Kesekretariatan
jati
diri,
yang
riwayat
merekam
penyakit,
dan
hasil
13.
Tempat
meletakkan/penyimpanan
sementara
3.
4.
Otopsi jenazah.
5.
2.
Ruang
jenazah
disarankan
mempunyai
4.
Area
yang
merupakan
jalur
jenazah
6.
Memiliki
sistem
pembuangan
limbah
khusus.
14.
INSTALASI GIZI/DAPUR
Sistem pelayanan dapur yang diterapkan di rumah sakit adalah
pasien setiap
sarana penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan desinfektan, mesin uap
(steam boiler), pengering, meja, dan mesin setrika.
Kegiatan pencucian linen terdiri dari :
1.
Pengumpulan
a.
b.
2.
a.
b.
Linen
dipilah
berdasarkan
tingkat
kekotorannya.
3.
Pencucian
a.
b.
dan
muntahan
kemudian
merendamnya
dengan
menggunakan desinfektan.
c.
4.
Pengeringan
5.
Penyetrikaan
6.
Penyimpanan
a.
b.
c.
7.
dilakukan
berdasarkan
kartu
tanda
terima
dari
Pengangkutan
a. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan
kantong untuk membungkus linen kotor.
b.Menggunakan kereta dorong yang berbeda warna dan tertutup
antara linen bersih dan linen kotor. Kereta dorong harus dicuci
dengan desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
c. Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan
bersamaan.
d.Linen bersih diangkut dengan kereta dorong yang berbeda warna.
e. RS yang tidak mempunyai laundry tersendiri, pengangkutannya
dari dan ke tempat laundry harus menggunakan mobil khusus.
2.
Peralatan
cuci
dipasang
permanen
dan
Tersedia
saluran
air
limbah
tertutup
yang
Untuk linen non-infeksius (misalnya dari ruangruang administrasi perkantoran) dibuatkan akses ke ruang pencucian
tanpa melalui ruang dekontaminasi.
5.
6.
16.
2.
Laporan
dari
setiap
unit
yang
mengalami
kerusakan alat
Analisa kerusakan
Listrik/ Elektronik
Telepon/Audio Visual.
Terletak jauh dari daerah perawatan dan gedung penunjang
penting untuk melihat kesesuaian antara kondisi sekarang dengan polapola pemanfaatan oleh perilaku manusia.
Kegunaan evaluasi pasca huni terbagi dalam 3 jangka waktu,
yang antara lain adalah:
1. Kegunaan Jangka Pendek; meliputi peningkatan dalam hal-hal seperti:
identifikasi
masalah
dan
solusi
dalam
manajemen
fasilitas,
ketersediaannya
anggaran,
serta
proses
pengambilan
kemampuan
pertumbuhan
pengembangan
organisasi,
fasilitas
penghematan
sesuai
biaya
dalam
dengan
proses
jasa
dan
dalam
Fasilitas
manajemen)
Kesehatan
maupun
(pengelola,
pengguna
jasa
Meliputi
dokter,
Fasilitas
itu,
evaluasi
pasca
huni
juga
memiliki
tingkatan
menimbulkan
dampak
Iingkungan,
serta
usaha
untuk
dalam
klasifikasi
wajib
menyusun
upaya
pengelolaan
peraturan
perundangan
yang
mendasari
pelaksanaan
pengelolaan dan pelestarian Iingkungan yang terkait dengan UKL dan UPL
RSUD Blitar adalah:
1. Undang-undang No 1 Tahun 1982, tentang ketentuan-ketentuan
pokok pengelolaan Iingkungan hidup.
2. Peraturan Pemerintah No 51 Tahun 1993, tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL).
3. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No
Kep-23/MENKLH/I/1987, tentang prosedur penanggulangan kasus
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
4. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No Kep-11IMENKLH/3/94
tentang jenis usaha atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL.
pelayanan
kesehatan
rumah
sakit
merupakan
representasi
ketidakpuasan pasien.
A.4.6.1.
Kajian
kapabilitas
sumberdaya
manusia
dinilai
dengan
Pertimbangan lainnya
Pelayanan
juga sterilisasi.
Pelayanan
penunjang
non
medis yang
juga
harus
sumberdaya
manusia.
dipertimbangkan
Pelayanan
dalam
penunjang
pengembangan
dan
administrasi
OUTPATIENT SERVICE
SUPPORTING SERVICE
INPATIENT SERVICE
ADMINISTRATION SERVICE
diperhitungkan
dengan
memperhatikan
kapasitas
pelayanan,
harus
dibersihkan
sedangkan
tenaga
keamanan
penting
yang
tidak
selalu
harus
dirangkap
oleh
tenaga
data
pengembangan.
pelayanan
akan
mendukung
perencanaan
dan
diabaikan
mengingat
banyaknya
peralatan
dan
teknologi
Untuk mengelola
Sejalan dengan
laundry
yang
dapat
ditambahkan
dengan
fungsi
Profesionalisme
dan
pengawasan
diperlukan
untuk
serta
kepemimpinan.
Pelayanan
manajemen
dan
pendidikan
dan
pelatihan
secara
berjenjang
dan
jumlah
sudah
memenuhi.
RSUD
Srengatdan
Pemda
harus
memperhitungkan
masa
pendidikan
selama
tiga
tahun
Pada
rawat
inap
dan
rawat
jalan
Peningkatan kebutuhan
tentunya
diikuti
dengan
kapasitas
pelayanan
yang
menuntut
peningkatan
dan
kerjasama
dengan
institusi
penyelenggara
pendidikan
tenaga
medik,
tenaga
administrasi
juga
harus
Profesi administrasi
yang
pemeliharaan
merupakan
khusus.
investasi
Oleh
karena
mahal
itu
dan
memerlukan
pengelolaan
Instalasi
Proporsi
pendapatan
rumah
sakit
terhadap
sumber
rutin
rumah
peningkatan.
mengalami penurunan.
sakit
pada
setiap
tahun
mengalami
Pare, rata-rata belanja rutin mencapai enam (6) kali lipat pendapatan.
Proporsi belanja rutin dan pembangunan tersebut menunjukkan besarnya
beban anggaran pembiayaan rutin rumah sakit.
Gambaran perkembangan sumber pembiayaan dan pengeluaran
rumah sakit menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran belanja rutin
dengan sumber biaya yang didominasi APBD dan menurunnya kontribusi
APBN. Meskipun pendapatan RSUD Pare juga mengalami peningkatan,
namun kontribusi besar masih diberikan oleh APBD.
setiap
diperhitungkan
bentuk
kegiatan
belanja
pembangunan
dengan
sangat
hati-hati,
termasuk
Oleh
harus
rencana
daripada itu akan dianggap kurang layak untuk sebuah nilai investasi.
B. PROGRAM KERJA
Dalam
pekerjaan
ini,
konsultan
diharuskan
melaksanakan
(mobilisasi
pekerjaan),
berupa
perencanaan
yang
Teknik
Survey
Lapangan,
berupa
persiapan
dari
penyusunan
pekerjaan
melalui
tahapan
sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Persiapan
Persiapan
Legalisasi
dan
Laporan
Waktu yang diperlukan lebih kurang 10 minggu.
Pembuatan
Buku
K E G I A T A N
1
2
3
4
5
6
Wilayah
Analisis dan Proyeksi
Rekomendasi Konsep Perancangan & Rencana
7
8
Pentahapan
Pemaparan dan Sosialisasi
Persiapan Legalisasi dan Pembuatan Buku Laporan
BULAN I
1 2 3 4
BULAN II
1 2 3 4
BULAN III
1 2 3 4
BULAN IV
1
2 3
4
K E G I A T A N
1
1
2
3
4
5
6
TENAGA AHLI
Tenaga Ahli Bidang Manajemen Rumah Sakit (Team Leader)
Tenaga Ahli Bidang Arsitek Sub Bidang Arsitektur
Tenaga Ahli Bidang Sipil
Tenaga Ahli Bidang Kesehatan Masyarakat
Tenaga Ahli Bidang Mekanikal
Tenaga Ahli Bidang Elektrikal
TENAGA PENDUKUNG
1
2
3
4
5
6
7
BULAN I
2 3 4
BULAN II
2 3 4
BULAN III
2 3 4
BULAN IV
2 3
4
PEMBERI
TUGAS
KONSULTAN
TEAM LEADER
(TA.
MANAJEMEN
RS)
TENAG
A
AHLI
SIPIL
TENAG
A
AHLI
ARSITE
KTUR
TENAG
A
AHLI
KES.
MASYARAKAT
TENAG
A
AHLI
MEKAN
IKAL
TENAG
A
AHLI
ELEKTR
IKAL
ASISTE
N
AHLI
SIPIL
ASISTE
N
AHLI
ARSITE
K-TUR
ASISTE
N
AHLI
KES.
MASYARAKAT
ASISTE
N
AHLI
MEKANIKAL
ASISTE
N
AHLI
ELEKTRIKAL
eksemplar dan 2 (dua) Cakram Digital sebagai soft copy. Laporan ini
harus dipresentasikan di hadapan Tim Pendamping pekerjaan ini.
b. Laporan Antara (interim report/draft final report)
Laporan ini berisi uraian dan analisis yang didasarkan kepada data
primer dan data sekunder.
eksemplar dan 2 (dua) Cakram Digital sebagai soft copy. Laporan ini
harus dipresentasikan di hadapan Tim Teknis dari instansi yang
berwenang.
c. Laporan Akhir (final report)
Laporan
ini
merupakan
hasil
pemantauan
dan
analisis
yang
ini
merupakan
ringkasan
materi
dan
kegiatan
dari
maket
ini
merupakan
visualisasi
dari
hasil
akhir
dan
Blitar,
telah
Konsultan.
diikuti,
dipelajari
dan
dimengerti
dengan
baik
oleh
syarat-syarat teknis, kualifikasi dan penugasan personil, serta ketentuanketentuan lainnya yang dikeluarkan oleh Pihak Panitia Pengadaan Jasa
Konsultan Masterplan Rumah Sakit Umum Daerah Srengat tipe C
Kabupaten Blitar seluruhnya telah dimengerti oleh Konsultan.