Anda di halaman 1dari 5

HUKUM PIDANA

1.
1.

Sumber Hukum Pidana


Sumber Hukum tertulis: meliputi, Kitab Undang-Undang
HukumPidana (KUHP), Hukum Pidana Militer, Undang-Undang Pidana
diluar KitabUndang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang lain yang
bukan undang-undang hukum pidana tapi memuat sanksi pidana

2.

Sumber Hukum TidakTertulis :praktek putusan pengadilan


yang didasarkan pada hubungan delik adat dengan UU Drt. No.1 tahun
1951 pasal 5 ayat (3b) dan UU. No 14 tahun 1970 Jo. UU No. 4 tahun
2004 tentang kekuasaan kehakiman

2.

Hukum Pidana Materill :Hukum pidana yang mengatur tentang


larangan atau keharusan, orang yang dapat dipidana dan pidana yang
dapat dijatuhkan (KUHP)

3.

Hukum Pidana Formill :Hukum acara pidana; peraturan-peraturan


yang menentukan cara bagaimana memelihara dan memperthankan
hukumpidana materill (KUHAP)

4.

Hukum Pidana dapat juga diartikan sebagai peraturan hukum yang


mengatur mengenai pidana; Hukum yang mencakup keharusan dan
larangan serta bagi pelanggarnyaakan dikenakan sanksi terhadapnya.

5.

Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang


berlaku di suatu Negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturanaturan untuk :

1.

Menetukan perbuatan perbuatan mana yang tidak boleh


dilakukan, yang dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi yang
berupa pidana tertentu bagi siapa yang melanggar larangan tersebut.

2.

Menentukan kapan dan dalam hal hal apa kepada mereka


yang telah melanggar larangan larangan itu dapat dikenakan atau
dijatuhi pidana sebagaimana yang telah diancamkan.

3.

Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu


dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar
larangan tersebut.

6.

SISTEMATIKA KUHP : Buku I


103), Buku II

:Tentang Ketentuan Umum ( Pasal 1-

:Tentang Kejahatan (Pasal 104-488), Buku III

Pelanggaran (Pasal 105-569)


7.

Asas-Asas dalam Hukum Pidana

:Tentang

1.

Asas Legalitas (Nullum Delictum Noella Poena Sine Praevia


Lege Poenali)

Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana

kecuali atas kekuatan mengikat aturan pidana dalam peraturan


perundang-undangan yang telah ada sebelum perbuatan itu dilakukan
(Pasal 1 ayat (1) KUHP)
Asas Lex TemporarisDelicti

Bila mana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah


perbuatan itu dilakukan maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan
yang paling menguntungkannya (Pasal 1 ayat (2) KUHP)
Asas Tiada PidanaTanpa Kesalahan

Untuk menjatuhkan pidana kepada orang yang telah melakukan tindak


pidana harus dilakukan bilamana ada unsur kesalahan pada diri orang
tersebut
Asas Hukum Pidana Tidak Berlaku Surut

Hukum pidana tidak berlaku surut tetapi berlaku kedepan. Untuk itu
peraturan pidana harus dibuat dan dipersiapkan terlebih dahulu barulah
dapat dipidana terhadap orang yang melakukan perbuatan yang sesuai
dengan apa yang dilarang dalam aturan itu, bukan sebaliknya (pasal 1
ayat (1) KUHP)
2.

Ruang Lingkup Berlakunya Hukum Pidana

Asas Teritorial, Siapapun yang melakukan tindak pidana diwilayah RI


diberlakukan hukum pidana RI (Pasala 2-3 KUHP)
o

Asas Nasional Aktif, Hukum pidana RI berlaku bagi WNI yang berada
di wilayah diluar wilayah Negara Indonesia yang bersalah melakukan
kejahatan (Pasal 5 KUHP)

Asas Nasional pasif, Untuk melindungi kepentingan nasional maka


kejahatan yang dilakukan siapa saja termasuk orang asing dapat
dihukum dipengadilan Negara Indonesia (Pasal 4 ayat (1);(2);(3) KUHP)

Asas Universal, Berlaku bagi kejahatan yang merugikan

kepentingan Negara di dunia Internasional diatur dalampasal 4 ayat (4)


KUHP

Delik/ Tindak Pidana Berarti perbuatan aktif/pasif yang melanggar


ketentuan/peraturan hukum pidana yang dapat dijatuhkan sanksi pidana
1.

Jenis-Jenis/Macam-Macam Delik

Delik/Tindak Pidana Formill


Tindak Pidana yang hanya merumuskan perbuatan yang dilarang UndangUndang (tidak dikehendaki) tanpa merumuskan akibatnya. (Pasal 362
KUHP)

Delik/Tindak Pidana Materill\


Tindak Pidana yang hanya merumuskan akibat yang dilarang UndangUndang (Tidak dikehendaki) tanpa merumuskan perbuatannya (Pasal 338
KUHP; 378 KUHP; 187 KUHP)

Delik/Tindak Pidana Dolus\


Delik/Tindak Pidana yang dilakukan dengan sengaja (Pasal 338KUHP;
263KUHP ;310KUHP)

Delik/TindakPidana Culpa
Delik/Tindak Pidana yang dilakukan tidak dengan segaja tapi karena
kelalaian (Pasal 359 KUHP; 360KUHP; 203 KUHP)

Delik/Tindak Pidana Komisi (Commision)


Dengan perbuatan aktif yang melanggar ketentuan Undang-Undang.
Meliputi sebagian besar tindak pidana/delik

Delik/Tindak Pidana Omisi (Ommision)


Terbagiatas 2: Murni : Dengan Perbuatan Pasif melanggar suatu
kewajiban/keharusan yang ditentukan Undang-Undang (Pasal 224
KUHP) Tidak Murni : Dengan perbuatan pasif melanggar yang ditentukan
Undang-Undang (Pasal 531 KUHP) Jadi delik omisi adalah delik dengan

perbuatan pasif melanggar suatu ketentuan/keharusan yang diatur


Undang-Undang
Locus Delicti : Tempat terjadinya delik/tindak pidana Untuk: menentukan
pengadilan mana yang berwenang mengadili suatu tindak pidana.
Tempus Delicti: Waktu delik dilakukan apakah sebelum/sesudah ada
perubahan Undang-Undang
1.

Untukmenentukan Locus/Tempus Delictiada 4 ajaran :

Ajaran Perbuatan Fisik :Tempat/waktudimulainyatindakpidana

Ajaran Bekerjanya Alat :Tempat/waktu tindak pidana dilakukan.

Ajaran Akibat Tempat/waktu timbulnya akibat dari dilakukannya


tindak pidana
Tergantung Selera Hakim

Delik Dikualifisir, Tindak Pidana yang selain unsure pokok juga terdapat
unsure tambahan yang dapat memperberat pidananya (Pasal 363 ayat (1)
KUHP).
Ajaran Kausalitas Ajaran yang mencari sebab timbulnya akibat
o

Menurut Van Kries, Yang merupakan Sebab adalah perbuatan yang


paling dekat, serasi layak dan yang menurut pengalaman manusia jelas
Nampak dapat menjadi sebab timbulnya akibat

Menurut Von Buri, Semua sebab atau perbuatan merupakan syarat


timbulnya akibat (condition sine quoanon) Semua Peraturan mempunyai
nilai yang sama karena sama pentingnya
DasarPembenardanDasarPemaaf :Pasal 48 KUHP danPasal 49 KUHP

Pasal 48 KUHP (Daya Paksa)


Perbuatan yang dilakukan berdasarkan pengaruh tekanan sehingga tidak
dapat mengadakan perlawanan

Pasal 49 KUHP (Bela Paksa)


Adanya serangan langsung dan melawan hukum sehingga seseorang
dengan terpaksa harus membela dirinya demi keselamatannya

Dibuat Oleh Tri Setyo Budi Utomo


Mahasiswa Unmer Ponorogo

Anda mungkin juga menyukai