Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi

Analisa Profil

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari acara lapangan dan pembuatan laporan ini, adalah :
-

I. 2

Untuk menentukan umur relative batuan yang mengandungnya.


Membantu dalam studi lingkungan pengendapan dan fasies.

PENCAPAIAN LOKASI
Pengambilan sampel ini berada di sekitar desa Balecatur, kecamatan Gamping,
Yogyakarta kira-kira 35 menit dari kampus UPN Veteran Yogyakarta dengan
menggunakan sepeda motor. Lithologi daerah pengambilan sample ini berupa
batugamping pasiran.

I. 3

ALAT DAN BAHAN & TAHAPAN PREPARASI SAMPEL


Alat dan Bahan yang digunakan :
-

Clip board
Alat tulis lengkap
Palu geologi
Lup
Kompas
Tali rafia / meteran
HCL

Tahapan preparasi sample :

Ambil + 100 500 gr sampel / secukupnya.


- Ditumbuk halus dengan menggunakan palu besi yang dibalut dengan karet/kain.
- Dimasukkan kedalam mangkok dan dilarutkan dengan air sabun sambil diremasremas.
Masukkan ke dalam kantong saring dan bilas dengan air biasa / kran sambil diremasremas hingga air bilasan nampak jernih.
1

Nama : Rial Dwi Martasari


NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

Rendam lagi dengan mangkok yang berisi H2O2 secukupnya untuk memisahkan

mikrofosil dari matriks yang masih melingkupinya.


Biarkan selama 2-20 jam hingga tidak ada reaksi yang terjadi.
Setelah tidak bereaksi kemudian seluruh residu dibilas dengan air biasa / kran ataupun

air rinso.
Masukkan kedalam kantong saring sambil diremas-remas, sampai air bilasan jernih.
Keringkan. Fosil siap untuk di mesh.

2
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

BAB II
DASAR TEORI

II.I

FISIOGRAFI REGIONAL
Fisiografi Jawa Tengah dibagi 5 Zona Fisiografi ( Van Bemmelen) :
- Zona punggungan serayu utara
- Zona depresi tengah dengan komplek gunung kwarter
- Zona pegunungan serayu selatan
- Zona pegunungan selatan
- Dataran pantai utara jawa
Sujanto dan Reskami (1957), membagi jawa tengah bagian selatan menjadi
zona tektonofisiografi dari utara ke selatan . Daerah Gamping termasuk ke dalam
Zona punggungan Serayu Utara

II.2

STRATIGRAFI REGIONAL
Zona Serayu Utara secara umum terdiri dari beberapa formasi yang menyusun
stratigrafi daerah tersebut, antara lain meliputi :
Formasi Kebobutak, terendapkan pada Oligosen Tengah Miosen Tengah
terdiri dari breksi, tufa dan aglomerat. Breksi umunya melapuk sedang, merah
kecoklatan, komponen batuan andesitik ( 5-30 cm ) agak segar menyudut tanggung,
tertanam pada masa dasar pasir tufa berbutir kasar, agak padat sebagian mudah
hancur. Tufa melapuk sedang, kuning kecoklatan , batuan dasitik dan andesitik,
berukuran butir pasir sedang, Aglomerat umunya melapuk kuat, putih keabuan agak
padu, mudah hancur, komponen batuan andesitik ( 5-20 ) tertanam dalam masa dasar
pasir kasar, agak padat. Batulanau umumnya melapuk sedang, abu-abu kecoklatan
sebagian menyerpih dan mudah hancur. Formasi ini tersingkap sebagian besar di
Kabupaten Kulonprogo bagian barat yang membentuk Satuan morfologi Pegunungan.
3

Nama : Rial Dwi Martasari


NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

Formasi Nanggulan, Terendapkan pada Eosen Oligosen Tengah, terdiri dari


batupasir bersisipan dengan lignit dan napal pasiran, batupasir umumnya melapuk
sedang, berwarna abu abu kecoklatan, berlapis, batupasir sedang kasar, agak, padu
(kompak). Formasi ini tersingkap setempat setempat di daerah Kokap, Blumbang
dan Tegalarum kabupaten Kulonprogo.
Formasi Sentolo, terendapkan pada Miosen Tengah sampai pliosen, terdiri
dari batugamping sampai batupasir napalan. Formasi ini tersingkap di daerah
Girigondo, Gotakan, Wates, Tawang, Lendah, Sentolo, dan Tamantirto. Batuan
terobosan berupa diorite, andesit, dan dasit yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a.

Andesit : rangkaian intrusi andesit tua berumur Miosen Awal yang tersingkap
jelas pada punca-puncak perbukitan G. telu dan G. Kukusan di bagian selatan hingga
G. Pencu di bagian Utara (bagian barat Kabupaten Kulonprogo).

b.

Diorit : intrusi batuan beku hornblende berumur Miosen Awal, tersingkap di G.


Wungkal, sangat keras, hasil pelapukan lanau lempungan, abu-abu kecoklatan,
plastisitas sedang, lunak.

c.

Dasit : intrusi batuan beku dasit berumur Miosen Tengah yang menerobos andesit,
hasil pelapukan lanau lempungan, abu-abu kecoklatan, plastisitas sedang, lunak.
Formasi Jonggrangan, diendapkan pada miosen tengah sampai Pliosen awal,
terdiri dari konglomerat, napal tuffaan dan batupasir gampingan. Konglomerat
umumnya melapuk rinegan-sedang, coklat keabuan, terdiri dari masa dasar pasir
sedang, agak padu, ukuran butir komponan kerikil-krakal (2-30 cm) membentuk
membulat tanggung- menyudut tanggung. Napal tuffaan umumnya melapuk sedang,
abu kecoklatan, padu. Batupasir gampingan melapuk sedang, abu-putih kecoklatan,
padu, ukuran butir sedang-kasar. Formasi ini tersingkap di sebagian wilayah
pegunungan di bagian barat Kabupaten Kulonprogo.

Endapan kuarter terdiri dari :

4
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

a.

Produk gunung merapi tua yang berupa breksi, aglomerat, lelehan lava yang
terdapat di sekitar gunung merapi.

b.

Produk gunung merapi muda berupa tuff, abu, breksi, agglomerate dan lava
terdapat pada sebagian besar wilayah dengan satuan Morfologi Dataran yaitu
Yogyakarta dan Bantul.

c.

Produk gunung Merbabu sumbing tua, sumbing muda, sumbing muda yang
umumnya berupa breksi andesit dan tuff terdapat di bagian utara Kabupaten Sleman
dan wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

d.

Endapan koluvium berupa rombakan tak terpilahkan dari formasi dari formasi
Kebobutak terdapat di daerah Kenteng dan Banjararum.

e.

Endapan alluvium yang berupa kerakal, pasir, lanau, dan lempung terdapat di
sepanjang sungai besar dan wilayah pesisir selatan.

5
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

BAB III
PEMBAHASAN

II.1

HASIL ANALISA LAPANGAN


Daerah telitian merupakan daerah Desa Kasian, Kecamatan Bantul, yang
mempunyai litologi batugamping.
a. Lapisan Pertama
Dengan kedudukan lapisan N 154 E / 12, dengan jarak terukur 72 cm.
Dengan litologi Kalsilutit berwarna cokelat keputihan, dengan ukuran butir lutit
(<0,06), komposisi mineral : semen karbonat, struktur perlapisan sejajar.
b. Lapisan Keduan
Dengan kedudukan lapisan N 156 E / 13, dengan jarak terukur 70 cm.
Dengan litologi Kalsilutit berwarna cream, dengan ukuran butir lutit (<0,06),
komposisi mineral : semen karbonat, struktur perlapisan sejajar.
c. Lapisan Ketiga
Dengan kedudukan lapisan N 154 E / 12, dengan jarak terukur 19 cm.
Dengan litologi Kalkarenit berwarna cokelat kemerahan, dengan ukuran butir
arenit (<0,06) , derajat pembundaran : rounded, derajat pemilahan : terpilah baik,
kemas : mudsupported, komposisi mineral : Alocemt Skeletal, Mikit :calcite
sement karbonat , struktur perlapisan sejajar.
d. Lapisan Keempat
Dengan kedudukan lapisan N 156 E / 12, dengan jarak terukur 19 cm.
Dengan litologi Kalkarenit berwarna cokelat muda, dengan ukuran butir arenit
(<0,06 0,2) , derajat pembundaran : rounded, derajat pemilahan : terpilah baik,
kemas : mudsupported, komposisi mineral : Alocemt Skeletal, Mikit :calcite
sement karbonat , struktur perlapisan sejajar.

II.2

HASIL ANALISA LABORATORIUM


FOSIL FOSIL PADA LAPISAN
6

Nama : Rial Dwi Martasari


NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

Fosil yang terdapat pada lapisan batuan 4:


Foraminifera Plankton:
Foraminifera Bentos:
1. Dentalina Subsoluta
2. Reophax nodulosus
3. Fissurina semimarginata
4. Dentalina inornata
5. Vaginulina americana

KISARAN UMUR RELATIF


Dari hasil analisa umur relative menggunakan foraminifera planktonik pada lokasi
pengamatan didapatkan kisaran umur relatif perlapisan N15 N19 (Miosen Akhir
Pliosen Awal)
KISARAN ZONA BATHIMETRI
Sedangkan dari analisa lingkungan pengendapan berdasarkan foraminifera
bentonik didapatkan lingkungan pengendapan Bathial atas, dan dari hasil ratio plankton
dan ratio bentos menurut Grimsdale dan Mark Hoven ( 1950 ) didapatkan Lapisan 4,
terendapkan pada zona Bathial Bawah (dengan ratio 98,17 %)

7
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan analisa fosil di laboratorium, didapatkan hasil bahwa :

Berdasarkan hasil analisa lapisan pada Foraminifera Planktonik didapatkan kisaran

umur relatif perlapisan N15 N19 (Miosen Akhir Pliosen Awal)


Berdasarkan hasil analisa lapisan pada Foraminifera Bentonik didapatkan lingkungan
bathimetri pada Bathial Bawah ( dikutip dari Grimsdale dan Mark Hoven ( 1950 ).

DAFTAR PUSTAKA
8
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

Maha M. 1995. Biozonasi, Paleobatimetri dan Pemerian Sistematis Foraminifera Kecil


Sumur TO- 04, Sumur TO- 08 dan Sumur -95, Daerah Cepu dan sekitarnya,
Cekungan Jawa Timur Utara, Thesis, ITB, Bandung
Maha M. Siti U, 2009. Buku Panduan Mikropaleontologi.2009. Teknik Geologi, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Yogyakarta.
Adams, C.G., 1970. A Reconsideration of The East Indian Letter Clasification of The
Tertiary. Br. Mus. Nat. Hist. Bull. (Geol), h.87-137
Blow, W.H. 1969. Late Middle Eocene to Recent Planktonic Foraminifera

9
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Laboratorium Praktikum Mikropaleontologi


Analisa Profil

LAMPIRAN

10
Nama : Rial Dwi Martasari
NIM : 111 080 097
Plug : 1

Anda mungkin juga menyukai