Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
MOQODDIMAH
13 Dzulhijjah 1433H ==> Si Pincang ==> MA-UL HAYAT
Bahasan tentang MA-UL HAYAT itu panjang, kami akan mencoba
menguraikan secara bersambung dalam kategori MAUL HAYAT. Tidak
intent, jarang-jarang, mungkin seminggu atau 2 minggu sekali. Dan
seperti biasa, akan ada tulisan-tulisan lain, agar tidak terlalu tegang. Dan
mungkin dalam tulisan-tulisan yang akan kami sampaikan banyak yang
kami samarkan. Maklumlah, ini website terbuka, bisa dibaca siapa saja.
MA-UL HAYAT , yaitu banyu urip anguripi, banyu suci a-nyuceake ,
banyu barokah am-berkahi. Dalam Bahasa Indonesia disebut air hidupmenghidupkan, air suci-mensucikan, air barokah-memberkahi.
Dan tulisan-tulisan yang akan kami sampaikan ini banyak mengungkap
makna-makna bathin sehubungan dengan :
Apakah MA-UL HAYAT itu ?
Apakah Hikmahnya MA-UL HAYAT itu ?
Apakah kita itu diperintah mencari MA-UL HAYAT ?
Dimanakah Letaknya MA-UL HAYAT itu ?
Bagaimana caranya mencari MA-UL HAYAT itu ?
Dengan apakah mencari MA-UL HAYAT itu ?
Dan akan kami tambah tulisan dari COPAS sana-sini, untuk
menambah wawasan tentang MA-UL HAYAT.
Dan di sini nanti akan menceritakan makna-makna yang tersirat, maknamakna yang tersuruk sehubungan dengan tersebut diatas, dan tidak
akan menceritakan makna dhohir, sebab :
Ada makna tersurat ( tertulis )
Ada makna tersirat ( bececer )
Ada makna tersuruk ( banyak yang luput dari pengamatan )
Satu contoh yang kebanyakan luput dari pengamatan segi bathin (tersirat
dan tersuruk) adalah kalimat-kalimat dalam Alquran.
Kalimat dalam Alquran itu terdiri dari huruf-huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari satu huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari dua huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari tiga huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari empat huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari lima huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari enam huruf.
Ada satu kalimat yang terdiri dari tujuh huruf.
Tidak ada satu kalimat yang terdiri dari delapan huruf (hanya terbatas
tujuh huruf), dan tiap-tiap huruf itu ada dhohirnya dan ada bathinnya.
Sebagaimana tersebut dalam hadits Nabi yang berbunyi:
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU ALAIHI WASALLAMA:
UNZILAL QUR-AANU ALAA SABATI AHRUFIN, LIKULLI HARFIN MINHAA
DHOOHIRON WA BAATHINAN.(An Ibnu Masud Rowahut Thobrooni Hasan)
Artinya: Bersabda Rosululloh SAW : Diturunkan kitab Al Qur-an atas tujuh
huruf, bagi tiap-tiap huruf dari tujuh huruf itu ada dhohirnya dan ada
bathinnya .
Kalau kalimat Al qur-an itu tersusun dari huruf yang tiap hurufnya
mengandung makna dhohir dan bathin, otomatis tiap-tiap kalimat itu
juga mengandung makna dhohir dan makna bathin.
Akan tetapi kebanyakan di dalam kitab (apakah itu tafsir atau bukan) yang
sudah bececer itu, pengamatannya hanya dari satu segi saja, yaitu dari
segi dhohirnya, sehingga dari segi bathinnya banyak yang luput.
Oleh karena dari segi bathinnya banyak yang luput dari pengamatan,
maka dikira agama Islam itu tidak bisa sesuai dengan perkembangan
zaman, padahal sebenarnya bukan Agama Islam yang tidak sesuai, akan
tetapi kebanyakan ummat Islam sendiri yang memahaminya terlalu
dangkal.
Mungkin tulisan ini bagi sebagian pembaca dirasa berat (kalau begitu
diniati saja dengan Ikhlash, yaitu diniati karena melaksanakan perintah
Alloh SWT dan melaksanakan perintah Rosululloh S.A.W), sebab dalam
sebuah hadits diterangkan:
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHUALAIHI WASALLAMA :
KUN AALIMAN AU MUTAAALIMAN AU MUSTAMIAN AU MUHIBBAN WALAA
TAKUN KHOOMISAN.
Artinya:Bersabda Rosululloh SAW : Jadilah kamu orang yang mengajar,
kalau tidak bisa jadilah orang yang minta diajar, kalau tidak bisa, jadilah
orang yang mendengarkan saja, kalau tidak bisa, jadilah orang yang suka
saja ( Suka dengan adanya MAULHAYAT.COM saja meski tidak ikut
membaca-baca isinya ).Dan janganlah kamu jadi orang yang nomer lima.
Oleh karena itu, meski tidak faham, tidak apa-apa asal niat yang ikhlas,
maka akan mendapat ganjaran (pahala). Tapi sebagian yang lain mungkin
tidak terlalu berat.
Bagi saudara para pembaca, baik yang seguru atau yang bukan, jika ada
tulisan kami yang nantinya terlalu fulgar, mohon diingatkan. Agar tidak
menjadi fitnah.
Kalau sekian lamanya banyak orang mumin yang belum mencari MA-UL
HAYAT, itu namanya belum melaksanakan kewajiban yang pokok.
Jangankan mencari, beritanya saja belum mendengar, malahan yang
didengar berkali-kali hanya hukum (ini halal itu haram, ini makruh itu
mubah, ini riba dan lain-lain).
Jadi masalah mencari MAUL HAYAT ini sebenarnya banyak luput dari
pengamatan. Malahan kami sendiri sering mendengar di pengajian
pengajian, baik pengajian kecil / akbar, di TV-TV, di surat-surat kabar,
semuanya itu jarang menceritakan MA-UL HAYAT, padahal itu wajib
dicari.
saja. Kalau butuh baru diambil sampai kondisinya berdebu dan ditepuktepuk sampai keluar debunya akhirnya tambah menjadikan batuk.
Dan bila waktu membaca suratnya Gusti Alloh itu tidak merasakan apaapa, seperti contoh membaca surat Al Anfal/s.8/ayat 24 yang berbunyi:
YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUU
(artinya Wahai orang-orang yang beriman), tidak merasa bercakap-cakap
dengan yang menyurati, ini tandanya adalah perasaannya, fikirannya,
kesadarannya masih mati.
Apakah sebabnya masih mati ?. ini sebabnya adalah belum minum MAUL HAYAT ( Air Hidup ).
Mengapa belum minum MA-UL HAYAT? karena belum tahu tempatnya.
(Tahu tempatnya tapi tidak bisa mengambilnya, padahal wajib ).
Jadi alasan kita diperintah mencari Maul Hayat adalah karena perasaan
kita, fikiran kita, kesadaran kita masih mati, buktinya adalah kita tidak
merasa disurati, tidak merasa diajak bercakap-cakap dengan Alloh, dan
lain-lain, ketika kita membaca Alqur-an.
Sudahkah kita berfikir ke arah situ?
Sudahkah kita merasakan diwaktu membaca?
Sudahkah kita sadar?
Inilah alasan kesatu, kenapa kita diperintah mencari MA-UL HAYAT.
Untuk hal ini akan kami ulas lagi di tulisan selanjutnya Tentang
TINGKATAN-TINGKATAN HIDUP.
TINGKATAN-TINGKATAN HIDUP
16 Dzulhijjah 1433H ==> Si Pincang ==> MA-UL HAYAT
Tulisan ini adalah penjelasan lanjutan dari tulisan yang kemarin. Kemarin
disampaikan dawuhnya Alloh Taala dalam Al Qur-an surat Al-Anfal ayat
24.
YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUSTAJIIBUU LILLAAHI WALIRROSUULI IDZAA
DAAAKUM LIMAA YUHYIIKUM (Al-Anfal / 24).
Yaa Ayyuhalladziina Aamanuu : Wahai orang-orang yang beriman.
Istajiibuu Lillaahi Walirrosuuli : Sambutlah ajakan Alloh dan ajakan
Rosululloh.
Idzaa Daaakum Limaa Yuhyiikum : Ketika Alloh dan Rosululloh
mengajak kamu untuk sesuatu yang dapat menghidupkan kamu.
Orang beriman mendapat perintah ini berarti orang-orang mukmin itu
sudah hidup. Sebab kalau tidak hidup untuk apakah diperintah
menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh ?
Apakah mungkin orang yang mati itu diperintah menyambut suatu ajakan
atau menerima ajakan?
Jadi adanya perintah menyambut ajakan, menunjukkan bahwa orang
mukmin itu sudah hidup. Akan tetapi anehnya bunyi ayat diatas orang
mukmin diperintah untuk menyambut ajakan Alloh dan Rosululloh yang
ajakan tersebut untuk menghidupkan orang mukmin. Lha ini hidup yang
bagaimana ?
MENGHIDUPKAN HIDUP
20 Dzulhijjah 1433H ==> Si Pincang ==> MA-UL HAYAT
Mungkin para pembaca merasa penjelasannya koq di ulang-ulang. Kami
berharap dengan cara demikian kita bisa benar-benar faham dengan
keterangan yang akan kami sampaikan.
Dalam surat Al Anfal, surat ke 8 ayat 24 tersebut di tulisan sebelumnya
ada kalimat yang berbunyi:
ayat ini orang AAMANUU itu masih mati kalau belum minum Maul hayat,
apalagi orang kafir.
5. SOAL
: Apakah tidak ingin hidup langgeng ..?
JAWAB : Ya ingin !
6. SOAL
: Kalau memang ingin, kenapa tidak mencari..?
JAWAB : Ya mencari !
7. SOAL
: Kalau memang mencari, mengapa tidak tahu tempatnya?
.
JAWAB : Sudah tahu !
8. SOAL
: Kalau memang sudah tahu tempatnya, mengapa tidak bisa
mengambil?
JAWAB : Ini semuanya disebabkan karena belum minum MA- UL HAYAT.
Jadi kesimpulannya adalah, kalau kita sebagai orang-orang yang beriman
tidak mencari dan minum MA-UL HAYAT, maka kita masih mati (belum
hidup).
Kalau dalam tafsir, ayat 24/s.8/surat Al Anfal ini bermakna dhohir, yaitu
dihubungkan dengan peperangan zaman kanjeng Nabi.
Kalau memang ayat ini dihubungkan dengan peperangan zaman kanjeng
Nabi, berarti ayat ini sekarang sudah tidak berlaku dan hanya berlaku
pada zaman kanjeng Nabi saja, sebab sekarang sudah tidak ada
peperangan seperti zaman kanjeng Nabi dan adanya hanya di Makkah
saja. Kalau begitu, tidak di sini. Padahal Alquran itu untuk seluruh
manusia.
Akan kami perjelas keterang di tulisan berikutnya ini masih seputar
HIDUP, belum masuk tema utama. Tapi sabar saja, nanti buru-buru malah
gak paham.
HIDUP HAKEKAT
21 Dzulhijjah 1433H ==> Si Pincang ==> MA-UL HAYAT
hidup hakekat itu artinya kita belum menyambut ajakan Alloh dan ajakan
Rosululloh. Lalu kalau begitu ajakan siapakah yang kita sambut ?
Ya berarti ajakan iblislah yang kita sambut.
Ajakannya siapakah, kalau bukan ajakannya Alloh dan Rosululloh yang
kita sambut itu ?
Dan kapan kita menyambutnya ?
Kapan ?
Kapan ?
Apakah menunggu masuk alam barzakh ?
Itu tidaklah mungkin !
Jadi secara mudahnya, kita itu diperintah supaya kita hidup hakekat,
bukan sekedar hidup-hidupan saja, bukan hidup jasmaniyyah dan
ruhaniyyah tapi hidup hakekat. Hidup hakekat itulah sebenar-benarnya
hidup Indalloh.
Kalau hidupnya jasmani, maka hayawan sapi, kambing itu juga hidup.
Kalau hidup ruhaniyyah, maka ruhaninya semua orang kafir itu juga hidup.
***
HIDUP HAKEKAT ADALAH HIDUPNYA IMAN
Dan kita sebagai orang mukmin maka hidupnya haruslah berbeda dengan
orang kafir yang hidupnya hanya hidup sandaran dan hidup shifatiyyah
dan kita harus hidup diatasnya yakni hidup hakekat. Dan hidup hakekat
itu ialah Hayaatul Iman : hidupnya iman. Dan iman itu ialah
merupakan benang halus, benang sutera, tali penghubung antara hamba
dengan Alloh. Bukannya ibadah itu tali penghubung tapi imanlah tali
penghubung antara kita dengan Alloh Taala. Adapun ibadah ialah hanya
merawat iman, ibadah itu untuk memperkuat tali penghubung. Jadi tali
penghubung itu bisa mati dan bisa hidup.
Pada tulisan selanjutnya akan kita mulai tentang Apakah MAUL HAYAT
ITU ? tapi sementara akan kami muat tulisan dalam rangka menyambut
tahun baru 1434 H
APAKAH MA-UL HAYAT ITU ?..
24 Dzulhijjah 1433H ==> Si Pincang ==> MA-UL HAYAT
Menurut Alqur-an Ma-ul Hayat itu adalah:
1- Air yang mengandung hidup (MAA-UN HAYYUN )
Sebagaimana tersebut dalam Alquran :
WAJAALNAA MINAL MAA-I KULLA SYAI-IN HAYYIN AFALAA YUMINUUN.
Artinya:Dan Kujadikan dari air tiap-tiap hidup, apakah kamu tidak
beriman..?.(surat Al Anbiya/s.21/ayat 30)
Disini ada kalimat AIR, lalu kenapa dihubungkan dengan Iman?
2- Air suci ( MAA-AN THOHUURON)
Sebagaimana tersebut dalam Alquran :
WA ANZALNAA MINAS SAMAA-I MAA-AN THOHUUROO.
Artinya:Dan Aku turunkan dari langit air suci.(surat Al Furqon/s.25/ayat
48)
Menurut makna dhohir, yang dimaksud LANGIT disini adalah LANGIT
DHOHIR yaitu langit yang menurunkan air hujan. Dan kalau menurut
***
HIDUP HAKEKAT ADALAH HIDUPNYA IMAN
Dan kita sebagai orang mukmin maka hidupnya haruslah berbeda dengan
orang kafir yang hidupnya hanya hidup sandaran dan hidup shifatiyyah
dan kita harus hidup diatasnya yakni hidup hakekat. Dan hidup hakekat
itu ialah Hayaatul Iman : hidupnya iman. Dan iman itu ialah
merupakan benang halus, benang sutera, tali penghubung antara hamba
dengan Alloh. Bukannya ibadah itu tali penghubung tapi imanlah tali
penghubung antara kita dengan Alloh Taala. Adapun ibadah ialah hanya
merawat iman, ibadah itu untuk memperkuat tali penghubung. Jadi tali
penghubung itu bisa mati dan bisa hidup.
***
LETAK MA-UL HAYAT
Lalu dimanakah letaknya Ma-ul Hayat itu ?
Ma-ul Hayat itu ada di dalam Dienul Islam. Makanya kita
diperintah : Udkhuluu Fissilmi Kaaffah,silahkan masuk ke dalam
Islam sebab disitu ada Ma-ul Hayat.
YAA AYYUHALLADZIINA AAMANUDKHULUU FISSILMI KAAFFAH.
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam
secara keseluruhan.
Jadi sebelum kita masuk Islam, sudah disebut Amanuu, makanya
dalam ayat diatas : Yaa Ayyuhalladziina Aamanuu : Wahai orangorang yang beriman.
Untuk apa diperintah masuk Islam ?
Supaya hidupnya orang mukmin menjadi sebenar-benarnya hidup atau
supaya menjadi hidup hakekat, bukan sekedar hidup-hidupan saja.
Di dalam agama Islam itulah adanya Ma-ul Hayat atau air hidup yang akan
menghidupkan orang mukmin secara hakekat, artinya menghidupkan
imannya orang mukmin, yang iman itu :
Bukan timbul dari dalil Al Qur-an.
Bukan timbul dari dalil Hadits.
Bukan timbul dari pendidikan kyai-kyai atau orang tua.
Bukan timbul dari dalil alam.
Tapi iman itu adalah pembawaan, baiat dari Alloh Taala.
Bagi orang yang percaya / iman kepada Alloh Taala, maka tidak
membutuhkan dalil akan adanya Alloh, kalau membutuhkan dalil itu
berarti masih ragu-ragu. Bagi orang yang memang ragu-ragu akan adanya
Alloh Taala dan tidak percaya maka ia mencari dalil : Manakah buktinya
kalau Alloh itu ada ? Akan tetapi bagi orang yang percaya adanya Alloh,
untuk apakah mencari dalil. Wong sudah percaya, jadi tidak
memembutuhkan dalil atau bukti adanya Alloh sebab sudah percaya.
Dan kepercayaan itu adalah tali penghubung. Sebagai misal
seumpamanya Si A sudah tidak percaya kepada sampeyan atau
sampeyan tidak percaya lagi kepada si A, maka maka tali penghubung si
A dengan sampeyan sudah putus, sudah tidak sambung karena sudah
tidak percaya.
MAKSUD MASUK ISLAM SECARA KESELURUHAN
Kita diperintah masuk ke dalam Islam tapi masuknya jangan sebagian saja
tapi masuklah secara keseluruhan, artinya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MATINYA RUHANI
06 Jumadil Akhir 1434H ==> Si Pincang ==> JATI DIRI, TAUHID
Dalam tulisan sebelumnya kami sampaikan bahwa Maul Hayat itu untuk
menghidupkan iman. Kalau kita minum Ma-ul Hayat maka :
Apa yang difikirnya setiap hari hanya materi. Diluar materi sudah
tidak ada apa-apa.
Orang yang sudah seperti itu maka mempunyai qoidah : Aku adalah
materi. Materi adalah aku. Saya awal dari materi dan saya akan
kembali kepada materi. Materi dan aku adalah identik.
Orang yang sudah seperti ini diterangkan dalama Al Qur-an :
WAQOOLUU MAA HIYA ILLAA HAYAATUNADDUN-YAA NAMUUTU WANAHYAA
WAMAA YUHLIKUNAA ILLADDAHRU (Aljatsiyyah / 24).
Artinya : Dan mereka mengucap : Tidak ada hidup kecuali di dunia ini
kami mati dan kami hidup dan tidak ada yang membinasakan kami
kecuali masa / waktu / alam.
Jadi menurut mereka : saya hidup di dunia, saya mati juga di dunia diluar
dunia sudah tidak ada apa-apa lagi selesailah persoalan.
Orang yang jiwanya sudah seperti batu, maka di dunia ini sudah tidak ada
lagi usaha untuk bisa mencairkannya, di dunia ini sudah tidak akan bisa
mencairkan hati manusia yang sudah membatu, sebab sudah tertutup.
dulu. Sekali lagi masalah TAUHID RUBUBIYYAH itu masalah pelik, jadi
jangan dianggap enteng. Di dalamnya menerangkan masalah-masalah
yang rumit, tapi tetap saja kami samarkan, sehingga membutuhkan
perenungan sesuai kemampuan rohani masing-masing.
Sekarang yang dibahas, mengapa Jiwa kita yang telah di baiat di lautan
Alastu birobbikum, bisa lupa semuanya. Mengapa Jiwa kita akhirnya
selingkuh dengan dunia, dan menginggalkan Robbi? Ikuti ulasannya !
FASE KEHIDUPAN DAN UJIAN-UJIAN DI DUNIA
Setalah manusia itu lahir, akhirnya mengalami proses dan berubah
menjadi bocah, lalu jadi remaja, kemudian dewasa, setelah itu jadi tua.
Didalam surat Al Hadid / ayat 20 diterangkan bahwa manusia itu
mengalami beberapa fase:
I`LAMUU ANNAMAL HAYAATUD DUNYAA LA`IBUN WALAHWUN WAZIINATUN
WA TAFAAKHURUN BAINAKUM WATAKAATSURUN FIL AMWAALI WAL
AULAADI. ( Al Hadid / 20).
Artinya : Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hidup di dunia itu adalah
permainan, lelahan (membuang waktu tanpa manfaat), perhiasan,
bangga-banggaan diantara kamu, dan berlomba-lomba memperbanyak
harta dan anak .
Keterangan ayat ini adalah :
Bahwa setelah lahir, manusia itu mengalami beberapa fase, yakni :
1). (LA`IBUN).
Pertama, ketika usia bocah, senangnya hanya bermain
2). (WALAHWUN).
Setelah melewati usia bocah, lalu masuk usia remaja. Pada fase ini,
manusia itu lebih suka lelahan yakni membuang-buang waktu,
bergerombol membentuk geng. Sehari hari ke warnet untuk game online,
PS-an.
3). (WAZIINATUN).
Setelah itu lalu mengalami fase yang lebih suka menghias-hiasi diri,
sehari-hari diisi dengan mengatur rambutnya saja, mengatur cara
berjalannya, depan dan belakangnya diberi kaca cermin untuk
mengetahui sudah pantes ataukah belum.
Setiap hari yang dibicarakan itu gelang emas, kalung, sepeda motor,
model rambut gondrong atau gundul, dsb. Group-group-an. Ikut group
sana, ikut group sini. Ada group facebook, group penyanyi, group ustadz,
group pengajian, umroh, haji, sok ahli dzikir dsb.
4). (WATAFAAKHURUN BAINAKUM).
Kemudian masuk fase ini, yakni sukanya itu bangga-banggaan diantara
mereka ; membangga-banggakan uangnya, membangga-banggakan
sawahnya, membangga-banggakan nasabnya/keturunannya,
membangga-banggakan kepandaian-nya, dsb.
5). (WATAKAATSURUN FIL AMWAALI WAL AULAADI).
Kalau sudah, lalu , yakni berlomba banyak-banyakan uang dan banyakbanyakan membuat anak.
Harta benda itu bermacam-macam, diantaranya : kendaraan, sawah,
rumah, pangkat, pekerjaan, dsb, itu semua termasuk (AL AMWAALI).
Dan kesemuanya itu juga termasuk tutup bagi manusia.
Aneh kok lebih ingin anak laki-laki, padahal sudah diinsafi bahwa
kenakalan anak laki-laki ya seperti itu, kalau anak perempuan kan
terkenal penurut, disuruh mandi juga mudah, sedangkan anak laki-laki
disuruh mandi saja pakai kejar-kejaran atau diberi uang dulu barulah mau
mandi, anak saya sendiri juga seperti itu.
Masalah senang akan anak laki-laki ini memang sudah terlanjur nash
Alqur-an : (WAL BANIINA).
3). (WAL QONAATHIIRIL MUQONTHOROTI).
Kalau sudah tercapai mempunyai anak, lalu ingin mengumpulkan harta
benda yang banyak, yakni :
(MINADZ DZAHABI WAL FIDLDLOTI) : Mengumpulkan emas dan perak,
untuk simpanan di hari tua atau untuk melengkapi kebutuhan hidup
karena bila sewaktu-waktu dibutuhkan mudah menjualnya.
(WAL KHOILIL MUSAW-WAMATI): Ingin mempunyai kuda, atau kalau
sekarang itu kendaraan seperti sepeda motor, dsb.
Kemudian setelah itu, timbul lagi keinginan :
(WAL AN`AAMI) : Ingin punya binatang ternak yang gemuk-gemuk, seperti
ingin punya bebek banyak, punya kambing banyak, atau sapi yang
banyak, dan sebagainya.
(WAL HARTSI) : Ingin mempunyai bermacam-macam tanaman, seperti
jagung, mangga, tebu, minta semua yang ditanam itu subur dan banyak
hasilnya sehingga diberi segala macam pupuk, itu boleh saja asalkan
tidak lupa bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
Pertolongan Alloh.
(LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH).
(DZAALIKA MATAA-`UL HAYAATID DUNYAA) : Itulah perbendaharaan
dunia.
Demikianlah Firman Allloh Ta`ala dalam Alqur-an.
Cobalah kita angan-angan bersama ; sedemikian banyaknya tutup-tutup
pada diri manusia ; tertutup jasmani, tertutup pandangan mata, tertutup
pendengaran telinga, tertutup lesan, tertutup gerak, tertutup diam, dan
tertutup bermacam-macam keinginan.
Bahkan kita sendiri tidak bisa menghitung berapa banyaknya sesuatu
yang menutupi diri kita, sehingga Tauhid Rububiyyah yang ada didalam
diri kita itu terlupakan.
Tapi perlu di ingat, Iman tidak pernah hilang, hanya tertutup denga tutup
yang sangat tebal.
Iktu bahasan lanjutannya
TAUHID RUBUBIYYAH TIDAK AKAN HILANG DARI DIRI MANUSIA
12 Jumadil Awal 1434H ==> Si Pincang ==> TAUHID
Iman tertutup jasmani, tertutup pandangan mata, tertutup pendengaran
telinga, tertutup lesan, tertutup gerak, tertutup diam, dan tertutup
bermacam-macam keinginan.
Bahkan kita sendiri tidak bisa menghitung berapa banyaknya sesuatu
yang menutupi diri kita, sehingga Tauhid Rububiyyah yang ada didalam
diri kita itu terlupakan.
Banyak syukur kepda Alloh Taala, bisa merasakan nikmat dari Alloh
Taala. Bagaimana pun nikmatnya dunia ini, bila diberikan kepada satu
orang, tapi tidak dirasakan nikmat, apakah bisa mensyukuri? Tidak bisa.
Harus disadari seluruh dunia ini adalah lokam (kulit, sepet) dan berliannya
adalah kita ini. Isinya dunia adalah manusia, lainnya manusia bukan isi,
walaupun dunia ini ada bintang bulan, lautan, tapi kalau tidak ada
manusia, maka namanya dunia kosong, dunia suwung, jadi isinya adalah
manusia. Rumah ini juga demikian, ada lemari, ada meja-meja, dan
sebagainya, tapi kalau manusianya tidak ada maka dikatakan rumah
kosong.
Berliannya hidup adalah manusia, kompas hidup ini adalah manusia, jadi
ikhtisarnya alam semesta ini adalah manusia. Silahkan dicari pada diri kita
ini, gunungnya mana, alasnya (hutannya) mana, harimaunya mana,
kancilnya mana, malaikatnya mana, bidadarinya mana, ini kalau mau
mencari akan ketemu semua. Jadi puncak-puncaknya makhluq Alloh ini
adalah manusia. Dari tanah naik-naik sampai Sulalah, macam-macam zat,
ada tumbuh-tumbuhan, terus naik, akhirnya jadi Darah, Nuthfah, akhirnya
jadi Alaqoh, Mudlghoh, sampai akhirnya jadi manusia, kalau sudah jadi
manusia (Insan kamil) ini sudah puncak. Puncak dalam istilah bahasa Arab
adalah Muntaha. Jadi kedudukannya manusia itu puncak, silahkan di lihat
dalam surat An Nas, kedudukannya manusia itu disebutkan
setelah Robbi berikutnya Nas, setelah Maliki berikutnya Nas,
setelah Ilahi berikutnyaNas. Jadi kedudukannya di atas manusia ini adalah
Tuhan, di bawahnya Tuhan adalah manusia, dan di bawahnya manusia
adalah seluruh alam. Jadi posisi kita itu di tengah-tengah.
Malaikat kedudukannya kalah bila dibanding dengan kedudukannya
manusia, itu namanya Muntaha. Silahkan boleh mengkritik, ini tasawwuf
kok.
Menetapkan posisi ini sulit, di atas Tuhan, kemudian di bawahnya
manusia, dan di bawahnya manusia adalah seluruh alam, yang seluruh
alam ini adalah untuk manusia. Itu bukan masalah tempat, tapi
kedudukan derajatnya. Seluruh alam ini mengabdi kepada manusia, ini
perintah Alloh :
SAKHOROLAKUM MAA FIS SAMAAWATI WAMAA FIL ARDLI
(Alloh) telah menundukkan untukmu semua apa-apa yang ada di lagit
dan apa-apa yang ada di bumi. (QS. Luqman : 20)
Ditundukkan semuanya untuk manusia, maka silahkan dinaiki.
Dunia kendaraan akhirat
Dawuhnya Kanjeng Nabi :
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU ALAIHI WASALLAMA : ALLAILU
WAN NAHAARU MATHIYATAANI FARKABUUHUMAA BALAGHUN ILAL
AKHIRAH
Bersabda Rosululloh SAW. : Malam dan siang segala isinya ini adalah
kendaraan, naikilah sampai kepada akhirat.
Jadi dunia supaya ditumpangi/dinaiki, jangan sampai dinaiki dunia, yang
dilarang adalah dinaiki dunia. Kalau menumpangi dunia memang
diperintah, tapi kalau kita ditumpangi dunia maka akan rusak, bejat. Kalau
menumpangi dunia itu enak, nyaman, karena dunia ini adalah kendaraan.
Ibarat kendaraan bisa yang baik bisa yang jelek, tidak jadi masalah asal
syukur.
Syukur itu tulisannya SYIN, KAF, RO, bacanya SYAKARO artinya telah
syukur. Tapi kalau syin titik tiga ini titik tiganya hilang, bunyinya SAKARO
artinya telah mendem /tidak sadar, karena tiga titik itu rahasianya syukur.
Satu persatu titik ini ada artinya sendiri-sendiri, titik satu apa artinya, titik
dua apa artinya, dan titik tiga apa artinya. Lain kali akan kami tulis
masalah Syukur ini.