Presentasi PBL Blok 28 Ramos
Presentasi PBL Blok 28 Ramos
28
Stress Akibat Kerja
Ramos Silalahi
10.2009.137
E5
Skenario 7
7 langkah diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis okupasi
1. Diagnosis Klinis
Anamnesis
Dilakukan untuk mengetahui data diri pasien yang terdiri dari beberapa hal; nama, alamat, umur,
pekerjaan, agama, suku, status perkawinan,
(Hasil: Perempuan, 40 tahun, guru/wali kelas)
Riwayat Penyakit, untuk mengetahui perkembangan penyakit atau gejala yang diderita pasien,
terdiri dari Riwayat Penyakit Sekarang, Penyakit Dahulu, dan Penyakit Keluarga.
1. Diagnosis Klinis
Riwayat pekerjaan, untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita pasien berhubungan dengan
pekerjaan ataupun lingkungan sehari-hari aktivitas pasien.
1. Diagnosis Klinis
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan untuk mengetahui kelainan pada tanda-tanda vital pasien, kesadaran pasien, keadaan
umum, dan kelainan yang ada pada fisik pasien.
(Hasil: Pemeriksaan Fisik Normal)
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk membantu petugas medis menegakkan diagnose klinis yang pasti.
Hal-hal yang dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan sebagainya.
(Hasil: Normal)
Dilakukan untuk mengetahui keadaan tempat pasien bekerja, seperti penerangan, kebersihan,
kebisingan, kelembapan.
(Hasil: Bekerja di sekolah favorit sebagai guru/wali kelas)
1. Diagnosis Klinis
Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam
menghadapi pekerjaannya
Definisi stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau
tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.
Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi
seseorang. Jika seseorang mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu
kemampuannya tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya.
Suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik
seseorang dimana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat pekerja tersebut berada.
Faktor-faktor
Faktor Organisasi
a. Faktor intrinsic
Lingkungan pekerjaan dalam kondisi kerja yang tanpa variasi dan tidak nyaman akan menyebabkan gangguan
kesehatan, beban kerja berlebihan, beban kerja yang sulit dikerjakan dikarenakan ketidakcukupan ketrampilan dari
pekerja.
b. Peran dalam organisasi
Kurang penjelasan informasi mengenai tugas, kewajiban serta hak, pekerja kurang memahami apa yang diharapkan
dari pekerjaannya, ketidaknyamanan melakukan pekerjaan karena tidak sesuai keinginan si pekerja.
c. Pengembangan karir
Kurangnya rasa keamanan dari pekerjaannya, memasuki awal pensiun, ketidakjelasan status, merasa frustasi dalam
upaya mencapai puncak karir di perusahaan
d. Struktur dan iklim organisasi
Struktur organisasi yang memungkinkan pekerja kehilangan identitas dan kebebasan individu, aturan yang berlebihan
dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pekerja, aturan yang berlebihan.
e. Hubungan dalam organisasi
Hubungan yang tidak baik dengan atasan, bawahan maupun rekan sekerja serta kurangnya dukungan sosial dari rekan
sekerja
Faktor-faktor
Faktor Lingkungan :
Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik serta
kemajuan teknologi
Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor persoalan keluarga (perceraian,
anak-anak tidak disiplin, kematian pasangan hidup), masalah ekonomi pribadi karena pola hidup yang
lebih besar pasak daripada tiang serta karakteristik kepribadian pekerja.
Respon Stress
Sudut pandang stress sebagai respons digambarkan dengan bagaimana reaksi individu tersebut
terhadap stressor.
Contoh, seseorang merasa stress jika disuruh berbicara di muka umum, seperti guru tersebut.
Sedikitnya ada dua respon yang muncul pada individu tersebut, yaitu respons fisiologis dan
respons psikologis.
Respon fisiologis akibat masuknya stressor kepada individu menimbulkan rangsang fisik seperti
detak jantung meningkat, lidah terasa keluh, mual dan pusing, dan lain-lainnya.
Respon psikologis akibat masuknya stressor kepada individu menimbulkan salah tingkah, pikiran
kalut, emosinal, dan perasaan stress.
Respon fisiologis dan psikologis pada individu terhadap stressor disebut strain (ketegangan).
Beban kerja yang dialami, waktu kerja dan istirahat yang kurang, proses bekerja,
hubungan antar individu.
Sebagai seorang guru/wali kelas, pajanan yang dialami oleh pasien dapat berupa pajanan psikis yaitu
interaksi pasien dengan murid-murid di sekolah tempat pasien mengajar.
Dalam menghadapi murid-murid tersebut, dibutuhkan rasa percaya diri dan mental yang kuat.
(Hasil: Sebagai seorang guru/wali kelas, ada beberapa pajanan yang dialami, seperti kerja
yang monoton/tidak variatif, interaksi dengan murid, mental yang tidak kuat, beban kerja
yang berat sebagai wali kelas dikarenakan brtanggung wajab atas murid-murid yang
berada di dalam kelas, dan sebagainya)
Melihat dari hubungan pajanan yang dialami dengan diagnosis klinis (stress akibat kerja), maka
kesimpulannya penyakit ini berhubungan dengan pekerjaan pasien.
Apabila pasien adalah seorang wanita berusia 40 tahun, dan memiliki mental yang tidak kuat serta
ketidakmampuan untuk memanajemen stress atau tekanan yang dilamai saat bekerja, maka pajanan
tersebut sangat mempengaruhi kinerja kerja pasien dan keadaan umum pasien
(Hasil: beban kerja sebagai guru yang dirasakan berat oleh pasien, ditambah dengan
pemberian tugas dan tanggung jawab menjadi wali kelas)
(Hasil: jam istirahat seorang guru sekaligus wali kelas akan menjadi lebih sedikit daripada
cuma seorang guru biasa)
5. Peranan individu
Jenis Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, yang dimana menghasilkan sifat yang berbeda,
yang akan menentukan bagaimana orang tersebut dapat menghadapi masalah, pajanan, ataupun
stress yang dialaminya.
Taraf Pendidikan
Semakin tinggi taraf pendidikan seseorang, semakin mudah untuk orang tersebut menghadapi
persoalan atau masalah pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Jenis Kelamin
The Effects of gender role on perceived Job Stress yang dilakukan pada karyawan bank di Taiwan pada
tahun 2010, disebutkan bahwa hubungan antara tingkat stres kerja dengan perbedaan gender
mempunyai nilai yang lebih signifikan daripada hubungan antara tingkat stres kerja dengan
perbedaan jenis kelamin. Seseorang dengan kepribadian maskulin lebih mampu menghadapi stresor
yang datang tanpa perasaan emosional yang berlebihan dan dengan tingkat kecemasan lebih rendah
dari kepribadian feminim.
Keadaan ekonomi (seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan pekerekonomian yang semakin
memburuk)
Keadaan social (apakah lingkungan tempat tinggal dan tetangga berhubungan baik/tidak)
Hobi (pasien memiliki hobi yang dapat mengganggu konsentrasi dalam bekerja/tidak)
7. Diagnosis Okupasi
Berdasarkan data-data yang dimiliki di atas, maka disimpulkan bahwa perempuan berusia 40 tahun
ini, memiliki gejala mual dan pusing, dikarenakan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Stress Akibat
Kerja)
Penatalaksanaan
1. Psikoterapi.
Dilakukan dengan pendekatan kepada pasien dan bertujuan untuk mengubah pandangan pasien
terhadap stressor yang di hadapi sebelumnya.
Pencegahan
Pengendalian Kognitif
Kegiatan relaksasi
Sesuaikan dengan kemampuan/bakat, lingkungan hidup dan kerja yang sejalan dan harmonis, upah
yang pantas dan memadai, keluarga yang harmonis.
PROGNOSIS
Baik apabila tatalaksana dan pencegahan telah dilakukan.
Sekian
dan
Terima Kasih