LAPORAN KASUS
I.
II.
IDENTITAS
Nama
A. T
Umur
20 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Alamat
Sindulang I
ANAMNESA
Keluhan Utama : Pandangan kabur.
Laki-laki, umur 20 tahun, suku Minahasa, agama Kristen Protestan,
alamat Sindulang I, datang ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Mata RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Malalayang tanggal 27 November 2013 dengan keluhan
utama pandangan kabur. Penderita mengatakan pandangan kabur, merasa
ada benda asing di mata, silau, gatal dan nyeri sejak 12 jam sebelum
datang ke poliklinik dan perlahan lahan menjadi lebih kabur dan silau.
Riwayat mata merah setelah pemakaian lensa kontak 1 hari
sebelum datang ke Poliklinik.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Riwayat Penyakit dahulu:
Penderita tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga
Riwayat Sosial:
Merokok (+), alkohol (-)
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Heart Rate
Suhu Badan
Jantung dan paru
Abdomen
: Baik
: Compos mentis
: 80 kali permenit
: 36,30 C
: Dalam batas normal
: Datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar/lien
tidak teraba
B.
C.
Status Psikiatri
Sikap
Ekspresi Wajah
Respons
: Kooperatif
: Wajar
: Baik
Status Neurologis
Motoris
Sensoris
Refleks
: Normal
: Normal
: Normal
Pemeriksaan Subjektif
Visus Oculus Dextra
: 6/60
: 6/6
TIODS = n/palp
B.
Pemeriksaan Objektif
1. Pemeriksaan Bagian Luar
Jenis Pemeriksaan
1. Inspeksi
OD
OS
Normal
Normal
Posisi
Normal
Normal
Warna
Hiperemis
Normal
Bentuk
Normal
Normal
Edema
Normal
Normal
Ulkus
Tumor
Margo
Posisi
Normal
Normal
Palpebra
Ulkus
Silia
Normal
Normal
Warna
Hiperemis
Normal
Sekret
Edema
Injeksi
Inj.
Supersilia
Palpebra
Pergerakan
Konjungtiva
Konjungtiva(+)
Bulbus Okuli
Sklera
Kornea
Warna
Normal
Normal
Perdarahan
Benjolan
Lain-lain
Kekeruhan
Jernih
Ulkus
Sikatriks
Infiltrat (+)
Permukaan
Refleks
sensibilitas
kornea
COA
Iris
Dalam
Perlekatan
Cokelat
Cokelat
Bentuk
Bulat
Bulat
Refleks
Normal
Normal
Kekeruhan
Jernih
Jernih
Nyeri tekan
Tumor
Warna
Lain-lain
Pupil
Lensa
2. Palpasi
Normal
Normal
pada Normal
palpasi
pada
palpasi
OD
OS
Konjungtiva Bulbi
Normal
Kornea
Infiltrat stroma,
Normal
Bulging (+),
flourescein (+)
Direct Opthalmoscope
COA
Dalam
Normal
Iris
Normal
Normal
Lensa
Normal
Normal
Retina
Normal
Normal
Lensa
Jernih
Jernih
Refleks Fundus
Uniform (+)
Uniform (+)
Pembuluh Darah
Normal
Normal
IV.
RESUME
Seorang penderita laki-laki umur 20 tahun datang ke Poliklinik Ilmu
Kesehatan Mata RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado dengan keluhan
utama pandangan kabur. Pandangan kabur dan merasa ada benda asing di
mata di alami penderita sejak 12 jam sebelum datang ke Poliklinik.
Penglihatan kabur sampai datang ke Poliklinik. Selain itu penderita juga
merasa nyeri, gatal, silau dan mata merah sejak penderita memakai lensa
kontak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pemeriksaan Fisik :
Status Generalis : dalam batas normal.
Status Oftalmikus : - VOD 6/60, VOS 6/6
- TIODS = n/palp
- Segmen anterior : palpebra edema; konjungtiva,
injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (+); kornea,
bulging (+), edema (+), ulkus anterior, ukuran
diameter: 1,8 mm, flourensensi (+); CoA :
-
V.
DIAGNOSA KERJA
Ulkus kornea sentral okuli dektra e.c pemakaian lensa kontak
VI.
PENATALAKSANAAN :
Antibiotik ED 8 x gtt I OD
PEMBAHASAN
Diagnosa penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
ophtalmologi dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien tersebut didapatkan dari
anamnesa bahwa penderita mengalami penglihatan kabur, merasa ada benda asing
di mata nyeri, gatal, silau, dan merah. Hal ini sesuai kepustakaan dimana pada
pasien ulkus kornea didapatkan gejala berupa gejala umum dari ulkus kornea
adalah penurunan ketajaman penglihatan, eritema pada kelopak mata dan
konjungtiva, merasa ada benda asing di mata, bintik putih pada kornea, silau,
nyeri dan salah satu faktor resiko dari ulkus kornea adalah organisme penyebab
melekat pada lensa kontak.7
Hasil dari pemeriksaan subjektif pasien didapatkan VOD 6/60 dan VOS
6/6. Terdapat penurunan visus pada mata kanan yang mengalami ulkus kornea.
Hal ini sesuai dengan penjelasan kepustakaan dimana pada ulkus kornea
didapatkan penurunan penglihatan yang disebabkan berubahnya permukaan
kornea oleh karena adanya defek pada kornea sehingga menghalangi refleksi
cahaya yang masuk ke dalam media refraksi.
Pada pemeriksaan fisik dan slit lamp penderita ditemukan palpebra edema,
injeksi konjungtiva dan infiltrate pada kornea, injeksi siliar, silau jika melihat
cahaya atau fotofobia. Hal ini sesuai dengan kepustakaan dimana pada ulkus
kornea ditemukan tanda-tanda berupa terdapat infiltrate di kornea, palpebra
bengkak,, pada konjungtiva terdapat injeksi konjungtiva, injeksi siliar, fotofobia
dan florescein (+).7
Karena kornea avaskuler, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak
segera datang, seperti pada jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi.
Maka badan kornea, wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma
kornea, segera bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi
pembuluh darah yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit
polimorfonuklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya infiltrat, yang tampak
sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas-batas tak jelas dan
permukaan tidak licin, kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah
ulkus kornea.8
Pada pasien ulkus kornea terdapat keluhan nyeri pada mata karena kornea
memiliki banyak serabut nyeri, sehingga amat sensitif. Kebanyakan lesi kornea
superfisialis maupun yang sudah dalam menimbulkan rasa sakit dan fotofobia.
Rasa sakit diperberat oleh kuman kornea bergesekkan dengan palpebra. Karena
kornea berfungsi sebagai media untuk refraksi sinar dan merupakan media
pembiasan terhadap sinar yang masuk ke mata maka lesi pada kornea pada
umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama apabila lesi terletak sentral
pada kornea. Fotofobia yang terjadi biasanya terutama disebabkan oleh kontraksi
iris yang meradang.
Ulkus kornea pada penderita dicurigai karena disebabkan oleh bakteri,
karena agen penyebab ulkus kornea berupa lensa kontak. Pada ulkus kornea yang
disebabkan oleh bakteri akan terbentuk infiltrat berwarna abu-abu.6
Untuk menunjang hasil diagnosa dapat dilakukan pemeriksaan gram
bertujuan untuk mengetahui secara lebih lanjut penyebab infeksi dan pemeriksaan
kultur agar dapat diketahui secara spesifik mikroorganisme penyebab dari ulkus
kornea ini sehingga dapat diberikan pengobatan yang adekuat terhadap penderita
ini.
Tujuan penatalaksanaan pada ulkus kornea adalah erdikasi bakteri dari
kornea, menekan reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada
kornea, mempercepat penyembuhan defek epitel, mengatasi komplikasi, resta
memperbaiki tajam penglihatan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pemberian
terapi yang tepat dan cepat sesuai dengan kultur.9
10
11
PENUTUP
Demikian telah dilaporkan suatu kasus dengan diagnosis ulkus kornea
yang
mencakup
diagnosis,
pemeriksaan
oftalmologis,
penanganan
dan
prognosisnya.
Kita harus menyadari bahwa penyakit ini sangat memerlukan control
periodik serta pengawasan terutama oleh dokter mata sangatlah penting.
Pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah komplikasi seperti kebutaan
parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat, kornea perforasi dapat berlanjut
menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis, prolaps iris, pikatrik kornea, katarak
dan glaukoma sekunder. Pada pasien ini diharapkan dapat memeriksakan diri
secara berkala dan selalu menjaga kebersihan mata agar dapat sembuh secara
baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan D. Opthalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika, Jakarta, 2000
2. Anonimous. Ulkus Kornea. Dikutip dari www.medicastore.com 2007.
3. Suharjo, Fatah widido. Tingkat keparahan Ulkus Kornea di RS Sarjito
Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. Dikutip dari www.tempo.co.id.
2007.
4. Biswell D. Kornea. Dalam : Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : EGC;
2010. H. 125-39.
5. Kanski JJ. Kornea. Dalam : Clinical Ophthalmology a Systematic Approach.
Edisi 6. London : Elsevier; 2007. h. 254-66.
6. Ilyas S. Ulkus Sentral. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta : Badan
Penerbit FKUI, 2013. h.165-167
7. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004
8. Wijaya. N. Kornea dalam Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989
9. Mills Tj, Corneal Ulceration and Ulcerative Keratitis in Emergency Medicine
Citied
on
Nov
30,
2013.
Avaible
from
:
http://www.emedicine.com/emerg/topic115.htm
10. Mansjoer A, Triyanti K, Ulkus Kornea. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-3
Media Aesculapius. FKUI. Jakarta 2001. Hal: 56-57.
11. Netter Atlas of Human Anatomy.
12. Lange Gerhard K. Ophthalmology. 2000. New York : Thieme. P. 117-44
13. Anonymous, Corneal Ulcer. Dikutip dari www.HealthCare.com 2007-04-14
13