Anda di halaman 1dari 2

Pacu Tumbuh pada Anak dengan Perawakan Pendek

Hingga saat ini, sudah banyak studi mengenai kejadian anak dengan perawakan pendek (<-2 SD
berdasarkan skor tinggi badan per usia (HAZ)) yang diduga akibat adanya gagal tumbuh terutama
pada daerah perifer di negara-negara dengan penghasilan rendah. Namun studi-studi tersebut
sangat sulit dilakukan karena keterbatasan data yang dimiliki. 1 Cameron (2005) menyatakan bahwa
pacu tumbuh pada anak dengan perawakan pendek didefinisikan sebagai penambahan tinggi
badan yang mengarah kepada nilai rata-rata dan terdapat hubungan terbalik antara tinggi badan
awal dengan penambahan tinggi badan selanjutnya.2
Analisis Cameron menunjukkan bahwa pacu tumbuh lebih terbukti berdasarkan pengukuran
dengan skor z tinggi badan (HAZ) dibandingkan dengan perubahan tinggi badan itu sendiri .
Terdapat hubungan yang sangat kecil antara perubahan tinggi badan saat usia dua tahun dengan
pertambahan tinggi badan hingga usia 5 tahun jika berdasarkan rentang tinggi badan (-0.11) .
Sedangkan apabila perhitungan dilakukan dengan rentang HAZ menunjukkan hasil yang signifikan
(-0.58). Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengetahui apakah telah terjadi pacu tumbuh pada
individu dengan gagal tumbuh dilakukan dengan menilai perubahan HAZ di mana skor tersebut
melewati prediksi dengan mendekati median. Hal ini kemudian dapat menjelaskan mengapa
berdasarkan penelitian oleh Martorell (1992) menyatakan bahwa penduduk Guatemala tetap
berperawakan pendek hingga dewasa, hal tersebut karena perhitungan pacu tumbuh dilakukan
berdasarkan perubahan tinggi badan. Sedangkan penelitian Adair (2011) menunjukkan bahwa
penduduk Filipina mengalami pacu tumbuh karena perhitungan dilakukan dengan menilai HAZ.2
Penelitian yang dilakukan Godoy(2010) mendukung pernyatan Cameron. Perhitungan pacu
tumbuh menjadi lebih tidak bermakna apabila pengukuran dilakukan sesuai perubahan tinggi
badan dalam cm dibandingkan dengan menggunakan HAZ. Menurut Ricardo, pacu tumbuh terjadi
berbeda pada setiap individu dengan banyaknya variabel kontrol terkait dengan sang anak, ibu,
keadaan rumah, dan desanya. Seorang anak dengan perawakan pendek memiliki kecepatan pacu
tumbuh 0.11 SD/ tahun, lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak berperawakan pendek.
Seorang anak dikatakan mengalami pacu tumbuh paling cepat dalam dua hingga tiga tahun
pertama kehidupan. Dalam kurun waktu tersebut, seorang anak lebih sensitif terhadap perubahan
nutrisi dan keadaan penyakit infeksi atau penyakit kronis yang menyebabkan adanya hambatan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan. Energi yang digunakan untuk aktifasi imun respons
terhadap penyakit menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan linear seorang anak dalam
waktu 3bulan pada anak usia 2-4 tahun. Keadaan ini menyebabkan tidak terjadinya pacu tumbuh
pada anak dengan penyakit infeksi ataupun penyakit kronis lainnya pada rentang usia tersebut di
mana seharusnya terjadi pacu tumbuh . Selain itu, keadaan keluarga yang menyadari pentingnya
memberbaiki keadaan gagal tumbuh untuk masa depan sanga anak, menunjukkan peningkatan
pacu tumbuh pada sang anak tersebut, karena adanya perbaikan terutama dari segi tatalaksana
dan nutrisi yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa pacu tumbuh antara satu anak dan lainnya
dapat sangat berbeda.1
1. Godoy R, Nyberg C, Eisenber D, Magvanjav O, Shinnar E et al. 2010. Short but catching up: statural growth among native amazonian bolivian children. Am J Hum Biol
00:000-000

2. Cameron N, Preece MA, Cole TJ. 2004. Catch-up growth or regression to the mean? Recovery from stunting revisited. Am J Hum Biol 17 (4):412-7

Anda mungkin juga menyukai