Prognosis
Berbagai faktor risiko yang berkaitan dengan berulangnya Juvenil Nasofaring
Angiofibroma (JNA) adalah keberadaan tumor di fossa pterigoideus dan basis spenoid, erosi
clivus, perluasan intrakranial, suplai makanan dari arteri karotid interna, usia muda, dan ada
tidaknya sisa tumor. (Tony R, 2003)
Embolisasi preoperatif menurunkan angka morbiditas dan kekambuhan (rekurens).
Rata-rata kesembuhan untuk pembedahan primer mendekati 100% dengan reseksi lengkap
dari JNA ekstrakranial dan 70% dengan tumor intrakranial. Rerata kesembuhan 90%
berhubungan dengan pembedahan kedua jika terjadi kekambuhan. (Tony R, 2003; Bailey BJ,
2006)
Meskipun tidak bersifat seperti kanker, Angiofibroma dapat terus menyebar. Dapat
hilang sendiri. Terdapat angka rekurensi yang cukup tinggi setelah operasi, sekitar 6-24%.
(Mansfield E, 2006)
Daftar Pustaka
1. Silvanandan R, Jr. WFE. 2005. Benign and Malignant Tumors of The
Nasopharynx, in Cummings Otolaryngology-Head & Neck Surgery. 4th Edition.
Elsevier Mosby. Philadelphia.
2. Frenz D, Smith RV. 2006. Surgical Anatomy of The Pharynx and Esophagus. In
Otolaryngology Basic Science and Clinical Review. Thieme. New York.
3. Tony R, Bull. 2003. Color Atlas of ENT Diagnosis 4th Edition. Thieme.
4. Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD. 2006. Head and Neck SurgeryOtolaryngology. 4th Edition. Lippincot Williaws & Wilkins.
5. Mansfield E. 2006. Angiofibroma. In: eMedicine Specialties > Vascular Surgery >
Medical Topics.