Anda di halaman 1dari 17

dSTIMULASI WATER JET CUTTING

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
I.B.DHANA JAYAWARDANA
113100148

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

STIMULASI DENGAN METODE WATER JET CUTTING PADA


LAPANGAN PANASBUMI WAYANG WINDU STAR ENERGY
JAWA BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
I.B.DHANA JAYAWARDANA
113100148

Disetujui untuk Program Studi Teknik Perminyakan


Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Bambang Bintarto, MT.


Eko Widi Pramudiohadi, ST., MT

I.

JUDUL
STIMULASI

DENGAN METODE WATER JET CUTTING PADA

LAPANGAN PANASBUMI WAYANG WINDU STAR ENERGY JAWA


BARAT

II.

LATAR BELAKANG MASALAH


Beberapa sumur panasbumi di lapangan dominasi air ada yang
mempunyai suhu tinggi akan tetapi permeabilitasnya rendah dan sebaliknya
permeabilitas besar suhunya rendah.
Untuk sumur-sumur pada lapangan panasbumi dominasi air (dua fasa)
yang memiliki suhu tinggi dan permeabilitasnya rendah sangat mungkin
terjadi, dimana selama proses produksinya zone permeabel mengalami
penyumbatan oleh pembentukan scaling maupun

pengotor lain saat

pemborannya (cutting).
Salah satu usaha untuk meningkatkan permeabilitas reservoir adalah
dengan cara stimulasi untuk menginisiasi aliran dari dalam sumur ke
permukaan. Terdapat banyak metode stimulasi yang dapat dilakukan untuk
mengembalikan sumur mengalirkan fluida panas, salah satu diantaranya
adalah dengan acid wash

III. MAKSUD DAN TUJUAN


III.1.

Maksud

III.2. Tujuan

IV. Dasar Teori


4.1. Stimulasi Water Jet Cutting
Sebagaimana yang dilakukan pada teknik stimulasi konvensional,
tujuan utama dari stimulasi water jet cutting adalah untuk meningkatkan
produksi sumur dengan membersihkan atau membuka rekahan (fracture)
yang berada disekitar sumur dari pengaruh skin.
Stimulasi dengan metode water jet cutting dikembangkan dengan
prinsip dasar dengan cara menginjeksikan air secara langsung menuju
dinding lubang sumur. Dampak dari proses ini menghasilkan suatu
gesekkan pada kedalaman dinding yang menunjukkan fungsi kekuatan jet
dan waktu pelaksanaan.
Tidak sama halnya seperti pada hydraulic fracture, dimana tekanan
kompresi terjadi secara bertahap, dalam water jet cutting menghasilkan
dampak pengikisan secara lokal. Faktor utama yang dapat mempengaruhi
proses hidrolika adalah kecepatan jet dan laju alir; sistem pompa, pipa dan
perencanaan nozzle adalah bagian utama yang harus diatur dan disesuaikan
untuk setiap studi kasus.

Analisa secara khusus pada perilaku mekanika batuan harus dilakukan


untuk mendapatkan hasil yang akurat karena sistem pompa harus dipilih
untuk memenuhi persyaratan tenaga pendorong air. Hasil yang lebih baik
akan dicapai dengan alat penghubung berkaitan dengan sifat mekanika
batuan dan tenaga pendorong air..

4.2. Hidraulika
Tantangan utama dalam perencanaan sistem hidrolik adalah
pemilihan alat yang cukup baik dalam pembersihan dan pengikisan
terhadap formasi. Suatu model yang tepat harus dimiliki untuk
memperkirakan beberapa skenario yang diperlukan. Dibutuhkan optimasi
untuk meminimalkan kerugian gesekan sepanjang pipa dan pada saat yang
sama ditingkatkan, mungkin, kecepatan knalpot jet air terpengaruh terhadap
dinding lubang bor.
Dimulai dengan prinsip Bernoulli, model dapat disederhanakan
dengan asumsi bahwa dalam setiap titik dalam sistem di bawah kondisi
yang bagus :

v
+H=constant
2g

Dimana :
V = adalah kecepatan fluida, ( m2/s )
g = adalah gravitasi ( cm/s2 )

H = adalah tekanan piezometric.

Jika kerugian gesekan disertakan dalam keseimbangan antara hulu


( debit pompa) dan hilir ( dari nozzle), persamaan menjadi:

Ppump =

p v jet L 8Q
+f 5 2
2
D g

Dimana :
Ppump

= adalah tekanan debit dari sistem pompa, ( psi )

Vjet

= adalah kecepatan jet, ( gpm )

= adalah densitas fluida, ( kg/m3 )

= adalah faktor kerugian gesekan,

L dan D = adalah panjang pipa dan diameter, ( m )


Q

= adalah laju alir volumetrik, ( kg/sec )

= adalah gravitasi. ( m/sec2 )

Akhirnya laju aliran dapat ditentukan oleh dengan persamaan:

Q=

nv jet 2
d
4

Dimana :
n = adalah jumlah nozel
d = adalah diameter pipa pembuangan uap ( m )

Dalam penerapannya perlu diperhatikan bahwa kehilangan tekanan akibat


gesekan kemungkinan dibutuhkan pompa yang

memadai dalam proses

pemompaan air, ini merupakan masalah penting terutama ketika secara


teknis diperlukan pemompaan dengan berbagai tekanan, berbagai diameter
pipa tersedia dengan zona stimulasi sedalam 3000 meter.
Sebagai contoh, jika diperlukan untuk memompa 300 gpm melalui 4
"API FH pengeboran pipa dengan panjang 3000 meter, akan kehilangan
tekanan sebersar 500 psi.

Sementara jika kebutuhannya adalah untuk

memompa 600 gpm, maka akan kehilangan tekanan sebesar 2500 psi akibat
terkena gesekan, dan jika pemompaan tekanan terbatas pada 3000 psi maka
tekanan yang tersisa akan dirubah menjadi kecepatan jet.

Gambar 1. Water Jet Cutting Performance Chart

Setelah melakukan oprasional pekerjaan seperti contoh di atas dan


sesuai dengan batas operasi, maka diperlukan analisis untuk memilih dan
memperbaiki konfigurasi pompa.

Gambar 1 menampilkan grafik kinerja yang menyajikan skenario yang


berbeda dari konfigurasi nozzle menggunakan 4 "API FH drilling pipe, dan
menggunakan

triplex

pump

tersedia

di

rig

pengeboran.

Dengan

memperhatikan titik perencanaan yang dipilih untuk memaksimumkan


laju alir, mencapai tingkat kecepatan jet yang memadai dalam memompa

batas operasional. Selain itu konfigurasi nozzle memiliki diameter yang


cukup untuk dilalui sebagai pintu keluar nozzle untuk menghindari
sumbatan.

4.3. Mekanika Batuan


Dalam hydraulic fracturing, perlu diketahui besara-besaran yang
berlaku pada batuan, agar dapat diperkirakan rekahannya. Hydraulic
Fracturing adalah suatu proses penggunaan tekanan fluida ( air ) yang tinggi
untuk merekahkan atau meluaskan rekahan pada batuan reservoar. Ada 3
komponen yaitu :
1. Fluida Perekah
2. Rekahan
3. Batuan Reservoar
Memiliki persamaan :

W=

(Pnet )
H
E'

Dimana : W = lebar rekahan


Pnet = Net Pressure
H = Tinggi Rekahan
E = Elastisitas Batuan

Gambar 2. Skematik Pnet dan Elastisitas Formasi terhadap Lebar Rekahan


Net Pressure adalah suatu harga tekanan di depan rekahan diatas
minimum pressure untuk menyebabkan rekahan tetap terbuka.

Pnet = BHTP - c

Dimana BHTP = Bottom - hole Treating Pressure

c = Fracture Closing Pressure ( stress )


Sebagai catatan perlu dinyatakan disini bahwa kedua tekanan tersebut
tidak ada hubungannya dengan tekanan reservoir. Net pressure tergantung
dari :
-. Laju Injeksi
-. Sifat Fluida
-. Lebar Fracture yang terjadi
-. Panjang Fracture yang terjadi

Closure Pressure ( stress ) adalah harga rata-rata stress minimum


dimana rekahan terjadi.
4.3.1. In-situ Stress
Pada projek perekahan, perlu diketahui besaran-besaran yang berlaku
di batuan, atau yang bisa didapat dari ilmu mekanika batuan yang
berhubungan dengan sifat batuan yang akan direkahkan.

Stress = =

lim

A0

F
A

Gambar 3. Skematik dan Normal Stress

4.3.2. Overburden Stress


Overburden stress tak tergantung pada tectonics, dan harganya sama
dengan berat batuan diatasnya.

v = g

(z) dz

dimana rata-rata gradient akan disekitar 0.95 1.1 psi/ft. Harga 1.1 psi/ft
didapat kalau semua formasi rata berdensitas 165lbs/ft3 maka gradient stress
165/144 = 1.1 psi/ft. Karen formasi tidak rapat atau berpori, maka harga
gradient bisa saja sampai 0.95 psi/ft.

V. RENCANA PELAKSANAAN SKRIPSI


Pelaksanaan skripsi ini direncanakan bertempat di Lapangan Panas
Bumi Wayang Windu dengan maksud pengambilan data dan dilanjutkan
dengan

penyelesaian

tugas

akhir

di

Program

Studi

Teknik

Perminyakan,Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan


Nasional VeteranYogyakarta

Tabel I. Rencana Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir

Tahap Pelaksanaan

Februari
I

1.
Orientasi
Lapangan dan
Pengambilan Data

2.
Pengolahan
Data

3.
Pengolahan
Data dan Pembuatan
Laporan

4.
Penyelesaian
Pembuatan Laporan
dan Presentasi

II

III

IV

VI. RENCANA DAFTAR ISI SKRIPSI


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASANDAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Maksud dan Tujuan
1.3. Batasan Masalah
1.4. Metode
1.5. Hasil Yang Diharapkan
1.6. Sistematika Penulisan
BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN
2.1.
Letak Geografis dan Sejarah Lapangan
2.2.
Geologi Lapangan
2.2.1. Stratigrafi
2.2.2. Struktur
2.2.3. Hasil Pengamatan Struktur Mikro
2.2.4. Manifestasi Permukaan
BAB III.

Teori Dasar Stimulasi Water Jet Cutting


3.1.
Hydraulic
3.2.
Kelakuan Mekanik Batuan
3.3. Desain Peralatan

BAB IV. Pengoperasian Stimulasi Sumur


4.1. Identifikasi Zona Target
4.1.2. Temperatur Log
4.1.3. Laju Penetrasi
4.1.4. Kolom Lithologi
4.1.5. Mineral Epidote
4.1.6. Mud Return
4.2. Kondisi Sumur
4.2.1. Wellbore Cleaning
4.2.2. Mud Dam Cleaning

4.2.3. Wellbore Cooling


4.3. Peralatan
4.3.1. Sistem Pompa
4.3.2. Tubing
4.3.3. Swivel
4.3.4. Rotary System
4.3.5. Tooling dan Nozzles
4.4. Metode Pengoperasian
4.4.1. Intervals dan Stations
4.4.2. Slow Cutting
BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB VI.

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

VII. DAFTAR PUSTAKA TUGAS AKHIR


1.
Grant, Malcolm A. & Ian G. Donaldson & Paul F. Bixley.
Geothermal Reservoir Engineering. 1982. Academic Press Inc.:
2.

New York.
Saptadji, Nenny Miryani Ir. Ph.D. Teknik Panas Bumi. 2001.

Penerbit ITB: Bandung.


Huenges, Ernst. Geothermal Energy Systems.
Hernandez, Isaias & Juan Del Valle & Salvador Espindola
Geothermal Well Stimulation Using Water Jet Cutting in Mexico
( Paper ).
5. Freeze, R. Allan and John A. Cherry, Groundwater.
6. W. Fisher, Daniel and Douglas B. Jung, Alternatives to Traditional
3.
4.

Water Washing Used to Remove impurities in Superheated


7.

Geothermal Steam ( Paper ).


C. Angcoy Jr, Erlindo., Edwin H. Alcober, Sylvia G. Ramos,
Josephine B. Rossell and Maribel C. Z. Delfin, Erosion in South
Sambaloran FCRS Facilities Tongonan, Leyte, Philippines
( Paper ).

VIII. PENUTUP
Proposal skripsi ini merupakan tinjauan sekilas dari referensi dan teori
serta jurnal-jurnal yang penulis dapatkan selama mengikuti perkuliahan di
Bidang Keahlian Panasbumi, Program Studi Perminyakan, Fakultas
Teknologi

Mineral,

Universitas

Pembangunan

Nasional

Veteran

Yogyakarta.
Besar harapan penulis apabila maksud dan tujuan dari penulisan tugas
akhir ini dapat benar-benar dicapai, sehingga ilmu maupun pengalaman
penyusun akan dapat bertambah selain itu diharapkan hasil dari tugas akhir
ini dapat berguna dalam penentuan strategi pengembangan lapangan
panasbumi Lahendong lebih lanjut.
Demikian proposal skripsi ini diajukan, atas perhatian, bantuan dan
kerjasama yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai