Anda di halaman 1dari 25

Pengantar Sistem Telekomunikasi

20

BAB II
PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

2.1 Pendahuluan
Perangkat yang menjadi end user dalam suatu sistem telekomunikasi biasanya
disebut pesawat atau terminal. Pesawat-pesawat ini berfungsi sebagai interface
antara sumber informasi (pengguna) dengan sistem. Sinyal yang berasal dari
sumber terlebih dahulu diubah ke dalam bentuk sinyal yang sesuai dengan
karakteristik saluran transmisi, dengan kata lain bahwa pesawat biasanya bekerja
sebagai transducer (alat yang mampu mengubah suatu bentuk energi menjadi
bentuk energi lainnya). Berdasarkan jenis sumber sinyal yang akan dikirimkan,
pesawat-pesawat telekomunikasi ini dikelompokkan sebagai berikut:
1. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal suara, contoh pesawatnya adalah:
- Pesawat radio penerima
- Pesawat telepon
2. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal tulisan, contoh pesawatnya adalah:
Pesawat telegrafi
Pesawat teleprinter
3. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal gambar, contoh pesawatnya adalah:
- Pesawat faximili
- Pesawat televisi
4. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal data, contoh pesawatnya adalah:
- Modem
5. Sumber informasi berupa sinyal-sinyal multimedia, contoh pesawatnya
adalah:
- Komputer
2.2 Pesawat Suara
2.2.1 Radio Penerima
Pada prinsipnya, radio penerima dapat menerima sinyal-sinyal selain sinyal suara,
sepert data, tulisan, dan gambar. Tetapi dalam pembahasan berikutnya radio penerima
yang akan dijelaskan adalah radio penerima untuk sinyal suara saja. Dalam setiap
perangkat yang digunakan, selalu ada batasan standar yang dijadikan patokan untuk
mengukur kualitas dari suatu alat. Suatu alat dikatakan baik kualitas kerjanya jika alat
tersebut bekerja sesuai dengan fungsi yang diharapkan darinya.
Ada tiga karakteristik penting yang menentukan kualitas suatu radio penerima, yaitu:

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

21

1. Sensitivitas
Sensitivitas adalah kemampuan dari suatu radio penerima untuk menangkap
sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh pengirim, baik yang kuat maupun yang
lemah sampai diperoleh daya tertentu di output radio tersebut. Semakin kecil
daya yang ditangkap, maka radio penerima tersebut makin sensitif. Sensitivitas
ini dapat diperbaiki dengan menggunakan amplifier yang baik.
2. Selektivitas
Selektivitas adalah kemampuan radio penerima untuk membedakan antara sinyal
yang diinginkan dengan sinyal-sinyal lain disekitarnya yang berdekatan. Dengan
kata lain artinya adalah hanya menerima sinyal dengan frekuensi band yang
tertentu saja, sebab di udara merambat banyak sinyal dengan frekuensi masingmasing, oleh karena itu radio penerima harus dapat mengambil satu saja yang
diinginkan. Selektivitas ini dapat diperbaiki dengan Band Pass Filter.
3. Fidelitas
Fidelitas adalah kemampuan radio penerima untuk menjaga keaslian informasi
yang dikirimkan oleh pengirim sinyal. Keaslian informasi disini bukan sekedar
dapat menerima dengan jelas dan dapat dimengerti melainkan dapat menerima
sinyal-sinyal dengan frekuensi informasi yang bermacam-macam yang
dikirimkan oleh pengirim. Jadi juga merupakan kemampuannya untuk
menghilangkan distorsi yang timbul pada saat perambatannya.
Ada dua kelompok besar pesawat penerima radio siaran, yaitu :
-

Straight-Amplification Receiver
Superheterodyne Receiver

1. Straight-Amplification Receiver
Blok diagram dari radio golongan ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.

Tuning
Circuit

Radio
Frequency
Amplifier

Detector

Gambar 2.1 Blok Straight-Amplification Receiver

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Audio
Frequency
Amplifier Loud
speaker

Pengantar Sistem Telekomunikasi

22

Antena: berfungsi untuk menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan


oleh antena pemancar.
Tuning circuit : Rangakaian filter yang frekuensi resonansinya sama dengan
frekuensi yang diterima, sehingga memungkinkan untuk menseleksi dan
memisahkan gelombang yang diperlukan dari gelombang-gelombang lainnya yang
tidak diperlukan.
Radio Frequency Amplifier : Memperkuat gelombang yang diterima karena
gelombang yang diterima ini besarnya hanya beberapa mV saja juga meredam
gelombang-gelombang lainnya yang datangnya dari pemancar lain yang masih
tercampur dalam gelombang tadi.
Detector : melakukan proses demodulasi, yaitu memisahkan sinyal informasi yang
dikirim dari gelombang pembawanya. Sinyal yang sudah didemodulasi sudah
mempunyai frekuensi sebesar audio.
Audio Frequency Amplifier : memperkuat sinyal keluran dari detector yang
berfrekuensi audio yang kemudian disalurkan ke Loudspekaer.
Loudspeaker : mengubah sinyal elektrik untuk menjadi gelombang suara/ akustik.

Kelemahan pada sistem straight-amplification ini adalah banyak timbulnya gangguangangguan yang tidak diinginkan, tidak stabil, sehingga outputnya sering terdistorsi.
2. Superheterodyne Receiver
Sistem radio penerima kelompok ini merupakan perbaikan dari radio penerima StraightAmplification Receiver. Blok diagram rangkaian radio penerima super ini dapat dilihat
pada gambar 2.2.

Tuning
Circuit

Radio
Frequency
Amplifier

Mixer

Intermediate
Frequency
Amplifier

Detector

Audio
Frequency
Amplifier

Loud
speaker

Osciloscop

Gambar 2.2 Blok Superheterodyne Receiver

Gelombang RF yang diterima oleh antena penerima, setelah diseleksi kemudian


diperkuat oleh Radio-Frequency Amplifier. Berbeda dengan pada sistem straight,
sebelum masuk detector, sinyal keluaran RFA dicampur dengan suatu sinyal dari
osiloscop denganfrekuensi tertentu di dalam suatu mixer, sehingga diperoleh superposisi

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

23

dari fr dengan fo (oleh karena itu disebut superheterodyne). Hasilnya ialah gelombang
dengan frekuensi baru yaitu fr + fo dan fr fo disamping fr itu sendiri. Gelombang dengan
frekuensi fr fo ini yang disebut intermediate frequency. Pada IF ini kita akan mendapat
sustu gelombang yang lebih stabil, yang merupakan modulated wave dengan frekuensi
pembawa yang lebih kecil dari fr. setelah itu maka prosesnya sama dengan sistem
straight-amplification receiver.
Yang telah disebutkan sebelumnya adalah untuk radio penerima siaran yang
mempunyai
Amplitudo Modulation (AM) sedangkan jika modulasinya adalah
Frequency Modulation (FM) maka pada dasarnya hampir sama saja hanya terdapat
sedikit perbedaan.
Dibandingkan dengan radio penerima siaran untuk AM, maka radio penerima siaran
untuk FM mempunyai tambahan komponenya yaitu limiter dan pemakaian discriminator
amplituda. Limiter ini gunanya untuk membatasi perubahan tegangan yang timbul yang
diakibatkan oleh bermacam-macam hal misalnya interference dan internal receiver
noise. Jalannya signal adalh sama dengan radio penerima siaran untuk Amplitudo
Modulation. Pada FM ini operasinya lebih tenang karena amplitudonya tetap sehingga
dapat diperoleh suara yang lebih baik. FM ini sekarang banyak dipakai untuk siaransiaran stereo.
Radio penerima siaran untuk FM dan AM sebenarnya bisa digabungkan dalam
suatu radio penerima saja karena ada bagian-bagian yang sama, misalnya sebuah
demodulator kedua sistem mempunyai rangkaian yang sam, sehingga dengan memberi
suatu switch maka radio penerima ini dapat digunakan untuk penerima baik FM maupun
AM.
Selain dari perbedaan-perbedaan tersebut di atas maka perbedaan yang lain dengan radio
penerima siaran AM adalah jumlah IF Amplifier pada FM biasanya lebih banyak karena
ada signalnya di sini lebih besar dibandingkan dengan AM.
2.2.2 Telepon
Telepon adalah suatu bentuk terminal untuk menerima dan mengirimkan sinyal
suara , di mana gelombang suara/akustik tersebut dirubah dulu menjadi gelombang
elektris, ditransmisikan via saluran, dan di penerima diubah lagi menjadi gelombang
akustik. Besaran-besaran yang menentukan gelombang akustik ini adalah amplitudo dan
frekuensinya. Frekuensi menentukan tinggi rendahnya suara atau disebut juga nada, di
mana makin tinggi frekuensinya makin tinggi pula nadanya. Interval frekuensi suara
manusia adalah dari 300 Hz sampai dengan 3400 Hz. Sedangkan amplitudo menentukan
kekerasan suara atau loudness. Kekerasan suara adalah besarnya kebisingan suara yang
diakibatkan oleh amplitudo dari suara itu sendiri yang ditangkap oleh telinga manusia.
Sebagaimana diketahui telinga dalah penerima alam yang dianggap sebagai dasar dari
penerima suara. Oleh karena itu, pada dasarnya kekerasan suara adalah suatu pengertian

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

24

mental. Jadi kekerasan suara itu adalah besaran yang subjektif dan tidak dapat diukur
dengan alat apapun secara pasti.
Satuan unit untuk menentukan kekerasan suara ini adalah Sone. Di mana 1
sone didefinisikan sebagai kekerasan suara dari tone dengan frekuensi 1000 Hz pada
level intensitas suara 40 dB. Kekrasan suara terbesar 0,0001 sone atau 1 milisone adalah
batas ambang pendengaran manusia. Satuan sone ini linier jadi 2 sone misalnya adalah
sama dengan 2 kali 1 sone.
Satuan lain yang digunakan selain sone adalah phon. Di mana 1 phon adalah level
kekerasan suara untuk suatu tone dengan frekuensi 1000 Hz pada level intensitas suara 1
dB. Berlainan dengan sone maka satuan phon ini bersifat logaritmis.
Level kekerasan suara (Loudness Level) dalam satuan phon adalah:

LL = 10 log

I
10-12

.. (2.1)

di mana I = instensitas suara dalam watts/m2

Loudness level, phon

140

102

120

10

100

10-2

80

10-4

60

10-6

40

10-8

20

10-10

0
-10

10-12
20

50

500
R 200
Rohmat Saedudin,
ST., MT.2000
1000
Sekolah Tinggi T eknologi
Telekomunikasi
Frequency, Hz

100

5000

Gambar 2.3 Grafik level kekerasan suara

10000

20000

Intensity level, watts/m2

Intensity level, dB

Grafik antara frekuensi dengan instensitas serta garis-garis dari level kekerasan suara
dapat di lihat pada gambar 2.3 di bawah ini.

Pengantar Sistem Telekomunikasi

25

Loudness, sones

Perbandingan antara sone (kekerasan suara) dengan phon (level


kekerasan suara) dapat dilihat pada gambar 2.4.

100
50
20
10
5
2
1
0.5
0.2
0.1
0.05

2.2.2.1 Transducer
0.02
0.01

20

40

60

80

100

Loudnesssuatu
level,bentuk
phons gelombang menjadi suatu
Transducer ialah alat untuk mengubah
bentuk lainnya yang tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Pada sistem telepon ini
Gambar
2.4 Grafik perbandingan
sone
vs phon
maka transdcuernya adalah
electro-accoustical
transducer
yaitu
alat yang mengubah
gelombang accoustic menjadi gelombang listrik dan sebaliknya. Untuk itu transducer
pada sistem telepon dibagi dua yaitu :
-

Mikropon, ialah transdcuer yang mengubah gelombang akustik menjadi


gelombang listrik.
Loudspeaker, ialah transducer yang mengubah gelombang listrik menjadi
gelombang akustik.

2.2.2.1.1 Mikropon
Ada dua jenis tranduser akusto-elektik/ mikropon yang banyak digunakan yaitu:

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

26

- mikropon arang
- mikropon kondensator
Mikropon arang menggunakan serbuk arang sebagai bahan dielektrik diantara
membran dan lempeng elektroda permanen. Gambar rangkaian sederhana dari mikropon
arang dapat dilihat pada gambar 2.5. Getaran suara akan menekan membran berfluktuasi
sesuai dengan kekerasan suara. Kemudian membran akan menekan serbuk arang
sehingga kepadatan serbuk arang akan berubah-ubah sesuai tekanan membran. Nilai
tahanan serbuk arang akan berubah-ubah berdasarkan tingkat kemampatan serbuk arang,
sehingga dengan nilai tegangan yang tetap, nilai arus akan berubah-ubah berbanding
terbalik dengan nilai tahanan serbuk arang.

Serbuk arang

Tekanan
suara
Membran

RL

baterei

Gambar 2.5 Mikropon Arang

Arus
listrik

Jika tidak ada gelombang suara, arus listrik yang melalui serbuk arang adalah tetap
besarnya dan jika ada gelombang suara, arus listrik yang melalui serbuk arang akan
berfluktuatif seperti terlihat pada gambar 2.6 berikut ini :

Arus tetap tidak berubah

Arus
listrik

waktu
Arus berfluktuasi

R Rohmat Saedudin,
waktu ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Gambar 2.6 Gambar arus pada rangkaian mikropon arang

Pengantar Sistem Telekomunikasi

27

Mikropon arang ini cukup baik untuk pembicaraan karena bekerja pada daerah
frekuensi 30 5000 Hz, tetapi kalau digunakan untuk musik, mikropon jenis ini kurang
baik karena sensitivitasnya untuk frekuensi tinggi berkurang sekali. Mikropon arang
mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
1. Dapat timbul distorsi linear yang bisa menyebabkan gelombang lain yang
menyerupai harmonisanya sebagai akibat perbedaan amplitudo level sinyal DC
ketika ada dan tidak adanya tekanan suara.
2. Terajadinya Hissing Effect, yaitu distorsi gelombang arus sebagai akibat
berserakannya serbuk arang karena adanya pengaruh panas yang ditimbulkan
dari mengalirnya arus .
3. Terjadinya Packing Effect, disebabkan berkurangnya elastisitas serbuk arang
(saling melekat) akibat pengaruh panas dari aliran arus listrik sehingga daya
tekanan dari luar kurang bisa diterjemahkan dengan baik.
4. Efek tekanan membran akan berkurang jika mikropon digunakan terbalik, hal ini
dikarenakan serbuk arang berkumpul di bawah, sehingga terjemahan arus listrik
dari gelombang suara kurang begitu sempurna.
Mikropon jenis lainnya yaitu mikropon kondensator. Prinsip kerja dari mikropon
kondensator ini hampir sama dengan mikropon arang, peranan serbuk arang pada
mikropon arang digantikan dengan bahan konduktor (udara bebas) antara membran luar
dengan membran dalam. Tekanan suara akan menekan membran luar (bergetar) dan
akan merubah jarak antara dua membran. Perubahan jarak antara dua membran
menyebabkan perubahan konduktivitas (C) dari bahan di antara kedua membran,
sehingga apabila diantara kedua membran tersebut diberi sumber tegangan maka akan
mengalir arus yang berubah-ubah sesuai dengan perubahan konduktivitas akibat
gelombang akustik yang menggetarkan membran tersebut. Gambar mikropon
kondensator dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini.

Tekanan
suara

Membran
tetap/dalam
Membran
Getar
Bahan antara dua
membran
(bisa
Rohmatudara
Saedudin,
bebas)ST., MT.

baterei
R
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi
Gambar 2.7 Mikropon Kondensator

RL

Pengantar Sistem Telekomunikasi

28

Kapasitas tersebut adalah :

C=

.A
d0 + d(t)

. (2.2)

dimana: = konstanta dielektrik bahan diantara membran-membran


A = luas permukaan membran ( 5 cm2)
do = jarak antara membran tanpa tekanan suara ( 10 mm)
d(t) = perubahan jarak karena adanya tekanan suara
Jika pada saat permulaan kondensator tersebut diberi muatan Q o maka tegangan pada
kondensator adalah :

Um =

Q0
C

= Q0

d0 + d(t) . (2.3)
.A

Mikropon ini mempunyai tahanan Rm = 10 M. Karena tahanannya yang besar ini,


maka sinyal listrik dari mikropon ini tidak dapat langsung diberikan ke beban (misalnya
speaker) seperti yang dapat dilakukan pada mikropon arangm tetapi diperkuat dulu oleh
suatu amplifier.
2.2.2.1.2 Loudspeaker
Loudspeaker adalah suatu tansducer yang mengubah gelombang listrik menjadi
gelombang akustik kembali Elektro-akustik. Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis
loudspeaker, yaitu:
- elektro-magnetis
- elektro-dinamis
Rangkaian dari loudspeaker elektro-magnetis dapat dilihat pada gambar 2.8 di
bawah ini.
U
Magnet
Permanen

Membran

S
Kumparan
R Rohmat Saedudin,
ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi
Gambar 2.8 Loudspeaker elektro
magnetis

Pengantar Sistem Telekomunikasi

29

Prinsip kerja tranduser loudspeaker elektro-magnetis yaitu arus listrik yang


dikirimkan oleh mikropon dari telepon pemanggil mengalir ke kumparan dan akan
menimbulkan medan magnet disekitar kumparan tersebut. Gaya medan magnet ini akan
menarik dan mendorong membran sesuai dengan arah medan magnet yang timbulkan
oleh arus listrik yang diterima oleh loudspeker penerima. Proses tarikan dan dorongaan
ini akan menimbulkan getaran pada membran. Getaran membran inilah yang
menghasilkan gelombang suara pada bagian muka dari membran.
Fungsi dari magnet permanen adalah untuk mereduksi distorsi yang timbul,
karena jika tanpa magnet permanen, frekuensi gelombang akustik yang dibangkitkan
akan dua kali frekuensi gelombang aslinya. Besar gaya tarik magnet adalah sebanding
dengan flux magnet dikuadratkan. Hubungan medan magnet dengan besarnya flux
magnet dapat dilihat pada persamaan 2.4 .
F = C ( o + 1 sin t )2 .........................................(2.4)
Dimana :

o = flux dari magnet permanen


1 = flux dari magnet kumparan
= frekuensi dari gelombang listrik yang diberikan

Jika keadaan tanpa magnet permanen maka persamaannya seperti pada persamaan 2.5.:
F = C 12 sin2 t ...................................................(2.5)
Dari persamaan 2.5 nilai gaya F akan tetap positif meskipun nilai sin t negatif
atau dengan kata lain membran tetap akan ditarik oleh magnet kumparan. Perbandingan
perioda gelombang listrik yang diberikan dibandingkan dengan perioda gelombang
akustik yang ditimbulkan akibat ditariknya membran oleh magnet kumparan dapat
dilihat pada gambar 2.9.
Pada gambar 2.9 dapat dilihat bahwa frekuensi dari gelombang akustik yang
dihasilkan adalah dua kali dari frekuensi gelombang listrik yang diberikan, akan tetapi
dengan amplitudo yang lebih kecil. Jika keadaan dengan magnet permanen maka
persamaan 2.4 akan menjadi seperti persamaan 2.6.
F = C (o2 + 2o1 sin t + 12 sin2 t) .................(2.6)

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

30

Karena 1 jauh lebih kecil dibandingkan dengan o,, maka :


12 sin2 t dapat diabaikan, sehingga persamaannya menjadi persamaan 2.7.
F = C (o2 + 2o1 sin t ) ......................................(2.7)
Dari persamaan 2.7 dapat dianalisa bahwa besarnya gaya F akan lebih besar
dari o jika sin t positif dan besarnya gaya F akan lebih kecil dari o2 jika sin t
negatif. Atau dengan kata lain, membran yang sudah ditarik oleh magnet permanen akan
lebih ditarik atau akan didorong oleh magnet kumparan sesuai dengan gelombang listrik
yang diterima. Gambar 2.10 di bawah ini menggambarkan perbandingan antara perioda
dari gelombang listrik yang diberikan dengan gelombang akustik yang ditimbulkan dari
membran yang ditarik oleh magnet kumparan.
2

2w

Gelombang listrik
yang diberikan

Gelombang akustik
yang ditimbulkan

Gambar 2.9 Perbandingan gelombang tanpa magnet permanen

Gelombang listrik
yang diberikan

Gelombang akustik
yang ditimbulkan

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Gambar Sekolah
2.10 Perbandingan
Tinggi T eknologi
gelombang
Telekomunikasi
dengan magnet permanen

Pengantar Sistem Telekomunikasi

31

Pada gambar 2.10 terlihat bahwa frekuensi dari gelombang akustik yang
dihasilkan sama dengan gelombang listrik yang diberikan, tetapi dengan amplitudo yang
lebih besar. Jadi disini tidak terjadi distorsi seperti jika keadaan tanpa magnet permanen.
Loudspeaker jenis lainnya yaitu elektro-dinamis. Gambar 2.11 menunjukkan
rangkaian dari loudspeaker elektro dinamis. Prinsip kerja loudspeaker jenis ini hampir
sama dengan prinsip kerjanya motor, yaitu dengan adanya arus listrik yang berubahubah menyebabkan perubahan medan listrik yang akan berinteraksi dengan magnet
permanen. Reaksi ini akan menyebabkan bergeraknya membran keluar dan ke dalam
sesuai dengan frekuensi dari arus listrik yang diberikan dan ini akan menimbulkan
getaran akustik dari membran.

Moving
coil
Magnet
permanen

Membran

Gambar 2.11Loudspeaker elektro-dinamis

Loudspeaker jenis ini juga disebut sebagai moving coil loudspeaker. Untuk
menghasilkan daya yang lebih besar, membrannya dapat diganti menjadi cone. Dan alat
seperti ini biasa digunakan pada loudspeaker-loudspeaker ukuran besar.
2.2.2.2 Karakteristik Tranduser pada Pesawat Telepon
Ada dua ukuran karakteristik untuk melihat kinerja dari mikropon dan
loudspeaker, yaitu:
-

karakteristik kerja
karakteristik frekuensi

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

32

Karakteristik kerja merupakan fungsi dari arah rambatan gelombang. Dalam hal
ini yang dilihat biasanya
adalah sensitivitas dari tranduser tersebut dengan
menggunakan suatu sumber yang tetap. Bentuk diagram polar dari mikropon dan
loudspeaker dapat dilihat pada gambar 2.12 dan gambar 2.13. Gambar 2.12 berikut ini
adalah contoh dari karakteristik mikropon pada suatu nilai intensitas tertentu. Jika
intensitasnya berubah, maka pasti karakteristiknya pun akan berubah.

00

00

2700

900

2700

900

1800

1800
Gambar 2.12a Karakteristik mikropon dilihat
dari potongan horizontal

Gambar 2.12b Karakteristik mikropon dilihat


dari potongan vertikal

Dari gambar dan penjelasan di atas, karakteristik mikropon mempunyai 4 dimensi


yaitu :
- 3 buah dimensi untuk arah (x, y, z)
- 1 buah dimensi untuk intensitas
Karakteristik dari loudspeaker hampir sama dengan karakteristik mikropon, hanya
saja simbol arahnya berlawanan dengan arah dari mikropon. Kalau mikropon arah
simbolnya ke dalam sedangkan loudspeaker ke luar.

00

2700

900

1800

Gambar
2.13 Karakteristik
loudspeaker
R Rohmat
Saedudin, ST.,
MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

33

Karakteristik lainnya yang dijadikan ukuran kinerja mikropon dan loudspeaker


adalah karakteristik frekuensi. Gambar 2.14 memperlihatkan karakteristik frekuensi baik
pada mikropon maupun pada telepon.

Response

daerah frekuansi yang baik, karena pada


intensitas yang sama akan menghasilkan mV
(pada mikropon) atau dB (pada loudspeaker
yang hampir sama

Frekuensi
Gambar 2.14 Karakteristik frekuansi tranduser

2.3. Pesawat untuk Tulisan


2.3.1 Pesawat Telegrafi
Dalam sistem telegrafi informasi yang dikirimkan dan yang diterima berupa
tulisan atau huruf-huruf. Tiap-tiap huruf diwakili oleh kombinasi dari kode-kode
tertentu.
Kode-kode yang biasa dipergunakan dalam sistem telegrafi dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Kode Morse
Ada dua simbol yang digunakan dalam kode morse yaitun titik dan garis.
Setiap hurup dikodekan oleh satu simbol atau kombinasi simb0l-simbol
titik dan garis. Satu titik mempunyai satu satuan mark dan diikuti oleh satu
satuan space. Satu garis terbuat dari 3 (tiga) satuan mark diikuti oeh satu
satuan space. Antara huruf dipisahkan oleh dua buah satuan space dan
antara kata dengan kata dipisahkan oleh empat buah satuan space.
2) Kode Undulator
Kode ini dikembangkan untuk komunikasi yang menggunakan kabel laut.
Hampir sama dengan kode morse, hanya saja kode-kode yang digunakan

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

34

adalah plus, minus dan nol serta mempunyai kombinasi yang sama dari
arus-arus panjang dan pendek.
3) Kode telegraf printing
Kode ini yang digunakan oleh teleprinter. Pada umumnya adalah kode
dengan jarak yang sama, selain itu setiap huruf yang dihasilkan oleh kodekode mempunyai jumlah elemen-elemen yang tetap. Kode ini mempunyai
n satuan yang dapat mewakili 2n huruf-huruf. Oleh karena itu kode ini
dilihat dari jumlah n nya, dapat berupa 5, 6 atau 7.
a. Kode lima satuan (five unit code)
Tiap karakter teridiri dari 5 elemen sinyal yang mempunyai panjang
yang sama (20 ms) dan tiap elemen dapat berupa salah satu dari 2
kondisi (ada atau tidak ada). Selain itu kemungkinan dari kondisi tiap
elemen adalah independen. Dengan demikian akan diperoleh 2 5 = 32
kombinasi. Jadi tidak cukup untuk 26 huruf alpabet dan 10 angka. Agar
jumlah kebutuhan ini dapat teratasi maka 2 dari 32 karakter ini dipakai
unutk shift signal atau kadang-kadang disebut juga case-shift signal.
Satuadalah letter shift dan yang satu lagi adalah figure shift.
Pada setiap karakter selalu diawali dengan start signal (20 ms) dan
diakhiri dengan stop signal (30 ms). Jadi kalau ada sebuah karakter
maka durasi sinyal adalah 20 ms start sinyal ditambah 5 x 20 ms untuk
elemen sinyal dan 30 ms untuk stop sinyal, sehingga total durasi satu
karakter adalah 150 ms. Kelemahan dari sistem lima kode ini adalah
penerima tidak dapat mengoreksi apakah kombinasi pulsa yang
mewakili karakter sudah benar atau salah, karena seandainya ada
gangguan yang menyebabkan kondisi pulsa ada menjadi tidak ada
tidak akan mempengaruhi penerimaan karena oleh penerima dianggap
tidak adanya pulsa berarti menjadi salah satu bagian dari kombinasi 5
elemen yang mewakili satu karakter.
b. Kode enam satuan (six unit code)
Kode ini tidak umum dipakai. Dipakai hanya untuk huruf dalam
bahasa Jepang saja. Oleh karena itu tidak dipakai sebagai kode resmi
internasional.
c. Kode tujuh satuan (seven unit code)
Kombinasi 7 elemen ini merupakan perbaikan dari sistem 5 elemen.
Hal ini dimungkinkan karena pada sistem ini setiap karakter selalu
terdiri dari tujuh pulsa yang selalu terdiri dari 3 ada arus dan 4 tidak
ada arus. Kombinasi jumlah pulsa inilah yang akan diperiksa di
penerima dan sebagai faktor koreksi. Apabila ada pulsa yang hilang
bertambah, atau berubah kombinasinya maka hal ini akan dideteksi
oleh penerima atau secara otomatis akan diminta agar pengirim
mengulang kembali karakter yang salah tersebut.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

35

4) Kode transmisi data


Ada beberapa macam kode transmisi data diantaranya ASCII, BCD, dan
EBCDIC. Secara garis besar kode untuk transmisi data ini dibagi dalam
dua kelompok yaitu kode yang hanya dapat mendeteksi kesalahan dan
kode yang dapat mengoreksi kesalahan. Selain itu kelompok kode yang
dapat mengoreksi kesalahan dapat dibagi lagi menjadi kelompok kode
yang dapat mengoreksi 1 atau 2 atau 3 kesalahan dan seterusnya.
Blok diagram dari sistem pesawat pengirim dan penerima dengan informasi berupa
huruf atau tulisan dapat dilihat pada gambar 2.15 :

Huruf

Pengirim

Kodifikasi

Penerima

Dekodisikasi

Huruf

Gambar 2.15 Blok diagram pesawat untuk tulisan

2.3.2 Pesawat Teleprinter


Sistem kerja dari teleprinter hampir sama dengan pada telegrafi hany saja
pengkodean yang dilakukan berbeda. Kalau pada telegrafi pengkodean dilakukan oleh
manusia dengan cara menekan tombol sirkuit sedangkan pada teleprinter pengkodean
dilakukan oleh mesin.
Suatu bentuk terminal yang termasuk telegrafi akan tetapi mirip dengan teleprinter
adalah suatu alat yang disebut Hell Printer. Prinsipnya adalah tiap karakter dibagi atas
kolom-kolom dan baris-baris. Sebagai contohnya adalah huruf T sebagai berikut :
I

II

III IV

VI VII

1
2
3
4
5
6
7

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

36

Kolom I dan VII serta baris 1 dan 7 tidak dipergunakan. Untuk huruf T maka pada
kolom II hanya terisi pada baris 2 saja, demikian juga untuk kolom II dan VI. Sedangkan
untuk kolom IV akan terisi pada baris 2 sampai dengan baris 6, maksudnya agar
tergambar huruf T yang dimaksud.
Teleprinter mempunyai mesin pengirm di sisi pengirim dan mesin menerima di
sisi penerima. Teleprinter pengirim biasa disebut juga teletype writer atau sering disebut
telex (telegraph exchange) menggunakan pengkodean yang berlainan yaitu five unit
code, sedangkan teleprinter penerima berfungsi untuk mencatak kembali kode yang
diterima menjadi huruf.
User pengirim mengetik huruf yang akan dikirm, kemudian oleh mesin teleprinter di u
bah menjadi kode-kode tertentu yang kemudian kode tersebut ditransmisikan via saluran
transmisi dan di sisi penerima sinyal didekodefikasikan kembali menjadi huruf dan
dicetak pada kertas. Gambaran sederhananya seperti pengeprint-an suatu file yang sudah
diketikkan ke dalam memori mesin kemudian dikirim ke sebuah alat pencetak yaitu
printer via saluran transmisi berupa kabel.
Pada waktu mengirim berita, ada kemungkinan operator akan berhenti sebentar di
tenga-tengah pengetikkan karena bermacam-macam alasan misalnya untuk membaca
kalimat berikutnya. Ini akan merupakan pemborosan waktu. Untuk mengatasi ini
dipergunakan pita kertas. Yang dipasang pada suatu alat yang disebut keyboard
perforator yang mempunyai keyboard yang sama seperti pada teleprinter biasa.
Setelah pita kertas ini siap, lalu tinggal memasukannya ke dalam pesawat pengirim
yang akan mengirim dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pengetikkan yang dilakukan oleh tenaga manusia.
2.4 Pesawat untuk Gambar
Beberapa contoh dari pesawat dengan informasi yang dipertukarkan berupa
gambar adalah televisi, videophone, teletex, faximile dan sebagainya. Sebetulnya ada
kekaburan batas antara gambar dan tulisan. Karena tulisanpun sebenarnya merupakan
gambar khusus. Contohnya adalah tulisan China, Jepang. Atau contoh lainnya yaitu
grafik. Oleh karena itu pembahasan disini akan berdasarkan contoh-contoh pesawatnya
saja.
Ada dua kelompok pesawat gambar berdasarkan objeknya, yaitu:
- Pesawat untuk gambar diam (faximili)
- Pesawat untuk gambar bergerak (televise)
Pada faximile hubungannya berlangsung antara pesawat ke pesawat (point to point)
seperti halnya untuk telegraf atau teleprinter, sedangkan pada televisi hubungannya lebih
bersifat point to multipoint dengan arahnya mendekati siaran (broadcast).
2.4.1 Pesawat Faximili
Faximili adalah suatu alat yang dapat mengirimkan gambar diam ke pesawat yang
dituju. Prinsip kerjanya hampir mirip dengan mesin fotocopy, yaitu gambar terlebih
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

37

dahulu di scan dengan intensitas cahaya tertentu kemudian hasilnya di ubah kedalam
sinyal elektrik kemudian dikirim via saluran transmisi dan di penerima sinyal tadi
diubah kembali untuk kemudian dicetak kedalam lembar kertas. Prinsip kerja dari mesin
faximi dapat dilihat pada gambar 2.16.

lensa
lampu

PEC

PEC

Galvo

Gambar 2.16. Pengirim dan Penerima pada Faximili

1. Gambar yang akan dikirimkan ditempelkan mengelilingi sebuah drum D.


2. Suatu sumber cahaya yang melewati lensa akan menyinari gambar tersebut dan
pantulan dari sinar ini akan diterima oleh PEC (Photo Electric Cell).
3. Drum berputar agar seluruh gambar tersinari (scan), sehingga sinar yang
dipantulkan juga akan berubah-ubah intensitasnya tergantung dari warna gambar
yang disinari.
4. Arus dari photocell ini juga akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan
intensitas yang diterima.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

38

Bersamaan dengan berputarnya drum, sistem sumber cahaya dan photocell


melakukan suatu gerak transisi sepanjang sumbu drum, dengan demikian seluruh
bagian gambar akan kena disinari (scanning). Jika drum tersebut dibayangkan dapat
dibuka sehingga merupakan suatu lembaran maka proses pen-scan-an tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Alur proses scanning

Garis yang lurus menunjukkan aliran atau jalannya scanning, sedangkan garis
putus-putus adalah bagian yang bersambungan jika itu berbentuk drum. Dengan
demikian gambar yang dikirmkan akan terbentuk dari garis-garis hasil scanning ini.
Idealnya garis-garis ini jaraknya adalah sedekat mungkin sehingga saling
bersinggungan, dengan demikian seluruh permukaan gambar dapat ter-scan.
Pada rangkaian penerima perubahan arus dari pengirim akan mempengaruhi
pemantulan cahaya dari kaca pada galvanometer. Hasil pantulannya akan diterima oleh
kertas photo yang secara kimiawai akan membentuk gambar seperti apa yang
dikirimkan.
Seperti juga pada teleprinter, masalah utama pada sistem mesin faximili ini adalah
sinkronisai dari perputaran drum antara rangkaian pengirim dengan rangkaian penerima.
Penggunaan faximili ini sangat terbatas sekali. Sebagian besar dipergunakan untuk
pengiriman photo-photo berita untuk surat kabar, akan tetapi selain itu juga
dipergunakan untuk mengirimkan grafik-grafik atau peta-peta cuaca. Faximile ini tidak
ekonomis untuk pengiriman berita tertulis. Alasannya ialah karena dengan metoda
scanning akan merupakan pemborosan jika untuk berita tertulis sebab akan banyak
waktu yang terbuang untuk men-scan daerah kertas yang kosong.
Adapun blok diagram proses pertukaran informasi pada sistem faximili dapat
dilihat pada gambar 2.18

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

Manuskrip

Perubahan foto
elektris

Sistem
transmisi

39

Penerimaan
dokumen

Penerimaan
gambar

Arus gambar

Larutkan dalam
bintik-bintik gambar

Scanning
Pengiriman

Scanning
Penerimaan

Menimbulkan
gambar

Sinkronisasi

Gambar 2.18 Blok diagram proses pada pesawat faximili

2.4.2 Pesawat Televisi


Prinsip dasar dari faximili kemudian dikembangkan menjadi prinsip dasar dari
sistem pesawat televisi. Hanya saja pada sistem televisi gambar yang dikirimkan adalah
gambar bergerak.
Ada tiga proses penting pada sistem televisi, yaitu:
1. Proses scanning, dimana semua gamabar yang akan dikirimkan harus benarbenar ter-scan dengan baik dan hasil sehalus mungkin.
2.
Penciptaan kesan bergerak dengan memanfaatkan kecepatan penayangan
kumpulan gambar-gambar diam. Sebenarnya dalam sebuah film, gambar
bergerak diciptakan dengan memanfaatkan efek pandangan mata kita, yaitu
bahwa kumpulan gambar-gambar diam jika ditampilkan dengan kecepatan
tertentu akan menimbulkan kesan bergerak ketika tertangkap oleh indera
penglihatan. Demikian juga pada televisi. Untuk menimbulkan kesan gambar
hidup, maka diperlukan pergantian gambar sebanyak 25 gambar per detik.
Sehingga satu gambar mempunyai waktu untuk diperlihatkan selama 1/25 detik.
Ini sesuai dengan suatu fenomena bahwa jika suatu sumber cahaya tiba-tiba
menghilang, maka otak manusia memerlukan waktu selama 1/25 detik untuk
mendapatkan kesan gelap.
3. Hal berikutnya yang penting adalah banyaknya garis (lines) yang diperlukan
untuk suatu proses scanning. Ada beberapa sistem yang menggunakan jumlah
garis sebanyak 625 garis. Karena adanya batasan lebar frekuensi maka biasanya
scanning ini dilakukan dua kali. Yaitu masing-masing 312 garis. Banyaknya
garis dan waktu scanning dapat dilihat pada gambar 2.19.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

40

6
B

B
Odd lines in first
vertical trace

Inactive lines in
first vertical
retrace

Even lines in
second vertical
trace

Inactive lines in
second vertical
retrace

second field = 312.5 lines

first field = 312.5


lines
Frame = 625 lines

Gambar 2.19 Proses scanning pada televisi

First scanning adalah scanning untuk satu bidang ganjil sedangkan sedcond
scanning adalah scanning untuk satu bidang genap. Gabungan dari dua proses scanning
ini membentuk satu bingkai (frame). Garis putus-putus menggambarkan perioda
penjajakan kembali (retrace period) dan ini tidak akan mempengaruhi gambar. Karena
ini merupakan suatu bidang gelap, dan hanya diperlukan untuk memulai proses scanning
kembali.
Pada televisi ini proses sinkronisasi merupakan hal penting yang harus
diperhatikan yaitu untuk mensinkronisasikan waktu kecepatan dan fasa dari proses
scanning.
Ada dua pesawat dalam sistem televisi yaitu pesawat pemancar (pengirim) dan
pesawat penerima. Blok diagram dari pemancar dapat dilihat pada gambar 2.20 berikut
ini.
Camera
Scan
Generator

Synchronous
Pulse
generator

Camera
tube

Video
Amplifier

Microphone

Composite
video signal
Combining
circuit

RF Oscillator
Video
carrier
Modulator

RF
Amplifier
Combining
unit

Audio
amplifier

Audio signal

Modulator

RF Oscillator
Audio
carrier

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Gambar
2.20 TRangkaian
pemancar televisi
Sekolah
Tinggi
eknologi Telekomunikasi

RF
Amplifier

Pengantar Sistem Telekomunikasi

41

Pada proses pemancaran ada dua gelombang yang dikirim yaitu sinyal gambar
(video) dan sinyal suara (audio). Gambar dihasilkan dari proses scanning camera scan
generator yang kemusdian disimpan pada camera tube dan dikuatkan oleh video
amplifier, sedangkan suara dihasilkan oleh microphone yang kemudian dikuatkan oleh
audio amplifier. Yang paling penting adalah pemberian pulsa-pulsa sinkronisasi pada
sinyal gambar sebagai dasar waktu bagi proses scanning yang dipakai pada kamera. Dua
signal yang dihasilkan kemudian dimodulasi oleh dua buah gelombang pembawa RF,
yaitu signal komposit video ditumpangkan pada video carrier dan signal audio
ditumpangkan pada audio carrier. Dua buah signal tersebut masing-masing diperkuat
oleh RF amplifier dan sebelum di pancarkan via antena pemancar kedua sinyal tersebut
digabungkan oleh combining unit.
Sedangkan blok diagram sederhanan dari pesawat penerima televisi dapat dilihat
pada gambar 2.21. Prinsip kerjanya hampir mirip dengan prinsip kerja pada pesawat
pemancar, hanya saja prosesnya berkebalikan.

Lines and
field scan
generator

RF Filter
&
Amplifier

Demodulator
dan
Synchronous
pulse

Video
Amplifier

Audio
Amplifier

Cathode
ray tube
system

Loudspeaker

Gambar 2.21 Rangkaian penerima televisi

Signal yang dikirim oleh pemancar diterima oleh antena kemudian masuk ke
rangkaian filter dan amplifier. Dalam rangkaian ini signal yang diinginkan di pilih dan
diperkuat sedangkan signal lainnya yang tidak diperlukan dibuang Sinyal RF yang sudah
keluar dari rangkaian filter akan diproses di dalam sistem demodulator yang
digambarkan pada satu kotak akan tetapi sesungguhnya berisi berbagai tingkat
demodulasi dan amplifier, termasuk intermediete frequency amplification. Pada
rangkaian ini signal video dan suara dipisahkan dari gelombang carrier masing-masing.
Keluaran dari sistem demodulator ini adalah tiga buah sinyal, yaitu:

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

42

1. Sinyal gambar, yang sesuai dengan output dari kamera, kemudian diperkuat oleh
video amplifier. Sinyal ini dipergunakan untuk mengendalikan arus pada electron
beam dari Cathode Ray Tube (CRT), sehingga keluarlah gambar sesuai dengan
yang diterima.
2. Pulsa-pulsa sinkronisasi yang dipisahkan dari sinyal gambar dan dipergunakan
untuk mengendalikan oscilator yang berhubungan dengan proses scanning.
3. Sinyal suara yang kemudian diperkuat oleh audio amplifier dan disalurkan ke
loudspeaker untuk dirubah menjadi sinyal suara kembali.
2.5 Pesawat untuk Data
Sesuai dengan namanya maka informasi yang dikirmkan berupa data-data. Datadata ini dapat berupa tulisan, grafik maupun gambar-gambar. Jadi prinsip dasarnya sama
dengan pesawat untuk tulisan maupun untuk gambar.
Yang merupakan perbedaan utama dari pesawat ini dengan pesawat lainnya adalah
pada prinsip hubungan komunikasinya. Pada sistem lain, informasi yang diterima sama
dengan informasi yang dikirim, sedangkan pada komunikasi untuk data, informasi yang
dikirimkan akan diproses atau diolah terlebih dahulu oleh suatu mesin pengolah
sehingga yang akan diterima oleh pesawat yang dituju adalah hasil dari pengolahan atau
pemrosesan informasi tadi. Ada tambahan perangkat pada sistem ini sebagai otak untuk
mengolah data yaitu mesin komputer. Blok diagram dari sistem komunikasi data dapat
terlihat pada gambar 2.22.

Pesawat

Komputer

Pesawat

Gambar 2.22 Sistem pertukaran data

Mesin komputer terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :


1. Input device (keyboard) sebagai interface antara user dengan sistem, dimana
informasi yang dimasukkan ke sistem dilakukan oleh user dengan cara mengetik
pada keyboard
2. Pengolah data, terdiri dari sebuah CPU (Central Processing Unit), memori
penyimpan dan control unit. CPU berfungsi mengolah inputan yang dimasukkan
dari input device yang sebelumnya disimpan pada main storage dan atau
auxiliary storage dan hasilnya dikirim atau ditampilkan pada output device
(monitor). Memori penyimpan terdiri dari penyimpan utama yang biasanya
terintegrasi pada sistem, dan penyimpan tambahan yang biasanya merupakan

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

43

external storage berupa flash (USB), disket, disc, memory card, dll yang
fungsinya untuk menyimpan secara permanent atau temporary informasiinformasi baik yang langsung dimasukkan dari input device, maupun yang sudah
tersimpan di storage sebelumnya. Control Unit berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan langkah proses yang harus dilakukan oleh CPU pada proses
pengolahan data informasi yang tersimpan di memory device.
3. Output device, suatu alat untuk menerima atau menampilkan hasil dari proses
pengolahan yang dilakukan oleh CPU. Fisiknya bisa berupa layer monitor.

Auxiliary Storage

Input
device

Output
device

Main
Storage

Control
Unit

Central
Processing
Unit
(CPU)

Gambar 2.23 Komponen Komputer

Pesawat pada komunikasi data ini terdiri dari bermacam-macam bentuk tergantung
dari informasi yang dikirimkan dan diterima. Berbeda dengan pesawat-pesawat pada
sistem komunikasi lainnya , pada sistem komunikasi data, inforrmasi dikirim ke mesin
pengolah (komputer) untuk kemudian hasilnya dikirim kembali kepada dirinya sendiri.
Oleh karena itu terkadang alat pengirim dan penerima menjadi satu. Ada beberapa
contoh jenis dari pesawat untuk komunikasi data, diantaranya:

Keyboard, yang biasanya dilengkapi dengan layar monitor, sehingga informasi


yang dikirimkan maupun yang diterima dapat terbaca atau terlihat. Jika terjadi
kesalahan penginputan, koreksi-koreksi dapat dilakukan langsung dengan hanya
melihat pada layar monitor tersebut.
Printer, dimana informasi yang diterima maupun yang dikirimkan dapat tercetak
pada kertas dengan memanfaatkan printer ini.
Plotter, dimana merupakan jenis printer yang biasanya digunakan untuk
mencetak gambar-gambar atau grafik-grafik.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

44

2.6 Pesawat untuk Multimedia


Seiring perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi, informasi yang
dikirimkan tidak hanya satu jenis informasi saja, tetapi memungkinkan untuk sekaligus
mengirimkan berbagai jenis informasi yang disatukan (multimedia information) yang
terdiri dari gambar diam, gambar bergerak, suara, dan data sekaligus. Sekarang user bisa
bertukar informasi suara dengan sekaligus melihat langsung photo user lawan bicaranya,
misalnya bertelepon dengan menggunakan videophone atau sekarang ini di era selluler
sudah di launching teknologi 3G (operator penyedia teknologi ini diantaranya :
Telkomsel, PT; Excelcomindo, PT; Mobile 8, PT ). Contoh lain dari layanan multimedia
pada generasi sekarang adalah video streaming. Selain perangkat mobile (handphone)
yang banyak beredar di pasaran, perangkat komputer dapat dijadikan sebagai pesawat
untuk bertukar informasi multimedia.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Anda mungkin juga menyukai