Anda di halaman 1dari 41

Pengantar Sistem Telekomunikasi

57

BAB IV
PENOMORAN, ROUTING,
PENTARIFAN, DAN SIGNALLING

4.1 Penomoran
Tujuan perencanaan penomoran nasional adalah menetapkan sebuah nomor
ke setiap terminal yang dihubungkan ke jaringan telepon. Perencanaan penomoran
nasional menentukan prosedur pemutaran angka yang harus diikuti oleh pelanggan
untuk mencapai pelayanan yang berbeda apakah lokal, interlokal, SLI, atau layanan
khusus. Pada prinsipnya penomoran sama seperti pemberian alamat pada sebuah
lokasi. Hanya saja pemberian alamat dengan penomoran bukan memberitahukan
nama kota, jalan, RT/RW dan sebagainya, tetapi ada aturan baku yang dipakai oleh
penyedia jasa untuk memberi identitas yang khusus kepada pelanggannya. Misalnya
pada pelanggan yang diberi identitas dengan nomor (022) 7533308, terdiri dari:
1. (022) , disebut prefix, nomor yang menunjukkan diwilayah mana pelanggan
tersebut berdomisili, dalam contoh nomor di atas, menunjukkan bahwa
pelanggan tersebut berdomisili di Bandung.
2. 7533308 : tiga digit pertama menunjukkan kode sentral dimana pelanggan
tersebut terdaftar dan sisa digit merupakan identitas nomor pelanggan.
Dengan nomor identitas tersebut, pelanggan dapat dihubungi oleh pelanggan lainnya
dengan mengacu pada alamat tersebut dan pelanggan dapat meminta layanan
dengan memberikan identitas tersebut ke sentral.
Untuk membangun satu hubungan melalui suatu jaringan, pusat
penyambungan tentunya memerlukan informasi dari pemanggil mengenai alamat
pelanggan yang dipanggil yang disebut dengan nomor directory pelanggan dan
identitas nomor si pemanggil untuk legalitas layanan. Informasi ini akan menentukan
jalur lintasan yang akan dibangun (routing) panggilan dan tentunya akan
berpengaruh pada pentarifan. Oleh karena itu, rencana penomoran disyaratkan untuk
mengalokasikan suatu nomor yang unik untuk masing-masing pelanggan. Hal ini
penting karena tidak boleh ada satu nomor yang digunakan oleh lebih dari satu
pelanggan. Nomor direktori pelanggan mungkin bisa sama, tetapi identitas frefik dan
kode sentralnya tentunya harus berbeda. Sehingga secara umum ada dua hal yang
harus diperhatikan dalam perencanaan awal penomoran yaitu:
1. Aturan masing-masing penomoran hanya digunakan untuk satu sentral
tunggal dan sentral-sentral diidentifikasi dengan nama dari kotanya.
2. Aturan penomoran link digunakan untuk link antar sentral.
Dalam aturan penomoran link, aturan penomoran lokal mencakup suatu
nomor sentral sehingga suatu panggilan dari sentral lain dalam satu wilayah
menggunakan nomor yang sama. Bagian pertama dari nomor directory adalah kode
sentral dan diikuti nomor pelanggan pada sentral tersebut. Contoh, suatu aturan
penomoran link 6 digit sehingga secara teori memiliki kapasitas 100 sentral 4 digit.
Pada prakteknya, hal ini dikurangi untuk mengalokasikan kode untuk akses layanan
yang berbeda.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

58

Berikutnya diperkenalkan Direct Distance Dialling (DDD) atau Subscriber


Trunk Dialling (STD) yang harus dikembangkan dari perencanaan nomor nasional
(1,13). Terakhir diperkenalkan International Suscriber Dialling (ISD) yang perlu
dibuat dalam rencana penomoran nasional untuk menyesuaikan dengan rencana
penomoran internasional. CCITT merekomendasikan (14) bahwa nomor panggil
internasional maksimum 11 digit. Nomor panggil nasional maksimum 11-N digit,
dimana N adalah digit/nomor kode negara dalam penomoran dunia.
Pada umumnya nomor nasional berisi tiga bagian :
Kode wilayah.
Kode sentral.
Nomor pelanggan suatu sentral lokal.
Untuk suatu panggilan lokal, hanya kode sentral dan nomor pelanggan yang
didial, tetapi untuk panggilan jarak jauh diperlukan nomor nasional lengkap. Supaya
sentral lokal originating dapat membedakan diantara mereka prefiks trunk didial
sebelum nomor nasional. Panggilan ini akan dirutekan ke sentral toll, dimana suatu
register penerjemah kode wilayah akan menentukan rute trunk. Penambahan prefiks
(mengikuti prefiks trunk) menandakan suatu panggilan internasional dan rute
panggilan ini dari sentral trunk ke sentral gateway internasional. Prefiks intrenasional
diikuti oleh kode internasional untuk negara yang disyaratkan dan nomor nasional
pelanggan yang dipanggil pada suatu negara.
Pola penomoran untuk Inggris, sekarang dibagi oleh persaingan operator
jaringan. Sebagian besar mengunakan kode wilayah tiga digit dan aturan penomoran
link 6 digit di wilayah tersebut. Masing-masing wilayah ini diidentifikasi oleh 2 digit
kode wilayah. Jumlah digit yang didial, termasuk prefiks trunk adalah 9. Ini sesuai
dengan rekomendasi CCITT untuk nomor nasional (untuk Inggris, kode negara
adalah 44 dan 11-2=9). Prefiks trunk adalah 0 dan prefiks internasional adalah
010.
Amerika Utara, pola penomorannya seragam yaitu 10 digit. Tiga digit kode
wilayah, diikuti tiga digit kode sentral dan empat digit kode pelanggan. Dua prefiks
interlokal yang digunakan yaitu 1 untuk pangilan pelanggan yang mendial
pelanggan yang lain, yang memerlukan bantuan operator (misalnya orang ke orang
dan tarif panggilan balik).
Kapasitas dari pola penomoran nasional dikurangi untuk mencegah
kesalahan, karena diperlukan untuk menghindari digunakannya prefiks trunk seperti
digit awal kode sentral lokal, seperti prefiks internasional bagian awal tida harus
kode wilayah. Ini juga diperlukan untuk kode cadangan untuk pengaksesan berbagai
layanan, contoh di Inggris kode 999 digunakan untuk layanan darurat, 100 untuk
mendapatkan bantuan operator, 192 untuk meminta keterangan langsung, dan
sebaginya.
Digit 0, 1 dan 9 tidak dapat digunakan sebagai digit awal untuk nomor
lokal. Ini mengurangi kapasitas aturan penomoran dari semua wilayah lokal.
Kapasitas penomoran dari wilayah lokal juga dikurangi, untuk menyediakan Direct
Dialling In (DDI) ke PBX. Ini disyaratkan masing-masing perluasan untuk memiliki
nomor dalam aturan untuk suatu wilayah. Suatu PBX menggunakan suatu blok besar
dari nomor tetapi suatu nomor tunggal. Datangnya Integrated Services Digital
Network juga memiliki pengaruh yang kuat. Ini mungkin penting untuk pelanggan

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

59

akses kecepatan dasar untuk menambah sampai 8 nomor untuk menerima panggilan
melalui PSTN.
Di negara dimana layanan telekomunikasi dibebaskan, kode harus dilayani
untuk mengijinkan pelanggan untuk mendapatkan akses untuk bersaing dalam
jaringan yang berbeda. Di Ingris, kode wilayah mungkin tidak menggunakan digit
awal 8, sejak memberikan akses ke BT digital diambil jaringan layanan. Jaringan
ini melayani untuk layanan telepon bebas pulsa (0800) dan untuk panggilan berbayar
pada kecepatan premium (misalnya layanan pesan). Juga menyediakan akses ke
jaringan yang lain seperti jaringan radio cellullar. 836 digunakan sebagai kode
wilayah, tetapi 0836 XXXXXX merupakan nomor dari suatu telepon mobile
disuatu wilayah di Inggris.
Di USA, perbandingan masing-masing pembawa jarak jauh ditempatkan tiga
digit Carrier Identification Code (CIC), misalnya 288 untuk AT&T dan 222
untuk MCI. Seorang pelanggan sentral loal SPC mungkin memilih satu pembawa
khusus untuk semua panggilan jarak jauh. Informasi ini disimpan pada database
sentral dan menyebabkan panggilan interlokal dirutekan ke pembawa yang dipilih.
Jika pelanggan menginginkan untuk menggunakan pembawa yang lain, prefiks
interlokal adalah 1 diikuti 0 dan 3 digit CIC untuk merutekan panggilan ke
jaringan yang tepat.
Pengenalan layanan mobile memiliki peranan penting dalam penggabungan
nomor seorang pelanggan, daripada lokasi geografis seperti PSTN yang tetap.
Dimana ini akan digunakan setiap orang. Ini tidak diperlukan untuk panggilan yang
gagal ketika pelanggan sedang sibuk, dan tidak diperlukan pelanggan untuk
mengubah nomornya jika mereka bergerak ke kota lain. Hal ini akan memerlukan
jaringan cerdas, dimana disetiap sentral lokal dapat mengidentifikasi nomor langsung
secara lengkap, untuk pelanggan jarak jauh (tetapi hanya kode wilayah): dan akses
database nasional secara lengkap untuk menentukan rute untuk setiap panggilan.
Nomor lokal seorang pelanggan terdiri dari nomor sentral (exchange prefik)
dan nomor stasiun dalam sentral tersebut. Contoh seorang pelanggan di Bandung
mempunyai nomor 7533308 berarti pesawat pelanggan tersebut dihubungkan ke
sentral lokal dengan nomor sentral 753 sedangkan pesawat pelanggannya sendiri
mempunyai nomor 3308. sebuah nomor pelanggan sendiri bisa terdiri dari 4, 5, 6, 7
digit, tergantung kebutuhan di sebuah negara yang tentunya disesuaikan dengan
kapasitas sentral yang bersangkutan.
CCITT mendefinisikan penomoran serba sama (uniform numbering) sebagai
skema penomoran dimana panjang nomor pelanggan serba sama dalam sebuah
daerah penomoran lokal (numbering area). Penomoran yang tidak sama adalah
skema penomoran dimana nomor pelanggan bervariasi dalam sebuah daerah
penomoran.
Konsep penomoran tertutup berarti ke setiap pesawat di dalam sebuah daerah
penomoran dialokasikan sebuah nomor yang unik yang dapat dicapai dari setiap titik
pada daerah yang sama dengan memutar nomor tersebut.
Agar antara nomor lokal dapat saling berkomunikasi tentunya diperlukan juga
aturan penomoran untuk skala nasional. Harus ada kode-kode wilayah sebagai ciri
khas identitas wilayah masing-masing sehingga bisa di akses oleh wilayah lainnya.
Sesuai dengan perencanaan penomoran, sebuah negara dibagi menjadi
beberapa wilayah kode trunk. Kode trunk dapat terdiri dari satu, dua, atau tiga digit.
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

60

Di indonesia kode wilayah terdiri dari dua digit untuk beberapa wilayah dan tiga
digit untuk wilayah lainnya. Penomoran wilayah ini diperlukan agar pelanggan yang
tidak berada pada daerah penomoran yang sama dapat saling berkomunikasi.
Untuk melakukan hubungan telepon dari suatu daerah penomoran ke daerah
penomoran lainnya, terlebih dahulu harus memutar dulu nomor trunk-nya sebagai
identitas wilayah yang dituju (trunk perfix). Trunk prefix (toll access code) adalah
angka atau kombinasi angka yang harus diputar oleh pelanggan yang akan
melakukan panggilan telepon dengan pelanggan yang berada pada daerah penomoran
yang bebeda teapi masih dalam wilayah satu negara.
Biasanya angka 0 adalah awalan trunk yang sering digunakan. Di Indonesia
juga menggunakan 0 sebagai trunk prefix. Jadi jika ada pelanggan yang mendial
angka nol (0) diawal nomor yang dituju, peralatan sentral sudah emastikan bahwa
panggilan bukanlah lokal melainkan inter lokal.
Penomoran dalam suatu jaringan nasional harus dibuat sedemikian rupa
sehingga:
a. Sesuai dengan operasi internasional otomatisasi dan semi otomatisasi.
b. Sesuai untuk keperluan nasional yang telah direncanakan.
c. Mengikuti kaidah-kaidah Penomoran Internasional yang diterapkan CCITT.
Tujuan penomoran nasional adalah menyusun pola baku penomoran di dalam
prosedur pemilihannya sehingga :
a. Penggunaan jaringan dapat melakukan
Panggilan lokal.
Panggilan interlokal.
Panggilan internasional.
b. Pengguna jaringan di luar negeri dapat melakukan panggilan ke Indonesia
secara otomatis ataupun semi otomatis.
Setiap pelanggan telpon memerlukan suatu nomor yang khas sedemikian rupa
sehingga setiap pelanggan yang lainnya dapat mengadakan hubungan dengan orang
lain pintu diatur dengan benar dan tepat, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan :
1. Penomoran harus mudah dimengerti (diingat) oleh pelanggan.
2. Penomoran harus sesuai dengan peralatan switching yang ada dan yang
direncanakan akan ada.
3. Penomoran harus sesuai dengan sistem penomoran nasional.
Yang paling utama adalah struktur penomoran dibuat atas dasar nomor yang
pendek, yaitu yang disebut dengan nomor pelanggan. Di depan nomor pelanggan ini
ditambahkan angka-angka lain untuk membentuk penomoran nasional serta
internasional. Jadi syarat terpenting yang harus dipenuhi dalam perencanaan sistem
penomoran adalah (sasaran penomoran) :
1. Tiada duanya dalam suatu area.
2. Dengan awalan kode area tiada duanya diseluruh negara.
3. Dengan awalan kode negara dan kode are tiada duanya diseluruh dunia.
4. Harus dibuat sependek mungkin.
5. Modah dalam routing, akan tetapi tidak tergantung dari routingnya.
6. Fleksibel dan mudah disesuaikan dengan pengembangannya (jadi sedapat
mungkin tetap berlaku untuk jangka waktu yang lama, yaitu + 40 tahun,
karena perubahan penomoran berarti perubhan peralatan switching dan
membutuhkan modifikasi dari pengadministrasian. Sebaiknya 10 tahun sekali
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

61

periksa untuk kembali untuk penyesuaian dengan perencanaaan jangka


panjang).
7. Perubahan sedapat mungkin untuk dilakukan pencegahan.
Kapasitas Penomoran Nasional :
1. Jangka waktu perencanaan sampai 30 tahun mendatang.
2. Toleransi perluasan.
3. Menampung semua sentral existing.
4. Perkembangan yang tak terduga.
5. Kemampuan akses ke pelayanan darurat dan khusus.
6. Akses ke jaringan komunikasi data.
7. Peralihan ke ISDN.
Prinsip Umum Penomoran.
1. Penggunaan angka dan huruf.
2. Komposisi nomor telepon Internasional dan ISDN yang harus dipilih.
3. Pembuatan sejumlah angka yang harus dipilih pelanggan.
4. Kapasitas angka bagi register yang melayani lalu lintas internasional.
Nomor Nasional ditambah dengan kode negara disebut nomor internasional.
Penomoran internasioanal memungkinkan pelanggan disuatu negara dapat
memanggil pelanggan lainnya di negara lain. Diperlukan awlan internasional
(international prefix) yang merupakan angka atau kombinasi angka yang harus
diputar oleh pemanggil untuk mendapatkan akses ke peralatan internasional dinegara
yang bersangkutan.
Standarisasi untuk awalan internasional tidak mungkin dilakukan karena
variasi perencanaan penomoran sudah ada. Setiap negara dapat menentukan sendiri
awalan internasional yang diinginkan, misalnya australia menggunakan kode 0011.
Hanya saja untuk dua digit pertama bisanya kombinasi 00 sering digunakan. Di
indonesia contonya menggunakan 001, 008, dan lain sebaginya.
Selain awalan internasional diperlukan juga kode negara. Untuk keperluan ini
dunia dibagi menjadi sembilan zona dan berdasarkan zona dimana sebuah negara
berada, sebuah country code di berikan sebagai identitas negara yang bersangkutan
untuk akses ke jaringan internasional. Pembagian zona tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.1
Tabel 4.1 Pembagian zona internasional

Kode
1
2
3,4
5
6
7
8
9
0

Zona
Amerika Utara termasuk Hawai, Karibia
Afrika
Eropa
Amerika Tengah, Amerika Selatan, Kuba
Pasifik Selatan ( Austraia, Asia Tenggara)
Bekas negara Unisovyet
Pasifik Utara dan Asia Timur
Timur Jauh dan Timur Tengah
Cadangan

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

62

Dalam masing-masing zona, setiap negara memiliki nomor kode 2 digit atau
3 digit tunggal. Contoh, dalam zona 3 (Eropa), Belanda memiliki kode 31 dan
Albania memiliki 35. Kode 3 digit digunakan untuk negara kecil. Untuk
meminimumkan total nomor dari digit internasional pelanggan beberapa digit
digunakan untuk pola penomoran nasional. Kecuali ketika pola penomoran digabung
yang mencakup semua zona: negara di zona ini disyaratkan hanya memilki kode
digit tunggal. Kemudian. 1 adalah kode negara untuk pola penomoran di semua
negara Amerika Utara (14).
Kode negara untuk Indonesia adalah 62, jadi kalau ada pelanggan dari
Australia akan memanggil pelanggan lainnya di Indonesia dengan nomor pelanggan
7533308 yang berlokasi di Bandung, maka pelanggan Australia akan memutar nomor
: 0011-62-22-7533308
Disamping nomor lokal, nasional dan internasional, ada juga nomor kode
pelayanan khusus untuk panggilan darurat (polisi, pemadam kebakaran, ambulan),
informasi, perbaikan , bantuan operator, dan lain-lain. Untuk pelayanan darurat
seperti diatas diperlukan kombinasi nomor yang pendek. Jumlah dan sifat dari
berbagai macam layanan yang harus disediakan akan menentukan panjang dan
format dari kode-kode yang akan digunakan. Idealnya kode pelayanan khusus
sebaiknya sama disemua wilayah dalam sebuah negara.
Dari sudut pandang peralatan penyambungan dan dengan mempertimbangkan
alasan-alasan lainnya, sebuah skema penomoran nasional akan mempunyai struktur
seperti pada tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Skema penomoran nasional

Jenis Objek
Kode Nomor
Awalan Trunk
0
Awalan Internasional
00
Nomor Pelanggan
XNN-----Kode Trunk
Y--Kode Pelayanan Khusus INN
Dimana:
N adalah angka 0 9
X adalah angka yang bukan 0 atau 1
Y adalah angka yang bukan 0
Kode trunk boleh satu, dua, atau tiga angka, nomor
pelanggan terdiri dari 5, 6, 7 angka tergantung pada
kebutuhan negara dan kapasitas sistem.
Skema ini memenuhi standar rekomendasi dari CCITT, dimana dengan
menganalisa angka pertama saja, peralatan penyambungan sudah mampu mengenali
apakah panggilan akan dialamatkan ke sebuah pesawat pelanggan yang berada pada
daerah penomoran yang sama atau berbeda. Angka pertama dari nomor yang di dial
dapat juga menunjukkan sebuah panggilan ke layanan tertentu misalnya layanan
darurat, panggilan interlokal, atau SLI (dengan menganalisa dua digit awal).
Perencanaan penomoran sebaiknya berumur 20 30 tahun. Perubahanperubahan pada skema penomoran disamping tidak disukai oleh pelanggan, hal ini
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

63

dapat juga menyebabkan peralatan-peralatan penyambungan pada sentral harus juga


disesuaikan/ dimodifikasi. Oleh karena itu dalam perencanaan harus
mempertimbangkan jangan sampai dikemudian hari banyak terjadi perubahan
penomoran.
Bagaimanapun juga dinegara-negara yang sedang berkembang dengan
kerapatan telepon terpasang yang rendah di satu sisi dan pertumbuhan permintaan
pasang baru yang sangat besar di sisi lainnya akan mengakibatkan proses perubahan
penomoran dari yang eksisting. Hal ini dapat diterima asal tetap dengan mengacu
pada standar CCITT.
Sebuah studi ekonomi harus mendahului perubahan tersebut dan memberikan
alasan yang dapat diterima untuk keputusan pergantian struktur penomoran yang
sudah ada. Harus juga dipertimbangkan jika perubahan yang ditunda-tunda
menunggu jumlah pelanggan yang semakin besar, akan memakan biaya yang lebih
besar juga karena melibatkan banyak peralatan penyambungan. Sebagai dasar
perencanaan, jumlah angka yang harus diputar menurut standar CCITT adalah tidak
boleh lebih dari 12 digit angka, tidak termasuk awalan internasional.
4.2 Routing
Proses pembangunan hubungan antara pelanggan dalam satu sentral atau ke
pelanggan sentral lainnya melalui suatu mekasisme pembangunan dan pencarian
jalur lintasan yang terdekat dan bebas sehingga koneksi bisa terbentuk disebut
routing. Antar pelanggan atau antar sentral, biasanya terdapat beberapa jalur (route)
baik yang langsung (direct route) atau yang melalui sentral transit. Dari sejumlah
route-ruote yang ada akan ditentukan pilihan pilihan utama berdasarkan jarak dan
cost yang harus dikeluarkan. Biasanya route terpendek dan tentunya dengan cost
yang rendah akan menjadi pilihan pertama, sementra beberapa route lainnya kan
menjadi alternatif jika route pertama sudah ada yang menduduki.
Berikut ini kondisi dimana routing dapat diaplikasikan.
a.
Tidak kembali atau loop seharusnya melalui dua exchange
b.
Pemilihan proses dan kontrol prosedur menjadi sederhana.
c.
Rangkaian yang digunakan menjadi lebih efisiensi.
d.
Tidak ada perangkat yang tidak digunakan.
e.
Perancangan dan pengaturan jaringan seharusnya menjadi lebih mudah.
Setidaknya berdasarkan cara pencarian lintasan dalam membangun
hubungan, ada tiga metoda routing yang bisa digunakan yaitu: fixed routing,
alternative routing, dan random routing.
Fixed Routing
Fixed routing merupakan metoda untuk memastikan hanya satu jalur antara
originating dan terminating exchange. Pada metode ini jalur lintasan yang harus
dilalui oleh signalling dari pelanggan sudah ditentukan dan jadinya kurang fleksibel.
Metoda ini hanya memerlukan kontrol yang sederhana dan tidak ada fungsi store-toforward,sehingga dapat diaplikasikan untuk tipe switch-switch yang sudah lama
(seperti sistem langkah demi langkah/step-by-step). Metoda ini, bagaimanapun juga
terbatas pada pemilihan jalur. Karena sifatnya yang kaku, maka metoda ini jarang
sekali digunakan pada saat ini.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

64

Alternative Routing
Pada metode routing jenis ini disediakan beberapa jalur lintadsan untuk
menuju ke sentral tujuan. Jika alternatif pertama gagal, maka akan dipilih jalur
alternatif ke-2, ke-3 dan seterusnya sampai last choise route atau route memutar
sebagai pilihan terakhir. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4. 1, dimana pada
saat semua jalur pertama/direct route sibuk (jalur A E) maka akan dipilih jalur
kedua (jalur A B E). Jika jalur kedua juga sibuk, maka akan dipilih jalur ketiga
(jalur A B C E), dan jika jalur ketiga sibuk, maka jalur terakhir adalah jalur keempat (jalur A B C D E). Proses tersebut terus berulang sampai ditemukan
jalur yang tersedia, atau sampai jalur yang terakhir dilacak masih sibuk dan
panggilan tersebut akan gagal.

C
B
D

A
Gambar 4.1 Alternative routing

Metoda ini sangat effektif untuk meningkatkan kecepatan rangkaian.


Bagaimanapun juga, exchange harus mempunyai fungsi store-and-forward. Metoda
ini dapat diaplikasikan untuk sistem crossbar dan SPC, apabila direct route sudah
tidak mungkin lagi dipakai, maka alat routing akan mengetes jalan jalan lain yaitu
register dan translator akan menentukan route yang lebih baik. Selector-selector
untuk route dikerjakan oleh informasi route yang diberikan dari register hasil
pengolahan translator.
Register : menerima informasi berupa pulsa, sinyal atau kode dan kemudian
menyimpannya sementara.
Translator : menerima informasi kemudian dievaluasi yang bertujuan untuk
menentukan zoning routing.
Dengan pertimbangan :
Ekonomis dengan menggunakan saluran yang tidak terlalu panjang, yaitu
dengan menggunakan alat-alat penyambungan dan saluran lebih sedikit.
Waktu pendudukan alat-alat penyambungan dapat lebih singkat,
penyelenggaraan sambungan lebih singkat dan penggunaan saluran menjadi
lebih efektif.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.2, jalur untuk memperoleh exchange yang
sangat cepat dari originating exchnage pilih yang pertama (jalur yang paling sedikit
melalui transit exchange). Jika jalur ini sibuk, maka pilih jalur yang kedua lebih
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

65

cepat. Metoda ini disebut " Far-to-Far Rotation" atau "Far-shaped Rotation" dan
metoda ini telah banyak digunakan di banyak negara.

A
Random
Routing

: Rangkaian Dasar

Pada metode jenis3 ini, pemilihan jalur lintasan lebih: Rangkaian


plexibel.
Pemilihan
Trav ersal
dilakukan secara acak sampai diperoleh route yang bebas. Tetapi pada metode ini ada
B1
kalanya A1jalur yang terpilih bukan
jarul tercepat
dan biaya terendah, padahal pada saat
2
yang bersamaan
jalur tersebut sedang tidak digunkan.
4
A2

B2

B3

Gambar 4.2 Far to far rotation

Pada hirarki jarngan nasional, konfigurasi minimum tree dari sentral biasanya
diperbesar oleh interkoneksi rute sentral secara langsung dimana tingkat kepadatan
masyarakat yang tinggi menghasilkan trafik yang cuku. Penggabungan rute utama
masing-masing sentral switching ke tingkat yang lebih tinggi melalui sentral
perantara, bersama dengan cabang lain yang melintang diantara beberapa sentral
pada tingkat yang sama. Ini mungkin juga beberapa rute alngsung yang lain diantara
sentral-sentral pada tingkat yang berbeda yang melanggar pola ini.
Jika diasumsikan bahwa suatu negara menjadi wilayah-wilayah sentral lokal
dan lokasi sentral-sentralnya sudah ditetapkan, perencanaan ruting seharusnya dibuat
untuk menentukan :
Dimana sentral seharusnya dihubngkan oleh saluran langsung, dan dimana
hubungan dibangun secara tidak langsung melalui sentral tandem.
Jumlah dan lokasi sentral switching tandem.
Jumlah tingkat dari switcing tandem yang digunakan di jaringan.
Apakah ruting alternatif otomatis digunakan dan jika digunakan dibawah
kondisi apa ?
Perencanaan ruting ini harus sesuai dengan pola penomoran, pentarifan, transmisi
dan pensinyalan.
Kelompok saluran besar lebih efisien daripada kelompok saluran kecil,
karena tersedianya lebih tinggi (misalnya trafik per kanal),. Jika jumlah trafik
diantara 2 sentral cukup besar, maka lebih ekonomis untuk menyediakan rute
alngsung diantara 2 sentral tersebut. Sebaliknya jika trafik diantara 2 sentral kecil,
lebih ekonomis untuk menggabungkan dengan trafik ke sentral tujuan yang sama
untuk menghasilkan jumlah trafik yang besar melalui penggabungan rute ke suatu
sentral switching tandem. Solusi yang tepat jelas tergantung pada tarif saluran
sebanyak jumlah trafik. Jika saluran murah, ini sedikit lebih mahal untuk
menempatkannya secara langsung daripada untuk menempatkan biaya perangkat
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

66

switching di suatu sentral tandem. Sehingga banyak rute langsung yang disediakan
diantara sentral-sentral lokal diwilayah kecil dengan kepadatan pelanggan yang
tinggi tetapi tidak untuk sentral yang lebih jauh.
Pada beberapa jaringan digunakan Automatic Alternative Routing (AAR).
Ketika semua saluran untuk rute langsung sibuk, maka trafik akan overflows. Untuk
itu disediakan rute tandem melalui sentral switching pada tingkt hirarki yang lebih
tinggi. Dengan menggunakan rute langsung disebut High Usage Rute dan jika rute
langsung tersebut disediakan rute tak langsung dimana trafik akan overflows disebut
Final Rute. Jumlah panggilan yang menggunakan final rute hanya sebagian kecil,
dimana rute transverse digunakan ketika kanal bebas.
Level trafik dari rute langsung, rute tandem dan rute AAR yang digunakan
tergantung pada tarif relatif rute langsung dan rute tandem (termasuk perangkat
switching dan pensinyalan). Trafik rendah dan tarif tinggi rute langsung menyatakan
hubungan melalui tandem. Trafik tinggi dan tarif rendah menyatakan hubungan
langsung.
Ruting AAR dapat diterapkan dijaringan umum seperti PSTN. PBX pada
jaringan umum mungkin diprogram sehingga ketika semua kanal umum ke PBX
yang lain pada jaringan sibuk, trafik overflows dilewatkan ke PSTN.
Ruting AAR akan mengubah panggilan jarak jauh dari rute kepadatan tinggi
ketika rute tersebut tidak dapat untuk melewatkan trafik. Ini dapat terjadi jika timbul
breakdown dari trafik yang tinggi. Ini adalah suatu keuntungan, ketika trafik sampai
ke tujuan. Sebaliknya ini tidak dapat jika hanya digunakan rute langsung.
Penambahan trafik yang ditawarkan dalam jumlah besar ke rute utama dapat
menyebabkan kesibukan, yang menyebabkan berkurangnya panggilan yang hanya
dilayani oleh rute tersebut ke tujuan (yang mungkin paling banyak ke sentral lain
didalam jaringan). Suatu penyelesaian untuk masalah ini adalah Trunk Reservation
Saluran pada rute akhir dipesan untuk panggilan yang hanya dapat menerima rute
tersebut. Jadi, panggilan ini mendapatkan grade of service yang pantas ketika trafik
yang ditawarkan ke rute ini overflows.
Pada hirarki jaringan tradisional masing-masing sentral pada umumnya hanya
memiliki satu rute utama ke sentral lainnya pada tingkat yang lebih tinggi. Suatu
jaringan integrated digital trunk biasanya non hirarki. Jika jaringan terhubung penuh,
suatu rute langsung diantara 2 sentral dapat juga merupakan bagian dari rute tandem
diantara pasangan-pasangan sentral-sentral yang lain. Ini memberikan jumlah pilihan
yang sangat besar. Masing-masing sentral memiliki tabel ruting yang berisi semua
pilihan yang diijinkan dan akan memilihnya sesuai dengan permintaan.
Common Channel Signalling dikerjakan diantara prosesor sentral-sentral. Ini
memungkinkan Crank Back untuk digunakan. Jika suatu hubungan dibangun
diantara sentral A dan B dan semua saluran pada rute langsung A-B sibuk, maka
sentral A mencoba untuk merutekan panggilan melalui sentral C, jika rute A-C
saluran-salurannya bebas. Jika rute C-B sibuk, maka percobaan tersebut akan gagal.
Sentral C mengirimkan kembali sinyal informasi ke A. Pada penerimaan pesan,
sentral A akan melepas hubungan A-C dan membuat suatu percobaan baru, mungkin
rute A-D-B.
Pada bentuk dynamic routing, rute yang ditetapkan sebelumnya didasarkan
pada prediksi trafik untuk waktu yang berbeda tiap hari. Metoda yang lebih teliti juga
mungkin, dimana pilihan rute secara otomatis diubah menurut kondisi trafik. Bell
Canada menggunakan suatu metoda dimana prosesor sentral untuk ruting secara
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

67

periodik menerima informasi mengenai jumlah trunk bebas pada masing-masing rute
yang keluar. Rute dipilih dipusat dan pemilihan sinyal balik ke sentral.
British Telecom memiliki pembagian Dynamic Alternative Routing yang
menggunakan pendekatan ilmiah. Ketika semua trunk sibuk pada rute langsung,
alternatifnya menggunakan rute 2 link, yang terakhir berhasil digunakan dipilih lagi.
Jika sibuk, rute alternatif baru dipilih secara random.
Jaringan interlokal AT&T menggunakan distribusi Dynamic Alternative
Routing, yang dikenal sebagai Real-Time Network Routing (RTNR). Setiap sentral
switching memiliki tabel yang berisi data kondisi beban masing-masing rute
langsung dan 2 saluran alternatif. Tabel ini diperbaharui dengan pesan yang dikirim
diantara sentral-sentral melalui jaringan Common Channel Signalling. Ketika rute
langsung sibuk, sentral switching akan mengecek kapasitas yang tersedia dari
masing-masing alternatif dan memilihnya yang memiliki bobot beban yang paling
kecil. Dalam pemilihannya, perhitungan diambil berdasarkan jenis layanan
panggilan, yang menentukan bandwidth yang disyaratkan. Suatu panggilan ISDN
memerlukan 64 kbps untuk suara atau data, 384 kbps untuk satu kanal H0 atau 1536
kbps untuk satu kanal hubungan H11.
Penggunaan AAR akan menambah kapasitas trafik pada suatu jaringan non
hirarki pada kondisi normal. Pertama total trafik melebihi beberapa tingkat, trafik
yang dibawa sebenarnya mulai diturunkan dengan bertambahnya trafik yang
ditawarkan. Analisa dari sifat ini kompleks (27-29). Penjelasan yang sederhana
bahwa jumlah panggilan yang besar maka menggunakan rute alternatif. Masingmasing hubungan menggunakan 2 trunk di tandem, kemudian satu panggilan dibawa
untuk menghindari pembangunan 2 hubungan langsung yang baru. Jelasnya, kondisi
ini akan membuat lebih buruk jika hubungan dibangun lebih dari 2 saluran melalui
tandem. Oleh karena itu, pada prakteknya AAR pada jaringan non hirarki dibatasi
untuk merutekan dengan hanya 2 saluran tandem.
Pengukuran harus diambil untuk mencegah kelebihan beban (overload) yang
mengurangi kapasitas jaringan. Suatu metoda yang digunakan adalah pemesanan
trunk. Panggilan yang melimpah dari suatu rute langsung diblok, ketika jumlah
saluran bebas yang tersedia kurang pada rute alternatif. Meskipun pemilihan trafik
yang pertama selalu memiliki akses ke semua saluran pada rute tersebut. Ini tampak
pada penggunaan Common Channel Signalling yang mengijinkan penggunaan rute
diantara sentra-sentral bekerja pada 2 arah. Sehingga trafik yang melebihi batas dari
A ke B akan mencegah panggilan dari B ke A. Hal ini dapat dihindari dengan
pemesanan beberapa trunk untuk digunakan hanya pada satu arah.
Cara yang lain untuk menghindari kelebihan beban adalah Call Gapping,
yaitu hak untuk menggagalkan sentral atau saluran transmisi. Atau hak untuk
pengecualian jumlah trunk yang besar ke satu tujuan. Ini akan berhasil pada kasus
Focused Overload. Contoh, karena suatu bencana lokal atau pemrograman telepon
pada radio atau televisi, akan menarik orang untuk membuat panggilan ke suatu
nomor telepon khusus. Maka pada satu bagian dijaringan akan sibuk sekali. Sebagian
besar usaha untuk merutekan panggilan tidak akan berhasil dan hanya akan
menyebabkan kesibukan yang menyebar disetiap saat. Oleh karena itu yang lebih
baik menghentikan panggilan ini adalah sentral asal. OMC dapat memerintahkan
prosesor sentral asal untuk menutup kembali trafik ini dan hanya mengijinkan satu
panggilan setiap t detik. Dimana t tergantung kapasitas sentral tujuan untuk
menerima panggilan.
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

68

4.3 Pentarifan
4.3.1 Biaya dan Tarif
Biaya operasional penyelenggara jasa telekomunikasi diperoleh dari tagihan
rekening telepon dari pelanggan yang terdaftar dan menggunakan jasa
telekomunikasi. Penyelenggara jasa berkepentingan untuk menyeimbangkan antara
jasa layanan yang diberikan dengan nilai nominal yang harus dibayar oleh pelanggan
penerima jasa. Jika tarif biaya terlalu tinggi maka pelanggan dikhawatirkan akan lari
ke operator lainnya, tetapi jika terlalu rendah pun biaya operasional belum tentu
tertutupi. Dalam hal inilah perlu dirancang suatu metode pentarifan yang sesuai dan
merupakan nilai optimal dari perbandingan antara kualitas layanan dan biaya yang
harus dikeluarkan oleh pelanggan sehingga kedua belah pihak merasa diuntungkan.
Ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan bagaimana pentarifan
ditentukan dan dimplementasikan. Setidaknya ada lima syarat umum penentuan
pentarifan yaitu:
1. Metode pentarifan dan perencanaan pentarifan harus sederhana secara teknis
dan tidak mahal dalam pengoperasian dan pengadministrasian.
2. Memenuhi dan sesuai dengan aturan hukum, politik, dan sosial budaya
3. Publikasi pelayanan-pelayanan khusus dengan tarif-tarif khusus, seperti
telepon umum, layanan IN, layanan gratis dan lain sebagainya harus diatur
dalam penentuan pentarifan.
4. Pendistribusian dan pengembangan layanan telepon harus dirangsang dan
dimotivasi.
5. Sistem tarif harus mudah dipahami pelanggan dan masuk akal.
Tujuan pentarifan adalah untuk membuat standarisasi dari beban biaya yang harus
dibayar oleh pengguna jasa layanan sebagai pembanding dari biaya operasional yang
dikeluarkan oleh operator untuk menyelenggarakan jasa layanan tersebut Dalam
penentuan tarif diharuskan memenuhi kriteria sebagai berikut:
Fair.
Mudah dan efektif.
Untuk biaya instalasi yang akan datang.
Billing yang terinci.
Balance.
Ruang lingkup tarif adalah untuk pembicaraan lokal, jarak pendek, jarak jauh,
nasional jarak jauh, tapal batas, internasional.
Daerah Pentarifan yang ada berdasarkan :
Macam Pembicaraan.
Jenis pembicaraan, meliputi Lokal, Jarak Dekat, SLJJ, Khusus.
Tarif.
Kriterianya pentarifannya meliputi :
Sambungan yang berhasil.
Waktu.
Jarak.
Lama.
Kategori untuk pelayanan operator, meliputi :
1. Prioritas (biasa, penting).
2. Metoda hubungan.
3. Collect Call.
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

69

4. Biaya Pembatalan.
Macam macam biaya yang menjadi sumber pentarifan :
Biaya instalasi.
Biaya periodik.
Biaya pemakaian.
Alasan dari penyelenggaraan pentarifan adalah : karena penyelenggaraan telepon
memerlukan biaya untuk pemasangan peralatan dan biaya operational. Biaya-biaya
tersebut supaya perusahaan tidak rugi, maka harus sesuai dengan pendapatan yang
masuk (dari biaya telepon yang dibayar oleh pelanggan).
Biaya untuk sebuah administrasi yang diturunkan dari pelayanan telepon ada dua
macam biaya yaitu :
1. Biaya-biaya yang tidak tergantung ada trafik telepon , meliputi : biaya untuk
perencanaan, administrasi, jaringan, dan faktor-faktor lain yang dapat
dianggap sebanding dengan jumlah pelanggan (pesawat telepon, relei saluran,
inlet pada tingkat pelanggan, meter panggilan) biaya untuk pembacaan dan
pencatatan dari meter panggilan
2. Biaya-biaya yang tergantung dan diturunkan dari trafik telepon, meliputi :
biaya pembangunan yang diturunkan dari pendudukan register, marker, dan
peralatan bersama lainnya dalam pembangunan sebuah sambungan
pembicaraan. Dalam sistem yang semiotomatis, biaya operator termasuk ke
dalam biaya ini. Biaya lainnya yaitu biaya transmisi yang ditentukan oleh
banyaknya peralatan yang terduduki selama pembicaraan dal lamanya
pendudukan.
Untuk setiap panggilan dengan jarak tertentu di antara dua pelanggan, biaya
pembangunan adalah biaya tetap, sementara biaya transmisi tergantung pada lamanya
panggilan dan jarak antara kedua pelanggan. Rumus berikut menyatakan biaya yang
diturunkan dari trafik telepon:
Ks = Kb1 + Kb2 (4.1)
dimana :

Ks = biaya total
Kb2 = biaya transmisi
Kb1 = biaya pembangunan
t = lamanya pembicaraan
Secara umum biaya-biaya yang dikenakan kepada pelanggan adalah :
1. Biaya pemasangan pertama dan penyambungannya.
2. Sewa tahunan atau bulanan.
3. Biaya pulsa untuk setiap sambungan yang dilakukan oleh pelanggan yang
berhasil.
Cara atau metoda Pentarifan yang dilakukan adalah :
1. Flat Rate Tariff :
Pelanggan dibebani sejumlah biaya tetap atau bulanan tapi tidak tergantung
jumlah panggilan dan tidak perlu peralatan charging. Pelanggan membayar
satu harga untuk satu periode waktu kontrak tertentu. Pelanggan boleh
melakukan panggilan sebayak yang dia inginkan tanpa dikenakan biaya
tambahan. Biasanya metode ini dilakukan untuk sambungan lokal dan
sederhana. Keuntungan dari sistem ini adalah tidak perlu adanya peralatan
pencatat biaya dan alat untuk pemrosesa data.
2. Message Rate Charging (service tarif) terdiri dari :
Basic Rate : jumlahnya tetap selama per-bulan.
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

70

Call Charge : tergantung dari pemakaian., dimana pada cara ini pentarifan
bisa merupakan panggilan yang :

Tidak tergantung jarak dan waktu (unit fee charging)


Adalah sebuah utit biaya tunggal yang dibangkitkan untuk setiap
panggilan dengan tidak memperhatikan waktu dan jarak panggilan.
Pembiayaan dengan metode ini biasanya dibatasi untuk panggilan
lokal saja. Masalahnya adalah bahwa sistem harus dapat
mengidentifikasi dan mengenali bahwa panggilan adalah panggilan
lokal . Sistem ini dapat menghitung banyaknya panggilan tetapi
kelemahannya adalah mendorong pelanggan untuk melakukan
pecakapan yang lama.

Tergantung pada jarak atau (time charging) saja.


Sistemnya disebut multi unit charging atau time charging. Pada multi
unit charging panggilan tergantung pada jarak antara pemanggil,
dimana semakin jauh jarak yang dipanngil akan semakin besar tarif
yang dikenakan dan sebaliknya. Metode ini memungkinkan sistem
pencatatan biaya jarak jauh secara otomatis, tetapi kelemahannya
mendorong si pelanggan untuk melakukan percakapan berlama-lama.
Pada time charging, yang dijadikan batasannya adalah waktu, semakin
lama percakapan maka tarif yang dikenakan akan semakin besar.
Metode ini biasa digunakan untuk panggilan jarak jauh, tetapi tidak
menutup kemungkinan dgunakan untuk panggilan lokal. Tentunya
sistem harus dapat mencari route yang proporsional dengan tarif yang
dikenakan.

Jarak dan Waktu (Time Zone Metering).


Metode perhitungan tarif dengan menempatkan pengaruh waktu dan
jarak untuk mentapkan tarif yang harus dikenakan untuk tiap unit
pulsa.
3. Campuran.
Flat Rate untuk sejumlah call.
Service tarif bisa melebihi jumlah call tertentu.
Time Zone Metering dilihat dari teknik pentarifan.
1. Manual.
Yang memanggil.
Yang dipanggil
Tergantung pada saat dan lamanya pembicaraan.
Macam Panggilan.
Tarif dan Biaya.
2. Otomatis.
Yang memanggil yang harus bayar kecuali pada fasilitas collect call, yaitu ada dua
cara :
a. Toll Ticketting
Sama dengan cara manual, bedanya dengan menggunakan komputer yaitu
hasilnya dicetak pada kertas print sebagai ticket.
b. Time Pulse Metering

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

71

Tiap pelanggan memiliki meter sehingga setiap panggilan yang berhasil, maka
meteran meningkat 1 (lokal), dan untuk interlokal dievaluasi (seolah-olah)
beberapa kali hubungan lokal.
Berdasarkan jarak (dan tingkat sentral) dimana setiap zona ada perbedaan
perhitungan pulsa, misalnya :
Zona I
> 30 - 200 (km)
Rp. 950 / menit.
Zona II > 200 - 500 (km)
Rp. 1320 / menit.
Zona III > 500 (km)
Rp. 1650 / menit.
4.3.2 Kebijaksanaan Pentarifan
Metode pentarifan harus sederhana, masuk akal dan mudah dimengerti.
Struktur pentarifan yang rumit akan membingungkan pelanggan dan mungkin sulit
atau mahal untuk diadministrasikan. Karena alasan ini, kebanyakan administrator
mengadopsi sistem yang disederhanakan dalam pentarifan. Tujuannya adalah
menghasilkan sebuah sistem yang fair, yang mengakibatkan penerimaan dari
sejumlah pendapatan yang dikehendaki dan tidak menghasilkan kompetisi yang tidak
sehat dengan penyedia jasa telekomunikasi lainnya yang sejenis. Sebuah
administratur memutuskan untuk mengenakan biaya bagi setiap panggilan baik
panggilan yang berhasil terjawab ataupun yang tidak. Idealnya hanya panggilan yang
berhasil saja yang terkena biaya, tetapi sebenarnya ketika pembicaraan tidak berhasil
dibangun pun, beberapa peralatan siatem sudah diduduki sehingga seharusnya ada
harga sewanya juga. Inilah yang harus dikompromikan yaitu antara mempertahankan
loyalitas pelanggan dan menutupi biaya operasional peralatan yang tidak
menghasilkan nilai tarif. Tim perumus tarif harus mempertimbangkan hal sebagai
berikut, pertama masalah bagaimana struktur tarif harus dibuat agar menjadi win-win
solution antara pelanggan dan penyedia jasa dan yang kedua masalah penutupan
biaya operasional yang sudah terpakai meskipun tidak berbayar dari pelanggan
karena panggilan tidak sukses terjawab atau kerusakan pada sistem. Hal lain yang
tidak kalah pentingnya adalah bahwa sistem billing tarif harus mengetahui titik
waktu awal mulai dikenakannya tarif untuk suatu panggilan.
4.3.3 Pemantauan Tarif Percakapan
Idealnya dari suatu sistem pentarifan adalah harus ada supervisi di kedua
belah pihak, baik pelanggan maupun penyedia jasa telekomunikasi. Kapan suatu
biaya dicatat oleh suatu sistem, berapa lamanya pembicaraan yang membangkitkan
tarif, kapan sistem billing memutus suatu biaya pembicaraan adalah hal yang harus
dapat dimonitor oleh sistem. Sementara disisi pelanggan juga tak kalah
keingintahuannya akan biaya percakapan yang sudah dilakukan, apakah sistemnya
sudah benar dalam proses perhitungan pulsanya, berapa jumlah total tagihan dari
pulsa yang pelanggan pakai. Jadi pada prinsipnya harus ada suatu sistem administrasi
yang mempunyai alat bantu untuk memantau bahwa sistem pembiayaan sudah
dilakukan dengan benar dan akurat.
Alat bantu kontrol tarif yang disediakan bisa secara manual, dimana
sipelanggan langsung bertanya kepada operator setiap setelah percakapan dilakukan
atau operator sendiri menghubungi pelanggan setelah berakhirnya percakapan unuk
memberitahukan biayanya. Teknik atau metodenya terserah mana saja yang paling
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

72

mudah dan tidak merepotkan. Kalau mau yang lebih sederhana lagi tinggal
memasang meteran disisi perangkat pelanggan untuk mencatat pulsa yang digunakan
oleh pelanggan. Meteran ini biasanya digerakkan oleh pusat setiap ada pemakaian
pulsa. Cara lain yang mungkin dan dewasa ini digunakan adalah dengan
menyediakan mesin penjawab pintar untuk memberi informasi tarif/biaya pulsa yang
sudah digunakan oleh pelanggan. Pelanggan dapat mengakses ke nomor layanan
yang disediakan penyelenggara jasa telekomunikasi ( PT Telkom nomor layanan
109) selama interval waktu tertentu. Dewasa ini sistem informasi yang lebih canggil
dilakukan oleh operator-operator jasa telekomunikasi seluler, dimana pelanggan
dapat mengetahui lamanya panggilan terakhir, tarif panggilan terakhir, dan total
tagihan pulsa sampai saat mengakses.
Ada kecenderungan positif penyelenggara jasa untuk semakin memperbaiki
layanan, kenyamanan, dan kebutuhan pelanggannnya. Tentunya hal ini dimotivasi
oleh semakin kuatnya persaingan diantara operator penyedia jasa telekomunikasi
yang ada dan regulasi dari lembaga pemerintahan.
4.4 Signalling
Pada jaringan telepon, signalling adalah semua signal listrik yang bukan
signal suara. Signal ini digunakan oleh pesawat pelanggan dan sentral lengkap
dengan peralatannya dalam membuat, melindungi, dan membubarkan hubungan
percakapan. Signal-signal dengan berbagai jenisnya dikirim dan diterima antar
peralatan untuk mensukseskan pembentukan hubungan.
Dalam jaringan telekomunikasi sistem pensinyalan adalah sama pentingnya
dengnan sistem penyambungan dan sistem transmisi. Untuk hubungan multilink,
diperlukan untuk pengiriman sinyal pada dua arah antara penghubung dengan
terminal penghubung, antara yang dihubungi dan terminal tujuan dan antara terminal.
Sistem pensinyalan harus sesuai dengan sistem penyambungan dalam jaringan. Ini
harus bisa mengirim semua sinyal yang dibutuhkan untuk pengoperasian
penyambungan. Ini juga harus sesuai dengan sistem transmisi dalam jaringan agar
dapat menghubungi terminal yang akan dikontrol. Kemudian desain dalam sistem
pensinyalan dipengaruhi langsung oleh penyambungan dan sistem transmisi yang
digunakan dan evolusi dari pensinyalan mengikuti perkembangan penyambungan
dan transmisi. Sinyal yang ditransmisikan dapat berupa sinyal kontinu atau sinyal
pulsa, sebagai contoh dari sinyal kontinu adalah sinyal DC off-hook pada jalur
pelanggan. Sinyal pulsa terdiri dari pulsa sinyal atau group kode dari pulsa. Sebagai
contoh lanjut adalah digit desimal yang dikirim dengan loop/disconnect pulsing.
Sinyal yang ditransmisikan dapat brupa sinyal pengiriman atau sinyal jawaban.
Sinyal alamat yang dikirim pelanggan biasanya sinyal pengiriman. Ketika sinyal
jawaban diterima, ini menandakan penerimaan pada sinyal yang dikirimkan.
Sinyal jawaban dapat kontinu atau pulsa. Jika pensinyalan pulsa digunakan,
sinyal dapat kembali hingga ada jawaban. Untuk mendapatkan pensinyalan yang
lebih cepat, penerimaan dari group pulsa dapat dikonfirmasikan dengan sinyal
jawaban single. Ketika sinyal kontinu digunakan, sinyal dikirimkan sampai jawaban
yang diterima dan sinyal jawaban tetap berlangsung sampai yang dikirimkan telah
dikirim. Ini dinamakan pensinyalan compelled/memaksa dan ini adalah metoda yang
paling handal. Bagaimanapun ketika circuit mempunyai waktu propagasi yang
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

73

lama,pensinyalan compelled akan lambat. Empat waktu propagasi telah berlaku


sebelum peralatan pengiriman mendeteksi akhir dari jawaban dan dapat mengirim
sinyal lain. Pensinyalan compelled sepenuhnya digunakan pada sirkuit satelit.
Kebanyakan hubungan antar terminal sentral menggunakan kerja satu arah.
Pada rute antara terminal A dan B, sebuah berkas saluran digunakan untuk panggilan
dari A ke B dan dari B ke A. Bagaimanapun, sejumlah kecil saluran akan dipenuhi
jika trafik dari A ke B dan B ke A dikombinasikan pada sebuah group single pada
link. Keduanya dapat bekerja selama sirkuit panjang dan mahal dan level trafik yang
tidak terlampau tinggi. Sistem pensinyalan secara 2 arah lebih kompleks dari sistem
1 arah. Peralatan yang identik dibutuhkan pada setiap akhir dari sirkuit, selama itu
ada panggilan satu satu dari terminal. Persaingan akan meningkat,selama sirkuit ada
panggilan simultan dari setiap akhir. Ketika ini terjadi, sirkuit melepaskan diri dan
hubungan keduanya hilang.
Biasanya, terminal mengirimkan sinyal melalui saluran yang sama dalam
jaringan hubungan yang mereka kontrol. Ini dikenal dengan dengan channel
associated signalling. Untuk telepon biasa, hanya beberapa sinyal dasar yang
dibutuhkan antar terminal,yaitu :
Permintaan panggilan atau seizure (forward)
Sinyal alamat (forward)
Jawaban (backward)
Sinyal saling melepas (forward dan backward)
Pengenalan stored programable control (SPC) menyediakan pelanggan untuk
service yang lebih luas dari pada dengan elektro mechanical sistem. Ini diperlukan
pelanggan untuk dapat menggunakan service yang lebih tinggi sebagai jaringan
pengganti hanya pada terminalnya. Sebagai contoh, pelanggan ingin memindahkan
panggilan ke lokasi lainharus membuat pengalihan telepon dalam jaringan daripada
telepon dalam terminal yang sama. Service ini membutuhkan sinyal lebih banyak
untuk transmisi antar terminal daripada pelayanan yang telah ada. Selama sinyal
dihasilkan prosesor utama pada satu terminal dan dikirimkan pada prosesor terminal
yang lain, ini dapat ditransmisikan langsung antar prosesor melalui kanal data
terpisah. Ini dikenal dengan Common Control Signalling. CCS kini luas digunakan
pada jaringan telekomunikasi umum,baik nasional dan internasional. Ini juga
digunakan untuk jaringan pribadi untuk pensinyalan antar PBX digital.
Berdasarkan dari penggunaannya signal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Signal pelanggan (subscriner signalling)
Signal pelanggan adalah signal yang digunakan oleh pesawat pelanggan
untuk berkomunikasi dengan sentral atau sebaliknya. Yang termasuk signal
jenis ini adalah nada pilih, nada sibuk, dan nada panggil.
2. Signal antar sentral (interswitch signalling)
Signal antar sentral adalah signal yang digunakan antara sentral untuk
membentuk suatu sambungan percakapan. Yang termasuk signal jenis ini
yaitu line signalling dan register signalling.
Berdasarkan fungsinya, signalling dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Signal supervisi (supervisory signalling)
Signal supervisi dapat dibedakan menjadi signal kontrol (forward) dan sinal
status (backward). Signal kontrol berfungsi menduduki (seizure),
mempertahankan (hold), dan membebaskan sebuah trunk (release). Signal
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

74

status berfungsi menyatakan bebas (idle), sibuk (busy) sebuah trunk, dan
memutuskan sebuah sambungan (disconnected)
2. Signal alamat (address signalling)
Signal alamat terdiri dari signal pesawat dan signal routing. Signal pesawat
berupa pulsa putar (rotary dial), push button (DTMF) dan digital. Signal
ruting digunakan untuk memilih kanal dan trunk.
3. Signal audio-visual (audio-visual signalling)
Signal audio-visual berfungsi untuk enyiagaan (alerting) dan progress
(pelaporan). Penyiagaan dinyatakanoleh ringing (nada panggil), paging dan
peringatan off-hook. Progress dinyatakan oleh nada pilih, nada sibuk, dan
nada panggil balik (ring back).
Signalling juga dapat dibedakan berdasarkan arah datangnya menjadi dua,
yaitu:
1. Signal datang (incoming signalling)
Signal datang adalah signal yang datang ke sentral lokal karena pesawat
pelanggan diangkat (off-hook). Ada empat macamfungsi atau kerja yang
dilakukan oleh sentral sehubungan dengan datangnya sinal ini, yaitu
identifikasi, koneksi, penerimaan, dan penyimpanan.
Sebuah saluran pelanggan dengan line interface circuit diperlihatkan oleh
gambar 4.3. Setiap pelanggan mempunyai sebuah LIC yang terdiri dari dua
buah relei yaitu line relei (LR) dan break relei (BR).
Bila seorang pelanggan mengangkat pesawat teleponnya (off-hook), sakelar
kontak pada pesawat telepon akan tertutup yang menghasilkan sebuah loop
diantara kawat pelanggan a dan b. Relei LR akan bekerja untuk
menghubungkan arus ke rangkaian dalam unit kontrol (marker) yang akan
melakukan identifikasi. Identifikasi ini untuk menentukan bahwa pelanggan
tersebut benar-benar akan melakukan atau meminta layanan. Sedangkan relei
BR berfungsi untuk membebaskan skoneksi ke sentral dan mengubahnya
pada posisi stand by dimana gagang kembali on-hook.

LR

a
b

BR
(+)

(+)

(-)
(-)
(-)

Call to control unit

Gambar 4.3 Line interface circuit

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

75

Setelah proses identifikasi, dilakukan langkah berikutnya yaitu memilih


switch relei yang bebas dab kemudian register yang bebas dan
menghubungkan (koneksi) saluran pemanggil ke register.
Marker mengandung fungsi-fungsi untuk pemilihan switch relei dan register
yang bebas dan dapat dimanfaatkan untuk membuat koneksi. Pulsa putar dari
pesawat pemanggil diterima oleh register. Selanjutnya setelah saluran ke
sentral diduduki, sentral akan membangun koneksi ke pelanggan yang dituju.
2. Signal keluar (outgoing signalling)
Signal keluar dapat dikirim oleh pesawat pelanggan atau sentral dan signal
tersebut dapat diterima oleh sentral atau pesawat pelanggan.Yang penting
adalah bahwa dalam konteks ini signalling melibatkan pelanggan dan sentral.
Signal saluran (line signalling) adalah signal diantara sentral yang dapat
dikirim dan diterima setiap saat tanpa pemberitahuan. Hal ini berarti harus
ada peralatan untuk mengirim dan menerima pada setiap ujung saluran trunk
atau junction. Fungsi utama signal saluran adalah memulai pembangunan
sambungan dan membubarkannya. Untuk memperjelas fungsi signal saluran,
dapat dilihat pada gambar 4.4.
Ada dua cara untuk mengirimkan signal saluran, yatiu signal arus searah dan
signal arus bolak-balik. Signal arus searah digunakan bila saluran terdiri dari
saluran metal dan jaraknya tidak terlalu jauh. Ciri dari signal arus searah
adalah:
Penghubungan sebuah polaritas tegangan ke salah satu atau kedua
saluran
Pembalikan polaritas
Penutupan sebuah loop yang mempunyai tahanan yang tinggi dan
rendah.
Signal bolak-balik digunakan pada saluran dimana signal arus searah tidak
dapat digunakan karena berbagai alasan misalnya saluran terlalu jauh atau
kanal telepon ditransmisikan
pada frekuansi pembawa yang tidak
memungkinkan penggunaan signal arus searah. Ciri dari signal arus bolakbalik adalah:
Nada dengan frekuensi diluar frekuansi suara
Nada dengan frekuansi di dalam frekuansi suara
Satu nada
Dua nada
Ada nada dan tidak ada nada
Nada pulsa
Compllled sequence
Compelled sequence berarti sebuah nada dikirim sampai ada nada jawaban
dengan frekuensi yang berbeda diterima. Dengan cara ini dapat diketahui
apakah signal yang dikirim dapat diterima dengan benar sehingga dapat
menambah keandalan.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

Originating
LE
off-hook

Originating
TE

Transiting
TE

76

Terminating
TE

Terminating
LE

call
dial tone
dialling

seizing

Time sequence

reg signal

seizing
reg signal

seizing

reg signal

reg signal

seizing
reg signal

ringing

RINGING TONE
metering

answer

answer

answer

metering
on-hook

clear forward

clear forward clear forward clear forward


release guard

busy tone

PERCAKAPAN

off-hook

metering

release guard
on-hook

Gambar 4.4 fungsi line signalling

4.4.1 Subscriber Signalling Path


Pada jaringan telepon lokal pensinyalan disconnect digunakan bagian
panggilan pelanggan dan clear sinyal untuk terminal. Karena minimnya jalur yang
digunakan yang dapat dideteksi terminal, ini memaksimumkan tahanan jalur yang
diperbolehkan. Hal ini juga membatasi panjang line dan area yang dapat dilayani
terminal. Sebagai tambahan, karena dibatasi hambatan DC, maka panjang jalur juga
dibatasi oleh redaman yang diizinkan pada frekuensi bunyi. Idealnya kedua batas
harus sama.
Ketika dial telepon digunakan, pelanggan mengirimkan informasi dengan
decadic pulsa.Untuk setiap digit, dial masuk ke circuit untuk mengirimkan rentetan
pulsa hingga I0 loop/disconnect pada sekitar 10 pulsa per detik. Terminal
memungkinkan mendeteksi akhir rentetan pulsa karena minimum jeda antar digit
(400 ms sampai 500 ms).
Relay circuit untuk menerima dial pulsa membutuhkan sebuah selektor dalam
terminal strowger. Bagaimanapun, pengenalan register mengurangi jumlah dari
penerimaan dial pulsa yang dibutuhkan, sehingga ini dapat lebih komplek. Untuk
mengatasi hal ini dikenalkan push button telepon, dimana memungkinkan
pengiriman pulsa dalam frekuensi bunyi dan juga menyediakan pensinyalan yang
lebih cepat.
Push button telephone menggunakan DTMF (Dual Tone Multi Frequency)
dimana pengiriman setiap digit angka merupakan kombinasi dari 2 frekuensi,1 dari
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

77

grup vertikal dan satu dari grup horizontal. Grup vertikal terdiri dari frekuensi 1209
Hz, 1336 Hz, 1447 Hz, dan 1633 Hz sedangkan group vertikal terdiri dari 4 frekuensi
juga yaitu 697 Hz, 770 Hz, 852 Hz, 941 Hz. Sebagai contoh misalnya angka 1
diwakili oleh kombinasi 697 Hz dan 1209 Hz, angka 9 diwakili oleh kombinasi 852
Hz dan 1633 Hz). Lebih jelasnya mengenai kombinasi push buton ini dapat dilihat
pada ambar 4.5.

Hz

1209

1336

1477

1633

697

spare

770

2
5

spare

852

spare

941

spare

Gambar 4.5 Frekuensi coding yang digunakan pada pushbutton

Dalam tambahan untuk digit 1 ke 0, keypad telepon mempunyai tombol


dengan menggunakan simbol * dan #. Ini digunakan SPC terminal untuk fasilitas
yang berada dalam control pelanggan. Sebagai contoh, pelanggan yang
menginginkan agar telepon masuk dialihkan ke telepon lain atau ke nomor lain,
dapat dilakukan dengan menggunakan tombol *, diikuti instruksi digit yang tepat.
Untuk kembali, instruksi awal dengan # adalah kunci untuk memindahkan panggilan
pengalihan.
Untuk pelayanan jalur telepon berbayar (telepon umum koin), sinyal
tambahan harus ditambahkan untuk pengumpulan koin dan pengembalian. Sebagai
contoh, terminal akan membuat polaritas yang dapat dibalik untuk pengumpulan dan
menyediakan tegangan yang lebih tinggi untuk pengembalian koin. Beberapa kasus
koin membutuhkan koin yang dimasukkan sebelum dial tone dikirimkan. Ini
menggunakan group start sinyal pengganti loop sinyal permintaan panggilan. Bumi
menyediakan negatif (R) kabel dari jalur ground start sinyal bisa juga digunakan
memanggil PBX dari terminal utama. Demikian pula, jalur dapat meminta panggilan
dengan panggilan keluar dari PBX sebelum hantaran pertama arus bunyi dari
terminal utama.
4.4.2 Audio-frekuensi dan Sirkuit Trunk
Pada hubungan saluran 2 kabel sinyal yang dapat ditransmisikan adalah
sinyal conect/disconnenct , seperti yang digunakan pelanggan. Pada penguatan
saluran 4 kabel, keran pusat dari jalur transfomer dapat dihubungi, seperti gambar 4.6
untuk menyediakan saluran 2 kabel photon untuk pensinyalan.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

78

Repeater section
Term inal station
signalling

Four-w ire
repeater
Term inal station

Send
am plifier

T2

Phantom
circuit

Two-wire
line

Balance

T1

Receiver
am plifier

Four-wire
line

Gambar 4.6 Circuit photon pada DC signalling

Pada jalur pensinyalan pelanggan, sinyal ke dan dari pemanggil yang ke dan
dari pelanggan yang dihubungi dikirim pada line yang berbeda. Bagaimanapun untuk
panggilan hubungan, permintaan panggilan dan clear sinyal serta jawaban dan clear
sinyal harus dikirimkan antara terminal dalam jalur yang sama. Terminal asal
menggunakan loop dan keadaan disconnect untuk mengirim permintaan panggilan
dan clear sinyal serta baterai dan ground pada jalur lintasan , kemudian membalikkan
arah dari arus pada jalur lintasan. Pesawat pemanggil akan mengenali pembalikan
polarisasi ini dengan bantuan relay polarisasi. Terminal yang dituju akan mengirim
clear signal dengan cara memindahkan pembalikan polaritas juga.
Perkumpulan dari sinyal-sinyal yang berbeda dapat meningkat dengan
menggunakan signal pulsa sebagai tambahan untuk signal kontinu. Ketika sinyal
dipertukarkan antara register ini diperlukan delay pengiriman dari terminal asal
hingga register telah tersambung pada terminal penerima. Ini dapat di capai dengana
tidak mengirimkan digit hingga sinyal proses pengiriman telah diterima. Di amerika
utara pulsa pendek pada jalur pembalik sudah digunakan sebagai sinyal proses
pengiriman. Dalam hal ini pengukur pulsa periodik menjadi penting untuk
pengiriman kembali ukuran pulsa dari terminal trunk ke terminal lokal. Pembalik
jalur digunakan untuk tujuan ini. Sejak pulsa terukur selama pembicaraan,
interferensi dengan suara dapat dihindarkan dengan membuat pulsa naik dan turun
secara lambat.
Sinya multi level yang telah digunakan sebagai contoh di amerika utara
tentang pulsa yang lebih tinggi dikirim kembali dari kantor pendukung ke kantor
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

79

tujuanguna mengoprasikan register pesan pelanggan untuk pendaftaran dalam zona


yang jauh. Sinyal multi level juga digunakan untuk memungkinkan informasi alamat
yang akan dikirim dari terminal automatic ke terminal manual yang lebih cepat dari
pulsa loop/disconnect. Setiap digit desimal dikirim sebagai group berat dan ringan
pulsa positif dan pulsa negatif. Peralatan penerimaan mengubah kode digit dan
ditampilkan melalui operator .
Layaknya cara alternatif untuk pengiriman loop/disconnect sinyal forward
dan reversal backward melaui pasangan yang berimbang, hubungan dari 2 kabel
digunakan untuk menyediakan 1 kabel terpisah dari sirkuit pensinyalan dengan
kembali kebumi untuk setiap tujuan.Bumi dipakai disatu ujung ketika ujung yang
lain mempunyai hubungan dengan baterai (untuk sinyal ground start) atau baterai
dipakai ketika ujung yang lain mempunyai hubungan relay ke bumi . Metoda ini
mempunyai kekebalan yang lebih rendah dari pensinyalan loop yang mengalokasikan
interferensi dan perbedaan potensial bumi. Karena itu pensinyalan loop lebih baik.
Sistem power drive yang lama digunakan untuk membalik pulsa untuk
mengontrol switch pada terminal, juga untuk mengirim alamat sinyal melaui
hubungan antar terminal. Pensinyalan yang lebih cepat dapat dibangun karena pulsa
diproduksi oleh pergerakan selektor, digunakan untuk tingkat selektor (seperti pada
jaringan terminal strowger).
Ketika alamat informasi dikirimkan antar terminal dengan loop/disconnect
pulsa melaui line yang panjang, distorsi dari pulsa akan menyebabkan kesalahan
pada penerimaan informasi. Seperti terlihat pada gambar 4.7, kapasitansi dari line
menyebabkan perusakan yang lambat dari bentuk hubungan pulsa,sehingga keluaran
pada penerimaan lebih rendah dari aslinya. Pada hubungan multilink, dimana semua
switch langsung dikontrol oleh terminal asli (seperti pada jaringan step by step
terminal), distorsi terakumulatif. Bagaimanapun, ketika register-pengirim digunakan,
pulsa akan diregenerasi disetiap terminal, dan kondisnya akan lebih ringan.

make
break

a)
operation
current
b)

release
current
make

c)
break

Gambar 4.7 Distorsi pada pulsa loop/disconnect

Bentuk non simetrik terlihat pada gambar 4.7, dimana terdapat pulsa
loop/disconnect dikarenakan oleh nilai impedansi pengiriman dari sirkuit adalah nol
dalam loop state dan tak terhingga pada disconnect state. Pulsa terdistorsi dapat
dikurangai dan batas pensinyalan bertambah dengan menggunakan bentuk sinyal
yaitu simetris. Sistem pensinyalan pada huubungan jarak jauh direct current (Long
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

80

Distance Direct Current) didesain terdiri dari bentuk sinyal simetris dengan
menggunakan double current working. Pulsa dikirim dengan polaritas terbalik,
daripada pembuatan jalur lintasan dan penerimaan. Impedansi pengiriman untuk itu
dibuat konstan dan durasi dari penerimaan pulsa (antara nilai berseberangan dari
referensi tegangan nol) adalah sebanding dengan tegangan yang dikirimkan seperti
terlihat pada gambar 4.8
Pulsa diterima dengan relay polarisasi pensinyalan meningkat dimana
sensitivitas dari relay polarisasi sama baiknya dengan reduksi dari distorsi pulsa.
Pensinyalan LDDC mempunyai pengaruh yang luas pada pemakaiannya, sejak
maraknya saluran long distance . Sekarang ini pensinyalan LDDC dipakai pada
kapasitas tinggi transmisi multiplexing.

m ake
break

a)
operate
current (+)
b)
operate
current (-)

m ake
c)

break

Gambar 4.8 Pulsing oleh current reversal

4.4.3 Outband Signalling


Dalam sistem FDM , carier ditempatkan pada interval 4000 Hz dan sinyal
baseband suara dari 300 Hz - 3400 Hz . Dengan menggunakan filter kanal dengan
cutoff yang tajam memungkinkan untuk memasukkan kanal pensinyalan narrowband diatas band suara (antara 3400 Hz dan 4000 Hz). Sinyal frekuensi dari 3700 Hz
dan 3850 Hz telah digunakan. Sinyal dengan frekuensi ini dinamakan outband
signalling.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi


O/G
transmision
terminal

O/G
Switching
equipment

I/C
swit ching
equipment

I/C
transmision
terminal

Line

Sig nal
receiver

Gate

81

DC signal

DC sig nal
AC sig nal

3825 Hz

Speech
Four wire
FDM
circuit

3825 Hz

AC signal
M

DC sig nal

Sig nal
receiver

Gate

DC sig nal

Gambar 4.9 Sistem outband signalling

Sistem pensinyalan outband dapat dilihat pada gambar 4.9. Sebuah sinyal DC
pada masukan mengirimkan M pada terminal 1 dan menyebabkan frekuensi sinyal
dikirim melalui kanal transmisi. Pengiriman ini terdeteksi diterminal yang lain untuk
memberikan korespondensi sinyal DC pada keluaran E. Jika stasiun repeater yang
terdiri dari peralatan pengkanalan FDM posisinya berdekatan dengan peralatan
panyambungan, maka akan lebih mudah untuk yang dikirim belakangan dan
penerimaan sinyal melaui E dan M dengan kabel terpisah yang merupakan ekstraksi
dari sinyal asal dan memasukkan kembali ke dalam sirkuit suara. Kabel pensinyalan
E dan M telah luas digunakan di amerika utara, tidak hanya untuk pensinyalan
outband tetapi juga untuk DC dan pensinyalan inband. Antaran E selalu membawa
sinyal dari penagkapan pensinyalan ke peralatan penyambungan dan antaran M
membawa sinyal dari peralatan penyambungan ke perlengkapan sinyal.
Untuk penggunaan pensinyalan outband yang sukses pada jaringan ,seluruh
rute harus menggunakan sistem FDM. Dalam kenyataannya, bagaimanapun sebuah
rute terdiri dari bagian transmisi audio-frekuensi atau sistem pembawa tidak akan
dilengkapi dengan pensinyalan outband , hal ini menjadi penting untuk menggunakan
pensinyalan inband.

4.4.4 Inband Signalling(VF)


Sistem yang mentransmisikan sinyal baseband dengan sistem FDM dikenal
sebagai sistem inband signalling atau sistem pensinyalan voice frekuensi (VF).
Sistem ini mempunyai keuntungan dimana sifatnya independent dari sistem transmisi
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

82

yang digunakan dan dapat digunakan juga pada berbagai saluran yang menyediakan
kepasitas transmisi suara yang lebih besar.

VF receiver
Outgoing
sig nalling
terminal

Sw itc hing
equip m ent

fs

f
o
r
w
a
r
d

Incoming
sig nalling
terminal

Buffer
amplifier

T ranmit
line split

Receive
line split

Receiver
line split
VF receiver

b
a
c
k
w
a
r
d

Sw itching
equipm ent

T ransmit
line split
fs

Gambar 4.10 Sistem voice frekuensi signalling

Pensinyalan VF terlihat pada gambar 4.10. Jalurnya terbagi ketika sinyal tone
ditransmisikan dengan tujuan untuk membatasinya ke jalur yang dituju. Pemisahan
jalur pada akhir penerimaaan dioperasikan oleh sinyal penerima, sehingga akibat
tone spill over sebelum penerima beroperasi nilainya akan diabaikan karena durasi
spill over (20ms) jauh lebih kecil dari panjang sinyal yang digunakan. Penguatan
buffer amplifier unity pada penerimaan (dimana level sinyal akan turun), akan
mencegah terjadinya transien oleh peralatan penyambungan elektronimechanical dari
pencapaian penerima VF.
Blok diagram penerima VF terlihat pada gambar 4.11. Sistem penerima
penerima terdiri dari sebuah sirkuit sinyal dengan filter bandpass untuk sinyal
frekuensi dan sirkuit penjaga dengan filter band-stop untuk menerima frekuensi yang
lain dan menahan frekuensi sinyal. Keluaran dari kedua sirkuit diperbaiki dan
dibandingkan. Jika keluaran dari sirkuit sinyal melebihi sirkuit penjaga penerimaan
beroperasi, jika sirkuit penjaga melebihi sirkuit sinyal, penerima tidak memberikan
sinyal keluaran.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

83

Speech channel
Sig nal circuit
Comparator

+
Output

Guard circuit

Gambar 4.11 Blok skematik pada penerima VF

Untuk menghindari interferensi dengan suara, sinyalVF tidak boleh


ditransmisikan ketika pembicaraan sedang berlangsung. Untuk menghindari ini, 2
metoda pensinyalan telah digunakan:
Pensinyalan tone-on-idle
Pensinyalan pulsa
Pensinyalan tone on idle telah secara ekstensif digunakan di Amerika utara.
Prinsip kerjanya sangat mudah, yaitu saluran empat kabel yang ideal mengirimkan
tone secara kontinyu di dua arah, kemudian dimatikan satu arah dengan permintaan
panggilan lainnya berdasarkan sinyal jawaban. Sinyal clear menyambungkan
pensinyalan tone kembali. Dalam prakteknya bagaimanapun ini tetap rumit. Selama
tone berada dalam sirkuit ideal, sinyal ini harus ditransmisikan pada tingkat rendah
untuk menghindari adanya overload dalam sistem FDM. Begitu juga dengan
penerima yang harus menjaga agar tidak terjadi interupsi pendek dari tone yang
dapat menyebabkan permintaan panggilan gagal.
Dalam sistem pensinyalan pulsa, permintaan panggilan, jawaban dan sinyal
clear (dan pemutusan dalam pulsa loop/disconnect), semua dikirim dengan durasi
yang sama yaitu dalam interval waktu antara 50 ms dan 70 ms.
4.4.5 PCM Signalling
Multiplexer primary PCM didesain dari pensinyalan gabungan. Sinyal DC
berhubungan dengan saluran baseband frekuensi radio dimana setiap arah disampel,
dan sampel sinyal ditransmisikan dalam frame channel PCM oleh karena itu tidak
diperlukan VF signalling.
Sistem 2 Mbit/s mempunyai 32 time slot dengan 8bit. Pada penggunaanya,
sistem tersebut hanya memanfaatkan 30 channel untuk pengiriman informasinya,
karena time slot yang pertama digunakan untuk susunan frame dan time slot ke-16
digunakan untuk pensinyalan . Penggunaan time slot pada sistem PCM dapat dilihat
gambar 4.12.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

84

frame 125 us
3,9 us
0

Timeslot

15 speech
channel

Frame aligment

Frame 0
Multi-frame
alignment

16

1 to 15

Frame 1

Channel
1

17 to 31
15 speech
channel

Signalling

Channel
16

Frame 2

Channel
2

Channel
17

Channel
15

Frame 16

Channel
30

Multi-frame 2 ms

Gambar 4.12 Penggunan multiframe pada PCM 30

Yang pertama berisi suatu sinyal susunan multiframe dan setiap 15 time slot
berikutnya berisi 4 bit untuk setiap 2 channel oleh karena itu setiap saluran
pembicaraan dapat dimiliki pada setiap arah , baik channel signalling tunggal yang
beroperasi pada 2 kbit/s atau 4 channel signalling bebas yang beroperasi pada 500
bit/s. Hal ini, memungkinkan jumlah signal yang lebih besar untuk dikembangkan
dan memungkinkan dengan metoda signalling DC .
Sistem PCM 2 Mbit/s versi amerika utara mempunyai suatu frame 193 bit.
Sistem ini terdiri dari 24 8-bit, yang semuanya digunakan untuk pembicaraan dan bit
ke 193 pada setiap frame digunakan untuk signal susunan frame. Pada setiap frame
ke 6, bit ke 8 dari setiap channel digunakan untuk pensinyalan sebagai pengganti dari
pembicaraan dan hal ini menyebabkan peningkatan distorsi kuantisasi yang tidak
berarti. Sebuah multiframe yang terdiri dari 12 frame sehingga berhubungan dengan
setiap channel pembicaraan yaitu 2 channel signal bebas pada 666 bit/s atau channel
pensinyalan tunggal pada 1,3 kbit/s. Bit ke 193 dari frame PCM digunakan frame
pengganti untuk susunan multiframe sebagai pengganti sususnan frame.
Metoda-metoda yang dijelaskan diatas menyediakan channel-asosiated
signalling. Sistem PCM juga dapat digunakan untuk common-channel signalling
(CCS). Selanjutnya multi frame tidak digunakan. Pada sistem 30 kanal, time slot 16
menyediakan common channel signalling pada 64 kbit/s. Dalam sistem 24 kanal, bit
ke 193 pada frame pengganti dapat digunakan untuk menyediakan common channel
signalling pada 4 kbit/s. Namun demikian, jika suatu kanal 64 kbit/s dibutuhkan
maka diperlukan pengorbanan satu dari kanal-kanal pembicaraan.(sebagai contoh
kanal ke 24).

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

85

4.4.6 Inter Register Signalling


Untuk hubungan multi link pada sebuah jaringan sentral yang dikontrol oleh
register, sebuah register pada sentral asal menerima informasi address dari pelanggan
pemanggil dan mengirimkan kembali digit-digit routing. Setiap register berturut-turut
menarima dan mengirim angka-angka digit sampai ke sentral tujuan. Urutan operasi
ini menghasilkan post-dialing delay. Untuk meminimisasi delay ini,maka diperlukan
metoda pengiriman informasi routing yang lebih cepat di bandingkan pulsa
loop/disconnect dan sistem signalling inband multifrequency (MF) dikembangkan
untuk tujuan ini.
Multyfrequency signalling juga telah digunakan untuk keypulsa oleh
operator-operator sentral manual. Hal ini memungkinkan operator untuk
mengirimkan informasi address melewati suatu junction ke sentral otomatis kebih
cepat dibandingkan menggunakan dialling.
Sistem signalling inter-register tidak dapat digunakan untuk menangkap,
menjawab dan memutuskan signal. Tidak ada register yang terhubung ketika signal
seizure incoming (sinyal pendudukan) diterima. Jika demikian maka signal tersebut
terhubung ke register. Register tersebut akan berakhir setelah melakukan setup
koneksi melalui sentral tersebut dan akan mengirimkan digit-digit angka. Oleh
karena itu register tersebut tidak dapat menerima panggilan (answer), clear signal.
Enbloc signalling atau overlap signalling diperlukan juga. Pada enbloc
signalling, informasi alamat yang lengkap ditransfer dari satu register ke register
berikutnya sebagai rangkaian digit tunggal. Oleh karena itu, tidak ada signal yang
dikirimkan sampai informasi alamat lengkap diterima. Pada overlap signalling, digit
dikirimkan sesegera mungkin. Oleh karena itu beberapa digit mungkin dikirimkan
sebelum alamat lengkap diterima dan signalling terjadi secara simultan pada dua link
(sebagai contoh Overlap signal) . Hal ini memungkinkan register berikutnya mulai
menganalisa digit lebih dahulu daripada enbloc signalling dan ini menghasilkan postdialing delay. Link by link atau end to end signalling juga dikerjakan. Pada link by
link,informasi diubah hanya diantara register-register yang berdekatan pada suatu
hubungan multilink, seperti ditunjukan gambar 4.13a. Hal ini mempunyai
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Signal hanya mengalami gangguan transmisi ( contohnya : redaman,distorsi dan
noise) dari sebuah link tunggal.
2. Sistem signalling yang berbeda mungkin digunkan pada link yang berbeda. Oleh
karena itu jika suatu jaringan modernisasi maka semua register tidak perlu
dimodifikasi secara simultan.
Namun demikian, setiap transit register harus menerima, menyimpan,
mengirimkan lagi informasi alamat lengkap. Konsekwensinya pekerjaan link by link
mempunyai kelemahan yaitu: bahwa holding time register lebih lama, Khususnya
jika backward signalling digunakan sebagai tambahan pada forward signalling.
Pada end to end signalling originating register mengontrol pembangunan
hubungan sampai mencapai tujuan akhir, seperti yang ditunjukan pada gambar
4.13b. Setiap transit register hanya menerima informasi alamat yang diperlukan
untuk menyeleksi outgoing rute ke sentral berikutnya pada hubungan tersebut.
Setelah dilakukan proses tersebut maka hubungan terputus dan register originating
memberikan signal ke register berikutnya.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

Originating
exchange

Terminating
exchange

Transit exchange

Register

Register

Register

(a)

Register

Termination
exchange

Register

Register

(b)

Register

Link by link signalling

Transit exchanges

Originating
exchange

86

Register

End to end signalling

Gambar 4.13 Link by link dan end to end signalling antar register.

End to end signalling memiliki kelemahan bahwa seluruh register harus


kompatible dengan register asal. Juga signal bisa mengalami gangguan transmisi dari
beberapa link pada sentral tandem . Oleh karena itu, penerima VF range dinamic
yang lebih besar dibandingkan pada signalling link by link. Namun demikian, setiap
transit register hanya perlu menerima dan mengirimkan kembali sebagian informasi
alamat. Oleh karena itu, register holding time dan post dialing delay lebih pendek
dibandingkan proses link by link.
Berdasarkan pengalaman ini proses end to end paling banyak digunakan
pada jaringan. Urutan yang digunakan untuk signalling inter-register multyfrequency
(MF) ditunjukkan pada gambar 4.14. Setiap digit dikirimkan menggunakan
kombinasi 2 frekunesi. Jika 2 frekuensi diperlukan untuk merepresentasikan satu
digit maka hal ini memberikan kemampuan mendeteksi error. Kombinasi 2 keluran
frekuensi dari 6 memberikan 15 macam kemungkinan digit, sehingga 5 signal extra
tersedia dalam penjumlahan digit 1 ke 0. Adapun frekuensi memiliki interval
antara 120 Hz atau 200 Hz. Jika Inter-register signalling melakukan hubungan,
peniruan signal tidak dapat terjadi. Sehingga penerima VF tidak memerlukan
kekebalan sinyal bicara (speech Immunity) dan ini tidak memungkinkan
digunakannya sinyal pulsa pendek. Skema filter untuk dua arah yang diperlihatkan
pada gambar 4.14 memungkinkan sistem untuk digunakan,jika diperlukan,untuk
pensinyalan melalui jsaluran 2 kabel (two wire circuit).

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

Outgoing
register

Gates

Directional
HPF
f 2+

f2

f 3+

f3

f 4+

f4

f 5+

f5
f6

f7

Transmit

Receive

Receive

Transmit

Directional
LPF
Asreceive
Channel f2

f1

Forward
signal

f 6+

Relay

Incoming
register

Line

f1

Astransit
Channel f1

87

f2

Backward
signals

f 8+

f8

f 9+

f9

f 10+

f 10

f 11+

f 11

f 12+

f 12

Gambar 4.14 Sistem signalling inter-register multifrekuensi

Sistem bell R1 (yang berkorespodensi dengan CCITT regional Signalling System no


1) menggunakan enam buah frekuensi sinyal dengan spasi 200Hz mulai dari 700 Hz
sampai 1700 Hz. Sinyalnya sendiri tidak dideteksi (Unacknowledge), sehingga untuk
pensinyalan arah balik (backward signalling) tidak diperlukan frekuensi sistem
mentransmisikan 12 sinyal arah maju sebagai berikut: KP (mulai memberi pulsa),
kemudian Digit 1 sampai 0 (10 digit), ditambah ST (akhir dari pulsa). Dalam hal ini
sistem menggunakan pensinyalan link by link
Sistem CCITT R2 (Regional Signalling System no2) menggunakan kedua
sinyall arah maju dan arah balik. Sistem tersebut biasanya menggunakan pensinyalan
kontinu pada kasus normal, namun ketika digunakan untuk komunikasi jaringan
satelit yang memiliki waktu delay tinggi maka jenis pensinyalan yang digunakan
yaitu pensinyalan pulsa. Sistem kerja end to end digunakan pada sistem ini,.yaitu
proses hubungan dikontrol oleh register disisi penerima.
Sistem R2 menggunakan frekuensi dengan spasi 120 Hz sebagai berikut:
Arah maju
: 1380,1500,1620,1740,1860,1980 Hz
Arah belakang
: 540, 660, 780,900,1020,1140 Hz
Pada sistem ini, lebih dari dari 15 sinyal dapat dikirim untuk tiap arah, karena
satu kombinasi frekuensi sinyal digunkan sebagai shift signal yang memungkinkan
salah satu dari kedua sisi mengartikannya dalam 2 arti yang berbeda, sehingga
macam sinyal yang tersedia untuk dipakai sangatlah banyak. Beberapa sinyal
tambahan digunakan untuk sambungan telepon internasional. Namun karena sistem
dirancang untuk sambungan regional, administrator dapat memilih dengan bebas
penggunaan sinyal. Konsekuensinya, terdapat perbedaan versi dari R2 untuk masingmasing negara, misalnya sistem MF2 milik Inggris.
Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya sebuah panggilan terhubung ke
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

88

called party melalui sejumlah sentral. Dengan demikian perlu untuk mentransfer ke
sentral transit sebuah address sinyal. Seperti sebuah address sinyal yang ditransfer
dalam dua mode yang berbeda seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.1 :Link by
link ( L x L ) dan end to end (E x E). Dalam L x L, sinyal yang ditransfer secara
berurutan antara sentral bertetangga. Dalam E x E sinyal tersebut ditransfer hanya
dari switch awal ke seluruh sentral transit, begitu juga pada switch akhir

Tabel 4.1 Perbandingan lik by link vs end to end signalling


Item

Link by linkcsignaling

End to end signalling

Fleksibilitas untuk

Perubahan hanya dibutuhkan

Sebuah perubahan ekstensif

mengakomodasikan sentral

untuk sentral yang diinginkan

dibutuhkan melalui jaringan

waktu yang dibutuhkan untuk

Karena penyimpanan ulang dan

Waktu yang lebih pendek

menyelesaikan hubungan

operasi transmisi pada sentral

dibutuhkan daripada mode L x

transit, waktu tunda dibutuhkan

L karena penyimpanan dan

jika ada sejumlah besar sentral

operasi transmisi tidak

transit antara sentral asal dan

mengambil tempat pada sentral

sentral akhir

transit.

Hanya dibutuhkan untuk

Karena sebuah sinyal alamat

mengirim sebuah sinyal alamat

dikirim dari sentral asal pada

pada adjasent sinyal

basis terpusat, pengirim

dalam sistem pensinyalan

Pengirim dari sentral asal

memiliki susunan lengkap,


sehingga menghasilkan
penanganan waktu yang lebih
lama.
Register/pengirim dari sentral

Membutuhkan register dan

tidak ada fungsi pengirim yang

transit

pengirim

dibutuhkan

Fleksibilitas dalam ruting

ruting alternatif hanya mungkin

Re-ruting mungkin menurun

pada sentral transit.

pada sentral asal

4.4.7 Common Channel Signalling


Pada jaringan sentral SPC, suatu hubungan akan terus terjadi pada 2 sentral
yang dilakukan oleh sentral prosesor disetiap sentral. Jika channel associated
signalling digunakan untuk suatu panggilan dari sentral A ke sentral B, seperti yang
terlihat pada gambar 4.15, suatu yang penting bagi sentral prosesor pada sentral A
untuk mengirim sinyal forward outgoing ke sentral B. Disentral ,signal harus
dideteksi pada circuit bicara dan diteruskan pada sentral prossesor. Sama halnya
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

89

dengan sinyal backward dari prosesor B harus dikirim pada circuit bicara, sentral
akan mendeteksi dan menyebarluaskan pada prossesor. Proses tersebut tidak effisien
untuk proses signalling antara 2 prossesor. Jika high speed data link digunakan antara
prosesor seperti yang terlihat pada gambar 4.15b, maka high speed data link dapat
menyediakan sebuah channel untuk semua signal antara sentral A dan sentral B. Hal
tersebut diatas dikenal dengan Common Channel Signalling (CCS).
Berikut ini merupakan kelebihan dari CCS:
1) Pertukaran informasi antar prosesor lebih cepat dibanding ketika
menggunakan channel associated signalling.
2) Signal dapat ditambah atau dirubah dengan memodifikasi software untuk
memberikan pelayanan baru.
3) Semakin banyak jenis signal yang digunakan akan semakin memungkinkan
lebih banyak service yang dapat diberikan kepada pelanggan.
4) Mampu menangani trafik yang lebih tiggi.
5) Status link signalling tidak tergantung pada status call karena link signalling
terpisah dari link voice/data. Hal ini menyebabkan penggenggaman circuit
lebih tinggi.
6) Signal dapat dirubah antar prosesor untuk fungsi lain dari proses panggilan .
Contohnya untuk tujuan pemeliharaan atau management jaringan.
Error rate pada CCS harus sangat rendah dan membutuhkan keandalan yang
lebih baik dari channel associated signalling. Kerusakan pada data link seperti
terlihat pada gambar 4.15b dapat menyebabkan kegagalan hubungan komunikasi
antara terminal A dan B, sama halnya bila terjadi kerusakan pada peralatan saluran
signalling, atau kerusakan keduanya pada inter-register sistem signalling, hanya akan
menyebabkan kehilangan bagian kecil dari trafik.
Jika menggunakan channel-associated signalling, keberhasilan pengiriman
dan penerima (pertukaran) sinyal pada circuit (jaringan) membuktikan bahwa
jaringan yang digunakan bekerja dengan baik. CCS tidak menyediakan fasilitas
pengontrolan tersebut(seperti automatic routine testing), jadi perlunya disediakan
untuk menjamin kesatuan dengan jaringan untuk suara.
Sistem CCS menggunakan menggunakan message based signalling.
Keberhasilan pertukaran pesan / informasi antara prosesor pada gambar 4.15b
biasanya bergantung pada yang melakukan pertukaran informasi. Setiap
pesan/informasi yang dikirim harus mempunyai label, yang disebut circuit identity
code, yang menandakan speech circuit dan call yang mana, yang memiliki informasi
tersebut. Jika informasi dikirimkan secara langsung antar central prosesor, maka
tidak membutuhkan hubungan pada incoming junction sebelum alamat sinyal
diterima.
Address signal dapat dikirimkan sebagai informasi yang pertama dan tidak
dibutuhkan untuk seize signal.Pada hubungan multilink, sinyal berpindah tempat dari
satu terminal transit ke yang selanjutnya tanpa terlibat dalam pertukaran data secara
keseluruhan(originating exchange). Signalling secara link by link dipadukan dengan
CCS. Pada sistem CCS informasi dari prosesor diurutkan untuk trnasmisi sepanjang
saluran signalling. Jumlah speech circuit dapat ditanggulangi dengan sistem CCS
yang ditentukan oleh tingkat penerimaan delay. Saluran signalling beroperassi pada
64 kbit/s normalnya menjdikan signalling dari 1000 sampai 1500 speech circuit.
Meskipun demikian, sistem CCS memungkinkan menanggulangi (dengan

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

90

meningkatkan delay) lebih banyak lagi, jika beban saluran tersebut sudah penuh
maka beban yang akan ditambahkan ditempatkan pada saluran back-up.

Exchange A
Sw itching
netw ork

Junction

Exchange B

Forw ard
signals

Sw itching
netw ork

Backw ard
signal

Processor

Processor

(a)

Channel associated signalling antar sentral prosesor


Exchange A

Junction

Sw itching
netw ork

Exchange B

Sw itching
netw ork

Signalling link
Processor

Processor

(b)

Common channel signalling antar sentral prosesor


Gambar 4.15 Prinsip common channel signalling

Penggunaan CCS untuk inter-exchange signalling telah diikuti dengan


aplikasi pada saluran-saluran pelanggan pada ISDN. Basic rate ISDN dapat
mengakases untuk 2 kanal 64 kbit/s dan sebuah kanal common channel signalling 16
kbit/s pada setiap arah.
Primary rate dapat mengakses sebuah common channel signalling (CCS) 64
kbit/s. Baik untuk 23 kanal (pada 1,5 Mbit/s based network) ataupun 30 kanal (pada
2 Mbit/s based network).
4.4.8 Signalling Network
Gambar 4.15b memperlihatkan sambungan langsung CCS antara dua
terminal, yang dikenal dengan Associated signalling. Pada jaringan multiexchange,
akan ada banyak sekali sambungan CCS antara terminal. Hal ini secara otomatis
membentuk signalling network, dimana pensinyalan berlangsung diantara sentralsentral tersebut. Pada prinsipnya, sinyal CCS dapat melalui rute yang berbeda dari
sambungan yang telah ditentukan oleh yang mengontrolnya dan sinyal-sinyal
tersebut dapat melaui beberapa titik sambungan dalam jaringan pensinyalan.
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

91

Pensinyalan seperti ini disebut nonassociated signalling. Blok diagram


nonassociated signalling dapat dilihat pada gambar 4.16a. Karena pada umumnya
sinyal message yang memasuki jaringan dapat ditujukan pada terminal tertentu,
pesan tersebut harus memiliki label yang menunjukkan alamat tujuannya. Jaringan
associated signalling secara tidak langsung membentuk jaringan packet-switched,
karena sistem penyambungan yang digunakan adalah packet switching

Speech
routers

CCS link

CCS link
C

Signal transfer point


Signalling network

Signalling links

Speech route

(b)

(a)

Non associated signalling

Quasi associated signalling

Gambar 4.16 Jaringan signalling

Pada kasus tertentu, pesan CCS hanya dirutekan pada satu titik, seperti
diperlihatkan pada gambar 4.16b, ini dinamakan quasi associated signalling dan
titik/node tersebut dinamakan signal transfer point (STP). Pada gambar 4.16b,
perangkat CCS pada terminal C menangani hubungan antara terminal A dan terminal
B, sebagai tambahan juga untuk hubungan C dan A, dan C dan B.
Pada kasus tertentu, pesan CCS hanya dirutekan pada satu titik, seperti
diperlihatkan pada gambar 4.16b, ini dinamakan quasi associated signalling dan
titik/node tersebut dinamakan signal transfer point (STP). Pada gambar 4.16b,
perangkat CCS pada terminal C menangani hubungan antara terminal A dan terminal
B, sebagai tambahan juga untuk hubungan C dan A, dan C dan B.
Karena signal CCS dapat dirutekan melalui sebuah STP, setiap pesan yang
mengandung destination point code, memungkinkan pesan tersebut dirutekan ke
terminal yang tepat. Sinyal tersebut juga mempunyai originating point code yang
memungkinkan sinyal dikirim ke alamat yang benar. Jika suatu terminal pada sistem
CCS mengenali destination point code sebagai alamatnya, maka sinyal tersebut
langsung dikirim ke prosesor pusat yang selanjutnya akan dikirim ke terminal tujuan
berdasarkan kode address pada destination point code, dengan terlebih dulu melihat
translation table untuk menentukan rute selajutnya yang akan ditempuh oleh sinyal
tersebut.
Quasi-associated signalling digunakan ketika hanya ada sedikit sambungan
antara A dan B sehingga kepadatan lalulintas pensinyalan antara keduanya rendah.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

92

Sehingga untuk effektifitas ekonomis kita dapat membagi jalur pensinyalan A ke B


dengan jalur pensinyalan A dan B atau rute A ke terminal lainnya.
Pengiriman pesan yang digunakan pada transmisi menggunakan CCS adalah
channel pada jaringan utama. Generasi pertama sistem CCS (CCITT no. 6)
menggunakan modem dengan kecepatan 2,4 Kbps atau 4,8 Kbps melalui sambungan
telepon analog. Kanal pada kecepatan 4 bps juga dapat dipakai pada sistem PCM 1,5
Mbps,. Sedangkan sistem CCS generasi sekarang (CCITT no.7) menggunkan 64
Kbps yang dibuat oleh 16 time slot PCM 2 Mbps atau 24 time-slot 1,5 Mbps.
4.4.9 Signalling System no 6 dan Signalling System no 7
Sistem common channel signalling (CCS) yang pertama kali
distandarisasikan secara internasional oleh CCITT adalah signalling system no. 6.
Signalling System no. 6 ini dirancang untuk digunakan pada jaringan analog dan
dipakai pada bit rate 2,4 Kbps dan 4,8 Kbps. Sistem ini digunakan pada signal unit
yang ukurannya tetap pada 28 bit ( 20 bit informasi + 8 bit parity check). Sedangkan
pada versi yang baru-baru ini digunkan dalam jaringan digital ditambah dengan 4 bit
padding agar sesusai dengan time slot PCM 8 bit. Bagaimanapun juga sistem ini
menjadi pelopor yang kemudian sekarang ini dikembangkan oleh CCITT menjadi
signalling system no.7.
Signalling system no. 7 merupakan sistem yang dikembangkan oleh CCITT
dari signalling system no. 6. Diagram blok signalling system no. 7 dapat dilihat pada
gambar 4.17
Sinyal pesan disalurkan dari central prosesor yang dikirimkan oleh sentral ke sistem
CCS. Dimana terdiri dari 3 subsistem mikroprosesor yaitu: signalling-control
subsystem, signalling-termination subsystem, dan error-control subsystem. Pada
signalling control subsistem, struktur format dan urutan harus tepat dalam
pengirimannya. Pada saat tidak terdapat informasi yang dikirimkan signalling control
subsystem menghasilkan message untuk menerima link aktif. Kemudian pesan
disalurkan/dikirimkan ke signalling termination subsystem, dimana unit sinyal
menggunakan urutan nomor dan check bit yang dihasilkan oleh error control
subsystem. Dan pada terminal penerima, urutan tersebut akan dikembalikan lagi
seperti asalnya.
Sistem ini dapat dimodelkan seperti halnya lapisan OSI. Bagaimanapun juga
sistem ini telah dispesifikasikan sebelum model OSI dipublikasikan. Diagram blok
SST dalam model OSI layer dapat dilihat pada gambar 4.18. Adapun
level/tingkatannya berdasarkan OSI layer adalah sebagai berikut:

Level 1 : Level fisik


Level 2 : Level data link
Level 3 : Level network signalling
Level 4 : Level user part

Adapun hubungan antara tiap level dengan lapisan dari model OSI dapat dilihat
seperti pada gambar 4.18. Pada OSI layer, layer 1 3 disebut dengan message
transfer part sedangkan layer 4 sampai layer 7 dari lapisan OSI disebut user part.
Level- level dari SS7 lengkapnya sebagai berikut:
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

93

Exchange A

ExchangeB
30 speech channels

Switching
network

Error
control
subsystem

Switching
network

Transfer
of
signalling unit

Signalling
terminationl
subsystem
Signalling
control
subsystem

CCS
S/R

Signalling
terminationl
subsystem

Error
control
subsystem

Signalling
control
subsystem

Message Transfer

Exchange-control
prossesor

CCS
S/R

Exchange-control
prossesor

Gambar 4.17 Signalling System No 7

CCITT no7 function Level

OSI model

Transaction
Capability
layer 7
ISDN
User Part
(ISDN-UP)

TCAP

Layer 4-6

Telephony
User Part
(TUP)

ISP

SCCP
Layer 1-3

Message Tranfer Part , level 1-3

Gambar 4.18 OSI layer dan Signalling Syasyem No 7

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Data
User Part
(DUP)

Pengantar Sistem Telekomunikasi

94

Level 1 mendefinisikan pengiriman aliran bit pada jalur bit fisik. Dengan
menggunakan 16 time slot dari sistem PCM 2 Mbps atau 24 time slot dari sistem 2
Mbps.
Level 2 mendefinisikan fungsi dan prosedur untuk pengiriman sinyal
informasi dalam data link serta link pensinyalan termasuk pengendalian error,
pemantauan link, memantau error rate, dan flow kontrol.
Level 3 mendefinisikan fungsi-fungsi sinyal informasi secara langsung dalam
network signalling. Setiap node pada jaringan memiliki sebuah signal point code
yang terdiri dari 14 bit address. Setiap message terdiri point code pada node
originating dan terminating untuk message tersebut.
Dari level 1 sampai level 3 adalah MTP (Message Transfer Part) dari CCITT
no7. Sedangkan untuk level 4 disebut dengan User Part.
Level 4 berfungsi untuk proses untuk menghandling pelayanan selama
didukung oleh signalling sistem. MTP mampu mendukung bererapa user part yang
berbeda. Sejauh ini user part terdiri dari : telephone user part (TUP), data user part
(DUP) dan ISDN user part (ISUP).
Pada sistem CCS sekarang ini, digunakan untuk mode yang associated,
misalnya untuk managemen trafik , operasional, maintenance dan administrasi.
Sedangkan fungsi layer 4 sampai layer 7 dilakukan oleh elemen yang fungsional
yang bersifat general ,yaitu Transaction Capability (TC). Seperti yang terlihat pada
gambar diatas SCCP adalah perubahan untuk level 3 yang membuat SCCP sesuai
dengan level 4 pada lapisan model OSI. Intermediate Service Part (ISP)
melaksanakan fungsi dari layer 4 sampai layer 6 dari model OSI dan Transaction
Capability Application Part (TCAP) diaplikasiakan pada layer 7 dari lapisan OSI.
4.4.10 Pemrosesan Signal
Pemrosesan sinyal dibagi menjadi analisi dan penyeleksian. Kemudian
penyeleksian dibagi lagi menjadi penyeleksian dalam dan penyeleksian luar.
Menganalisa informasi atau signal masuk berarti mencari karakteristik yang
signifikan dari informasi tersebut. Karakteristik ini menentukan bagaimana sentral
memperlakukan panggilan, yaitu apakah hanya menyambungkan saja, kemana dan
melalui bagian mana dari jaringan saklar, juga metode pengenaan biaya pembicaraan
dan tarif akan ditentukan.
Karakteristik yang signifikan berarti bagian dari informasi yang cukup untuk
menentukan satu aspek tunggal. Sebagai contoh, angka pertama dari nomor yang
diptar meungkin cukup untuk menentukan rute panggilan ke sentral transit jauh,
tetapi mungkin dibutuhkan 3 angka untuk menentukan tarif. Jadi pada contoh ini,
informasi yang signifikan untuk routing adalah angka pertama sementara untuk tarif
adalah kombinasi angka pertama, kedua, dan ketiga.
Dari signal datang, sentral menerima informasi mengenai nomor pesawat
pemanggil, kelas layanan untuknya, identitasnya, dan nomor pelanggan yang dituju.
Jika signal sudah membawa informasi mengenai sentral lokal mana yang dituju,
maka informasi mengenai kategori pesawat yang dipanggil dan kondisi salurannya
dapat diketahui.
Nomor pesawat pemanggil harus diketahui untuk beberapa kasus misalnya
untuk pengenaan biaya atau untuk menyusuri panggilan.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

95

Kelas pelayanan untuk pelanggan ditentukan pada saat menandatangani


kontrak kepelangganan. Hal ini mendefinisikan pelayanan yang boleh didapatkan
dari jaringan telepon. Dalam beberapa hal, kelas pelayanan memberitahu sentral jenis
peralatan apa yang digunakan oleh pelanggan dan signal saluran jenis apa yang
dipakai.
Contoh berbagai kelas pelayanan untuk pemanggil adalah pelanggan yang
tidak diperbolehkan melakukan panggilan interlokal, telepon umum yang
menggunakan sinyal tertentu untuk pengambilan koin pada box dan lain-lain.
Kelas pelayanan untuk pelanggan ada dalam penyimpanan di unit kontrol.
Hal ini akan muncul sesudah pesawat pemanggil di identifikasi, lalu ditransfer ke
register.
Nomor pesawat yang dipanggil berisi informasi yang dibutuhkan oleh semua
sentral sepanjang lintasan unuk mengarahkan panggilan ke arah yang paling cocok
agar panggilan sampai pada pesawat yang dipanggil. Nomor ini dikombinasikan
dengan kategor pesawat yang dipanggil dan kadang-kadang juga dengan kategori
pesawat pemanggil menentukan tarif yang digunakan untuk menghitung biaya
pembicaraan.
Setiap pelanggan masuk pada sebuah kelas pelayanan sebagai pemanggil dan
ke sebuah kategori sebagai yang dipanggil. Kelas pelayanan merupakan kunci yang
menentukan fasilitas pelayanan yang dapat diberikan oleh jaringan dan kunci ini
harus cocok dengan kategori pelanggan yang dipanggil supaya sambungan dapat
terjadi.
Kondisi saluran pesawat yang dipanggil berarti keadaan pendudukan
salurannya. Hal ini akan menentukan hasil akhir dari sebuah permintaan panggilan.
Walaupun sambungan sudah dapat dibangun berdasrkan hasil analisa signal masuk,
peralatan pesawat pemanggil, relei BR yang harus diuji. Bila sedang bekerja berarti
pesawat yang dipanggil sedang dipakai. Dalam beberapa hal, diizinkan untuk
membuat sambungan pesawat yang sedang sibuk.
Analisis nomor pesawat yang dipanggil pada sebuah panggilan interlokal dapt
dilihat pada gambar 4.16
Misalkan pelanggan A memutar nomor 04-12345. Sentral lokal A menerima
nomor tersebut dan menganalisa digit angka pertama. Berdasarkan hasil analisanya,
sentral A meneruskannya ke sentral transit originating. Pada sentral transit
originating ini, nomor 04-12345 diteria, kemudian dianalisa untuk menentukan jalur
keluar ke sentral transit berikutnya. Sentral transit originating mengontrol pembuatan
hubungan pada jaringan trunk dan untuk itu diperlukan nomor pesawat yang
dipanggil. Sentral transit transito menerima nomor 04 dari sentral transit originating.
Angka ini dianalisa dan sambungan diteruskan ke sentral transit terminating.
Hubungan dibuat melalui sentral transit transito dan unit kontrol sentral transit
transito diputuskan. Sentral transit terminating menerima nomor 12345 dari sentral
transit transito. Sentral transit terminating terletak pada wilayah 04 sehingga kode
trunk tidak diperlukan lagi. Sentral transit terminating mengontrol pembuatan
hubungan di wilayah 04 dan karena itu sentral ini memerlukan nomor pelanggan
yang dituju (pelanggan B).
Diasumsikan bahwa sentral lokal B mempunyai nomor telepon yang dimulai
dengan angka 1. Angka pertama lainnya 2 9 dipakai untuk sentral lokal lainnya
pada wilayah tersebut. Sentral transit terminating menggunakan angka 1 untuk
memilih sentral lokal yang tepat. Sentral lokal B menerima 2345 dari sentral transit
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

96

terminating. Nomor ini dianalisa dan saluran pelanggan 2345 di tes apakah bebas
atau diduduki. Bila pengetesan peralatan saluran pelanggan B sudah selesai dan
sambungan sudah dibangun ke pelanggan B, sebuah backward signal akan dikirim
oleh sentral lokal B dan pada saat bersamaan unit kontrol sentral transit originating,
transit transito, transit terminating direlease.

Pelanggan A
Originating
LE (A)

02
Originating
TE

03
Transiting
TE

04
Terminating
TE

Pelanggan B
Terminating
LE (B)
12345

off-hook
04-12345
Time sequence

04-12345
04
12345
2345

ringing

RINGING TONE
metering

answer

answer

answer

PERCAKAPAN

off-hook

metering
metering
on-hook

clear forward

clear forward clear forward clear forward


release guard

busy tone

release guard
on-hook

Gambar 4.16 Analisis nomor pesawat yang dipanggil

Setelah sentral lokal B menerima nomor 2345, nomor ini dianalisa dan
informasi mengenai kelas pelayanan pelanggan A dan kategori pelanggan B dapat
diperoleh dan ditentukan. Jika pada saat tersebut pelanggan B sedang sibuk,
sambungan yang dibuat akan segera dibubarkan dan nada sibuk akan dikirim ke
pelanggan A. Sedangkan jika pelanggan B sedang bebas, maka ringing tone akan
dikirim ke pelanggan B dan pesawat B akan berdering. Apabila pelanggan B off hook
maka percakapan dapat dimulai dan meteran pulsa saat itu juga dibangkitkan.
Sesudah analisa dari signal masuk selesai dilakukan, maka langkah
berikutnya adalah penyeleksian. Hasil dari analisa signal datang adalah identifikasi
R Rohmat Saedudin, ST., MT.
Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Pengantar Sistem Telekomunikasi

97

saluran pemanggil dan yang dipanggil. Hasil ini digunakan untuk memilih atau
menyeleksi satu dari beberapa lintasan penyambungan dalam sentral yang dapat
digunakan untuk menghubungkan saluran pemanggil dan yang dipanggl.
Penyeleksian ini disebut penyeleksian dalam (internal selection).
Penyeleksian luar (external selection) adalah pemilihan sebuah saluran pada
jalur lintasan yang diperlukan. Penganalisaan nomor pelanggan B pada akhirnya
akan mengarah pada sebuah relei yang khusus digunakan untuk mencari dan memilih
jalur lintasan kosong ke pelanggan B. Relei khusus ini selalu mempunyai rangkaian
penguji untuk mengetes saluran dan rangkaian pemilih untuk memilih saluran yang
bebas.

R Rohmat Saedudin, ST., MT.


Sekolah Tinggi T eknologi Telekomunikasi

Anda mungkin juga menyukai