Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

BAHAN GALIAN INDUSTRI


Teknik Eksplorasi

Disusun Oleh :
Ilham Bayu Dewaji (410013028)
Tri Wihartono (410013005)

Jurusan Teknik Geologi


Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta

2014
1

1. Pengertian Eksplorasi
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi
selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya alam di suatu tempat. Eksplorasi dapat
juga diartikan sebagai Tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya
terukur dari bahan galian yang akan di tambang, serta informasi mengenai lingkungan sosial
dan lingkungan hidup.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang
dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan
sifatnya sementara yang suatu saat akan habis tergali. Dalam upaya untuk memperoleh buktibukti nyata yang rinci dan menyakinkan, maka harus mampu mengambil contoh dari endapan
bahan galian yang berada di tanah. Kegiatan dalam mengambil contoh yang di maksud yaitu :
A. Pengeboran inti ( Core Driling )
Untuk memperoleh inti bor, maka alat bor putar harus di lengkapi dengan mata bor
berlubang, tabung inti bor, dan penangkap inti bor. Arah pengeboran dapat vertikalmaupun
horizontal, tetapi yang paling sering adalah pengoboran vertikal hingga mencapai batuan
dasar, dengan pola pengeboran dan jarak bor yang teratur, sehingga akan di peroleh sejumlah
inti bor yang representatif. Dengan demikian letak, bentuk atau posisi endapan bahan
galiannya dapat di ketahui dengan pasti. Bila semua inti bor telah selesai di selidiki di
laboratorium, maka akan di ketahui mutu atau kadar mineral berharganya dan sifat-sifat fisikmekanik-mineraloginya secara lengkap.
B. Penggalian sumur uji ( Tes Pit ) atau sumuran dalam ( Test Shaft )
Bila daerah penyelidikan relative datar, maka di buat sejumlah sumur uji untuk endapan
bahan galian yang di perkirakan dangkal, atau sumuran dalam bila di perkirakan letak
endapan bahan galian cukup dalam (>5m). Penggalian dua macam sumur itu harus memakai
pola yang teratur(sistematiss). Misalnya pola empat persegi panjang dengan jarak yang
teratur, misalnya 100 x 200 m atau 100 x 100m yang kemudian dapat di buat semakin rapat
bila seandainya mengiginkan data atau contoh yang lebih banyak. Kedalaman sumur uji atau
sumuran dalam harus mampu mencapai batuan dasar ( bed rock) agar dapat di ketahui variasi
ketebalan dan bentuk endapan gahan galiannya. Contoh tanah atau batuan yang terkumpul
kemudian di analisis di laboratorium.

Bila jumlah ke dua sumuran itu banyak dan ukuran penampangnya besar, maka volume
tanah atau batuan yang tergali juga besar, oleh sebab itu bila maksud dan tujuan penggalian
ke dua sumuran sudah tercapai, maka tanah atau batuan hasil galian itu harus di timbun
kembali kedalam sumur yang bersangkutan.
C. Penggalian terowongan buntu
Kalau topografi daerah penyelidikan berbukit bukit, maka untuk mengumpukan data
dan informasi mengenai keadaan endapan bahan galiannya dapat di lakukan dengan menggali
sejumlah terowongan buntu di lereng-lereng bukit. Penggaliannya juga harus menggunakan
pola yang teratur dengan jarak jarak yang teratur. Awalnya jarak horisontal dan vertikal
terowongan buntu boleh sedikit jarang, misalnya 100 x 100 m atau 100 x 200 m. Jika ternyata
bahan galian itu menunjukkan mutu atau kadar mineral berharga yang menyakinkan, maka
jarak penggalian terowongan buntu itu dapat di buat lebih rapat.
Volume tanah atau batuan yang di gali bisa sesikit, tetapi bisa juga banyak tergantung
dari jumlah dan ukuran terowongan buntu yang di gali.

2. Tahapan Eksplorasi
Menurut sifat penyelidikannya terhadap suatu endapan bahan galian, kegiatan
Eksplorasi dapat di bedakan atas Metoda langsung dan Metoda tak langsung.
A. Metoda Langsung
Metoda Langsung Permukaan
Metoda ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu :
a.

Penyelidikan singkapan (out crop)


Singkapan segar umumnya dijumpai pada lembah-lembah sungai, hal ini dapat
terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh air sungai sehingga lapisan
yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan tubuh batuan
nampak sebagai singkapan segar.Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal
ini terjadi secara alami yang umumnya disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal
dari dalam bumi yang disebut gaya endogen misalnya adanya letusan gunung berapi
yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan dapat juga dilihat dari adanya
gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat mengakibatkan
terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat
dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.

b.

Tracing Float (penjejakan)


Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari
penghancuran singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian
tertransportasi yang biasanya dilakukan oleh air, dan dalam melakukan tracing kita
harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai sampai float dari bijih

yang

kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan pengecekan

pada

daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara

membuat

parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan
parit ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat
membuat sumur uji sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh
dibawah over burden.
c.

Tracing dengan Panning (mendulang)


Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral
yang dicara biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang
halus dan memiliki masa jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara

ukurannya
tracing

yaitu

pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau test pitting.


o Trenching (pembuatan parit)
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden
yang tipis, karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang
dapat dibuat hanya sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai
tidak efektif dan ekonomis. Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus
ore body dan jika pembuatan parit ini dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit
harus tegak lurus dengan arah arus sungai. Paritan dibangun dengan tujuan untuk
mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan perlapisan, struktur tanah dan lainlain.
o Test Pitting (pembuatan sumur uji)
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya
dilakukan test pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam.
Kita harus ingat bahwa pada test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas
dari bongkahan-bongkahan maka hal ini akan menyulitkan kita pada waktu
pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat sumur uji harus bebas
dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu melakukan
penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada

pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita
harus dapat membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak
mudah runtuh. Hal ini juga akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan
penelitian. Kedalaman sumur uji yang kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30
meter. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala
longsoran, keluarnya gas beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
Metoda Langsung Bawah Permukaan
Eksplorasi langsung bawah permukaan dilakukan bila tidak ada singkapan di
permukaan atau pada eksplorasi permukaan tidak dapat memberikan informasi yang baik,
karena pada eksplorasi langsung permukaan, kedalaman maksimum yang dapat dicapai + 30
meter. Eksplorasi langsung bawah permukaan juga dapat dilakukan apabila keadaan
permukaan memungkinkan untuk diadakan eksplorasi bawah permukaan, sebab apabila
permukaan tidak memungkinkan, misalnya permukaan itu tergenang air atau tertutup
bongkah batu yang tidak stabil, maka hal ini akan memberikan resiko yang besar jika
dilakukan eksplorasi permukaan.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya,
pekerjaan harus berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan
pengamatan dan proses sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang
memiliki singkapan yang baik, karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita
untuk menentukan strike atau dipnya, yang tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan
adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar,
hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang terbuang percuma jika nantinya
eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan. Eksplorasi bawah permukaan dapat
dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel =

suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus


kedua kaki bukit.

Shaft

suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan

permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta


alat-alat kebutuhan tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift

suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih
yang arahnya sejajar dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan
bijihnya (dalam pengeboran).

Winze =

lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari level ke arah level

yang dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran
sumur minyak yang pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan
menggunakan bor (RIG) permanen (tidak dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya
menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada pengeboran ini kedalaman maximum yang
dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara
bor yang dapat dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara
pengeboran yaitu dengan cara perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat
dilakukan di darat maupun di laut (on shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada
pemboran decara vertikal saja tetapi dapat dilakukan secara miring (kemiringan dapat
mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan batuan yang keras dan susah
ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang berada jauh di dalam
tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh
(sampling) untuk diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi
(misalnya air tanah, minyak bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses
peledakan (pada kegiatan penambangan material keras). Dari data pengeboran dan sampling
kita dapat membuat peta stratigrafi daerah pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui
susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya kita dapat memperkirakan besar
cadangan secara keseluruhan.
B. Metoda Tidak Langsung
Metoda tidak langsung cara geofisika
Geofisika merupakan disiplin ilmu atau metoda untuk memperkirakan lokasi akumulasi
bahan/tambang dengan cara pengukuran besaran-besaran fisik batuan bawah permukaan
bumi. Metoda yang dapat dilakukan eksplorasi geofisika diantaranya :
a. Metoda Gravitasi
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah
satu benda di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul
digantung dengan sebuah pegas, maka pegas tersebut akan merenggang akibat bandulnya
mengalami gravitasi, di tempat yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di

tempat yang gravitasinya besar maka regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian
dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah dari melihat besarnya nilai gravitasi dari
bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan. Di lapangan besarnya gravitasi
ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang sangat sensitif dan
presisi. Gravimeter bekerja atas dasar torsion balance, maupun bantuk atau pendulum,
dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada
suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran
batuan, distribusi atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau
ada anomali gravitasi pada suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu,
seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar,
meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat diketahui karena adanya anomali
gravitasi.
b. Metoda Magnetik
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang
magnet raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini
mengatakan bahwa medan magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada
inti bumi. Setiap batang magnet yang digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap
titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki dua sifat utama yang penting di dalam
eksplorasi, yaitu arah dan intensitas. Arah dari medan magnet dinyatakan dalam caracara yang sudah lazim, sedangkan intensitas dinyatakan dalam

apa

yang

disebut

gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000 sampai 70.000
gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang

mengandung mineral magnetik

akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat
diketahui. Metoda eksplorasi dengan magnetik sangat berguna dalam pencarian sasaran
eksplorasi sebagai berikut :
o Mencari endapan placer magnetik pada endapan sungai
o Mencari deposit bijih besi magnetik di bawah permukaan
o Mencari bijih sulfida yang kebetulan mengandung mineral magnetit sebagai
mineral ikutan
o Intrusi batuan basa dapat diketahui kalau kebetulan mengandung magnetit
dalam jumlah cukup
o Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku
yang mengandung mineral magnetik.

c. Metoda Seismik
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak
dipergunakan dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat
dengan cara meledakan dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan

bumi

dan kecepatan merambatnya getaran yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan
rambatan getaran tersebut pada perlapisan-perlapisan batuan, disekitar titik ledakan
dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon (seismometer). Geofon-geofon yang
dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan terbias atau refraksi. Dengan
mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-gelombang tadi, maka
dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-perlapisan batuan.
Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui. Gelombang
akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda.
Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan,
hidrophone untuk gelombang di dasar laut. Cepat rambat gelombang seismik pada batuan
tergantung pada :
1. Jenis batuan
2. Derajat pelapukan
3. Derajat pergerakan
4. Tekanan
5. Porositas (kadar air)
6. Umur (diagenesa, konsolidasi, dll)
d. Metoda Geolistrik
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang
dimaksud dengan tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan
sepanjang satu meter dengan luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari
ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-m2/m atau disingkat Ohm-meter. Dalam cara
pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat elektrode
yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus
listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua
elektrode lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi,
elektrode ini disebut elektrode potensial atau potential electode

disingkat

P.

Ada

beberapa cara dalam penyusun ke empat elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang
dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.

Metoda tidak langsung cara geokimia


Pengukuran sistimatika terhadap satu atau lebih unsur jejak (trace elements) pada
batuan, tanah, stream, air atau gas.Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa
konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada
zona mineralisasi. Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik
atau batuan dengan titik lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan
mendasar (anomali) unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses
untuk membedakan unsur ini dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
Gabungan keduanya
Yaitu eksplorasi cara langsung dan eksplorasi tidak langsung.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta
apa-apa yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
1. Pemilihan anggota tim atau tenaga ahli
o Geologist
o Geophysist
o Exploration Geologist
o Geochemist
o Operator Alat, dll
2. Rencana biaya
3. Pemilahan waktu yang tepat
4. Penyiapan peralatan atau perbekalan :
o Peta dasar
o Alat surveying, ukur atau GPS
-

Alat kerja :
1. Palu

5. Alat geofisika

2. Kompas

6. Alat sampling

3. Meteran

7. Altimeter

4. Kantong sampel
-

Alat tulis

Alat komunikasi

8. Alat bor dll

Keperluan sehari-hari

Obat-obatan atau P3K

5. Sesampai di lapangan :
o Membuat base camp (perkemahan)
o Mencek peralatan atau perbekalan
o Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkahlangkah lebih lanjut
o Menentukan evaluasi rencana dan perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan
sebenatnya (bila perlu)

10

Anda mungkin juga menyukai