Anda di halaman 1dari 6

TEMUAN MRI PADA PASIEN DENGAN CEDERA TULANG

CERVICAL YANG TIDAK DITUNJUKKAN DENGAN BUKTI


RADIOGRAFI DARI FRAKTUR ATAU DISLOKASI
Dosen Pengampu: Kadek Yuda Astina, S.ST

Oleh :
MADE KAMAYANTI PUTRI
NIM : 011205004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK
DAN RADIOTERAPI BALI
ATRO BALI 2015

Diteliti kegunaan magnetic resonance imaging (MRI) dalam menilai cedera


tulang cervical pada pasien di mana tidak ada bukti dari cedera tulang pada radiograf.
MRI memungkinkan kita untuk mengetahui secara langsung penyebab dan tingkat
keparahan kompresi sumsum tulang belakang pada 30 dari 31 kasus. MRI adalah
modalitas pencitraan non-invasif yang sangat berguna untuk diagnosis cedera ini dan
untuk evaluasi sumsum tulang belakang yang mengalami kompresi. Hal ini juga
menunjukkan potensi dalam memprediksi pemulihan neurologisnya.

Resume:
Pendahuluan
Magnetic resonance imaging (MRI) sudah banyak digunakan untuk
mengetahui cedera pada tulang belakang. Diteliti kegunaan MRI untuk mengetahui
cedera pada tulang cervical pada pasien yang tidak memiliki bukti cedera tulang pada
radiograf, dan hubungan antara temuan MRI dengan kemungkinan-kemungkinan
klinik pada cedera ini.
Metode
Subjek penelitian terdiri dari 31 pasien dengan cedera pada tulang cervical
tanpa bukti cedera tulang pada hasil radiograf. Terdapat 24 laki-laki dan tujuh wanita,
dengan rentang umur dari 17 sampai 84 tahun. Periode observasi dengan rentang tiga
bulan sampai dua tahun setelah terjadi cedera. Ditemukan satu pasien dengan lesi
trauma pada tulang belakang dengan cedera keseluruhan pada saraf tulang belakang,
anterior cord syndrome pada empat pasien, central cord syndrome pada 23 pasien dan
Brown Sequad Syndrome pada tiga pasien.

Pemeriksaan dilakukan dalam dua minggu setelah cedera pada 17 pasien dan
setelah dua minggu pada 14 pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan MRI 0.2-1.5 Tesla,
gambaran T1 dan T2-Weighted sagittal dengan Spin Echo Sequence.
Pada MRI diamati penyebab penyempitan kanal tulang belakang, tingkat
keparahan kompresi saraf tulang belakang dan perubahan sinyal di sumsum tulang
belakang. Tingkat keparahan kompresi saraf tergolong ringan (diameter sempit dari
sumsum tulang belakang, diameternya > 2/3 pada masing-masing tingkat di C1) dan
parah (diameternya < 2/3 pada tingkat C1).

Hasil
Tingkat keparahan kelumpuhan segera setelah cedera adalah A pada satu
pasien, B pada enam pasien, C pada 14 pasien dan D pada 14 pasien. Hasil akhir
menunjukkan 25 dari 31 pasien mengalami kelumpuhan.
Penyebab dari Spinal Canal Narrowing
Spinal Canal Narrowing disebabkan oleh hemiated diskus pada tujuh pasien,
Ossification of the Posterior Longitudinal Ligament (OPLL) pada 8 pasien dan
spondylosis pada 15 pasien. Kompresi pada tulang belakang terjadi pada satu pasien.
Perbandingan

Perbandingan dari perbedaan sinyal pada tulang belakang dengan kemungkinankemungkinan pada gejala klinis.
Tiga tipe dari gambaran sinyal MRI adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada perubahan gambaran sinyal pada gambaran T1 dan T2-Weighted,
2. Tidak ada perubahan sinyal pada gambaran T1-Weighted tetapi tampak
intensitas sinyal yang tinggi pada gambaran T2-weighted,
3. Intensitas sinyal pada gambaran T1-Weighted rendah dan intensitas sinyal
tinggi pada gambaran T2-Weighted.
Pada pasien yang tidak menampakan perubahan sinyal tulang belakang pada
gambaran T1 dan T2-Weighted dalam dua minggu setelah, mengalami kelumpuhan
ringan pada saat dilakukannya MRI dan gejalanya meningkat saat dilakukan
observasi akhir. Pada pasien yang melakukan MRI dua minggu setelah cedera,
mengalami kelumpuhan ringan saat dilakukannya pemeriksaan MRI, tidak satupun
dari pasien yang memperlihatkan intensitas sinyal rendah pada gambaran T1Weighted dan intensitas sinyal kuat pada gambaran T2-Weighted terjadi
peningkatan penyakit neurologi saat dilakukan observasi akhir.
Studi Kasus
Kasus 1. Seorang laki-laki berumur 40 tahun
Ia terkena cedera pada saat terjadi kecelakaan lalu lintas, dan mengalami kelumpuhan
ringan pada saat dilakukannya MRI (3 hari setelah cedera). Kelumpuhan pulih kembali
saat observasi akhir. Pada MRI, Saraf tulang belakang terjadi kompresi ringan yang

disebabkan oleh herniated disc dan perubahan intensitas sinyal tidak diobservasi pada
saraf tulang belakang.

Kasus 2. Seorang laki-laki berumur 72 tahun


Ia terkena cedera saat jatuh, dan kelumpuhan parah pada saat dilakukan MRI.
Kelumpuhan parah tetap terjadi saat observasi/ pada MRI, kompresi yang parah pada
saraf tulang belakang dikarenakan oleh spondilosis mengalami perubahan dan
intensitas sinyal rendah pada gambaran T1-Weighted dan intensitas sinyal yang tinggi
pada gambaran T2-Weighted diobservasi pada saraf tulang belakang.

Diskusi
Pasien yang tidak memperlihatkan perubahan sinyal pada saraf tulang belakang
pada gambaran T1 dan T2-Weighted mengalami kelumpuhan ringan segera setelah
cedera dan mendapat pronosa yang lebih baik. Beberapa peneliti mengatakan bahwa
intensitas sinyal yang rendah pada gambaran T2-Weighted pada tingkat akut
mengindikasikan terjadinya pendarahan pada saraf tulang belakang dan mengakibatkan
rendahnya prognosis. Intensitas sinyal yang tinggi pada gambaran T2-Weighted
mengindikasikan oedema, dan intensitas sinyal lemah pada gambaran T1-Weighted
disertai intensitas sinyal yang tinggi pada gambaran T2-Weighted mengindikasikan
nekrosis pada tingkat akut. Pada tingkat kronis, intensitas sinyal lemah pada gambaran

T1-Weighted disertai intensitas sinyal yang tinggi pada gambaran T2-Weighted


mengindikasikan adanya kista atau syrinx.

Kesimpulan
Tiga puluh satu pasien dengan cedera tulang cervical tanpa bukti cedera tulang
pada radiografi diamati dengan MRI. Ini adalah modalitas pencitraan non-invasif yang
sangat berguna untuk diagnosis cedera ini dan evaluasi sumsum tulang belakang yang
mengalami kompresi, dan juga menunjukkan potensi dalam memprediksi
kemungkinan dan tingkat pemulihan neurologis.

Anda mungkin juga menyukai