Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS NUMERIK

TERHADAP TINGKAT
EFEKTIVITAS KONSTRUKSI
PENAHAN GELOMBANG
DENGAN MENGGUNAKAN
CADMAS
SURF 2D
Fadly Usman (fadlypwkftub@gmail.com)
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Brawijaya

OUTLINE PRESENTASI
Pendahuluan
Metode
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan

PENDAHULUAN

Gelombang tsunami yang menerjang Jepang tahun 2011


silam begitu mengejutkan dunia.
Gempa bumi lepas pantai Samudra Pasifik adalah gempa
dengan kekuatan 9.0 SR yang kemudian mengakibatkan
gelombang setinggi 10 m.
Gempa dan tsunami ini telah merenggut lebih dari 20,000
korban jiwa di enam perfektur.
Sebagai upaya antisipasi terhadap terjangan tsunami,
sejak lama Jepang pagari pantai yang behadapan langsung
dengan Samudra Pasifik dengan dinding penahan
gelombang atau seawall.
Dengan penguatan seawall tersebut diharapkan kerusakan
akibat bencana tsunami di sekelilingnya akan dapat
ditekan rendah.
Tapi, benarkah demikian?

PENDAHULUAN

Dalam makalah ini, beberapa fakta terkait tingkat


efektifitas seawall dalam meredam energi tsunami
ternyata disertai energi perusak yang dahsyat.
Analisis dalam penelitian menggunakan perangkat lunak
CADMAS Surf 2D dengan metode analisis numerik.
Tingkat kerusakan yang diakibatkan konstruksi seawall
ternyata diakibatkan turbulansi gelombang tepat
dibelakang konstruksi yang mengakibatkan penggerusan,
dan atau energi perusak yang terkumpul setelah
turbulansi lebih besar dari pada tanpa seawall.
Walaupun demikian ketinggian dan kecepatan gelombang
tsunami setelah seawall berkurang cukup signifikan.

PENDAHULUAN

METODE

Penelitian ini menggunakan CADMAS-Surf/2D untuk melakukan


simulasi numerik. Persamaan terpakai terdiri dari persamaan
kontinuitas, persamaan Navier-Stokes pada arah x dan arah z
sebagai persamaan adveksi untuk menelusuri elevasi muka air.
Persamaan terakhir meliputi fungsi, F (x, z, t), yang berarti rasio
volume air di setiap sel numerik.

METODE

Gambar di bawah ini merupakan skema saluran gelombang


untuk simulasi numerik dalam penelitian.
Saluran (flume) ini memiliki panjang 750m dan tinggi 35m.
Kedalaman gelombang lepas pantai dipertahankan sebagai 10m
Adapun kemiringan pantai adalah 1/25. Sedangkan ukuran grid
untuk simulasi numerik pada arah x dan z ditetapkan masingmasing x = 0.25m dan z = 0.25m

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, pengamatan dilakukan pada elevasi muka


air dan kecepatan aliran diukur pada tiga lokasi, 350m, 600m dan
625m.
Titik pengukuran ini dipilih sebagai titik acuan untuk
mengevaluasi efek pengurangan aliran tsunami pada bagian
genangan
Refleksi aliran gelombang yang tergenang dapat diamati di lereng
darat dari dinding ketika aliran melewati atas konfigurasi
tanggul ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar berikut ini menunjukkan bagaimana prilaku gelombang


beberapa saat sebelum menghantam seawall dan setelahnya.
Dari gambar di bawah ini dapat diketahui bagaimana gelombang
datang dengan kecepatan dan energy yang besar, setelah
tertahan seawall kemudian melampauinya dan terjadi turbulansi
tepat di belakang seawall bagian bawah

Turbulansi ini lah yang dapat menyebabkan pasir pijakan


pondasi seawall tergerus kemudian seawall akhirnya terjungkal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar di atas menunjukkan bagaimana volume air yang datang


begitu banyak saat terjadi tsunami, kemudian melewati seawall
dan setelah itu terjadi turbulansi yang berterusan pada titik A.
Di sini dapat diketahui bahwa kegagagal seawall di perfektur
Iwate bukan karena seawall rusak setelah diterjang tsunami,
tetapi konstruksi penahan gelombang ini terjungkal.
Hal ini diakibatkan karena penggerusan (scouring) pada pasir
pijakan pondasi seawall sehingga seawall menjadi terjungkal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

profil grafik pada gambar di atas menunjukkan bahwa kecepatan


gelombang naik turun dengan frekwensi yang tidak beraturan
sehingga daya rusak di belakang sewall menjadi semakin besar.
Besarnya kerusakan yang diakibatkan keberadaan seawall, salah
satunya karena gelombang tsunami merupakan gelombang laut
yang bergerak dengan kekuatan hidrodinamika, yaitu kekuatan
yang bersifat dinamis atau dapat bertambah dari waktu ke
waktu.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka diketahui bahwa


keberadaan seawall mampu menurunkan ketinggian air dan juga
mengurangi kecepatan gelombang pada jarak lebih dari 300m
dari konstruksi penahan gelombang.
Akan tetapi, tepat di belakang seawall yang terjadi bahkan
sebaliknya, dimana ketinggial air semakin tinggi walaupun
kecepatan gelombang berkurang tetapi tidak begitu signifikan.
Energi tsunami yang begitu besar ternyata terakumulasi pada
bagian belakang konstruksi penahan gelombang ini, dimana
kekuatan hidrodinamika yang bersifat dinamis dan bertambah
dari waktu ke waktu tersebut juga diiringi efek turbulansi.
Turbulansi pada gelombang datang ini mengakibatkan
penggerusan (scouring) pada bagian dasar pijakan pondasi,
sehingga seawall dengan mudahnya terjungkal setelah beberapa
saat diterjang tsunami.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai