LANDASAN TEORI
Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya
perubahan sistem tubuh. Disebut tanda vital karena penting untuk menilai fungsi fisiologis
organ vital tubuh. Tanda-tanda vital utama meliputi empat tanda utama, yaitu 1. Tekanan
Darah, 2. Denyut Nadi (kecepatan, irama, kualitas), 3. Pernafasan (kecepatan,kedalaman, dan
irama), 4. Suhu tubuh dan 5.Berat Badan (BB) serta Tinggi Badan (TB). Semua tanda vital
tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila
tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut
merupakan indikator adanya gangguan sistem tubuh.
a. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas
dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk
menghasilkan gaya dorong terhadap darah dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat
menimbulkan kerja tambahan bagi jantung. Umumnya, dua harga tekanan darah
diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole dan diastole.
Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus
jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah yang
kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas
empat fase:
1. Pengisian ventrikel (ventricular filling)
Adalah fase diastolik, saat ventrikel mengembang dan tekanannya turun dibandingkan
dengan atrium. Pada fase ini, ventrikel terisi oleh darah dalam tiga tahapan, yakni
pengisian ventrikel secara cepat, diikuti dengan pengisian yang lebih lambat
(diastasis), hingga kemudian proses diakhiri dengan sistole atrial. Hasil akhir
diperoleh EDV (End Diastolic Volume), yang merupakan volume darah total yang
mengisi tiap ventrikel, besarnya kurang lebih 130 mL.
2. Kontraksi isovolumetrik (isovolumetric contraction)
Mulai fase ini, atria repolarisasi, dan berada dalam kondisi diastole selama sisa siklus.
Sebaliknya, ventrikel mengalami depolarisasi dan mulai berkontraksi. Tekanan dalam
ventrikel meningkat tajam, namun darah masih belum dapat keluar dari jantung
dikarenakan tekanan pada aorta (80 mmHg) dan pulmonary trunk (10 mmHg)masih
1
lebih tinggi dibandingkan tekanan ventrikel, serta masih menutupnya keempat katup
jantung. Dalam fase ini, volume darah dalam ventrikel adalah tetap, sehingga
dinamakan isovolumetrik.
3. Pompa ventrikuler (ventricular ejection)
Pompa darah keluar jantung dimulai ketika tekanan dalam ventrikel melampaui
tekanan arterial, sehingga katup semilunaris terbuka. Harga tekanan puncak adalah
120 mmHg pada ventrikel kiri dan 25 mmHg pada ventrikel kanan. Darah yang keluar
jantung saat pompa ventrikuler dinamakan Stroke Volume (SV), yang besarnya sekitar
54% dari EDV. Sisa darah yang tertinggal disebut End Systolic Volume (ESV);
dengan demikian SV = EDV ESV.
4. Relaksasi isovolumetrik (isovolumetric relaxation)
Awal dari diastole ventrikuler, yakni saat mulai terjadinya repolarisasi. Fase ini juga
disebut sebagai fase isovolumetrik, karena katup AV belum terbuka dan ventrikel
belum menerima darah dari atria.
Maka yang dimaksud dengan tekanan sistole adalah tekanan puncak yang
ditimbulkan di arteri sewaktu darah dipompa ke dalam pembuluh tersebut selama
kontraksi ventrikel, sedangkan tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi
di arteri sewaktu darah mengalir ke pembuluh hilir sewaktu relaksasi ventrikel. Selisih
antara tekanan sistole dan diastole, ini yang disebut dengan blood pressure amplitude
atau pulse pressure.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah curah jantung,
tahanan pembuluh darah tepi, volume darah total, viskositas darah, dan kelenturan
dinding arteri.
Parameter yang diukur pada pemeriksaan tekanan darah yaitu teka-nan
maksimal pada dinding arteri selama kontraksi ventrikel kiri, tekanan diastolik yaitu
tekanan minimal selama relaksasi, dan tekanan nadi yaitu selisih antara tekanan
sistolik dan diastolik (penting untuk menilai derajat syok). Komponen suara jantung
disebut suara korotkoff yang berasal dari suara vibrasi saat manset dikempiskan.
Suara korotkoff sendiri terbagi menjadi 5 fase yaitu :
Fase I : Saat bunyi terdengar, dimana 2 suara terdengar pada
waktu
Fase III : Bunyi ketukan konstan tapi suara berdesir hilang, lebih lemah dari
fase I.
Fase IV : Ditandai bunyi yang tiba-tiba meredup/melemah dan me-niup.
Fase V : Bunyi tidak terdengar sama sekali,disebut sebagai teka-nan diastole.
Interpretasi hasil pengukuran tekanan darah berdasarkan Joint National
Committee VII adalah sebagai berikut :
Klasifikasi tekanan darah pada usia 18 tahun :
Klasifikasi
Normal
Pre-hipertensi
Stadium 1
Stadium 2
b. Denyut nadi
Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena dipompa
kedalam arteri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut nadi diatur oleh sistem
saraf otonom. Lokasi untuk merasakan denyut nadi ada-lah:
1. Karotid : di bagian medial leher, dibawah angulus mandibularis,
hindari
a. Volume nadi kecil : tahanan terlalu besar terhadap aliran darah, darah yang
dipompa jantung terlalu sedikit (pada efusi perikardial, stenosis katup mitral, payah
jantung, dehidrasi, syok hemoragik).
b. Volume nadi yang berkurang secara lokal : peningkatan tahanan setem-pat.
c. Volume nadi besar : volume darah yang dipompakan terlalu banyak, ta-hanan
terlalu rendah (pada bradikardia, anemia, hamil, hipertiroidisme ).
c. Pernafasan
Proses fisiologis yang berperan pada proses pernafasan adalah: ventilasi
pulmoner, respirasi eksternal dan internal. Laju pernafasan meningkat pada keadaan
stres, kelainan metabolik, penyakit jantung paru, dan pada peningkatan suhu tubuh.
Pernafasan yang normal bila kecepatannya 14-20x/menit pada dewasa, dan sampai
44x/menit pada bayi. Kecepatan dan irama pernafasan serta usaha bernafas perlu
diperiksa untuk menilai adanya kelainan:
1. Kecepatan :
Takipnea : pernafasan cepat dan dangkal.
Bradipnea : pernafasan lambat.
Hiperpnea/hiperventilasi :
pernafasan
dalam
dan
cepat
(Kussmaul.
periode
suhu per rektal tingkat kesalahan lebih kecil daripada oral atau aksila. Peninggian
semua terjadi setelah 15 menit, saat beraktivitas, merokok, dan minum minuman
hangat, sedangkan pembacaan semu rendah terjadi bila pasien bernafas melalui mulut
dan minum minuman dingin.
e. Berat Badan dan Tinggi Badan
Postur tubuh ideal dinilai dari pengukuran antropometri untuk menilai apakah
komponen tubuh tersebut sesuai dengan standard normal atau ideal. Pengukuran
antropometri yang paling sering digunakan adalah rasio antara berat badan (kg) dan
tinggi badan (m) kuadrat, yang disebut Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut :
BB (kg)
IMT = -------------TB x TB (m)
Status Gizi
Normal
Kegemukan
Obesitas
Wanita
17 23
23 27
> 27
Laki - laki
18 25
25 27
> 27
BAB II
METODE, HASIL PERCOBAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN
Alat yang digunakan
(1) Stetoskop
(2) Metronom
(3) Stop Watch
(4) Bangku step-test
(5) Bak untuk tempat es
(6) Sphygmanometer / tensimeter air raksa, aneroid dan digital
(7) Termometer air raksa (suhu tubuh), dan thermometer digital
(8) Timbangan BB, dan pengukut TB
(3) Segera setelah naik turun bangku berakhir, ukur tekanan darah dan catat frekuensi
nadinya.
(4) Teruskan mengukur tekanan darah dan frekuensi dengan interval 3 menit sampai menjadi
normal kembali.
(5) Masukkan hasil yang diperoleh ke dalam tabel yang meliputi frekuensi nadi, tekanan
sistole dan diastole.
Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan teknik papasi, yaitu meletakkan jari di atas
A. Radialis dekat permukaan kulit di pergelangan tangan (bawah ibu jari).
Perhatikanlah pula kecepatan, irama, volume dan konturnya
(1)
(2)
Temukan tempat A. Radialis dengan benar dan rasakan dan hitung denyutan per menit
menggunakan dua jari (telunjuk dan tengah). Mulailah menghitung ketika jarum
panjang pada jam tangan menunjukkan angka 12.
(3)
Hitung denyut dalam 60 detik atau 15 detik kemudian kalikan dengan 4. Ketika
melakukan hitungan jangan hanya melihat jam tangan, tetapi konsentrasi pada denyut
nadi. Rasakanlah kekuatannya.
(4)
(5)
(6)
(7)
Gambar 2.
Masukkan termometer ke dalam mulut (di bawah lidah) orang coba selama 3 menit.
(2)
Perhatikan tinggi air raksa berada pada skala berapa. Lakukan percobaan sebanyak 2
kali.
(3)
Lakukan pengukuran pada ketiak sebanyak 2 kali. Lihatlah apakah ada perbedaannya.
(2)
(3)
(4)
HASIL PERCOBAAN
2.2 Pengukuran Sikap Tubuh
Orang
Parameter
Ke-1
Ke-2
Berbaring
II
III
rerata
Duduk
I
II
rerata
Berdiri
II
II
rerata
109/77
110/79
Tangan
120/
110/
110/
113/78
90/7
I
90/7
90/7
90/75
110/
108/
I
108/
kanan
Tangan
80
110/
76
110/
80
110/
110/86
5
110/
5
110/
5
110/
110/60
70
110/
80
110/
80
110/
kiri
98
80
80
60
60
60
80
80
76
Tangan
100/
108/
98/8
102/77
101/
100/
101/
101/73
98/7
98/6
90/6
95/71
kanan
Tangan
70
108/
80
100/
0
99/6
102/73
80
98/7
69
98/7
70
96/6
97/72
0
108/
8
100/
8
101/
103/82
kiri
79
70
87
80
78
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin
tinggi tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha
menstabilkan tekanan darah.
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang
lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik).
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya
elastisitas pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi
tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran.
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan
menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah.
6. Jelaskan kemungkinan yang dapat terjadi di bidang kedokteran gigi jika pada
penderita tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu?
Jawab: Jika tidak dilakukan pengukuran tanda-tanda vital lebih dahulu
kemungkinannya adalah ada pasien penderita hipertensi yang pada keadaan tekanan
darah lebih tinggi, gigi tidak boleh dicabut karena Saat tekanan darah sedang tinggi,
maka tekanan yang dihasilkan di pembuluh darah juga besar. Jika dilakukan cabut
gigi, maka bisa menyebabkan pendarahan atau darah susah sekali dihentikan.
2.3 Pengaruh latihan
Orang
Parameter
Ke-1
Ke-1
normal
3 menit
Ke-2
Ke-2
pertama
6 menit
9 menit
11 menit
normal
3 menit
pertama
6 menit
9 menit
11 menit
Nadi
Sistolo
Diastole
(kali/mnt)
68
(mmHg)
96
(mmHg)
57
109
94
73
78
73
68
91
107
101
95
108
54
52
52
68
133
124
67
102
94
90
108
106
106
63
62
64
11
Parameter
Pra-stress
30 detik
60 detik
Pra-stress
Kel-2
Sistole (mmHg)
96
100
95
97
100
96
Diastole (mmHg)
62
60
63
64
64
63
Jenis Kelamin
Coba
Rusella
Ovi
P
P
84/menit
70/menit
Dila
P
Nabilah
P
PERTANYAAN PERCOBAAN DENYUT NADI
90/menit
94/menit
Jenis Kelamin
Lady
18/menit
Rusella
22/menit
13
Ovi
24/menit
Lokasi
Nanik
Ketiak
Suhu Tubuh
36,2
Arie
Mulut
37,2
Arie
Ketiak
36,9
Dila
Mulut
372,
14
mengalami bedah rektal dan nyeri pada area rektal. Waktu yang dibutuhkan dalam
pengukuran suhu di rektal adalah 3-5 menit.
2.8 Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
Orang
Jenis
Berat
Tinggi
BB Ideal
BB Ideal
IMT (Indeks
Coba
Kelamin
Badan
Badan
maksimal
minimal
Massa
60
40
48
48
Tubuh)
17,9
18,6
17,6
18,42
Marus
Nabil
Ovi
Nanik
P
P
P
P
52
42
44
46
170
150
158
158
54
36
43,2
43.2
Klasifikasi
Kurus
Normal
Kurus
Kurus
c. Anemia
Kebanyakan orang yang terlalu kurus sering mengalami kelelahan sepanjang waktu.
Kekurangan energi dan fatigue atau kelemahan adalah meripakan gejala khas anemia.
Anemia adalah penyakit yang terjadi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah
merah. Sel darah merah bertanggung jawab untuk transportasi oksigen menuju organ.
Apabila sel darah merah kurang, maka oksigen yang diangkut menuju organ tubuh
juga tidak memadai. Sehingga organ tubuh mengalami kekurangan oksigen, dan
muncullah gejala anemia. Gejala lain dari anemia adalah, pucat, pusing, detak jantung
tidak teratur, nafas pendek. Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi, vitamin
B-12 dan asam folat. Hal ini menjadi salah satu alasan lagi bagi penderita anoreksia
untuk mengkonsumsi cukup makanan yang bergizi.
d.
Rendahnya sistem imun
Sistem imun tubuh membutuhkan cukup sumber energi untuk dapat berfungsi dengan
baik. Dan energi tersebut didapatkan dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Bagi
penderita anoreksia, karena energi yang masuk sedikit, maka sel-sel tubuh kurang
maksimal dalam menghasilkan sistem imun. Sehingga orang yang terlalu kurus
gampang terserang penyakit flu, bahkan dapat menjadi lebih parah, seperti kanker,
yang dimulai dengan aktivitas sel yang abnormal.
e.
Penyakit Jantung dan Diabetes
Pada penelitian, disebutkan bahwa orang yang memiliki gen kurus, memiliki
kecenderungan untuk menyimpan lemak ditempat yang dalam, seperti disekitar
jantung dan hati, daripada dibawah kulit. Dan studi menyatakan bahwa hal itu
beresiko lebih tinggi untuk terjadinya diabetes dan serangan jantung dikemudian hari.
Akibat dari obesitas :
a. Penyakit jantung dan strok
Mereka dengan IMT paling sedikit 30 mempunyai 50-100% peningkatan risiko
kematian dibandingkan mereka dengan IMT 20-25. Obesitas tipe buah apel
mempunyai risiko hampir 3 kali untuk menderita penyakit jantung dibandingkan
dengan BB normal. Meningkatnya lemak pada daerah perut secara spesifik
dihubungkan dengan kekakuan pembuluh darah aorta, yaitu pembuluh darah arteri
utama yang memberikan darah ke organ-organ tubuh.
b. Tekanan darah tinggi
Hubungan antara obesitas dan hipertensi adalah kompleks dan mungkin
menggambarkan interaksi faktor genetik, demografi dan biologik. Berbagai
penelitian telah melaporkan bahwa penurunan BB bermanfaat untuk mengurangi
tekanan darah.
c. Gagal jantung
Suatu penelitian tahun 2002 melaporkan bahwa obesitas mungkin bertanggung
jawab terhadap 11% gagal jantung pada pria dan 14 % pada wanita.
Mekanismenya belum jelas.
d. Gangguan lemak darah (Dislipidemia)
Efek obesitas pada kadar kolesterol adalah kompleks. Walaupun obesitas tidak
mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar kolesterol, tetapi kadar trigliserida
16
(TG) biasanya tinggi sedang kolesterol baik (HDL) cenderung menurun yang
keduanya menyebabkan penyakit jantung.
e. Resistensi insulin dan DM tipe2
Kebanyakan penderita DM tipe 2 adalah obesitas dan pada kenyataannya
memberikan kesan yang kuat bahwa penurunan BB dapat menjadi kunci di dalam
mengontrol terhadap DM tipe 2, yang mempunyai kelainan berupa
ketidakmampuan menggunakan insulin di dalam metabolisme glukosa.
f. Sindroma metabolik (sindroma X)
Terdiri dari obesitas yang ditandai dengan penumpukan lemak pada daerah perut,
gangguan kolesterol, hipertensi, dan resistensi insulin. Tampaknya faktor genetik
berperanan, walaupun obesitas dan makan yang cepat memegang peranan penting
di dalam perkembangan sindroma ini. Sindroma metabolik secara signifikan
dihubungkan dengan penyakit jantung dan angka kematian yang lebih tinggi.
g. Kanker
Obesitas dihubungkan dengan jenis kanker tertentu, dan beberapa ahli percaya
bahwa kontrol BB yang efektif bagi anak2 dan dewasa dapat mengurangi kejadian
kanker 30-40 %. Obesitas dapat meningkatkan risiko kanker dalam hubungannya
dengan kadar hormon yang tinggi yang disebut growth factor, yang mana dapat
merangsang pertumbuhan sel yang menyebabkan kanker.
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Percobaan Pengukuran Tekanan Darah
Pada pengukuran tekanan darah ini didapatkan hasil yang berbeda-beda. Pada
penggunaan tensimeter konvensional hasil yang didapatkan lebih tinggi baik tekanan sistol
maupun diastolnya daripada menggunakan tensimeter digital. Begitu pula saat dilakukan
variasi posisi tubuh. Hasil yang paling tinggi menunjukkan pada posisi berbaring. Hal ini
disebabkan pada kondisi berbaring, gaya gravitasi mempengaruhi seluruh tubuh secara
uniform. Pada posisi tegak, selain akibat kontraksi jantung, pembuluh darah di bawah jantung
mendapat beban tambahan akibat perbedaan tinggi tingkat jantung dan pembuluh. Karena
peningkatan tekanan ini, darah mengumpul dalam pembuluh pengumpul venosa di
ekstremitas bawah sehingga isi sekuncup berkurang.
Pada pengukuran tekanan darah karena pengaruh latihan dapat dilihat bahwa tekanan
darah berbeda saat sebelum dimulainya aktivitas dan setelah berhenti aktivitas.
Pada percobaan pengaruh pengaruh dingin tekanan darah menurun dibandingkan
sebelum terkena dingin.
A. Pengukuran Posisi Sikap Tubuh
Dari percobaan yang telah kelompok kami kerjakan, ternyata sikap tubuh sangat
mempengaruhi terhadap tekanan darah pada saat itu juga, sehingga didapatkan hasil yang
bergitu berbeda dari berbagai posisi tubuh yang telah dilakukan. Seperti pada saat posisi
tubuh yang berbaring, maka dari pengukuran tekanan darah di dapatkan tekanan darah yang
lebih rendah dibandingkan dengan posisi tubuh saat berdiri dan saat tubuh, karena semua itu
dikarenakan tergantung kegiatan yang dilakukan sehingga tubuh juga memberikan reaksi
yang berbeda.
B. Pengaruh latihan
Pengaruh dari latihan yang dilakukan seperti percobaan dengan menaiki dan menuruni
kursi telah membuktikan bahwa ternyata tekanan darah orang yang latihan tersebut langsung
naik dan denyut nadinya juga kencang. Dari hal ini dapat kita ketahui bahwa latihan yang
berhubungan dengan kinerja otot dapat memicu cepatnya metabolisme tubuh sehingga tubuh
menjadi panas dan jantung berdetak cepat juga dikarenakan pengeluaran energi eksttra untuk
18
latihan tersebut sehingga sebenarnya pengaruh latihan ini pula dapat meyebabkan frekuensi
pernafasan menjadi cepat walau tidak kita hitung dalam percobaan ini.
C. Pengaruh Stress : Cold Pressure Test
Setelah dilakukan percobaan pada teman kita yang memasukkan tanggannya pada air
es yang sangat dingin dapat diketahui bahwa tekanan atau Pressure dapat mempengaruhi
tekanan darah dan denyut nadi dari teman kita. Sehingga yang tadinya denyut nadi dan
tekanannya normal dapat menjadi agak naik dari yang kita ukur sebelum dimasukkan ke
dalam bak air es.
3.2 Pengukuran Denyut Nadi
Pengukuran deyut nadi yang dilakukan pada berbagai kondisi dapat memberikan hasil
yang berbeda beda dikarenakan suatu reaksi tubuh yang awalnya seperti pada saat kondisi
duduk biasa saja namun pada saat saat berdiri diketahui mempunyai denyut nadi yang lebih
cepat dibanding dari yang duduk. Hal tersebut membuktikan bahwa kondisi tubuh dapat
memberikan dampak bagi pengukuran denyut nadi pada berbagai keadaan.
3.3 Pengukuran Frekuensi Nafas
Pengukuran pernafasan yang kami lakukan menunnjukan adanya hasil bahwa telah
memenuhi kriteria normal yaitu antara 15 sampai dengan 20 kali permenit. Sehingga dari hal
ini kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut tidak mempunyai gejala klinis apapun.
Karena kecepatan pernafasan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti umur, jenis
kelamin, kondisi tubuh, kegiatan yang dilakukan dan lain-lain.
3.4 Pengukuran Suhu Tubuh
Pengukuran suhu tubuh ini dilakukan pada dua tempat yaitu pada oral dan aksial.
Didapatkan hasil di oral hanya 36,6 dan di bagian aksial menjadi 37 . Hal
tersebut telah dijelaskan bahwa suhu tubuh di aksial cenderung lebih tinggi dari oral, namun
suhu tubuh du daerah oral mempunyai selisih 5 . Karena memang di oral merupakan
tempat yang suhunya lebih rendah daripada di aksial sehingga memberikan hasil yang
berbeda pula.
3.4 Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
19
Indeks massa tubuh orang coba normal yaitu berkisar 18 25. Tetapi ada yang indeks
massa tubuhnya 25,96 dan dikategorikan agak gemuk. Dari pengukuran indeks masa tubuh
dapat diketahui bahwa seluruh anggota kelompok dalam keadaan yang normal. Bagi indeks
tubuhnya yang tidak normal akan terdapat berbagai macam resiko penyakit yang diderita oleh
orang tersebut seperti halnya penyakit diabetes mellitus, diabetes jenis ini akan meyerang
pada manusia yang mempunya IMT dibawah 18 dan orang orang yang obesitas, sehingga kita
perlu waspada dalam mejaga pola makan kita agar lebih sehat dan bergizi untuk keperluan
metabolisme tubuh.
20
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat kita ketahui bahwa berbagai posisi
tubuh dapat mengakibatkan berubahnya tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi
pernafasan..
1. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan digital,
sphygmomanometer, arenoid. Yang dapat dilakukan di di arteri brachialis, karotis, dan
fascialis.
Tekanan darah dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu:
a. Alat yang digunakan.
b. Sikap tubuh ketika pengukuran.
c. Aktivitas.
d. Pengaruh stress atau psikis.
e. Jenis kelamin.
2. Denyut nadi setiap orang berbeda. Faktor-faktornya:
a. Jenis kelamin.
b. Berat badan.
c. Tempat penghitungan denyut nadi (arteri).
d. Aktivitas.
e. Faktor psikis.
3. Pernafasan normal pada orang dewasa adalah 15-20 kali/menit saat istirahat
Faktor yang mempengaruhi frekuensi nafas:
a. Jenis kelamin.
b. Aktivitas.
c. Berat badan.
d. Faktor psikis.
4. Suhu tubuh normal adalah 36.5-37.2 derajat celcius yang dapat dilakukan dengan
melalui oral, rektal, aksial, dan telinga.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
a.
b.
c.
d.
e.
5.
Jenis kelamin.
Aktivitas.
Kesehatan.
Tempat mengukur suhu tubuh.
Alat yang digunakan.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan dapat digunakan untuk menentukan Indeks
Massa Tubuh sehingga dapat diketahui termasuk dalam golongan yang mana. IMT
21
yang normal berkisar antara 18-25 kg/m2. Dan juga pada percobaan Indeks Massa
Tubuh kita dapat mengetahui beberapa resiko dari kurangnya IMT atau kelebihan
IMT sehingga kita harus dapat mejaga pola makan dengan teratur dan seimbang
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
22
Sloane, Ethel. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
23