Jaw Aban
Jaw Aban
Limbah Sawit
Renita Manurung
Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
1. BOD (biochemical Oxygen Demand) yang merupakan kadar senyawa organik yang
dapat dibiodegradasi dalam limbah cair.
2. COD (Chemical Oxygen Demand) yang merupakan ukuran untuk senyawa organik
yang dapat dibiodegradasi atau tidak.
3. TOC (Total Organic Carbon) dan TOD (Total Oxygen Demand) yang merupakan
ukuran untuk kandungan senyawa organik keseluruhan.
4. Padatan tersuspensi dan teruapkan (suspended and volatile solids).
5. Kandungan padatan keseluruhan.
6. pH alkalinitas dan keasaman.
7. Kandungan nitrogen dan postor.
8. Kandungan logam berat.
Dari hasil penelitian komposisi limbah menunjukkan bahwa 76% BOD berasal dari
padatan tersuspensi dan hanya 224% dari padatan terlarut. Maka banyak tidaknya padatan
yang terdapat terdapat dalam limbah terutama padatan tersuspensi mempengaruhi tinggi
rendahnya BOD
Karakteristik dari limbah cair industri pengolahan kelapa sawit dipaparkan pada
label di bawah ini :
Parameter
Rentang
4,0 4,6
Rata - rata
4.3
60-80
70
30.000-60.000
50.000
15.000 40.000
30.000
15.000 30.000
20.000
Minyak
4.000- 11.000
8.000
20.000-40.000
25.000
40.000-70.000
55.000
Nitrogen
500-900
700
Fosfat
90-140
120
Kalium
1.000-2.000
1.500
Magnesium
250-300
270
Kalium
260-400
325
Besi
80-200
110
PH
Suhu , C
Total Solid (mg/l)
Enzim
Esterase:
Lipase
Phosphatase:
Lecithinase
Pectin esterase
Carohydrase
Fructosidase
Maltase
Cellobiose
Lactase
Amilase
Cellulase
Cytase
Poligalakturonase
Nitrogen-Carrying
Compound
Proteanase
Polipeptidase
Deaminase:
Urease
Asparaginase
(Sumber: Bailey, 1987)
Substrat
Produk
Gliserida (fat)
Lecitin
Pektin metil
Ester
Sucrosa
Maltosa
Cellobiosa
Laktosa
Starch
Sellulosa
Asam Poligalakturonat
Frukosa + Glukosa
Glukosa
Glukosa
Galaktos + glukosa
Maltosa/glukosa
maltooligo-saccarida
Sellobiosa
Gula sederhana
Asam galakturonat
Protein
Protein
Polipeptida
Asam amino
Urea
Asparagine
CO2 + NH3
Asam aspartat + NH3
CH4
+ CO2
(metana)
CH4 +
(metana)
2H2O
Temperatur Optimum
o
C
12 18
b. Mesophilic
20 45
25 40
c. Thermophilic
45 75
55 65
Proses pembentukan metana bekerja pada rentang temperatur 30-40C, tapi dapat
juga terjadi pada temperatur rendah, 4C. Laju produksi gas akan naik 100-400% untuk
setiap kenaikan temperatur 12C pada rentang temperatur 4-65C.
Mikroorganisme yang berjenis thermophilic lebih sensitif terhadap perubahan
temparatur daripada jenis mesophilic. Pada temperatur 38C, jenis mesophilic dapat
bertahan pada perubahan temperatur 2,8C.
Untuk jenis thermophilic pada suhu 49C, perubahan suhu yang dizinkan 0,8C
dan pada temperatur 52C perubahan temperatur yang dizinkan O,3C.
2. pH (keasaman)
Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap perubahan pH. Rentang pH
optimum untuk jenis bakteri penghasil metana antara 6,4 - 7,4. Bakteri yang tidak
menghasilkan metana tidak begitu sensitif terhadap perubahan pH, dan dapat bekerja
pada pH antara 5 hingga 8,5.
Karena proses anaerobik terdiri dari dua tahap yaitu tahap pambentukan asam dan
tahap pembentukan metana, maka pengaturan pH awal proses sangat penting. Tahap
pembentukan asam akan menurunkan pH awal. Jika penurunan ini cukup besar akan
dapat menghambat aktivitas mikroorganisme penghasil metana. Untuk meningkatkat pH
dapat dilakukan dengan penambahan kapur.
3. Konsentrasi Substrat
Sel mikroorganisme mengandung Carbon, Nitrogen, Posfor dan Sulfur dengan
perbandingan 100 : 10 : 1 : 1. Untuk pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur di atas
harus ada pada sumber makanannya (substart). Konsentrasi substrat dapat mempengaruhi
proses kerja mikroorganisme. Kondisi yang optimum dicapai jika jumlah
mikroorganisme sebanding dengan konsentrasi substrat.
Kandungan air dalam substart dan homogenitas sistem juga mempengaruhi proses
kerja mikroorganisme. Karena kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses
penguraian, sedangkan homogenitas sistem membuat kontak antar mikroorganisme
dengan substrat menjadi lebih intim.
4. Zat Baracun
Zat organik maupun anorganik, baik yang terlarut maupun tersuspensi dapat
menjadi penghambat ataupun racun bagi pertumbuhan mikroorganisme jika terdapat pada
konsentrasi yang tinggi.
Untuk logam pads umumnya sifat racun akan semakin bertambah dengan
tingginya valensi dan berat atomnya. Bakteri penghasil metana lebih sensitif terhadap
racun daripada bakteri penghasil asam.
Beberapa senyawa organik terlarut yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
Senyawa
Konsentrasi
1. Formaldehis
50 200
2. Chloroform
0,5
3. Ethyl benzene
200 1.000
4. Etylene
5. Kerosene
500
6. Detergen
1% dari berat kering
(Sumber: Parkin and Owen, 1986)
Tabel di bawah ini akan menunjukkan batas konsentarsi beberapa logam sebagai
penghambat dan sebagai racun bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Beberapa zat anorganik yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
Komponen
Konsentrasi
Sedang
Kuat
1. Na+
3.500 5.500
8.00
2. K+
2.500 4.500
12.000
3. ca+2
2.500 4.500
8.000
4. Mg+2
1.000 1.500
3.000
+
5. NH
1.500 3.000
3.000
6. S2200
7. Cu
5 (larut)
50 70 (total)
8. Cr (VI)
3.0 (larut)
9. Cr (III)
180 420 (total)
10. Ni
2 (larut)
30 (total)
11. Zn
1 (larut)
(Sumber: Parkin and Owen, 1986)
PENUTUP
Penanggulangan limbah industri pengolahan kelapa sawit mutlak dilakukan dalam
upaya melestarikan lingkungan. Salah satu upaya penanggulannya adalah dengan sistem
pengolahan biologis dengan proses anaerob.
Proses anaerob mempunyai banyak keunggulan bila dibandingkan dengan proses
aerob antara lain dapat mengolah bahan organik yang lebih tinggi, dapat mengolah
senyawa organik terlarut maupun tersuspensi, produk biomassa yang dihasilkan lebih
kecil, lahan yang digunakan lebih sempit serta gas yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai bahan bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan Santika, S.S., 1987, "Metode penelitian air"' Usaha Nasional, Surabaya,
hal. 130 - 158.
Bailey, J. E. and Ollis, D. F., 1987, "Biochemical engineering fundamental", 2-nd ed., Mc
Graw Hill Book Co, International edition, hal. 161 - 163, 943 - 957.
Gosh, S., "Anarebic process", Literature Review J. Water Poll. Control Federation,
vol.10, hal. 50.
Jewell, W. J. ; Swetzenvaum, M. S. and Morris, J. W. . 1981, "Municipal wastewater
treatment with the aerobic attached micorbial film expanded bed process", J.
Water Poll. Control Federation, hal. 482 - 490.
Kalimardin Algamar, 1981, "Proses anaaerobik sebagai altematif untuk mengolah limbah
industri hasil pertanian", Seminar IImiah Tehnik Penyehatan dan Lingkungan
serta Bioteknologi Pengolah Limbah, 9 - 10 Oktober.