Anda di halaman 1dari 48

PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA

BEBAN NONLINIER

View
clicks

Posted January 3rd, 2009 by Mahyuddin


Teknik Elektro
abstraks:
ABSTRAK
Sistem tenaga listrik di Indonesia di desain untuk bekerja pada frekuensi listrik 50 Hz.
Namun, jenis beban tertentu yaitu jenis beban nonlinier, dapat mengakibatkan sistem
bekerja tidak hanya pada frekuensi dasar tersebut. Beban nonlinier dapat mengakibatkan
gelombang keluaran arus dan tegangannya memiliki karakteristik berbeda dengan
gelombang arus dan tegangan masukannya pada setiap setengah siklus. Hal seperti ini
disebut dengan istilah distorsi.
Dalam penulisan tugas akhir ini dibahas cara memperbaiki faktor daya pada beban
nonlinier dengan studi kasus di PT. Andayani Megah, dimana PT. Andayani Megah
tersebut mempunyai faktor daya sebesar 0.88 yang akan dinaikkan menjadi 0.95 dengan
menggunakan kapasitor. Kapasitor tersebut sekaligus digunakan sebagai filter harmonik
dengan menambahkan reaktor. Standar perhitunganyang digunakan dalam tugas akhir ini
adalah Standar IEEE 18-1992, IEEE Standard For Shunt Power Capasitors.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban
nonlinier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang
linier dalam arti arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan
tegangan. Sedangkan beban nonlinier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang
keluaran yang tidak sebanding dengan tegangan dalam tiap setengah siklus, sehingga
bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang
masukkannya (mengalami distorsi).
Harmonik merupakan fenomena yang bisa timbul akibat bekerjanya suatu peralatan
elektronik yang dipakai oleh masyarakat modern, misalnya : komputer dan peralatan
bantunya, motor listrik berpengaturan kecepatan, lampu hemat energi yang menggunakan
electronic ballast dan peralatan elektronik lainnya.
Untuk memperbaiki faktor daya dan menekan efek harmonik yang terdapat pada beban

nonlinier, dapat digunakan filter pasif harmonik yang dipasang paralel dengan beban
nonlinier tersebut.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengenal lebih dalam mengenai baban
nonlinier, perbaikan faktor daya, harmonik, pengaruh harmonik, analisa matematik untuk
perbaikan faktor daya pada beban nonlinier.
Selain itu, Tugas Akhir ini ditulis untuk melengkapi persyaratan menyelesaikan jenjang
pendidikan S-1 pada Jurusan Teknik Elektro, STT-PLN.
1.3. Batasan Masalah
Pembuatan tugas akhir ini dikhususkan pada studi karakteristik dan klasifikasi perbaikan
faktor daya pada beban nonlinier.
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Pengambilan data-data yang diperlukan untuk simulasi perhitungan dan penyajian data
diperoleh dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang.
2. Wawancara, yaitu mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan
pada Tugas Akhir pada para pegawai PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang.
3. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari buku-buku literature, jurnal-jurnal serta hasil
perkuliahan yang diikuti penulis di Jurusan Teknik Elektro, STT-PLN.
1.5. Sistematika Penulisan
Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika bab per bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan,
dan sistematika penulisan Tugas Akhir.
BAB II DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK
Bab ini berisi teori-teori dasar yang berhubungan dengan daya pada sistem tenaga listrik
(daya semu, daya aktif dan daya reaktif), faktor daya, perbaikan faktor daya, kapasitor
dan penggunaan kapasitor.
BAB III HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI
Bab ini berisi tentang pengertian harmonik, pengaruh harmonik pada sistem distribusi,
metode perhitungan harmonik dan cara mengatasi harmonik dengan menggunakan filter
harmonik.
BAB IV PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN NONLINIER
Bab ini berisi tentang perhitungan-perhitungan perbaikan faktor daya pada beban
nonlinier dengan mengambil contoh kasus pada PT. Andayani Megah.

BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya.
BAB II
DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK
2.1. Umum
Saluran transmisi dan distribusi sistem tenaga listrik merupakan jaringan yang bersifat
reaktif yang dinyatakan dengan induktansi seri dan kapasitansi shunt perkilometer. Hal
ini menyebabkan mengalirnya daya reaktif pada saluran transmisi dan distribusi tersebut.
Aliran daya reaktif ini berkaitan erat dengan daya aktif dan akan mempengaruhi tegangan
disepanjang saluran sehingga apabila beban dan faktor daya beban berubah maka profil
tegangan disepanjang saluran transmisi akan berubah serta amplitudo tegangan di sisi
penerima akan bervariasi juga. Variasi tegangan ini sebagian besar tidak dapat ditolerir
oleh beban. Tegangan yang rendah menyebabkan penurunan unjuk kerja dari peralatan
beban, seperti motor-motor induksi, peralatan penerangan dan sebagainya. Sehingga
perlu diadakan pengontrolan daya reaktif untuk memperbaiki profil tegangan saluran.
Daya yang dapat disalurkan melalui saluran transmisi antara sisi pengirim dan sisi
penerima ditentukan oleh impedansi dari saluran tesebut. Daya aktif yang dikirimkan
berbanding terbalik dengan impedansi saluran (reaktansi) dan dikontrol oleh beda sudut
tegangan sisi pengirim dan sisi penerima.
2.2. Daya Sistem Tenaga Listrik
Dalam istilah bidang kelistrikan, yang dimaksud dengan daya ialah banyaknya perubahan
tenaga terhadap waktu dalam besaran tegangan dan arus. Menurut tipenya daya tersebut
dibagi menjadi : daya aktif, daya reaktif dan daya semu (apparent power).
2.2.1. Daya Aktif, Daya Reaktif dan Daya Semu
Daya dengan satuan watt disebut sebagai daya aktif (P). Daya inilah yang dikonsumsi
oleh berbagai macam peralatan listrik. Selain daya aktif, kita kenal daya reaktif. daya
reaktif ini memiliki satuan VAR atau volt ampere reaktif. Daya reaktif (Q) ini tidak
memiliki dampak apapun dalam kerja suatu beban listrik, dengan kata lain daya reaktif
ini tidak berguna bagi konsumen listrik. Gabungan antara daya aktifdan reaktif adalah
apparent power (S). Jika digambarkan dalam bentuk segitiga daya, maka daya nyata
direpresentasikan oleh sisi miring dan daya aktif maupun reaktif direpresentasikan oleh
sisi-sisi segitiga yang saling tegak lurus.
2.2.2. Segitiga Daya
Perwujudan dari diagram fasor dari daya memunculkan apa yang disebut sebagai segitiga
daya.
Gambar 2.1. Segitiga Daya
P = daya nyata = Vrms Irms cos = Irms2 R (watt) .........(2.1)
Q = daya reaktif = Vrms Irms sin = Irms2 X (var kapasitif atau var induktif) ......(2.2)
S = daya semu/komplek = Vrms Irms* ...(2.3)

2.2.3. Faktor Daya


Faktor daya adalah perbandingan antara besarnya daya aktif dengan besarnya daya semu
(apparent power) dan dinyatakan sebagai berikut :
Faktor daya (PF) = = ................................................(2.4)
Atau faktor daya disebut juga cos dimana ialah sudut fasanya, dimana arus mengikuti
tegangan dari beban yang bersangkutan.
PF = cos
PF = =
= tg = tg-1
maka
PF = cos(tg-1 ) .....................................................................................(2.5)
Definisi tersebut tidak begitu saja diterapkan terhadap beban-beban yang didistribusikan
terhadap sekelompok beban yang terdiri dari sejumlah beban-beban individu yang setiap
bebannya berubah. Pada keadaan seperti ini, faktor daya yang digunakan adalah pada
keadaan tertentu. Seperti pada kondisi beban ringan atau pada beban puncaknya untuk
mengetahui faktor daya dari suatu beban individu suatu titik, maka faktor daya dari
kelompok beban ini dapat dianggap sebagai faktor daya dari masing-masing individu
beban. Komposisi dari suatu kelompok beban harus diketahui, sebab bisa jadi faktor daya
dari suatu kelompok beban disebabkan oleh beban yang paling besar di kelompok
tersebut. Sehingga untuk mengetahui faktor daya dari kelompok beban biasanya
digunakan faktor daya rata-rata dari faktor daya pada keadaan beban tertentu.
2.2.4. Perbaikan Faktor Daya
Perbaikan faktor daya dapat diartikan sebagai usaha untuk membuat faktor daya/cos
mendekati 1. Untuk memperbaiki faktor daya dari suatu beban yang mempunyai faktor
daya yang rendah, perlu dipasang kapasitor pada masing-masing beban atau secara
tersentralisir melalui capasitor bank. Dengan pemasangan kapasitor tersebut selain untuk
memperbaikifaktor daya juga dapat memperbaiki pengaturan tegangan dan meningkatkan
efisiensi transformator.
2.3. Penggunaan Kapasitor Daya Pada Sistem Distribusi
Rangkaian sistem daya yang bersifat kapasitif seperti terdapatnya kapasitor bank dalam
jaringan yang gunanya yaitu untuk memperbaiki tegangan sistem dan memperkecil faktor
daya (cos ? ) dan memperkecil rugi-rugi.
2.3.1. Kapasitor Daya
Kapasitor daya merupakan peralatan listrik yang terdiri dari dua buah pelat yang satu
sama lain dipisahkan dengan bahan isolasi. Sistem penghantarnya biasanya terbuat dari
almunium murni atau semprotan logam, sistem dieletriknya memakai kertas biasanya
diimpregnasi dengan bahan minyak, bahan minyak ini pada awalnya digunakannya pada
kapasitor, dengan perkembangan-perkembangan teknik yang dicapai maka sebagai bahan
impregnasi sekarang banyak memakai clopen, bahan ini mempunyai keuntungan, antara
lain: kekuatan dielektrik yang tinggi untuk menahan tekanan tegangan, tidak mudah
terbakar, konstanta dieletrik yang tinggi untuk memberikan kapasitansi yang lebih tinggi

atau kVAr persatuan volume, rugi-rugi dielektrik yang rendah. Pemasangan kapasitor
dapat dilakukan di jaringan distribusi maupun di beban sisi tegangan menengah atau sisi
tegangan rendah.
2.3.2. Kapasitor Shunt (Paralel)
Kapasitor shunt adalah kapasitor yang dipasang secara paralel dengan beban. Kapasitor
shunt mencatu daya reaktif atau arus yang menentang komponen arus beban induktif.
Kegunaan dari kapasitor shunt, antara lain : perbaikan tegangan dan perbaikan faktor
daya.
Beban-beban yang mempunyai daya besar sering dijumpai turunnya faktor daya (cos?)
karena pemakaian listriknya dipergunakan untuk motor-motor induksi dan penerangan
yang mempergunakan lampu TL sehingga faktor daya menjadi turun, hal ini sangat
merugikan bagi konsumen dimana sesuai peraturan Tarif Dasar Listrik bahwa faktor
daya<0,85, konsumen tersebut disamping membayar biaya pemakaian dan biaya beban
juga membayar biaya kVArh, untuk mengurangi/menghilangkan biaya kVArh
dipasanglah kapasitor shunt di sisi beban.
Jika kapasitor shunt ditempatkan di jaringan distribusi atau di beban, jatuh tegangan
dapat diperbaiiki, seperti terlihat pada gambar 2.2.
Pada jaringan distribusi atau di beban dengan diagram phasor tegangan yang terlihat pada
gambar 2.2.(a) & 2.2.(c), jatuh tegangan dapat diselesaikan secara pendekatan, sebagai
berikut :
....................................................................................(2.6)
=I
= I.R Cos + I.XL Sin
Dimana :
IR = I Cos = Komponen arus aktif dalam Ampere
IX = I Sin = Komponen arus reaktif dalam Ampere
Dengan pendekatan dan kecil.
Jatuh tegangan seperti persamaan (2.6) dapat dikurangi dengan pemasangan kapasitor
shunt pada jaringan distribusi atau di beban seperti terlihat pada gambar 2.2.(b) dan 2.2.
(d), sehingga jatuh tegangan dapat dihitung, sebagai berikut :
......................................................................(2.7)
Dimana : IC = Arus kapasitor shunt (Ampere)
Gambar 2.2. Bagan Satu Garis dan Fasor Diagram Suatu Penyulang Dengan Faktor Daya
Tertinggal. (i) Tanpa Kapasitor, Gambar (a) dan (c). (ii) Dengan Kapasitor-Shunt,
Gambar (b) dan (d)
2.3.3. Kapasitor Seri
Kapasitor seri yaitu kapasitor yang dihubungkan secara seri dengan saluran,
pemakaiannya amat dibatasi pada saluran distribusi juga transmisi. Kegunanan yang
paling utama dari kapasitor seri adalah mengkompensir reaktansi induktif daripada
jaringan distribusi sehingga dapat mengurangi tegangan jatuh disisi penerima. Karena
peralatan pengamannya cukup rumit, jadi secara umum dapat dikatakan bahwa biaya

untuk pemasangan kapasitor seri lebih mahal dibandingkan biaya pemasangan kapasitor
paralel. Biasanya juga, kapasitor seri didisain untuk daya yang lebih besar daripada
kapasitor shunt, guna mengatasi perkembangan beban kelak di kemudian hari.
Seperti yang terlihat pada gambar 2.3 kapasitor seri mengkompensir reaktansi induktif.
Dengan kata lain kapasitor seri adalah reaktansi negatif (kapasitif) yang dihubungkan seri
dengan reaktansi positif (induktif) yang memungkinkan dapat mengkompensir sebagian
atau seluruhnya. Oleh karena itu efek pertama dari kapasitor seri adalah meminimumkan
atau menekan jatuh tegangan yang disebabkan oleh reaktansi induktif dari sirkuit. Pada
saat yang sama kapasitor seri ini dapat dipertimbangkan sebagai penaik tegangan dan
memperbaiki faktor daya. Oleh karena itu kapasitor seri tersebut dapat digunakan sebagai
penaik tegangan otomatis yang sebanding dengan pertumbuhan beban. Selanjutnya
pemakaian kapasitor-seri pengaruhnya terhadap naiknya tegangan lebih besar
dibandingkan kapasitor shunt untuk faktor-daya yang rendah.
Pada jaringan distribusi dan diagram phasor tegangan yang terlihat pada gambar 2.3.(a) &
2.3.(c), jatuh tegangan jaringan distribusi dapat diselesaikan secara pendekatan, sebagai
berikut :
.......................................................................(2.8)
Dimana :
R = tahanan dari jaringan distribusi dalam Ohm
XL = reaktansi induktif dari jaringan distribusi dalam Ohm
I = arus beban dalam Ampere
Cos = faktor daya di ujung penerima
Sin = Sinus dari sudut faktor daya ujung penerima
(lihat gambar 2.3)
VK = tegangan kirim dalam Volt
VT = tegangan terima dalam Volt
Z = impedansi jaringan = R+jXL dalam Ohm
Gambar 2.3. Diagram Fasor Tegangan Dengan FaKtor Daya Mengikut, (a) dan (c) Tanpa
Kapasitor, (b) dan (d) Dengan Kapasitor Seri
Dan gambar 2.3.(b) dan 2.3.(d), hasil jatuh tegangannya akibat dipasang kapasitor seri,
sehingga jatuh tegangan dapat dihitung sebagai berikut:
.........(2.9)
Dimana :
XC = reaktansi kapasitif dari kapasitor seri, dalam Ohm
Pada gambar 2.3 kapasitor seri mengkompensir reaktansi induktif. Dengan kata lain,
kapasitor seri adalah reaktansi negatif (kapasitif) yang mengkompensir sebagian atau
seluruhnya. Oleh karena itu efek-efek pertama dari kapasitor seri adalah menekan jatuh
tegangan yang disebabkan oleh penaik tegangan dan digunakan sebagai penaik tegangan
otomatis yang sebanding dengan pertumbuhan beban.
2.3.4. Kompensasi Lebih
Biasanya, ukuran dari kapasitor seri dipilih sedemikian rupa, sehingga reaktansi kapasitif
dari kapasitor lebih kecil dari reaktansi induktif dari saluran. Akan tetapi dalam hal-hal

tertentu (tahanan dari saluran lebih besar dari reaktansinya), dipakai reaktansi
kapasitifnya lebih besar terhadap reaktansi induktif saluran, sehingga jatuh tegangannya
menjadi :
..........................................................(2.10)
Keadaan seperti ini disebut kompensasi lebih (over compensation). Pada gambar 2.4.
diperlihatkan phasor diagram pada keadaan kompensasi lebih.
Gambar 2.4. Tegangan Ujung Penerima Pada Kompensasi Lebih
2.4. Kapasitor Bank Pada Sistem Tenaga Listrik
Beban-beban yang tersambung pada saluran tenaga listrik sebagian besar adalah beban
induktif, dimana beban-beban induktif ini menyebabkan pemakaian daya semu menjadi
berlebih dan tegangan pada jaringan menjadi turun. Hal tersebut disebabkan turunnya
faktor daya pada jaringan, yang disebabkan oleh beban tersebut.
Begitu juga beban-beban/pelanggan listrik yang mempunyai daya besar yang mempunyai
beban induktif dapat mengurangi faktor daya sehingga pemakaian daya semu sangat
berlebihan, hal ini sangat merugikan beban/pelanggan tersebut.
Kapasitor, dapat membangkitkan daya reaktif kapasitif yang dibutuhkan untuk
mengkompensir daya reaktif induktif dari beban, pemasangannya dapat dilakukan pada
tegangan menengah maupun tegangan rendah.
2.4.1. Konstruksi Dasar Kapasitor Bank
Bila dilihat pada penampilannya, kapasitor tersebut merupakan peralatan yang terdiri dari
dua buah pelat metal yang dipisahkan satu sama lain dengan bahan isolasi. Bagian
penghantar biasanya dibuat dari lapisan alumunium murni atau semprotan logam. Untuk
semua kapasitor yang berdielektrik kertas, pada umumnya digunakan askarel sebagai
pemadat. Dalam prakteknya, kapsitor ini di desain dapat menahan kuat medan berkisar 15
kV per centi meter. Rugi dayanya berkisar antara 2,4-3,5 Watt/kVAr. Lapisan kertas
tipis/tissue tersebut ketebalannya sekitar 10-16 mm.
Kombinasi antara keduanya digulung berbentuk silinder, biasanya untuk kapasitor daya
beberapa silinder tersebut dipadatkan dalam bentuk segi empat dan dimasukkan dalam
selubung/casing kapasitor.
2.5. Kompensasi Daya Reaktif
Kompensasi daya reaktf dapat dilakukan pada 2 sisi yaitu sisi beban dan sisi saluran.
Tetapi kompensasi juga dapat dilakukan pada kedua sisi yang dapat saling melengkapi.
Kompensasi pada sisi beban bertujuan untuk memperbaiki faktor daya, meningkatkan
pengaturan tegangan dan penyeimbang beban. Sedangkan kompensasi pada saluran
bertujuan untuk menjaga agar profil tegangan disepanjang saluran sama besarnya,
meningkatkan kestabilan dan mencapai kondisi operasi sistem lebih ekonimis.
2.6. Pengaturan Daya Reaktif
Pengaturan tegangan sistem dapat dilakukan melalui pengaturan besarnya daya reaktif
melalui pengaturan arus eksitasi generator atau dapat juga dilakukan dengan penyetelan

tap transformator, dengan cara-cara tersebut akan dicapai pengendalian tegangan yang
baik sekaligus dapat mengurangi rugi-rugi daya pada sisitem. Pengaturan daya reaktif
pada kondisi keadaan mantap dan dinamis dapat dilakukan dengan melalui :
1. Perencanaan pemasangan daya reaktif pada sistem
2. Perencanaan operasi sistem
3. Pengiriman dan pengendalian daya reaktif
Perencanaan daya reaktif berkaitan dengan pemasangan atau pelepasan peralatan daya
reaktif pada sisitem tenaga listrik. Upaya seperti ini hanya ditunjukan pada kondisi sistem
untuk beberapa bulan sampai beberapa tahun mendatang.
Perencanaan operasi sistem berkaitaan dengan perbaikan dari pengoperasian peralatan
daya reaktif yang sebelumnya. Perencanaan seperti ini dilakukan untuk mengantisipasi
berbagai masalah daya reaktif pada kondisi sistem yang terjadi beberapa hari sampai
beberapa tahun mendatang.
Pengiriman dan pengendalian daya reaktif meliputi penentuan pengoperasian peralatan
secara aktual. Analisa seperti ini dilakukan dari setiap detik sampai setiap jam sebelum
pelaksanaannya. Istilah peralatan di sini menunjuk kepada peralatan pengkompensasi
daya reaktif dan juga peralatan untuk monitoring, pengendali dan komunikasi yang
diperlukan untuk melaksanakan pengiriman daya reaktif.
Peralatan pengkompensasi daya reaktif yang mungkin dipasang, dilepas atau
dikendalikan meliputi : kapasitor shunt yang dilengkapi dengan switch, reaktor shunt,
kapasitor seri, kondensor sinkron, kompensator VAR statis (SVC) dan kompensator LC.
Peralatan tambahannya, meliputi perlatan pengukuran untuk daya reaktif, relay kendali
otomatis, saklar atau switch, circuit breaker serta peralatan komunikasi.
2.7. Penggolongan Kompensator
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang berhubungan dengan kompensasi daya reaktif
dalam sistem distribusi, diperlukan alat kompensasi yang handal dan mempunyai
karakteristik antara lain :
1. Daya reaktifnya dapat berubah secara kontinyu dari kapasitif ke induktif begitu juga
sebaliknya dari induktif ke kapasitif.
2. Pengaturan kontinyu dan dapat menyesuaikan dengan setiap kebutuhan beban.
3. Mempunyai waktu tanggap yang cepat.
4. Susut daya relatif kecil.
Bila ditinjau dari tujuan kompensasi maka kompensasi dapat dikategorikan menjadi 2,
yaitu:
1. Kompensasi Produksi Daya Reaktif
Kompensasi produksi daya reaktif dimaksudkan untuk menghasilkan atau menyuplai
daya reaktif yang dibutuhkan oleh sistem ataupun beban. Bebannya bersifat induktif
(mengambil daya reaktif) sedangkan penghasil daya reaktifnya bersifat kapasitif
(menyuplai daya reaktif).
2. Kompensasi Penyerapan Daya Reaktif
Kompensasi penyerapan daya reaktif dimaksudkan untuk menyerap atau mengambil daya
reaktif dari sistem. Sistem bersifat kapasitif (mengeluarkan daya reaktif) sedangkan
sistem bersifat induktif (menyerap daya reaktif).

Sedangkan bila dilihat dari cara kerja alat kompensasi, maka kompensasi dapat dibagi
menjadi :
1. Kompensator Dinamis
Kompensator ini memiliki bagian yang berputar atau bergerak dalam kerjanya yaitu
mesin serempak. Jika ingin menyuplai daya reaktif, maka mesin serempak ini akan
bekerja dengan penguatan berlebih (over excited). Sebaliknya jika ingin menyerap daya
reaktif dari sistem maka mesin serempak ini akan bekerja dalam kondisi penguatan
kurang (under excited).
2. Kompensator Statis
Kompensator statis tidak memiliki bagian yang berputar dalam kerjanya. Kompensator
ini terdiri dari kapasitor dan reaktor atau induktor. Kapasitor bertindak sebagai
kompensator penghasil daya reaktif sedangkan induktor bertindak sebagai kompensator
penyerap daya reaktif.
Bila ditinjau dari sisi pengaturan besarnya kompensasi, maka kompensator dapat di bagi
menjadi:
1. Kompensator Pasif
Pengaturan besarnya daya reaktif adalah secara bertahap (tidak halus) yaitu dengan
operasi switching (saklar hubung lepas khusus).
Misalnya : reaktor dan kapasitor bank yang pengoperasiannya dengan saklar.
2. Kompenstor Aktif
Pengaturan besarnya daya reaktif adalah secara halus dan kontinyu (tidak bertahap dan
sangat responsif atau sensitif) terhadap perubahan sistem akan kebutuhan daya reaktif.
Misalnya : mesin serempak, reaktor dan kapasitor yang dikontrol oleh thyristor.
BAB III
HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI
3.1. Harmonik Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Masalah harmonik pada sistem tenaga telah dikenal sejak tahun 1920-an, saat distorsi
secara periodik dari bentuk gelombang tegangan dan arus diamati pada saluran-saluran
daya. Pada waktu itu tingkat pengaruh harmonik pada sistem tenaga belum
dipermasalahkan. Tetapi dengan semakin banyaknya peralatan nonlinier yang digunakan
pada industri-industri, perkantoran bahkan rumah tangga, maka distorsi harmonik dari
bentuk gelombang tegangan dan arus menjadi persoalan yang cukup mendapat perhatian,
karena distorsi harmonik tersebut dapat berakibat fatal pada sistem tenaga listrik.
Harmonik merupakan suatu fenomena yang timbul akibat terdistorsinya gelombang
sinusoidal secara periodik, yang disebabkan oleh pengoperasian beban listrik yang
bersifat nonlinier, yang merupakan sumber terbentuknya gelombang frekuensi tinggi
seperti: peralatan-peralatan komputer, motor-motor listrik, dll. Pada dasarnya, gelombang
yang mengandung harmonik, dapat dianggap sebagai penjumlahan beberapa gelombang
sinusoidal dengan frekuensi-frekuensi yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi dasarnya. Frekuensi kelipatan dari frekuensi dasar ini disebut dengan frekuensi
harmonik. Bilangan bulat pengali frekuensi dasar tersebut disebut dengan angka urutan
harmonik. Sebagai contoh jika frekuensi dasar suatu sistem tenaga adalah 50 Hz, maka
urutan harmonik keduanya adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz (2x50

Hz), harmonik ketiga adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz (3x50 Hz), dan
seterusnya. Gelombang harmonik ini akan berkombinasi dengan gelombang murni atau
aslinya, sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan penjumlahan antara
gelombang murni (dasar) dengan gelombang harmoniknya. Sebagai contoh pada Gambar
3.2. adalah galombang dasar dan gelombang harmonik ke 3.
Gambar 3.1. Bentuk Gelombang Tegangan Dasar dan Harmonik Ke-3
Bila kedua gelombang tersebut dijumlahkan, maka bentuk gelombang yang dihasilkan
adalah seperti Gambar 3.2., bentuk distorsi gelombang akan lebih kompleks lagi bila
semua gelombang harmonik yang terjadi dijumlahkan dengan gelombang frekuensi dasar.
Gambar 3.2. Bentuk Gelombang Tegangan Yang Terdistorsi Harmonik
3.1.1. Total Harmonic Distortion (THD)
Terdapat batasan tegangan dan arus harmonik yang masih dapat ditoleransi dalam suatu
sistem tenaga listrik. Batasan ini disebut THD (Total Harmonic Distortion). Batas
harmonik THD diukur pada meter sistem tenaga.
Kandungan harmonik, baik arus maupun tegangan, dapat dinyatakan dalam nilai root
mean square (rms) atau sebagai cacat harmonik total (Total Harmonic Distortion THD).
Cacat harmonik total dinyatakan sebagai :
...........................................................................(3.1)
dimana :
IVnI = besarnya tegangan harmonik pada orde ke-n
= besarnya tegangan fundamental (Vrms)
n=2-?
Nilai n yang diperhitungkan berkisar antara 2 sampai dengan 50 (harmonik ke 50). Hal
ini disebabkan untuk n ? 50, nilai harmoniknya sangat kecil.
Besarnya pengaruh harmonik pada sistem tenaga ditentukan oleh besarnya THD yang
dihasilkan. Batasan-batasan THD yang diijinkan pada titik sambung bersama (point
common coupling) untuk beberapa sistem tegangan seperti yang diperlihatkan pada Tabel
3.1 :
Tabel 3.1. Batasan batasan Distorsi Tegangan Harmonik (THD)
Standar IEEE
Sistem Tegangan (kV) Total Harmonik Distortion ( % ) Standard PLN Sistem Tegangan
(kV) Total Harmonik Distortion ( % )
Vn ? 69
69 ? Vn ?161
Vn ? 161 5 %
2.5 %
1.5 % 20
? 70 5 %
3%

Sumber : 1. IEEE Std. 519-1992


2. Susanto, D. 1995
3.1.2. Polaritas Dari Komponen Harmonik2
Studi harmonik dalam sistem tiga fasa mengidentifikasikan bahwa tidak semua
komponen harmonik mempunyai urutan fasa seperti phasor sebenarnya. Menurut teori
komponen simetris dapat diidentifikasikan menjadi tiga buah kelompok, yaitu : urutan
positif, urutan negatif, dan urutan nol. Ketiga urutan tersebut dapat dilihat pada Table 3.2.
berikut ini :
Tabel 3.2. Polaritas dan Komponen Harmonik
Harmonik Ke-n Frekuensi ( Hz ) Urutan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
.
dst 50
100
150
200
250
300
350
400
450
.
dst +
0
+
0
+
0
.
Dst

Harmonik pertama urutan polaritasnya adalah positif, harmonik kedua urutan


polaritasnya adalah negatif dan harmonik ketiga urutan polaritasnya adalah nol, harmonik
keempat adalah positif (berulang berurutan sampai seterusnya).
Tabel 3.3. Akibat Dari Polaritas Komponen Harmonik
Urutan Pengaruh pada motor Pengaruh pada sistem distribusi
Positif Menimbulkan medan magnet putar arah maju (forward) Panas
Negatif Menimbulkan medan magnet putar arah mundur (reverse) Panas
Arah putaran motor berubah
Nol Tidak ada Panas
Menimbulkan/menambah arus pada kawat netral
Akibat yang dapat ditimbulkan oleh urutan polaritas komponen harmonik (lihat Tabel
3.3) antara lain tingginya arus netral pada sistem 3 fasa 4 kawat (sisi sekunder
transformator) karena arus urutan nol (zero sequence) dan arus ini akan terinduksi ke sisi
primer transformator dan akan berputar pada sisi primer transformator yang biasanya
memiliki belitan delta ( ). Hal ini diakibatkan oleh kawat netral yang tidak memiliki
peralatan pemutus arus untuk proteksi tegangan atau arus lebih. Pengaruh harmonik pada
transformator sering tanpa disadari dan diantisipasi keberadaannya sampai terjadi
gangguan yang penyebabnya tidak jelas. Hal ini dapat juga terjadi bila perubahan
konfigurasi atau jenis beban yang dipasok. Transformator dan peralatan induksi lainnya,
selalu terpengaruh oleh harmonik karena transformator itu sendiri dirancang sesuai
dengan frekuensi kerjanya. Selain itu transformator juga merupakan media utama antara
pembangkit dengan beban. Frekuensi harmonik yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya
akan mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadi kerugian daya.
3.2. Sumber Harmonik3
Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban, yaitu beban linier dan beban
nonlinier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran yang
linier dalam arti arus yang mengalir sebanding dengan impedansi dan perubahan
tegangan. Sedangkan beban nonlinier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang
keluaran yang tidak sebanding dengan tegangan dalam tiap setengah siklus, sehingga
bentuk gelombang arus maupun tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang
masukannya (mengalami distorsi).
Harmonik disebabkan oleh suatu beban yang disebut beban nonlinier. Salah satu contoh
beban nonlinier adalah komponen semikonduktor. Beberapa peralatan semikonduktor
yang dapat menyebabkan timbulnya harmonik antara lain komputer, printer, lampu
fluorescent yang menggunakan elektronik ballast, kendali kecepatan motor, motor
induksi, batere charger, dll, dimana dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang
bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan. Proses kerja ini akan
menghasilkan gangguan atau distorsi gelombang arus yang tidak sinusoidal. Pada
Gambar 3.3., diperlihatkan bentuk gelombang keluaran dari beban nonlinier yang
dihubungkan dengan suatu sumber tegangan sinusoidal. Bentuk gelombang ini tidak
menentu dan dapat berubah menurut pengaturan pada parameter komponen
semikonduktor. Perubahan bentuk gelombang ini tidak berkaitan dengan sumber

tegangannya tetapi disebabkan oleh pengaturan pada parameter komponen


semikonduktor.
Gambar 3.3. Contoh Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus Harmonik
Harmonik merupakan fenomena yang bisa timbul akibat bekerjanya suatu peralatan
elektronik yang dipakai oleh masyarakat modern, misalnya : komputer dan peralatan
bantunya, motor listrik berpengaturan kecepatan, lampu hemat energi yang menggunakan
electronic ballast dan peralatan elektronik lainnya. Lampu hemat energi yang dirancang
untuk menggunakan arus listrik secara hemat dan efisien karena arus listrik hanya dapat
melalui komponen semikonduktornya selama metode pengaturan yang telah ditentukan.
Namun demikian, penghematan yang diperoleh juga berakibat timbulnya distorsi
harmonik pada gelombang arus beban yang pada akhirnya mengalir kembali kebagian
lain dari sistem pemasok.
Fenomena ini banyak terjadi di sistem distribusi yang memasok daerah komersial
(perkantoran) yang pada umumnya mempunyai beban nonlinier satu fasa. Sedangkan
beban nonlinier di daerah industri merupakan beban nonlinier tiga fasa berupa motormotor listrik berpengaturan kecepatan, tanur busur listrik (electric arc furnace), dan
sebagainya. Pada Gambar 3.4 diperlihatkan bentuk gelombang arus beban nonlinier.
Gambar 3.4. Contoh Bentuk Gelombang Arus Beban Nonlinier
3.3. Pengaruh Harmonik pada Sistem Tenaga
3.3.1. Pengaruh Harmonik Pada Transformator Distribusi
Pengaruh utama harmonik sistem tenaga pada transformator adalah panas lebih yang
dibangkitkan oleh rugi-rugi arus beban yang mengandung harmonik. Masalah ini
kemungkinan disebabkan oleh timbulnya harmonik antara induktansi transformator dan
kapasitansi sistem, tekanan-tekanan mekanis isolasi belitan dan laminasi serta getaran.
Pemanasan lebih yang disebabkan oleh harmonik sistem menyebabkan kemampuan
pembebanan transformator harus dikurangi atau menggunakan transformator desain
khusus untuk arus beban nonsinusoidal. Bila dioperasikan terus pada kondisi ini, umur
transformator akan berkurang sebagai akibat beroperasi diatas temperatur kerjanya dan
lebih jauh dapat mengakibatkan kerusakan.
Rugi-rugi pada transformator umumnya adalah rugi-rugi inti dan belitan. Rugi-rugi
belitan yang terdiri dari I2RC dan stray losses dibangkitkan oleh arus yang mengalir
melalui transformator.
Rugi-rugi arus eddy perlu diamati karena distorsi arus beban relatif tinggi. Dengan arus
frekuensi harmonik lebih tinggi menyebabkan bertambahnya rugi-rugi inti yang
sebanding terhadap kuadrat arus beban rms dan kuadrat frekuensi. Konsentrasi arus eddy
lebih tinggi pada ujung-ujung belitan transformator karena efek kerapatan medan magnit
bocor pada kumparan. Bertambahnya rugi-rugi arus eddy karena harmonik, berpengaruh
nyata pada temperatur kerja transformator. Besarnya rugi-rugi total arus eddy dinyatakan
dengan suatu persamaan (3.2) berikut ini :
.(3.2)
dimana :
Pec-r = rugi-rugi eddy current (p.u of rated I2R losses)

Ih = arus rms harmonik ke h (p.u of rated load rms current)


n = 2, 3, 4, dan seterusnya.
Terdapat tiga hal yang mempengaruhi kenaikan suhu transformator apabila terjadi cacat
harmonik yaitu :
(1) Arus rms. Apabila transformator hanya untuk memenuhi kVA beban maka arus rms
akibat harmonik akan melebihi dari kapasitas yang dibutuhkan, kenaikan arus rms total
akan menyebabkan kenaikan rugi-rugi.
(2) Rugi-rugi arus Eddy. Fluks magnetik akan menimbulkan arus induksi, pada
transformator, arus induksi ini terdapat pada belitan, inti dan logam lainnya yang dilalui
fluks magnetik. Komponen rugi-rugi transformator ini sebanding dengan kuadrat
frekuensi arus Eddy, sehingga menjadi komponen yang penting dalam rugi-rugi
transformator akibat harmonik.
(3) Rugi-rugi inti. Kenaikan rugi-rugi inti oleh harmonik tergantung pada pasokan
tegangan dan disain dari inti transformator, namun demikian kenaikannya tidak sekritis
pada point 1 dan 2 di atas.
3.3.2. Pengaruh Harmonik Pada Kapasitor Bank
Kapasitor banyak dijumpai pada sistem distribusi yang umumnya adalah kapasitor bank
tiga fasa dan dipasang paralel dengan beban. Tujuannya adalah untuk perbaikan faktor
daya dan perbaikan profil tegangan sistem distribusi. Kapasitor-kapasitor ini tidak
membangkitkan harmonik, tetapi membentuk suatu rangkaian loop yang kemungkinan
mencapai keadaan resonansi.
Kondisi resonansi dicapai bila impedansi total sistem bersifat resistif dan reaktansireaktansi induktif dan kapasitif saling meniadakan. Ada dua macam resonansi pada
sistem tenaga listrik, yaitu resonansi paralel dan resonansi seri, tergantung pada
konfigurasi rangkaian resonansi. Resonansi paralel memperbesar arus dan resonansi seri
memperbesar tegangan. Dalam sistem tenaga listrik yang mengandung peralatan yang
dapat menghasilkan harmonik, maka kedua resonansi tersebut dapat terjadi.
Kehadiran arus-arus beban yang mengandung harmonik pada sistem tenaga listrik,
memungkinkan terjadinya masalah-masalah lain seperti resonansi paralel dalam sistem
distribusi dengan kapasitor daya. Selama kondisi resonansi, arus mengalir hanya pada
tahanan murni saja, yang umumnya sangat rendah.
Masalah-masalah yang disebabkan dengan bersamaan resonansi paralel adalah
pemanasan pada kapasitor bank akibat bertambahnya rugi-rugi pada besi, isolasi dan
konduktor disertai dengan kenaikan temperatur. Jika arus harmonik yang tinggi dibiarkan,
maka akan memperpendek umur dan merusak peralatan.
3.3.3. Pengaruh Harmonik Pada Peralatan Pemutus Tenaga dan Fuse
Pemutus tenaga dan fuse merupakan peralatan sistem distribusi yang berfungsi sebagai
pemutus beban. Ada beberapa bukti bahwa distorsi harmonik dapat mempengaruhi
kemampuan pemutus tenaga. Arus beban yang terdistorsi dan level gangguan yang
rendah kemungkinan mengandung persentase distorsi arus beban yang tinggi. Bila
distorsi arus beban terjadi, dapat mengakibatkan kecuraman arus (di/dt) pada zero
crossing lebih tinggi dari bentuk gelombang sinusoidal, sehingga membuat pemutusan
lebih sulit.

3.3.4. Pengaruh Harmonik Pada Peralatan-Peralatan Lain


Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran resonansi
mekanis akibat harmonik arus frekuensi tinggi.
Harmonik dapat menimbulkan tambahan torsi pada kWh meter jenis elektromekanis
yang menggunakan piringan induksi berputar. Sebagai akibatnya, terjadi kesalahan
penunjukan kWh meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk
beroperasi pada frekuensi dasar.
Interferensi frekuensi pada sistem telekomunikasi karena biasanya kabel untuk
keperluan telekomunikasi ditempatkan berdekatan dengan kawat netral. Triplen harmonic
pada kawat netral dapat memberikan induksi harmonik yang mengganggu sistem
telekomunikasi.
Pemutus beban dapat bekerja dibawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja
pada arus pengenal. Pemutus beban yang dapat terhindar dari gangguan harmonik pada
umumnya adalah pemutus beban yang mempunyai respon terhadap true-rms current atau
kenaikan temperatur karena arus lebih.
3.3.5. Pengaruh Harmonik Terhadap Faktor Daya
Pengaruh harmonik terhadap faktor daya dapat ditunjukkan oleh persamaan berikut :
PFk = k . PF1
PFk = k . cos k =
...................................(3.3)
dimana :
k = faktor koreksi
PFk = PF dengan harmonik
PF1 = cos = PF dengan frekuensi fundamental tanpa adanya harmonik
Dari persamaan tersebut dapat dikatakan bahwa PFk akan semakin kecil seiring dengan
kenaikan THD.
Tabel 3.4. Pengaruh THD Terhadap Faktor Daya
THD k THD k
0.10 0.995 0.70 0.819
0.20 0.981 0.80 0.781
0.30 0.978 0.90 0.743
0.40 0.928 1.00 0.707
0.50 0.894 1.10 0.673
0.60 0.867 1.20 0.640
3.4. Langkah-Langkah Mengatasi Harmonik2
Ditinjau dari pengaruh negatip arus harmonik yang timbul pada komponen-komponen
sistem distribusi tenaga listrik seperti yang diilustrasikan pada Gambar 3.5. berikut, maka
secara sistematis pengaruh arus harmonik ini dapat diatasi pada ketiga bagian sistem
tersebut. Pertama, pengaruh negatif dari arus harmonik diatasi dibagian komponen sistem
yang merasakan langsung akibat pengaruh arus harmonik tersebut. Kedua, menekan atau
meniadakan kandungan harmonik pada media atau jala-jala sistem dan yang ketiga
adalah dengan cara menekan harmonik pada sumber arus harmonik itu sendiri.

Penanggulangan akibat arus harmonik pada komponen sistem yang langsung merasakan
akibat arus harmonik tersebut dapat dengan mudah dilakukan. LCSE (Liebert Customer
Service Engineering) dan CBEMA (Computer and Busines Equipment Manufacturers
Association) merekomendasikan penanggulangan masalah ini dengan cara derating
trafo dan generator, atau dengan membebani trafo dan generator dibawah rating
nominalnya, dan juga dengan cara memperbesar ukuran kawat netral atau
menggunakan beberapa kawat konduktor netral yang terpisah untuk beban-beban
nonlinier. Cara mengatasi arus harmonik dengan cara derating tersebut hanya bersifat
sementara, karena tidak menghilangkan atau menekan arus harmonik. Karena dengan
menggunakan cara derating hanya akan memperkecil efisiensi generator dan trafo. Untuk
peralatan-peralatan listrik yang telah terpasang, sangat tidak mungkin melakukan
pemisahan kawat-kawat konduktor netralnya. Jadi, mengatasi akibat pengaruh harmonik
dengan cara derating bukanlah suatu cara yang efektif, karena tidak dapat menghilangkan
atau menekan kandungan arus harmonik.
Usaha yang umum dilakukan untuk menanggulangi permasalahan harmonik di sistem
distribusi tenaga listrik adalah dengan cara penekanan arus harmonik di media atau di
jala-jala sistem dengan menggunakan filter pasif LC atau filter daya aktif. Dengan
menggunakan filter ini, arus harmonik yang dibangkitkan oleh beban-beban nonlinier
tidak sampai mengalir ke berbagai komponen sistem lainnya, sehingga pengaruh buruk
dari arus harmonik tersebut terhadap komponen sistem yang bersangkutan tidak terjadi.
Usaha lain yang dapat dilakukan dalam upaya penekanan arus harmonik adalah dengan
cara menghilangkan atau menekan harmonik tersebut pada sumbernya. Cara ini dapat
ditempuh apabila seluruh beban nonlinier menggunakan penyearah-penyearah PWM
yang dapat menghasilkan arus masukkannya sinusoidal dan faktor daya mendekati satu,
atau dapat juga dengan menggunakan penyearah multi pulsa seperti penyearah 12 pulsa,
18 pulsa, 24 pulsa dan seterusnya. Namun penyelesaian dengan cara ini mengharuskan
adanya penggantian semua penyearah yang telah dipasang pada beban-beban nonlinier
tersebut, akibatnya cara ini menjadi tidak praktis dan mahal. Cara ini mungkin efektif
untuk instalasi baru, yaitu dengan memberikan spesifikasi peralatan yang lebih baik.
3.4.1. Penyaring Harmonik (Filter Harmonic)
Secara umum, langkahlangkah dalam menganalisis permasalahan harmonik dengan
menggunakan penyaring harmonik adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi kondisi harmonik yang buruk ;
Merancang skema solusi dari gangguan harmonik tersebut ;
Pengecekan ulang terhadap kondisi yang baru.
Ada dua metode yang dapat digunakan dalam merancang suatu penyaring harmonik
untuk menghilangkan atau menekan arus harmonik yang mengalir ke dalam sistem
tenaga, yaitu yang pertama dengan menggunakan rangkaian penyaring dengan impedansi
tinggi yang dipasang secara seri dengan sistem untuk mengeblok arus harmonik, dan
kedua menggunakan rangkaian penyaring dengan impedansi rendah yang dipasang secara
paralel dengan sistem untuk membelokkan arus harmonik agar mengalir melalui
penyaring tersebut. Penyaring yang dipasang secara seri dengan sistem tersebut harus
mampu memikul arus beban secara penuh dan rangkaian ini tentunya akan mengisolasi
tegangan line. Sebaliknya rangkaian penyaring yang dipasang secara paralel dengan

sistem tidak akan memikul arus beban secara penuh dan hanya mengalirkan arus
harmonik saja. Dengan pertimbangan bahwa rangkaian penyaring seri jauh lebih mahal
dari rangkaian penyaring paralel, dan kenyataan bahwa rangkaian penyaring paralel dapat
digunakan sekaligus untuk suatu kompensasi daya reaktif, maka dalam prakteknya lebih
banyak digunakan rangkaian penyaring paralel (rangkaian penyaring dengan impedansi
rendah yang dipasang secara paralel terhadap sistem).
3.4.1.1. Filter Pasif Harmonik
Filter pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi kerugian daya reaktif akibat
adanya harmonik pada sistem instalasi. Rangkaian filter pasif terdiri dari komponen R, L
dan C. Tetapi komponen utama dari filter pasif tersebut yaitu :
1. Kapasitor
Kapasitor dihubungkan seri atau paralel untuk memperoleh sebuah total rating tegangan
dan kVar yang diinginkan.
2. Induktor
Induktor digunakan dalam rangkaian filter agar mampu menahan selubung frekuensi
tinggi.
Rangkaian filter pasif ini (rangkaian seri LC), dirangkai secara paralel terhadap beban
nonlinier (sumber harmonik) yang terdapat pada sistem, seperti pada Gambar 3.5. berikut
ini.
Gambar 3.5. Penyaring Paralel Pada Jaringan
Dimana, rangakaian seri LC yang dirangkai paralel terhadap beban nonlinier tersebut
memiliki impedansi Z, yaitu :
...(3.4)
atau
....(3.5)
Penyaring ini selain berfungsi sebagai penyaring harmonik level tertentu, juga sekaligus
dapat berfungsi sebagai kompensasi daya reaktif untuk meningkatkan faktor daya.
3.4.2. Injeksi Harmonik (Harmonic Injection)
Cara lain untuk mengurangi harmonik adalah dengan menambah arus harmonik, sehingga
terbentuk gelombang segi-empat, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.6. Metode ini
pada awalnya usulan dari Bird dan diteruskan oleh Ametani, digunakan untuk mengatasi
triplen harmonics (harmonik ketiga, kesembilan, kelimabelas dan seterusnya).
Gambar 3.6. Gelombang Segi-empat
3.4.3. Memperbesar Kawat Netral
Setiap sistem distribusi biasanya memakai sistem 3 fasa 4 kawat, yaitu 3 kawat untuk
ketiga fasa dan 1 kawat untuk netral. Apabila pada sistem distribusi terdapat bebanbeban
nonlinier yang dapat menimbulkan harmonik, maka pengaruh harmonik pada sistem

distribusi tersebut sangat dominan dan dapat mengakibatkan panas lebih pada kawat
netral. Untuk mengatasi panas lebih pada kawat netral tersebut, sebaiknya ukuran kawat
netral diperbesar dari ukuran standarnya. Begitu juga pada panel-panel listrik, kawat
netral yang digunakan sebagai pentanahan, sebaiknya diperbesar ukurannya dari ukuran
standar.
3.4.4. Menurunkan Kapasitas Transformator
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada sistem
distribusi adalah dengan mengurangi kapasitas suplai daya transformator (derating
transformator). Dalam menentukan besarnya pengurangan kapasitas transformator, ada
metode sederhana yang dapat digunakan yaitu dengan memakai persamaan sebagai
berikut :
...........................................................(3.6)
dimana :
THDF adalah Transformator Harmonic Derating Factor
......................................................(3.7)
3.5. Metode Perhitungan Harmonik
3.5.1. Fast Fourier Transform (FFT)
Salah satu fungsi dari Fast Fourier Transform (FFT) adalah untuk menghitung komponen
frekuensi dari sebuah gelombang periodik dengan mengambil sejumlah contoh N pada
waktu t. Secara matematis FFT dapat dinyatakan sebagai berikut :
....................................................................(3.8)
atau :
......................................................................(3.9)
dimana :
, adalah widdle faktor
, adalah komponen frekuensi
dengan : ...................................................................................(3.10)
................................................................(3.11)
..................................................................................(3.12)
dimana :
fs adalah frekuensi sampel
adalah waktu antara sampel
adalah skala dari komponen frekuensi ( bila = 50 Hz, maka f0 = 0 Hz, f1 = 50 Hz, f2 =
100 Hz dan seterusnya )
x(tn) adalah besar tegangan atau arus pada saat tn
n dan k = 0, 1, 2, 3, 4, ..., N-1
Persamaan ( 3.9 ) dapat diubah menjadi persamaan matrik :

...........................................(3.13)
Besar dari setiap X(fk) adalah bilangan kompleks dan bilangan real dan sudut fasa . Pada
setiap komponen X(fk) berlaku rumus dibawah ini :
.................................................................(3.14)
dengan sudut fasa :
..................................................................................(3.15)
3.5.2. Metode Perhitungan Harmonik Menurut IEEE Standard 519 1992
Metode perhitungan yang digunakan adalah dengan menganggap sumber harmonik
sebagai sumber arus atau sumber tegangan pada titik yang akan di analisa. Sehingga
untuk menganalisa pada setiap frekuensi harmonik, peralatan listrik yang bersifat
nonlinier dapat diganti dengan sumber arus dan tegangan, seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 3.7. dibawah ini. Dimana ih adalah harmonik arus yang mengalir pada sistem
tenaga tersebut.
Gambar 3.7. Pemodelan Beban Nonlinier Sebagai Sumber Arus
3.5.3. Perkembangan Dalam Perhitungan Harmonik Pada Sistem Tenaga
Pada awalnya, pengukuran harmonik dilakukan secara manual dengan menggunakan
beberapa bentuk data. Salah satunya Thompson, pada tahun 1905, menggunakan 18
ordinat yang didapat dari sebuah Oscilogram, dan mendapatkan sembilan suku pertama
dari deret Fourier. Analisa seperti itu memakan waktu 70 menit.
Selanjutnya Russel, tahun 1916, melakukan analisa yang serupa dengan menggunakan
amplitudo dan waktu dari satu siklus gelombang, yang didapatkan dari sebuah
Oscilograph. Dan dari data itu didapatkan suatu pendekatan untuk integrasi pada
persamaan koefisien Fourier. Dan dengan demikian dapatlah dievaluasi amplitudo dan
sudut fasa gelombang harmonik.
Pada tahun 1925, Cockfort et al, merancang suatu peralatan yang menggunakan gerakan
dinamometer dan yang kemudian diperbaharui dan diproduksi kembali oleh Coe. Dalam
alat tersebut, terdapat koil pada dinamometer yang dirancang sedemikian rupa sehingga
hanya bergerak saat dilalui arus atau dilintasi tegangan sinusoida dengan frekuensi
harmonik tertentu saja. Dan amplitudo harmonik dapat diukur melalui penyimpangan koil
akibat torsi yang ditimbulkan oleh komponen harmonik tersebut.
Berkembangnya teknologi klep dan meningkatnya penyediaan alat yang mendukung.
Pada tahun 1939, Prescott membuat suatu alat yaitu penganalisa gelombang listrik statis
(electrostatic wave analyzer). Sama halnya dengan alat yang dikembangkan oleh Coe,
tetapi dalam hal ini tidak menggunakan dinamometer, melainkan sebuah elektrometer
dengan cara kerja yang sedikit berbeda.
Pada tahun 1946, analisa kandungan harmonik hanya didasarkan pada analisa Fourier,
dengan kecenderungan untuk menghindari perhitungan melalui pengukuran langsung
atau pun melalui jambatan-jembatan perhitungan listrik (electric calculation bridges).
Perkembangan teknologi sirkuit terpadu (integrated cirkuit) dan mikroprosesor membawa
pada suatu peralatan dengan teknik digital, yang berdasarkan kepada Fast Fourier
Transform (FFT), untuk mendapatkan informasi spektral. Peralatan seperti itu,
memungkinkan termonitornya suatu sistem secara terus menerus, sehingga informasi
mengenai sistem dapat terus di analisa.

Sekarang ini, peralatan untuk pengukuran harmonik sistem tenaga, tersedia dalam
kategori yang luas, seperti spektrum analyzer dan harmonik analyzer. Spektrum analyzer
membawa frekuensi pada jangkauan atau interval tertentu, untuk mengukur amplitudo
gelombang pada jangkauan tertentu tersebut.
Sebuah harmonik analyzer dapat mengukur amplitudo gelombang harmonik. Suatu alat
harmonik analyzer yang telah diproduksi oleh perusahaan LEM, yaitu Topaz, dapat
mengukur tingkat harmonik pada suatu sistem tenaga listrik. Alat ini digunakan untuk
pengukuran satu fasa saja. Dengan sekali pengukuran, besaranbesaran harmonik (daya,
arus, dan tegangan) dapat diketahui. Dan dengan alat ini pun dapat dihubungkan dengan
komputer untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh, untuk menyimpan informasi hasil
pengukuran dalam suatu disket atau untuk mencetak informasi tersebut pada kertas.
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini alat yang digunakan untuk mengukur harmonik adalah
EDMI.
3.6. Perbaikan Faktor Daya Pada Beban Nonlinier dan Desain Filter Harmonik4
Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah untuk memperbaiki faktor daya dan untuk
mendesain filter harmonik pada daerah-daerah industri yang mengandung harmonik.
Kapasitor perbaikan faktor daya digunakan secara luas pada daerah industri untuk
mengurangi rugi-rugi dan meningkatkan faktor daya.
Langkah-langkah untuk memperbaiki faktor daya dan mendesain filter harmonik adalah
sebagai berikut :
3.6.1. Pemilihan Frekuensi Untuk Pemasangan Filter
Pemilihan frekuensi dipilih berdasarkan karakteristik harmonik dari beban. Sifat dasar
dari single-tuned filter adalah menyaring harmonik mulai dari frekuensi harmonik yang
paling rendah yang dibangkitkan oleh beban. Bila harmonik yang paling dominan adalah
harmonik yang ke-5 maka akan dipasang filter harmonik ke-4.7 . Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan kemungkinan adanya resonansi harmonik yang akan membahayakan
sistem.
3.6.2. Perhitungan Ukuran Kapasitor Bank
Dalam aturan umum, ukuran filter didasarkan pada keperluan daya reaktif beban.
Kapasitor untuk perbaikan faktor daya dapat juga digunakan sebagai filter, yaitu dengan
menambahkan reaktor filter. Ukuran reaktor kemudian dipilih berdasarkan frekuensinya.
Berdasarkan pada tune frekuensi, nilai tegangan dari kapasitor bank lebih besar dari
tegangan sistem untuk menaikkan tegangan reaktor.
Xfilt = ................................................................................(3.16)
Xfilt (reaktansi filter) adalah selisih dari reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif pada
frekuensi fundamental.
Xfilt = XCap - XL ....................................................................................(3.17)
Untuk pemasangan reaktansi kapsitif harmonik ke h :
XCap = h2 XL
Kemudian reaktansi kapasitif dihitung dengan menggunakan rumus :
XCap = .....................................................................................(3.18)
3.6.3. Perhitungan Ukuran Reaktor Filter
Ukuran reaktor filter dipilih untuk tune kapasitor pada frekuensi tertentu. Ukuran reaktor

filter dihitung dari nilai reaktansi kapasitif pada perhitungan sebelumnya dengan
menggunakan rumus:
XL(fund) = .................................................................................(3.19)
3.6.4. Perhitungan Untuk Persyaratan Filter
Perhitungan untuk persyaratan filter ini termasuk perhitungan tegangan puncak, arus,
kvar, dan tegangan rms. Standar IEEE 18-1992, IEEE Standard For Shunt Power
Capasitors, digunakan sebagai standar limit perhitungan ini.
Tabel 3.5. Tabel Standar IEEE 18-19925
Rumus Limit, %
Tegangan Puncak
120
Tegangan RMS
110
Arus RMS
180
kVar
135
BAB IV
PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA BEBAN NONLINIER
Pada penulisan Tugas Akhir ini, diambil contoh kasus untuk perbaikan faktor daya pada
beban nonlinier dari PT. Andayani Megah. Perusahaan tersebut diasumsikan sebagai
beban nonlinier karena sebagian besar peralatan yang digunakan adalah peralatanperalatan listrik yang dapat membangkitkan harmonik.
4.1.Sejarah Singkat Gajah Tunggal Grup
PT. Gajah Tunggal, selaku produsen swasta Nasional memanfaatkan peluang dengan
mendirikan Pabrik Ban di Indonesia pada tahun 1951. Rekayasa Teknologi dan
Pengawasan mutu di ambil langsung dari Inoue Rubber Co, Ltd. Jepang. Keterlibatan dan
alih teknologi dimulai dari pendirian fisik pabrik, rancang bangun sampai pengawasan
mutu hasil produksi. Sebagai produsen swasta nasional, PT. Gajah Tunggal harus
berhadapan dengan para pesaing kuat tingkat dunia dalam percaturan pasar global. Tidak
ketinggalan para pesaing juga telah melakukan investasi langsung (FDI) dengan
mendirikan pabrik ban di Indonesia melalui fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA)
seperti : Bridgestone dan Good Year. Selain Brand Image para pesaing diatas sudah
dikenal di tingkat pemasaran global, juga pasar domestik dikuasai dalam porsi cukup
besar. Pada awalnya sebagai Market dan Price Leader adalah Bridgestone yang lebih
dikenal karena mutu, kelayakan dan kenyamanan yang lebih tinggi dibanding merk lain.
Menyadari ini semua, perusahaan dengan Gajah Tunggal sebagai global image berusaha
meningkatkan pangsa pasar domestik dan ekspor sebagai global image berusaha
meningkatkan pangsa pasar domestik dan ekspor melalui kampanye media cetak dan
elektronik secara gencar, disamping, meningkatkan hubungan dan kinerja para
distributor. Dari sisi proses produksi, PT. Gajah Tunggal menambah sarana dan prasarana
produksi serta meningkatkan alih teknologi secara berkesinambungan dalam upaya

mengantisipasi permintaan pasar yang cenderung naik, baik dikarenakan pertumbuhan


pasar itu sendiri maupun keyakinan masyarakat terhadap produk Gajah Tunggal semakin
tinggi, sekedar gambaran kapasitas produksi perusahaan akan dikembangkan dari 3,5 juta
sampai 5,25 juta ban per tahun. Perluasan kapasitas produksi selain untuk memenuhi
pasar domestik juga dimanfaatkan untuk Expansi Geografis. Dan untuk menjamin
kelangsungan pasok bahan baku produksi, perusahaan melakukan integrasi hulu dengan
mengambil alih PT. Andayani Megah, PT. Filamindo Sakti, dan PT. Baja Langgeng
Pratama. Sedangkan dari segi pasok sumber daya manusia yang berkualitas, perusahaan
mendirikan Balai Latihan " Patigat " yang melatih tenaga kerja sesuai dengan tingkat
kejuruan yang dibutuhkan.
Dari segi keuangan, analisis ratio keuangan PT. Gajah Tunggal cukup baik. Hal ini dapat
terlihat dari disclosure perusahaan, selain itu tercermin pula dari minat masyarakat
terhadap saham PT. Gajah Tunggal.
4.2. Sekilas Tentang PT. Andayani Megah
PT. Andayani Megah merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam Gajah
Tunggal Grup di daerah Tangerang. PT. Andayani Megah tersebut menggunakan daya
sebesar 8470 kVA dan menggunakan alat ukur meter dengan merk meternya EDMI, tipe
meter MK6. Jenis beban ini sebagian besar adalah motor-motor listrik yang dapat
menyebabkan faktor daya pada PT. Andayani Megah tersebut menjadi buruk dan
menimbulkan harmonik.
Untuk menunjang semua kegiatan pada industri tersebut, maka tenaga listrik yang
diperlukan harus dapat dipercaya baik dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas. Dari
segi kualitas berarti mutu dan keandalan sistem harus memadai. Sedangkan dari segi
kuantitas berarti tenaga listrik yang diperlukan harus dapat terpenuhi.
Sistem tenaga listrik di PT. Andayani Megah tersambung dari sistem tegangan menengah
PLN 20 kV yang disupply dari Gardu Induk Pasar Kemis trafo 1 yang memiliki daya 60
MVA dengan impedansi 12%.
4.3. Aplikasi Perhitungan Perbaikan Faktor Daya Pada Beban Nonlinier dan Desain Filter
Harmonik
Berikut ini data Load Profile PT. Andayani Megah pada tanggal 30 Juli 2008 yang
terbaca di APP.
Tabel 4.1. Load Profile PT. Andayani Megah Tanggal 30 Juli 2008
Jam S (kVA) P (kW) PF
0:00 0.5268 0.4742
1:00 0.5479 0.4918
2:00 0.5519 0.4975
3:00 0.5437 0.4886
4:00 0.5182 0.4696
5:00 0.498 0.4546
6:00 0.5213 0.4731
7:00 0.5265 0.4747
8:00 0.5049 0.4587

9:00 0.5115 0.4636


10:00 0.4938 0.4494
11:00 0.526 0.4768
12:00 0.5385 0.4848
13:00 0.5109 0.4622
14:00 0.5553 0.497
15:00 0.5745 0.511
16:00 0.5653 0.504
17:00 0.5696 0.5077
18:00 0.5609 0.4992
19:00 0.5324 0.4766
20:00 0.5435 0.4869
21:00 0.5644 0.5009
22:00 0.5689 0.5038
23:00 0.5689 0.5014
Berikut ini data Load Profile PT. Andayani Megah pada tanggal 31 Juli 2008 yang
terbaca di APP.
Tabel 4.2. Load Profile PT. Andayani Megah Tanggal 31 Juli 2008
Jam S (kVA) P (kW) PF
0:00 0.5286 0.4707
1:00 0.5376 0.4778
2:00 0.5385 0.4802
3:00 0.5406 0.4798
4:00 0.5156 0.4569
5:00 0.5006 0.4481
6:00 0.5106 0.4561
7:00 0.5275 0.467
8:00 0.4983 0.4466
9:00 0.5189 0.4664
10:00 0.5261 0.4752
11:00 0.5366 0.483
12:00 0.5351 0.479
13:00 0.542 0.4781
14:00 0.5164 0.4683
15:00 0.5188 0.4707
16:00 0.5059 0.4608
17:00 0.4744 0.4351
18:00 0.5413 0.4884
19:00 0.5228 0.4708
20:00 0.5262 0.4757
21:00 0.5683 0.5074
22:00 0.5934 0.5291
23:00 0.5959 0.5307
*Nilai PF-nya tidak terbaca karena tidak di-setting.

Untuk mencari nilai PF dapat menggunakan rumus:


PF = ...................................................................................(4.1)
Maka data Load Profile PT. Andayani Megah tanggal 30 Juli 2008 dengan faktor pengali
12000 :
Tabel 4.3. Load Profile PT. Andayani Megah Tanggal 30 Juli 2008 Dengan Faktor
Pengali 12000
Jam S (kVA) P (kW) PF
0:00 6321.6 5690.4 0.90
1:00 6574.8 5901.6 0.90
2:00 6622.8 5970 0.90
3:00 6524.4 5863.2 0.90
4:00 6218.4 5635.2 0.91
5:00 5976 5455.2 0.91
6:00 6255.6 5677.2 0.91
7:00 6318 5696.4 0.90
8:00 6058.8 5504.4 0.91
9:00 6138 5563.2 0.91
10:00 5925.6 5392.8 0.91
11:00 6312 5721.6 0.91
12:00 6462 5817.6 0.90
13:00 6130.8 5546.4 0.90
14:00 6663.6 5964 0.90
15:00 6894 6132 0.89
16:00 6783.6 6048 0.89
17:00 6835.2 6092.4 0.89
18:00 6730.8 5990.4 0.89
19:00 6388.8 5719.2 0.90
20:00 6522 5842.8 0.90
21:00 6772.8 6010.8 0.89
22:00 6826.8 6045.6 0.89
23:00 6826.8 6016.8 0.88
Sedangkan Load Profile PT. Andayani Megah Tanggal 31 Juli 2008 dengan faktor pengali
12000 :
Tabel 4.4. Data Load Profile PT. Andayani Megah Tanggal 31 Juli 2008 Dengan Faktor
Pengali 12000
Jam S (kVA) P (kW) PF
0:00 6343.2 5648.4 0.89
1:00 6451.2 5733.6 0.89
2:00 6462 5762.4 0.89
3:00 6487.2 5757.6 0.89
4:00 6187.2 5482.8 0.89
5:00 6007.2 5377.2 0.90
6:00 6127.2 5473.2 0.89
7:00 6330 5604 0.89

8:00 5979.6 5359.2 0.90


9:00 6226.8 5596.8 0.90
10:00 6313.2 5702.4 0.90
11:00 6439.2 5796 0.90
12:00 6421.2 5748 0.90
13:00 6504 5737.2 0.88
14:00 6196.8 5619.6 0.91
15:00 6225.6 5648.4 0.91
16:00 6070.8 5529.6 0.91
17:00 5692.8 5221.2 0.92
18:00 6495.6 5860.8 0.90
19:00 6273.6 5649.6 0.90
20:00 6314.4 5708.4 0.90
21:00 6819.6 6088.8 0.89
22:00 7120.8 6349.2 0.89
23:00 7150.8 6368.4 0.89
Dari data di atas dapat diketahui bahwa faktor daya terendah pada PT. Andayani Megah
adalah 0.88.
Kapasitor untuk perbaikan faktor daya dapat juga digunakan sebagai filter. Prosedur
untuk memperbaiki faktor daya dan untuk mendesain filter dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
4.3.1. Pemilihan Frekuensi Harmonik
* Grafik diperoleh dari alat ukur meter EDMI
Gambar 4.1. Gambar Spektrum Harmonik PT. Andayani Megah
Dari gambar 4.1. tersebut, dapat diketahui bahwa harmonik yang paling dominan di PT.
Andayani Megah adalah harmonik pada frekuensi ke-5 (250 Hz).
Untuk menekan harmonik ke-5 tersebut, maka perlu didesain suatu penyaring harmonik
yang dipasang paralel terhadap beban nonlinier. Filter akan didesain pada harmonik ke4.7 atau pada frekuensi 235 Hz.
Gambar 4.2. Alat Ukur Harmonik Merk EDMI Tipe GENIUS MK6
4.3.2. Perhitungan Ukuran Kapasitor Bank
Karena faktor daya pada beban berubah-ubah, maka untuk memperbaiki faktor daya perlu
diperhitungkan kondisi pada saat faktor daya minimum dan pada saat faktor daya
maksimum.
4.3.2.1. Kondisi Faktor Daya Minimum
Memperbaiki faktor daya dari 0.88 menjadi 0.95, maka :
Q1 = 6826.8 x sin (cos-1 0.88) = 3242.550 kVar
Q2 = 6826.8 x sin (cos-1 0.95) = 2131.668 kVar
diperlukan kompensasi sebesar = 3242.55 - 2131.668 = 1110.882 kVar
dimana :

Q1 = Daya reaktif sebelum kompensasi pada PF minimum


Q2 = Daya reaktif setelah kompensasi pada PF minimum
Untuk sistem 20 kV, filter reaktansi kapasitif ekivalen wye (Y) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (3.16) :
Xfilt = = = 360.074
Xfilt (reaktansi filter) adalah selisih dari reaktansi kapasitif dan reaktansi induktif pada
frekuensi fundamental.
Xfilt = XCap - XL
Untuk pemasangan harmonik ke h :
XCap = h2 XL
Xfilt = XCap - XL
Xfilt = XCap Xfilth2 = XCap (h2 -1)
XCap =
XCap = = 377.147
kVar = = = 1060.593 kVar
Pada tegangan 20 kV, filter akan didesain dengan menggunakan kapasitor sebesar 1100
kVar, maka :
XCap = = = 363.636
XCap =
C = = = 8.753 F
4.3.2.2. Kondisi Faktor Daya Maksimum
Faktor daya maksimum di PT. Andayani Megah adalah 0.92, maka :
Q3 = 5692.8 x sin (cos-1 0.92) = 2231.113 kVar
kVar yang dipasang 1100 kVar, maka :
Q4 = 2231.113 - 1100 = 1131.113 kVar
sin (cos-1 ) = = 0.199
jadi, faktor daya baru = 0.98
dimana :
Q3 = Daya reaktif sebelum kompensasi pada PF maksimum
Q4 = Daya reaktif setelah kompensasi pada PF baru
Untuk memperbaiki faktor daya dipilih 0.95 karena menjaga pada kondisi faktor daya
maksimum pada beban, faktor dayanya tidak menjadi leading.
4.3.3. Perhitungan Reaktor Filter
Reaktor filter dipilih untuk tune kapasitor pada frekuensi 4.7. Ukuran reaktor filter
dihitung dari nilai reaktansi kapasitif pada perhitungan sebelumnya dengan menggunakan
rumus (3.19) :
XL(fund) = = = 16.461
L = = 0.052398 H = 52.398 mH

Atau
fh =
Dimana fh = 4.7 x 50 = 235 HZ
LC = = = 4.587 10-7
L = = 52.405 mH
4.3.4. Perhitungan Untuk Persyaratan Filter
Perhitungan untuk persyaratan filter ini termasuk perhitungan tegangan puncak, arus,
kVar, dan tegangan rms. Standar IEEE 18-1992, IEEE standard for shunt power
capasitors, digunakan sebagai standar limit perhitungan ini. Perhitungan ini sangat
panjang, oleh karena itu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu perhitungan untuk persyaratan
nilai fundamental, harmonik dan arus rms serta tegangan puncak.
4.3.4.1. Perhitungan Persyaratan Nilai Fundamental4
Pada langkah ini, frekuansi fundamental digunakan dalam perhitungan tegangan
kapasitor bank. Perhitungan ini terdiri dari :
a. Reaktansi yang dikombinasikan kapasitor dan reaktor pada saat frekuensi fundamental
adalah :
Xfund = ...............................................................................(4.2)
= = 347.175
b. Arus filter frekuensi fundamental :
Ifund = ............................................................................(4.3)
= = 33.260 A
c. Tegangan kapasitor bank pada frekuansi fundamental :
VL-L Cap (fund) = x Ifund x XCap ......(4.4)
= x 33.260 x 363.636 = 20948.346 V
d. Pada kenyataannya, arus fundamental pada filter lebih besar daripada nilai arus
fundamental pada kapasitor saja, maka nilai daya reaktif yang dihasilkan menjadi lebih
besar daripada nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh kapasitor saja.
kVarfund = x Ifund x kVactual .............................................................(4.5)
= x 33.260 x 20 = 1152.160 kVar
4.3.4.2. Perhitungan Persyaratan Harmonik
Pada langkah ini, arus harmonik maksimum dalam filter dihitung. Arus harmonik ini
terdiri dari dua komponen yaitu : arus harmonik yang dihasilkan oleh beban nonlinier dan
arus harmonik dari sisi utility.
a. Arus harmonik yang dihasilkan oleh beban nonlinier
Dari data yang terlampir diketahui bahwa arus harmonik ke-5 sebesar 6.84%, maka
dengan menggunakan persamaan (4.6), arus harmonik (Ampere) yang dihasilkan oleh
beban nonlinier :
Ih = Ih (pu) .........................................................................(4.6)
= 0.0684 = 13.479 A

b. Arus harmonik dari sisi utility.


Diasumsikan bahwa 1 persen distorsi tegangan harmonik ke-5 pada utility system hanya
dibatasi oleh impedansi service transformator dan filter. Impedansi utility diabaikan.
? Impedansi frekuensi fundamental service transformator :
XT(fund) = ZT (%) ........................................................................(4.7)
= 0.12 = 0.8
? Impedansi harmonik ke-5 dari service transformator (transformator induktif) :
XT(harm) = h XT(fund) (4.8)
= 5 x 0.8 = 4
? Impedansi harmonik kapasitor bank :
XCap,harm = ......(4.9)
= = 72.727
? Impedansi harmonik reaktor :
XL(harm) = h XL(fund) ..(4.10)
= 5 x 16.461 = 82.305
Kemudian distorsi tegangan utility system 0.01 pu, arus harmonik ke-5 yang mengalir ke
filter dari sisi sumber dapat dihitung dengan persamaan (4.11) :
Ih = .........................................(4.11)
=
= 8.504 A
c. Arus harmonik maksimum (Ihtotal) adalah penjumlahan dari arus harmonik dari beban
dan dari sisi utility.
Ihtotal = 13.479 + 8.504 = 21.983 A
d. Maka dengan menggunakan persamaan (4.12), tegangan harmonik pada kapasitor
dapat dihitung sebagai berikut :
VCap(L-L,rms-harm) = ... (4.12)
= x 21.983 x 363.636/5
= 2769.162 V
4.3.4.3. Perhitungan Total Arus Rms dan Tegangan Puncak
? Total arus rms dengan menggunakan persamaan (4.13) didapat :
Irms,total = ..(4.13)
=
= 34.330 A
? Komponen harmonik dan fundamental dijumlahkan, menghasilkan tegangan puncak
maksimum kapasitor dengan persamaan (4.14) :
VL-L,Cap(max,puncak) = VL-L,Cap(fund) + VCap(L-L,rms-harm)
(4.14)
= 20948.346 + 2769.162
= 23717.508 V
? Tegangan rms kapsitor :
VL-L,Cap(rms,total) = .(4.15)

=
= 21130.581 V
? Total kVar kapasitor
kVarCap,total = x Irms,total x kVL-L,Cap(rms,total) .......(4.16)
= x 34.330 x 21.130581 = 1256.452 kVar
4.3.5. Perhitungan Nilai Limit Kapasitor
Tegangan puncak, tegangan rms, arus rms, dan produksi kVar untuk tujuan kapasitor
filter dibandingkan dengan standar limit IEEE.
Tabel 4.5. Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Dengan Standar IEEE 18-1992
Rumus Limit, % Nilai aktual Nilai aktual, %
Tegangan Puncak
120
118
Tegangan RMS
110
105
Arus RMS
180
108
kVar
135
114
Gambar 4.3. Rangkaian 3 Fasa Pemasangan Filter Pada Tegangan Menengah
BAB V
KESIMPULAN
Dari penjelasan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Untuk perbaikan faktor daya pada beban nonlinier (PT. Andayani Megah) dari 0.88
menjadi 0.95 diperlukan kompensasi sebesar 1100 kVar.
2. Untuk filter harmonik pada beban nonlinier tersebut, reaktor yang perlu ditambahkan
sebesar 52.405 mH.
3. Pada kondisi faktor daya beban maksimum (0.92) dengan kompensasi sebesar 1100
kVar, faktor daya yang baru menjadi 0.98 (tidak leading).
4. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa pemasangan filter tersebut masih dalam
batas satandar IEEE 18-1992, IEEE Standard For Shunt Power Capasitors.

5. Dengan dipasangnya filter pada PT. Andayani Megah, didapat 2 keuntungan. Yaitu :
a. Dapat memperbaiki faktor daya.
b. Dapat menekan harmonik yang paling dominan yaitu harmonik ke-5.
DAFTAR PUSTAKA
1. Basri, Hasan, Ir., Sistem Distribusi Daya Listrik, Jurusan Elektro ISTN, Jakarta, 1997.
2. Hermawanto, Bambang, Ir. MSc., Phenomena Harmonik Di Sistem Distribusi Tenaga
Listrik : Masalah, Penyebab dan Usaha Mengatasinya, Energi dan Listrik Volume VI No.
2, Juni 1996.
3. Hardi, Surya, Ir. MSc., Harmonisa Dan Pengaruhnya Pada Peralatan Sistem Distribusi,
SAINTEK ITM NO. 10 Tahun VI.
4. R.C Dugan, M. F. McGranaghan, and H. W. Beaty, Electrical Power System Quality.
New York : McGraw-Hill, 1996.
5. Standar IEEE 18-1992, IEEE Standard For Shunt Power Capasitors.
6. Ernawati, Strategi bersaing PT Gajah Tunggal sebagai produsen ban ranmor terbesar di
Asia Tenggara, MasterThesesfromMM-FEUI dibuat : 1996-12-15.

click link
1669 clicks

PENELITIAN PENGHEMAT ENERGI (ENERGI SAVING) LISTRIK


Oleh : Tim Puslitbang Indhan Balitbang Dephan
PENDAHULUAN
Kondisi sumber daya energi di Indonesia terutama sumber daya energi
listrik masih belum digunakan dengan efisien, sehingga perlu pemikiran untuk
menghemat energi listrik tersebut menjadi lebih efisien. Agar arus listrik yang
disalurkan kepada konsumen lebih efisien, diperlukan peralatan untuk
memperbaiki Cos , arus listrik, frekuensi dan tegangan yang dapat menghemat
energi listrik sampai 29,07%. Penggunaan alat energy saving ini selain
menghemat listrik , juga dapat memperpanjang umur peralatan listrik ,
memperbaiki efisiensi jaringan listrik serta meningkatkan kapasitas sistem dan
peralatan.
Dimasa yang akan datang penduduk Indonesia mengkonsumsi listrik
semakin besar, sedangkan untuk menambah sumber energi listrik diperlukan
biaya yang besar. Energy Management System (EMS) sebagai alat penghemat
listrik akan sangat membantu mengatasi terbatasnya sumber daya energi listrik
tersebut. Dari pemikiran di atas Balitbang Dephan memandang perlu
mengadakan penelitian untuk menghemat energi listrik. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional khususnya energi
listrik.

LANDASAN TEORI
Energi listrik sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia, karena energi
tersebut mudah digunakan dan dirubah menjadi energi lain panas, gerak,
cahaya, dan lain sebagainya. Dalam penggunaanya listrik tidak terlepas dari teori
tentang arus listrik, tegangan listrik, frekuensi listrik, power factor, daya listrik dan
energi listrik. Dalam tulisan ini akan dibahas tentang teori kelistrikan yang sangat
mendukung untuk pembahasan prinsip-prinsip penghematan listrik dengan EMS
atau SHCUVER serta analisis pembahasan penghematan energi listrik dengan
EMS.
Faktor Daya
Metode untuk menentukan faktor daya / power factor adalah (pf) adalah :
Pf = wattt = I 2 R = R = COS

VA VA Z
Faktor daya dapat bersifat mendahului (leading) atau tertinggal (lagging). Faktor
daya mendahului berarti arus mendahului tegangan dalam rangkaian ini bersifat
kapasitif. Sedangkan faktor daya tertinggal berarti tegangan mendahului arus,
dalam rangkaian ini bersifat induktif.
Faktor daya adalah perbandingan antara komponen daya KW terhadap
komponen KVA,
O

OA adalah komponen KW atau daya nyata

OB adalah komponen KVA atau daya semu


AB adalah komponen KVAR atau daya reaktif
Penyebab rendahnya faktor daya
1. Penggunaan motor-motor induksi sebagai pengerak mesin-mesin atau
peralatan lain yang bekerja pada faktor daya tertinggal yang dikontribusikan
pada sentral listrik.
2. Trafo-trafo didalam gardu-gardu menpunyai faktor daya tertinggal yang
dikontribusikan pada sentral listrik.
3. Dapur-dapur pemanas dalam industri-industri mempunyai faktor daya
tertinggal yang sangat rendah.
4. Lampu-lampu gas yang bekerja pada faktor daya yang rendah.
Sedangkan motor-motor serempak, rotary converter dan motor-motor komutator
yang lain bekerja pada faktor daya mendahului.
Tegangan Listrik
Gaya gerak elektron dalam kelistrikan mempunyai beberapa macam sebutan :
Gaya gerak listrik (ggl), potensial listrik, perbedaan potensial, tekanan listrik, dan
tegangan listrik (V). Gaya bertanggung jawab terhadap adanya peristiwa
penarikan dan penolakan arus listrik melalui suatu rangkaian. Gaya tersebut
merupakan hasil pemakaian suatu bentuk energi menjadi suatu medan
elektrostatik. Tegangan listrik adalah beda potensial antara dua titik dalam suatu
rangkaian listrik.
Suatu tegangan listrik timbul diantara kedua benda jika salah satu benda
mempunyai kelebihan elektron bebas dan benda lainnya mempunyai kekurangan
elektron bebas. Jika dua benda tersebut dihubungkan, maka arus pengosongan

akan mengalir dari benda negatif ke benda positif. Suatu tegangan listrik juga
dapat timbul diantara dua benda jika terdapat perbedaan jumlah elektron bebas
persatuan isi dari dua benda tersebut. Jika kedua benda tersebut negatif, maka
arus akan mengalir dari benda yang bermuatan lebih negatif ke benda yang
bermuatan kurang negatif ketika ke dua benda tersebut dihubungkan. Selain itu
juga akan terdapat aliran elektron dari benda yang bermuatan kurang positif ke
benda yang bermuatan lebih positif.
Arus listrik
Arus listrik adalah elektron yang bergerak karena adanya gaya gerak listrik. Jika
suatu gaya listrik diberikan pada suatu konduktor, maka elektron-elektron bebas
bergerak tanpa tujuan tersebut akan digerakan akan menjahui nominal negative
menuju keterminal positif. Kecepatan aliran elektron dalam konduktor adalah
186.000 mil tiap detik atau 299.792.462 m/dt. Satu amper adalah jumlah tertentu
elektron yang melewati satu titik pada suatu rangkaian listrik dalam satu detik.
Jumlah elektron yang digunakan untuk menentukan satu amper adalah coulomb,
disingkat C. Satu amper adalah satu coulomb perdetik. Satu coulomb sama
dengan sekitar 6,25 x 1018 elektron.
1 Amper : 1 coulomb
1 sekon
Kuat arus listrik didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir
melalui suatu penampang kawat menghantar tiap sekon.
Daya listrik
Daya listrik adalah ukuran untuk mengatakan banyaknya energi listrik
yang telah dipakai setiap detiknya. Satuan daya listrik adalah watt. Jika daya
yang dimiliki oleh suatu barang elektronik semakin besar maka energi yang
dipakai semakin besar pula. Akibatnya biaya yang harus dikeluarkan untuk
membayar rekening listrik semakin besar pula. Rumus daya listrik adalah p = V.I
(VA), Keterangan :
p = daya listrik (VA)
V = tegangan listrik (Volt)
I = arus listrik (amper)
Energi listrik

Energi listrik adalah suatu energi yang dihasilkan sebanding dengan besar beda
potensial, kuat arus, dan selisih waktu.
Rumus energi listrik adalah : W = V . I . t
Keterangan :
w = energi listrik (joule)
V = beda potensial (volt)
I = kuat arus (amper)
t = selisih waktu (detik)
Satuan energi listrik adalah joule atau watt detik
Satuan yang digunakan untuk PLN untuk menentukan jumlah energi listrik yang
dipakai adalah kilowatt jam (kilowatt hour/KWH). Satu KWH adalah besar energi
yang digunakan selama 1 jam dengan daya listrik sebesar 1.000 watt. Rumus
lain untuk menghitung energi listrik adalah : W = P x t.
W = Energi listrik (KWH)
P = Daya listrik (KW)
t = Waktu penggunaan (jam)
Kesetaraan satuan KWH dengan satuan joule adalah sebagai berikut :
1 watt = 1 joule/detik
1 watt detik = 1 joule
1 KWH = (1.000 watt) 3.600 detik = 3.600.000 watt detik
Dengan demikian 1 KWH = 3.600.000 joule. Untuk mengukur jumlah pemakaian
energi listrik diperumahan atau perusahaan menggunakan KWH meter atau
meteran listrik.
Elektron dan Proton
Elektron merupakan partikel yang paling kecil dan paling ringan. Elektronelektron dikatakan bermuatan negatif yang berarti bahwa mereka dikelilingi oleh
medan gaya yang tidak tampak dan akan bereaksi dengan sifat negatif listrik

terhadap segala sesuatu yang bermuatan listrik dan dibawa di dalam batas
medan tersebut. Medan listrik dapat diGambarkan sebagai garis-garis gaya yang
mengarah keluar. Keberadaan garis-garis gaya tersebut sebenarnya tidak
diketahui, tetapi konsep ini di gunakan sebagai penjelasan.
Proton mempunyai masa sekitar 1.800 kali masa elektron dan mempunyai
medan listrik positif disekelilingnya. Medan positif dinyatakan oleh garis-garis ke
arah dalam. Secara teori sebuah elektron mempunyai jumlah garis kearah luar
sebanyak garis ke arah dalam yang terdapat diproton. Proton mempunyai sifat
positif yang tepat sama dengan sifat negatif dari elektron yaitu masing-masing
mempunyai satu satuan muatan listrik.
Frekuensi
Frekuensi adalah berapa kali arus bolak-balik menyelesaikan sejumlah siklus per
detik. Satuan international untuk mengukur frekuensi adalah hertz disingkat Hz.
Satuan Inggrisnya adalah Cycle per secon atau CPS. Laju gelombang suara di
udara dapat juga menggunakan istilah frekuensi . Nada yang dapat didengar
manusia adalah 15 -20 kHZ . Frekuensi tenaga listrik adalah 10 Hz 1kHz.
Transduser pada mikrofon dapat mengubah gelombang suara menjadi
gelombang AC dengan frekuensi sama. Frekuensi yang dapat menghasilkan
gelombang suara yang dapat didengar oleh manusia dinamakan frekuensi audio.
Frekuensi yang dapat diberikan pada antena dan akan memancarkan
gelombang elektromagnit dan elektrostatik dinamakan frekuensi radio.
PRINSIP KERJA ENERGI MANAGEMENT SYSTEM (EMS)
EMS adalah suatu alat elektronika daya yang berfungsi membantu
mengoptimalisasi sistem distribusi pembagian arus, tegangan dan
mengensifisienkan pemakaian daya sampai 30%.
EMS bekerja secara komputerisasi dengan ILSP (Inteligent Learning system
Protocol) yang mengontrol arus dan tegangan sehingga mendekati sefase. Chip
ILSP diperankan secara khusus untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan
permasalahan tiap-tiap pengguna. Selain itu EMS bekerja dengan cara
menyeimbangkan arus 3 fase (R,S,T) yang tidak memiliki keseimbangan kualitas
seperti fluktuasi tegangan yang tinggi dan ketidakseragaman tegangan. EMS
dapat mendeteksi arus listrik dari transformator dan merubah atau

menyeimbangkan arus fase tersebut. EMS juga dapat bekerja mengoptimalisasi


pemakaian daya dengan memperbaiki arus yang masuk ke beban.
Keunggulan penghemat energi listrik dengan EMS.
Berdasarkan data dari PT. Silver Star Technology penghemat listrik dengan
menggunakan EMS mempunyai keunggulan sebagai berikut :
a. Menekan biaya pemakaian listrik
b. Memperbaiki kualitas dan penghemat pemakaian daya, tegangan, arus dan
frekuensi.
c. Mengurangi panas dan getaran khususnya di transformator dan motor.
d. Meredam spark yang menyebabkan interferensi kesetabilan frek. Listrik.
e. Mengurangi beban listrik
c. Menyeimbangkan arus dan tegangan
d. Memperbaiki cos
e. Biaya perawatan rendah
f. Sistem keseluruhan diatur oleh prosesor secara otomatis , sehingga tidak perlu
operator.
j. Dilengkapi APSP (Automatic protektor system protocol) yang melindungi
peralatan dari lonjakan arus listrik pada bagian instrumen dan semi konduktor.
Penggunaan Energi Management System (EMS).
EMS dapat digunakan dengan sumber listrik dari PLN maupun generator sendiri.
EMS merupakan peralatan yang dapat mengefisienkan penggunaan energi
listrik, sehingga EMS tersebut dapat dipasang pada :
a. Industri
b. Rumah sakit
c. Perhotelan
d. Supermaket dan Departemen store
e. Tempat hiburan dan rekreasi

f. Bandar udara
g. Kapal penumpang maupun kapal perang.
h. Gedung Instansi pemerintah

Instalasi pemasangan EMS dan proses kerjanya


Arus listrik yang berasal dari transformator penurun tegangan di searahkan
dengan peralatan rectifier dan dirubah kembali menjadi arus AC dengan
peralatan inverter dan dilengkapi reaktor proton untuk menambah arus listrik
yang kekurangan proton. Apabila arus listrik yang langsung dari trafo ke MDP
kekurangan proton akan diisi proton dari EMS , sehingga arus listrik yang ke
MDP, SDP dan ke Instalasi menjadi baik. Untuk mengetahui dan mengatur arus
listrik kekurangan proton menggunakan prosesor ILSP dengan kecepatan nano
second. Apabila jaringan listrik pada beban mendadak membutuhkan daya yang
besar akan segera diisi oleh arus listrik yang berasal dari EMS, sehingga
jaringan listrik tidak mengalami trip dan tetap stabil. Dan apabila salah satu fase
putus pada jaringan, maka energi listrik dari EMS dapat dipergunakan untuk
menyuplai jaringan tersebut sampai 4 jam. Proses kerja dari EMS ini tidak
menggangu jaringan PLN, karena prinsipnya memperbaiki tegangan, arus,
frekuensi dan power factor. Dan peralatan ini tidak membangkitkan cacat
gelombang pada tegangan dan arus, sehingga tidak mempengaruhi energi yang
terukur pada meteran listrik. Peralatan penghemat listrik EMS ini, memperbaiki
arus dan tegangan apabila mengalami cacat gelombang, yaitu mengunakan
reaktor proton yang berada pada EMS. Karena reaktor proton tersebut berisi
cairan proton dan digunakan untuk mengisi arus listrk yang kekurangan proton,
sehingga makin lama cairan tersebut akan habis dan perlu isi ulang.
Instalasi Pemasangan SCHUVER
Prinsip kerja schuver adalah sama dengan EMS , perbedaannya hanya
kemampuan pada daya terpasang saja. Penggunaan SCHUVER ini adalah untuk
memberikan pelanggan yang mempunyai daya terpasang kurang dari 1 MVA.
Karena industri, mall, pertokoan, atau rumah sakit ada yang mempunyai daya
terpasang kurang dari 1 MVA. Dengan demikian peralatan ini dapat digunakan,
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam pemasangan penghematan listrik
dengan SCHUVER adalah setelah transformator penurun tegangan

disambungkan dengan jaringan listrik SDP dan SCHUVER , kemudian baru ke


instalasi listrik.
Proses kerja memperbaiki Power Factor atau Cost
Motor-motor listrik yang mempunyai kualitas kurang baik, akan bersifat induktif,
sehingga mempunyai cost yang jelak dan lebih banyak membutukan arus
listrik. Peralatan listrik yang mempunyai power factor yang rendah akan
menyebabkan pergeseran sudut fase arus dan tegangan. Untuk memperbaiki
pergeseran sudut fase arus dan tegangan menggunakan EMS. Dalam menaikan
cost atau power factor EMS bekerja secara komputerisasi dengan ILSP
(Inteligent Learning System Processor) yang mengantur arus dan tegangan
sehingga mendekati sefase dengan demikian cost nya akan naik/meningkat.
ILSP dalam EMS mengatur pembagian distribusi dan timing dari pada elektron
tersebut secara real time proses/nano seconds sehingga kerugian elektron dan
sistem distribusi pembagian arus dan tegangan dapat diminimalkan.
Memperbaiki power factor selain komputerisasi menggunakan Alfa C-05
kapasitor untuk tegangan menengah 20.000 Volt dan Beta C-05 untuk tegangan
rendah 380 Volt. Kapasitor ini berfungsi untuk menetralisir arus yang bersifat
induktif dengan demikian cost nya lebih baik.
Proses kerja memperbaiki arus dan tegangan.
Dengan adanya ILSP yang dapat mengontrol arus dan tegangan yang sesuai
dengan kebutuhan beban akan mengurangi penggunaan arus dan daya tersebut
dengan demikian penggunaan energi listrik tersebut akan lebih effisien. Apabila
arus listrik yang dipergunakan peralatan listrik atau beban mengalami penurunan
maka dalam waktu nano secon akan segera diisi oleh arus listrik yang berasal
dari peralatan EMS. Untuk mengatur penambahan arus dan tegangan
menggunakan ILSP dengan waktu nano secon. Dengan diperbaikinya arus
tegangan dan power factor akan memberikan kesetabilan daya listrik yang
dipergunakan oleh beban. Dengan adanya kesetabilan pada penyaluran energi
listrik tersebut akan memberikan kesetabilan pada peralatan listrik, seperti motormotor listrik dan lampu penerangan. Dengan demikian walaupun pada beban
puncak energi yang disalurkan ke peralatan listrik tidak akan mengalami
gangguan. Energi listrik yang diberikan pada peralatan stabil akan memberikan
kelangsungan produksi dan peralatan listrik menjadi lebih awet. Apabila jaringan
listrik dari PLN salah satu fase putus, maka peralatan EMS akan memberikan
arus pada fase yang putus tersebut, sehingga peralatan listrik tetap berjalan

normal. Sesuai pengalaman yang ada di PT. Sritex jaringan listrik tersebut dapat
berjalan selama empat jam.
Bagian-bagian peralatan EMS dan fungsi kerjanya Dalam control unit EMS
ILSP berfungsi mengatur distribusi elektron serta berfungsi untuk mengatur
timing pembagi daya dan proses pencampuran kimia secara real time (Nanno
second). Seluruh peralatan yang ada di dalam EMS seperti DCT, TF, unit reaktor
proton, domain P+ unit reaktor kimia dikontrol oleh prosesor ILSP dalam waktu
nano second. Prinsip kerja EMS dan shcuver adalah sama. Perbedaannya EMS
untuk beban diatas 1 mega watt, sedangkan shcuver untuk beban dibawah 1
mega watt. Setelah dari control panel SHCUVER jaringan masuk SDP (Sub
Direct Panel) kemudian baru ke instalasi.
Dalam control unit EMS arus listrik diperbaiki dan apabila kekurangan
elektron akan ditambah dengan demikian kualitas arus akan baik dan
tegangan juga stabil.
b. DCT (Direct Current Transformer)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah arus AC dari trafo step down menjadi
arus DC ( sebagai rectifier) , kemudian disimpan dalam sel-sel baterai. Energi
listrik yang tersimpan dalam sel-sel baterai tersebut digunakan untuk
memberikan daya ke jaringan instalasi listrik. Arus listrik yang berasal dari baterai
tersebut diubah menjadi arus AC (Inverter), mengunakan thiristor. Arus listrik dari
DCT ini sebelum masuk ke jaringan akan di kontrol oleh ILSP, dan apabila
muatan listrik tersebut kekurangan proton akan diisi oleh proton dari domain P+
dan reaktor kimia. Domain P+ dan reaktor kimia di ambil dari tanki reaktor proton.
c. TF (Trafo Unit)
Trafo unit ini berfungsi untuk untuk mensetabilkan arus dan tegangan yang
berasal dari DCT. Trafo unit ini dikontrol oleh ILSP agar sesuai dengan
kebutuhan arus dan tegangan pada jaringan instalasi listrik. Apabila jaringan
pada instalasi listrik kekurangan arus, maka ILSP akan memerintahkan trafo unit
untuk menambah arus, sehingga jaringan listrik akan tetap stabil, proses ini
dilakukan dalam waktu nano second.
d. Unit Reaktor Proton
Unit reaktor proton ini digunakan untuk menyimpan proton.
Kebutuhan proton dari unit reaktor proton ke Domain P+ dan reaksi kimia
dikontrol oleh komputer unit dengan prosesor ILSP, untuk memenuhi

kebutuhan proton yang diberikan ke jaringan listrik. Proton ini berfungsi


untuk mengisi muatan listrik yang mengalami kekurangan proton. Dengan
demikian diharapkan arus listrik tersebut akan stabil. Cairan proton yang
berasal dari unit reaktor proton dapat berkurang, sehingga diperlukan
pengisian kurang lebih setiap satu tahun. Unit reaktor proton ini terdapat
indikator, sehingga apabila cairan proton habis akan memberikan isyarat.
Isyarat apabila cairan proton habis adalah lampu indikator berwarna
kuning menyala.
e. Domin P+ dan Unit Reaktor Kimia
Domin P+ dan unit reaktor kimia adalah tempat terjadinya proses kimia dari
cairan proton untuk diberikan kepada muatan listrik yang mengalami kekurangan
proton. Proses ini dikontrol oleh komputer dengan prosesor ILSP dengan
kecepatan nano second. Proton dari domin P+ dan unit reaktor kimia akan
disalurkan ke DCT , kemudian dirubah menjadi arus AC. Arus AC yang berasal
dari DCT dan domin P+ dan unit reaktor kimia akan dihubungkan ke trafo unit
untuk mengisi kekurangan arus listrik pada jaringan instalasi beban.
Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini mengambil salah satu kasus perusahaan yang
menggunakan penghemat energi listrik dengan Energi Management System
yaitu PT. Sri Rejeki Isman Solo. Dari hasil penelitian di PT. Sri Rejeki Isman
diperoleh data sebagai berikut :
a. Data rekening listrik 6 bulan terakhir dari PLN
Tabel- 1
Data Rekening Listrik Sebelum Pemasangan EMS
LOKASI
CUBIKE
L

JAN 06
KWH

CI
C2
C3
TOTAL

pf

1.908.000 0,92
2.224.000 0,89
2.940.000 0,89
7.072.000

PEB 06
KWH

pf

1.684.000 0,92
1.928.000 0,88
2.556.000 0,88
6.168.000

MAR 06
KWH

APRIL 06

pf

KWH

1.880.000 0,91
2.200.000 0,89
2.832.000 0,90
6.912.000

pf

1.860.000 0,91
2.056.000 0,88
2.712.000 0,90
6.628.000

Mei 06
KWH

Tabel- 2
Data Rekening Listrik Setelah Pemasangan EMS
LOKASI

JULI 06

AGUSTUS 06

SEP 06

pf

1.901.000 0,91
2.264.000 0,87
2.616.000 0,87
6.784.000

RATA-RATA

Juni 06
KWH

pf

1.132.000 0,91
2.728.000 0,89
2.496.000 0,90
6.356.000

CUBIKEL
CI
C2
C3
TOTAL

KWH
KWH

pf

KWH

pf

KWH

pf

KWH

0
3.032.000
3.780.000
6.812.000

0,90
0,96

0
2.936.000
3.672.000
6.608.000

0,94
0,98

0
2.912.000
3.732.000
6.644.000

0,97
0,98

0
2.960.000
3.728.000
6.688.000

b. Diagram yang akan dipasang EMS

Pada Gambar diagram instalasi PT.


Sritex terdapat 3 cubicle masing masing
cubicle mempunyai daya terpasang C1 :
3.465 KVA, C2 : 5.190 KVA dan C3 :
6.232 KVA.
c. Spesifikasi kapasitor yang akan di pasang EMS harus di lihat atau diketahui
dengan tujuan untuk mengetahui kapasitas kapasitor (KVAR) tersebut. Kapasitor
berfungsi untuk memperbaiki power factor yang terlalu rendah, apabila kapasitas
kapasitor terlalu besar akan mengganggu beban dengan demikian diperlukan
perhitungan dan pemasangan yang tepat.
d. Daftar spesifikasi seluruh beban listrik di PT. SRITEX adalah :
Tabel - 3
Jumlah Arus Listrik Sebelum Pemasangan EMS
cubicle
C1
C2
C3
TOTAL

Jan06
Amper
85
105
140
330

Feb06
Amper
80
100
140
320

Mar 06
Amper
80
100
140
320

Apr 06
Amper
80
100
140
320

Mei 06
Amper
82
102
139
323

Tabel - 4
Jumlah Arus Listrik Sesudah Pemasangan EMS
cubicle
C1

Juli 06
Amper
0

Agustus 06
Amper
0

Rata-rata
Amper
0

Jun06
Amper
40
120
154
314

Rata-rata
Amper
74,5
104,5
142
321

C2
C3
TOTAL

130
160
290

125
140
265

127,5
150
277,5

Pembahasan
a. Data rekening listrik
Berdasarkan data rekening listrik 6 bulan terakhir di peroleh data tentang
power factor paling rendah adalah 0,88 dan paling tinggi adalah 0,92 ,
kemudian setelah dipasang peralatan penghemat listrik dengan
menggunakan energy management system, power factor meningkat lebih
baik yaitu : pada bulan pertama cubicle 1 power factor 0,90 kemudian naik
menjadi 0,94 dan pada bulan ke tiga menjadi 0,97, sedangkan cubicle 2
power factor 0,96, kemudian bulan ke dua 0,98 dan bulan ke tiga 0,98.
Dengan adanya pemasangan EMS ini dapat meningkatkan penggunaan
kapasitas terpasang yaitu dibuktikan dengan dilepasnya cubicle 1 (3.465
KVA). Daya terpasang pada cubicle 2 (5.190 KVA) dan cubicle 3 (6232
KVA), tidak over load karena pada cubicle tersebut telah dipasang EMS
yang berfungsi mengefisienkan arus, memperbaiki faktor
daya dan mensetabilkan tegangan dan frekuensi. Apabila tidak dipasang
EMS cubicle 2 dan cubicle 3 tidak dapat menanggung seluruh beban yang
ada di PT. SRITEX, hal ini bila dilakukan sekring akan trip. Dengan adaya
cadangan cubicle 1 (3.465 KVA), maka dapat dipergunakan untuk
pengembang penambahan mesin-mesin baru, atau dapat di pergunakan
perusahaan baru yang membutuhkan penggunaan tenaga listrik.
Jumlah energi listrik yang dipergunakan setelah dipasang EMS
meningkat, hal ini disebabkan karena pemasangan mesin baru yang
berjumlah 36 mesin dengan daya input masing-masing 75 KW atau
75.000 Watt. Dengan adanya tambahan 36 mesin tersebut, maka dapat
dihitung jumlah energi yang digunakan adalah : W = P x t.
W = Energi listrik (KWH)
P = Daya listrik (KW)
t = Waktu penggunaan (jam/Hour)

Dengan penggunaan setiap mesin rata-rata 24 jam per hari , maka energi
yang digunakan setiap hari adalah W = 36 msn x 75 KW x 24 jam =
64.800 KWH dan setiap bulannya adalah W = 30 x 64.800 KWH = 1.
944.000 KWH. Apabila dihitung penambahan 36 mesin tersebut dapat
menghemat jumlah KWH yang digunakan sebesar :
= KWH dari 36 Mesin x 100%
Jumlah Rata-rata KWH (Cubicle
1,2, 3)
= 1.944.000 x 100 % = 29,86%
6.510.000
Dengan dipasangnya peralatan EMS ini penggunaan daya terpasang
makin maksimal, dengan penghematan KWH mencapai 29,86% dan tidak
terjadi trip walaupun hanya 2 cubicle yang diaktifkan. Apabila seluruh
perusahaan atau industri Indonesia menggunakan penghemat listrik
dengan EMS, maka tidak terjadi pemadaman listrik yang bergantian,
karena terpenuhinya kebutuhan listrik di Indonesia.
b. Diagram instalasi setelah dipasang EMS

Setelah pemasangan EMS cubicle 1


tidak difungsikan , hal ini karena 2
cubicle yang lain sudah mencukupi
kebutuhan beban. Dengan dilepasnya
cubicle 1 dapat digunakan untuk
pengembangan
perusahaan,
atau
diberikan ke pada perusahaan baru yang
belum mendapatkan daya listrik. Apabila
cubicle 1 dilepas perusahaan dapat

menghemat seratus juta rupah setiap


bulannya, karena biaya beban tersebut
seratus juta rupiah setiap bulannya.
c. Spesifikasi seluruh beban listrik di PT. Sritex
Penggunaan arus listrik di PT. Sritex berdasarkan data sebelum
pemasangan EMS adalah selama 6 bulan adalah Januari 330 A, Pebruari
320 A, Maret 320 A , April 320 A, Mei 323 A dan Juni 314 A dengan ratarata beban 321 Amper. Arus listrik tersebut merupakan arus Line yang
diukur dari meteran listrik dengan tegangan 20.000 Volt.
Rata-rata penggunaan arus listrik sebelum dipasang EMS pada
cubicle 1 adalah 74,4 amper, cubicle 2 104,5 amper dan cubicle 3 142
amper dan rata-rata total seluruh cubicle adalah 321 amper. Kemudian
setelah dipasang EMS arus listrik cubicle 1 pada bulan Juli 130 amper,
Agustus 125 Amper dan rata-rata kebutuhan listrik setiap bulannya 127,5
amper. Sedangakan cubicle3 bulan Juli 160 Amper, bulan Agustus 140
amper dan rata-rata setiap bulanya 150 amper. Sedangkan cubicle 1 tidak
ada arus listrik, karena dilepas dari jaringan PLN.
Penggunaan total arus listrik sebelum dipasang EMS adalah 321 amper
pada tegangan 20.000 Volt, sedangkan setelah dipasang EMS total
penggunaan arus listrik adalah 265,4 amper pada tegangan 20.000 Volt.
Penghematan arus listrik setelah dipasang EMS (adalah 321-265,4) A =
55,6 A. Apabila penghematan arus dihitung dengan prosentasi adalah
sebesar :
= 55,6 X 100 % = 17,32%
321
Dengan tidak diaktifkannya cubicle 1, maka juga akan menghemat beban
terpasang dan besar penghematan beban terpasang tersebut adalah :
= Beban terpasang cubicle 1 X 100 %
Jumlah beban terpasang seluruh cubicle

= 3.465 KVA X 100% = 23,28%


14.887 KVA
Besarnya biaya beban terpasang untuk cubicle 1 adalah RP 100.000.000,dan apabila cubicle 1 dikembalikan ke PLN maka, perusahaan akan
menghemat Rp. 100.000.000,-. Bila dikemalikan Ke PLN Daya terpasang
listrik tersebut dapat berguna untuk pengembangan industri baru. Apabila
tidak dikembalikan ke PLN dapat digunakan untuk pengembangan industri
PT. Sritex sendiri.

PENUTUP
Kesimpulan.
a. Dengan pemasangan peralatan EMS akan menstabilkan gelombang
tegangan, arus listrik dan frekuensi, sehingga tidak merusak peralatan listrik
PLN maupun industri pengguna. Selain itu juga tidak menimbulkan cacat
gelombang yang sangat parah pada gelombang tegangan dan arus,
dengan demikian tidak menggangu fungsi meteran listrik sebagai alat ukur
energi listrik (KWH) milik PLN.
b. Berdasarkan data dari PT. Sritex beberapa penghematan yang diperoleh
setelah dipasang EMS adalah sebagai berikut :
1) Penghematan energi Listrik (KWH) : 29,86%
2) Penghematan penggunaan arusnya 17,32%
3) Penghematan penggunaan beban terpasang 23,28%.
Saran
Sesuai dengan hasil penelitian dan pengkajian , disarankan industri di
Indonesia memasang peralatan EMS agar dapat menghemat penggunaan listrik
PLN, dan mengurangi biaya tagihan listrik industri tersebut. Selain itu penyaluran
listrik dapat stabil, sehingga peralatan listrik pada pelanggan tidak cepat rusak.
DAFTAR PUSTAKA
1. F. SURYATMO, Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika, Bumi Aksara,
Jakarta , 1999.
2. Robert L. Shrader, Komunikasi Elektronika, Erlangga, Jakarta,1991.
3. Abdul Kadir, Prof. Ir, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, LP3ES, Jakarta, 1993.
4. Joseph A Edminister, Electric Circuits, The University of Akron, 1965.

5. Soemarwanto, Teknik Tenaga listrik I , Malang.

PERANCANGAN FILTER HARMONISA DAN KOREKSI FAKTOR DAYA PADA


PABRIK SEMEN HOLCIM PLANT NAROGONG 3
HARMONIC FILTER DESIGN AND POWER FACTOR CORRECTION IN HOLCIM
CEMENT FACTORY NAROGONG 3 PLANT

Created by Susilo, Anton


Subject:
Keyword:

Saringan listrik
Faktor daya
Harmonisa

[ Description ]
Saat ini faktor daya yang rendah masih menjadi permasalahan pada industri modern. Hal
ini menyebabkan konsumsi daya yang tinggi pada industri modern. Selain faktor daya,
harmonisa juga menjadi masalah pada industri modern. Salah satunya adalah timbulnya
fenomena resonansi yang dapat menyebabkan tegangan sesaat menjadi sangat tinggi.
Pabrik semen Holcim sebagai salah satu industri modern juga memiliki masalah yang
sama, selain itu faktor daya yang leading pada sistem saat maintenance trafo juga menjadi
masalah, sehingga perlu dilakukan analisis untuk mendapakan solusi yang tepat. Pada
tugas akhir ini dilakukan perancangan filter harmonisa dan rekonfigurasi kapasitor bank
pada Pabrik Semen Holcim Plant Narogong 3. Kapasitor bank dipasang secara distributif
pada beban sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki faktor
daya dan menghindari terjadinya leading pada saat trafo dalam keadaan maintenance.
Filter harmonisa yang dipasang pada Plant Narogong 3 merupakan filter pasif dan ditala
pada pada orde ke 5 dan orde ke 7. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa rekonfigurasi
kapasitor bank memperbaiki nilai faktor daya dari 0.89 menjadi 0.98, sehingga konsumsi
daya total turun dari 3.77 MVA menjadi 3.55 MVA. Selain itu pemasangan kapasitor
bank dapat menaikkan tegangan dari 0.99 PU menjadi 1.01 PU. Sedangkan pemasangan
filter harmonisa dapat menurunkan THD tegangan dari 2.7 % menjadi 0.68 %.

Alt. Description
Nowadays harmonics and a low power factor are still a problem in modern industry, it
causes resonant phenomena and a high power consumption. Holcim cement factory as a
modern industry also has the same problem. A leading power factor in the system when
transformers in maintenance condition also become a problem, therefore an analysis is
needed to achieve the correct solution. In this final project a harmonics filter design and
capacitor banks reconfiguration are done in Holcim Cement Factory Narogong 3 Plant.
The capacitor banks are installed distributed on load according the needs. This is done to
fix the power factor and to avoid a leading when transformers in maintenance condition.
Harmonics filter that installed is a passive filter and tuned on 5th and 7th harmonics.
From the simulation can be obtained that capacitor banks reconfiguration increase the
power factor from 0.89 to 0.98, therefore the total power consumption decrease from 3.77
MVA to 3.55 MVA. The bus voltage increase from 0.99 PU to 1.01 PU. Meanwhile
harmonic filter that installed decrease voltage THD from 2.7 % to 0.68 %.

Contributor
Date Create
Type
Format
Language
Identifier
Collection ID
Call Number

: Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng


Ir. H. Sidarjanto
: 04/01/2009
: Text
: pdf
: Indonesian
: ITS-Undergraduate-3100008031584
: 3100008031584
: RSE 621.319 2 Sus p

Source :
Undergraduate Theses, Electrical Engineering, RSE 621.319 2 Sus p, 2008
Coverage :
ITS Community
Rights :
Copyright @2007 by ITS Library. This publication is protected by copyright and
permission should be obtained from the ITS Library prior to any prohibited reproduction,
storage in a retrievel system, or transmission in any form or by any means, electronic,
mechanical, photocopying, recording, or likewise. For information regarding
permission(s), write to ITS Library

Anda mungkin juga menyukai