Anda di halaman 1dari 2

NAMA

: BUNGA APRILIA

NIM

: 359752

ETIKA BISNIS DAN PROFESI


9 Oktober 2014

LAPORAN KRITIK RISET (LKR)


Artikel

: An Analysis of International Accounting Codes of Conduct

Penulis

: C. Clements, J. D. Neil, dan O. S. Stovall


(Journal of Business Ethics 87: 173-183, 2009)

Beberapa tahun belakangan, profesi akuntansi bergerak menuju internasionalisasi seiring


pergerakan ke arah ekonomi global. Sebagai contohnya adalah the International Federation
of Accountants (IFAC) yang menerbitkan revisi Kode Etik untuk Akuntan Profesional, yang
dimaksudkan sebagai dasar untuk berbagai kode perilaku akuntansi nasional. Sering menuju
ekonomi global, maka diprediksi terdapat persamaan yang signifikan antar kode perilaku
akuntansi

nasional.

Namun,

budaya,

institusional,

filosofi,

dan

kewarganegaraan

mempengaruhi tujuan, pendekatan, dan kandungan yang terdapat dalam kode etik di tata
tertib akuntansi lintas negara.
Tujuan peneliti atas riset ini adalah untuk mengakses sampai sejauh mana berbagai kode
perilaku organisasi akuntansi nasional senada dengan Kode Etik untuk Akuntan Profesional
yang diterbitkan the International Federation of Accountants (IFAC Code) dan menguji
apakah organisasi akuntansi nasional memilih untuk mengadopsi IFAC Code atau tidak
dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi. Hipotesis riset ini adalah organisasi akuntansi nasional
di negara yang

ekonominya memiliki pendapatan lebih rendah, kurang mungkin

(kemungkinan kecil) untuk mengadopsi IFAC Code daripada organisasi akuntansi nasional di
negara yang ekonominya memiliki pendapatan tinggi
Riset ini berkontribusi dalam penilaian sampai sejauh mana usaha IFAC dalam
harmonisasi standar etis telah berhasil dan perkembangan terkini mengenai keputusan
berbagai organisasi akuntansi nasional untuk mengadopsi atau tidak IFAC Code beberapa
periode waktu kedepan, serta revisi yang telah dilakukan terhadap IFAC Code ketika riset
dilakukan. Adopsi IFAC Code bukan merupakan prasyarat untuk keanggotaan IFAC. Namun,
berdasarkan IFAC Code, anggota dan asosiasi dari IFAC tidak boleh menerapkan standar
yang kurang ketat dari standar yang dinyatakan dalam IFAC Code.
Data riset diperoleh peneliti melalui laman IFAC tentang apakah 158 organisasi anggota
dan asosiasi IFAC telah mengadopsi IFAC Code berdasarkan survey yang mereka respon
untuk menjadi anggota IFAC. Data mengenai status sosioekonomi tiap negara anggota dan
1

asosiasi IFAC diperoleh melalui World Bank dengan hasil 153 negara, sehingga uji empiris
untuk hubungan status sosioekonomi dan keputusan adopsi IFAC Code berdasarkan 153
organisasi saja.
Dari 158 organsiasi anggota dan asosiasi IFAC, ditemukan sebanyak 42 organisasi telah
mengadopsi IFAC Code sebagai kode etik organisasi mereka tanpa modifikasi. Negara yang
melakukan adopsi IFAC Code tanpa modifikasi berasal dari grup pendapatan per kapita yang
lebih rendah. Selanjutnya, 38 organisasi melakukan adopsi IFAC Code dengan sedikit
modifikasi. Untuk tujuan analisis riset, peneliti mengklasifikasikan 38 organisasi termasuk
sebagai pengadopsi IFAC Code secara penuh sehinga organisasi anggota dan asosiasi IFAC
yang tidak mengadopsi IFAC Code sebanyak 78 organisasi.
Organisasi yang tidak mengadopsi IFAC Code ini dibagi ke dalam tiga kelompok
berdasarkan tanggapan mereka dalam survey IFAC sehingga diperoleh hasil 34 organisasi
memilih tidak mengadopsi IFAC Code sebagai kode etik organisasi mereka sendiri pada saat
riset ini dilakukan, namun mereka berencana untuk melakukan harmonisasi dengan IFAC
Code atau mengganti kode etik mereka dengan IFAC Code beberapa waktu kemudian.
Kemudian, terdapat 17 organsisasi yang mengembangkan persyaratan etis mereka sendiri dan
mereka menggunakan pendekatan lain untuk memasukkan IFAC Code. Mereka memilih
untuk tidak mengadopsi IFAC Code namun mereka berniat untuk mengurangi perbedaan
antara kode etik mereka dengan IFAC Code. Terakhir, 27 organisasi memilih untuk tidak
mengadopsi IFAC Code ataupun berencana untuk melakukan konvergensi persyaratan etis
mereka dengan IFAC Code. Terdapat beberapa alasan yang diungkapkan dalam tanggapan
survey mengenai keputusan mereka tidak mengadopsi, seperti standar etis untuk akuntan
profesional yang telah dimandatkan oleh hukum di negara mereka, atau organsiasi telah puas
dengan kode etik mereka sekarang dan tidak memiliki niatan untuk mengadopsi IFAC Code.
Selanjutnya, peneliti melakukan uji empiris untuk hubungan keputusan adopsi model
IFAC Code dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keputusan adopsi IFAC Code dengan status
sosioekonomi. Peneliti tidak mampu menyediakan hasil yang mendukung hipotesis bahwa
organsisi akuntansi di negara dengan ekonomi yang lebih rendah akan kurang mungkin untuk
mengadopsi IFAC Code. Alasan kurang terdukungnya hipotesis ini dikarenakan organsiasi
akuntansi di negara dengan ekonomi yang lebih rendah mungkun tidak memiliki sumber daya
yang dibutuhkan untuk mengembangkan kode perilaku yang efektif dengan cara mereka
sendiri, oleh karena itu organsiasi ini mengadopsi model IFAC Code dengan alasan manfaat
lebih besar daripada kos.
2

Anda mungkin juga menyukai