Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
kecakapan dan sikap mental petani itu sendiri. Dalam hal ini pada umumnya
karena tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungan dimana mereka itu
tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan.
Sehingga menyebabkan
pengetahuan dan kecakapannya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan
seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya.
peranan dari keluarga petani. Inovasi biasanya diadopsi dengan cepat karena :
Tidak rumit
Mudah diamati
Evaluation (Penilaian)
Pelopor (Inovator)
Hal ini
Kesehatan
1.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani, karena
petani akan terhindar dari paparan (exposure) polusi yang diakibatkan oleh
digunakannya bahan kimia sintetik dalam produksi pertanian.
3.
b.
Lingkungan
1.
Kualitas Tanah
Menjaga sifat fisik, kimia dan biologi tanah yang baik merupakan hal yang
penting dalam pertanian organik. Untuk itu dalam pertanian organik diutamakan
cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meningkatkan kandungan
bahan organik tanah serta mendorong kuantitas dan diversitas biologi tanah.
Dalam pertanian organik peningkatan kesuburan tanah dilakukan tanpa
menggunakan pupuk kimia sintetis. Sebagai gantinya digunakan teknik-teknik
sebagai berikut:
Rotasi tanaman secara tepat, mixed cropping dan integrasi tanaman dengan
ternak.
2.
Penghematan energi
Sistem produksi organik hanya menggunakan 5080% energi minyak untuk
Kualitas Air
Penjagaan kualitas air merupakan upaya yang sangat penting dalam sistem
Kualitas Udara
Pertanian organik terbukti mampu meminimalkan perubahan iklim global
karena emisi gas rumah kaca (greenhouse gas emission) pada pertanian organik
lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional. Dalam pertanian organik tidak
menggunakan pupuk nitrogen sintetis sehingga tidak ada emisi nitrogen oksida
dari pupuk buatan tersebut. Penggunaan minyak bumi juga lebih rendah sehingga
menurunkan emisi gas karbon dioksida. Lebih penting lagi, pertanian organik
menyediakan penampungan (sink) untuk karbon dioksida melalui peningkatan
kandungan bahan organik di tanah serta penutupan permukaan tanah dengan
tanaman penutup tanah.
5.
Pengelolaan Limbah
Praktek pertanian organik mengurangi jumlah limbah melalui daur ulang
limbah menjadi pupuk organik. Kotoran ternak, jerami dan limbah pertanian
lainnya yang selama ini dianggap limbah, justru menjadi bahan yang mempunyai
nilai sebagai sumber nutrisi dan bahan organik bagi pertanian organik.
6.
Keanekaragaman Hayati
Pertanian organik tidak hanya menghindari penggunaan pestisida sintetis,
Perekonomian masyarakat
Penerapan pertanian organik, memberikan manfaat bagi masyarakat dalam
Hasil
Pertanian organik yang dilakukan secara benar oleh petani yang
berpengalaman seringkali hasilnya sama, atau bahkan lebih tinggi, dari hasil
pertanian konvensional. Namun seringkali hasil pertanian organik lebih rendah
dari pertanian konvensional. Adanya perbedaan hasil ini mencerminkan adanya
perbedaan teknik bercocok tanam dan pengalaman petani. Industri pangan organik
berkembang sangat cepat sementara petani belum mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang cukup untuk menerapkan sistem pertanian organik yang benar.
Perbedaan hasil juga seringkali bergantung pada jenis tanaman yang diusahakan.
Di samping itu, pertanian organik juga relative lebih tahan terhadap gangguan
hama dan penyakit.
2.
Biaya Produksi
Pertanian organik memerlukan biaya produksi relatif lebih rendah
menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati atau agen hayati. Di samping
itu, dalam pertanian organik nilai penyusutan peralatan juga lebih rendah.
Dalam praktek pertanian organik, pengendalian gulma dilakukan secara
mekanis. Pengolahan tanah untuk pengendalian gulma setelah tanaman tumbuh
dilakukan dengan cara minimal. Banyak orang berpendapat bahwa pengendalian
gulma akan meningkatkan frekuensi pengolahan tanah dan juga biaya. Dalam
prakteknya, ternyata tidaklah demikian. Dengan perbaikan struktur tanah dan
praktek pengelolaan yang baik, pertanian organik justru meminimalkan
pengolahan tanah, atau lebih sedikit, dibanding pertanian konvensional.
3.
Pendapatan
Pendapatan petani organik sedikit lebih besar dibanding dengan petani
konvensional. Secara umum, biaya produksi lebih rendah dan pendapatan lebih
besar (karena premium price). Industri organik berubah sangat cepat sehingga
mempengaruhi ketidakstabilan harga. Sebagai contoh, adanya harga tinggi pada
satu jenis komoditi telah mendorong banyak petani menanam komoditi yang sama
secara bersamaan. Ini menyebabkan harga turun ketika musim panen. Banyak
orang berpendapat bahwa sejalan dengan waktu premium price akan stabil.
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani akhirnya akan meningkatkan
kesejahteraan petani.
4.
berarti adanya lapangan kerja baru bagi masyarakat pedesaan. Disamping itu,
penerapan pertanian organik juga akan merangsang adanya kerjasama kemitraan
Pemasaran
Permintaan akan pangan organik akhir-akhir ini tumbuh dengan pesat di
seluruh dunia, baik di Eropa, Canada, Amerika Utara, atau Jepang. Adanya
pertumbuhan yang cepat ini menimbulkan fluktuasi di pasar. Sebagai contoh,
beberapa pasar mempunyai persyaratan mutu yang sangat spesifik serta
permintaannya selalu berubah dari tahun ke tahun. Industri organik baru
berkembang, dan infrstruktur seperti sistem pengangkutan, pedagang dan
distributor masih perlu menyesuaikan diri (Rachman, 2007).
Salah satu upaya mengurangi penggunaan bahan kimiawi pada budidaya
tanaman adalah dengan memanfaatkan mikroorganisme. Dan keberadaan
mikroorganisme dapat dimanfaatkan dalam budidaya pertanian modern yang
berorientasi organic farming berupa pupuk hayati (biofertilizer), agensia
pengendali hayati (biopestisida), dan pengolahan limbah organik/hewan menjadi
pupuk kompos (biokomposer) telah berkembang dengan pesat. Pertanian alamiah
dapat menggunakan benih unggul, penggunaan mikroba berguna (biopestisida dan
biofertilizer), pupuk organik, dan pestisida nabati (Sipayung, 2010).
Landasan Teori
Adopsi dalam proses penyuluhan (pertanian), pada hakekatnya dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan
(cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan (psychomotoric) pada diri
seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh oleh
masyarakat sasarannya. Penerimaan disini mengandung arti tidak sekedar tahu,
tetapi sampai benar-benar dapat melakanakan atau menerapkannya dengan benar
serta menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya. Penerimaan inovasi
tersebut, biasanya dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh
orang lain, sebagai cerminan dari adanya perubahan: sikap, pengetahuan, dan atau
ketrampilannya.
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup
panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan.
Penyuluhan
bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk
kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan
dilandasi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh antara praktek
praktek yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya teknologi
teknologi yang lebih maju di lain pihak.
Tabel 2. Luas Lahan dan Produksi Padi Organik Binaan BITRA di Provinsi
Sumatera Utara, Oktober 2011.
No
Desa
Kabupaten
Kelompok
Luas Lahan Produksi
Tani
(ha)
(ton)
1.
Lubuk Bayas Serdang Bedagai Tani Subur
27
135
2.
Tani Mandiri
JUMLAH
Sumber: BITRA Indonesia, 2012
30
32
165
Dari tabel dapat dilihat berdasarkan Luas Lahan dan Produksi, desa binaan
BITRA di Lubuk Bayas lebih tinggi dibanding desa binaan BITRA di Namu
Landor.
persen atau setara 2 juta ton per tahun. Salah satu strategi yang ditempuh adalah
pada tahun 2008 diharapkan dapat terselenggara Sekolah Lapang Pengelolaan
Tanaman Terpadu (SL-PTT) di 60.000 unit. Strategi ini diharapkan dapat
memperluas penyebaran pengelolaan tanaman terpadu (PTT) yang akan
berdampak terhadap percepatan implementasi program P2BN (Deptan, 2008).
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) adalah bentuk
sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan dilapangan.
Hamparan sawah milik petani peserta program penerapan PTT disebut hamparan
SL-PTT, sedangkan hamparan sawah tempat praktek sekolah lapang disebut
laboratorium lapang. SL-PTT juga mempunyai kurikulum, evaluasi pra dan pasca
kegiatan dan sertifikat.
registrasi terhadap peserta yang mencakup nama dan luas lahan sawah garapan,
pembukaan dan studi banding atau kunjungan lapang.
Proses belajar SL-PTT berawal dari kegiatan yang kemudian memberikan
pengalaman pribadi, mengungkapkan pengalaman tersebut, menganalisis masalah
yang terjadi dan menyimpulkan hasil kegiatan. Kalau petani peserta SL-PTT
telah merasakan dampak positif dari teknologi yang diterapkan, baik dari aspek
materi dan non materi, maka mereka akan menerapkan teknologi itu kembali pada
musim berikutnya. Adapun tujuan utama dari SL-PTT adalah untuk mempercepat
alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti atau narasumber lainnya.
Ciri SL-PTT :
1.
2.
3.
4.
Pemandu tidak mengajari petani tetapi petani belajar dengan inisiatif sendiri,
pemandu sebagai fasilitator memberikan bimbingan
5.
6.
perhatian :
1.
2.
yang dihadapi dan membuat keputusan tentang tindakan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah tersebut.
Menurut Soekartawi (1998) Faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi :
Adopsi teknologi baru adalah merupakan proses yang terjadi dari petani
untuk menerapkan teknologi tersebut pada usahataninya. Hal ini biasanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
a.
merupakan
sarana
belajar,
dimana
selanjutnya
akan
Umur Petani
Makin muda petani biasanya mempunyai semangat ingin tahu apa yang
belum diketahui, sehingga dengan demikian petani berusaha untuk lebih cepat
melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya belum berpengalaman soal
adopsi inovasi tersebut.
c.
inovasi dari pada petani yang berlahan sempit, hal ini dikarenakan keefesienan
penggunaan sarana produksi.
d.
Pengalaman Bertani
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi
daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pangalaman lebih banyak sehingga
sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan.
Penyuluhan pertanian sebagai suatu pendidikan bagi para petani dan
keluarganya haruslah menggunakan landasan falsafah kerja meningkatkan potensi
dan kemampuan para petani dan keluarganya, sehingga mereka akan dapat
mengatasi sendiri kekurangannya dan dapat sendiri memenuhi kebutuhan dan
keinginannya, tanpa harus selalu tergantung kepada orang lain. Tujuan utama dari
penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani dan keluarganya agar
berubah perilakunya sesuai dengan yang diinginkan (oleh pihak penyuluh) yang
akan memnyebabkan perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani.
Jadi
2.
3.
Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai dengan yang
dikehendaki.
dapat berjalan dengan efektif apabila syarat berikut dapat terpenuhi, yaitu :
Sedangkan yang
selanjutnya. Masalahnya, sampai sejauh mana ilmu ilmu yang telah dikuasainya
itu dapat mendukung inovasi yang senantiasa hadir ke tengah tengah kehidupan
para petani. Tentunya selama pembangunan ini terus dilaksanakan kehadiran
inovasi dalam kehidupan masyarakat desa adalah satu tolak ukur untuk
mengetahui sampai batas mana saja pembangunan ini mengalami kemajuan dan
perkembangannya (Sastraatmadja, 1993).
Menurut Rogers (1995), model proses pengambilan inovasi terdiri dari 5
langkah. Langkah-langkah tersebut adalah :
1.
2.
Persuasi atau bujukan, terjadi ketika seseorang membentuk suatu sikap yang
kurang baik atau baik ke arah inovasi.
3.
4.
5.
Kerangka Pemikiran
Petani padi organik dalam melakukan budidaya padi organik berdasarkan
teknologi budidaya padi organik berdasarkan segi : bibit/benih, lahan, pupuk,
teknik budidaya, pasca panen, harga dan label. Penyuluh mempunyai peranan
penting dalam memperkenalkan teknologi tersebut kepada petani karena dengan
bantuan penyuluh maka inovasi akan cepat diterima oleh masyarakat tani
khususnya para petani padi organik.
Dalam mengadopsi suatu teknologi, maka petani dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu : umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, luas
lahan, dan total pendapatan.
Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah dalam menerapkan
inovasi daripada petani pemula, karena dengan pengalaman yang lebih banyak
sudah dapat membuat perbandingan dalam membuat keputusan dalam
mengadopsi inovasi (teknologi).
Penerapan teknologi yang menguntungkan akan lebih banyak terjadi apabila
tingkat adopsi petani tinggi. Bila dalam diri seorang petani ada kesadaran akan
perlunya perubahan maka inovasi yang diusulkan oleh penyuluhan pertanian dapat
diterapkan dalam usahataninya. Pada akhirnya suatu teknologi diterapkan atau
tidak terletak pada petani itu sendiri. Apakah tingkat adopsinya tinggi, sedang
atau rendah tergantung dari teknologi baru tersebut.
Petani
Padi Organik
Usahatani
Padi Organik
Tahapan Tahapan
Teknologi Budidaya
Padi Organik:
Benih/ bibit
Lahan
Pupuk
Teknik Produksi
Pasca Panen
Harga
Label
TINGGI
Teknologi
Budidaya
Padi Organik
Tingkat
adopsi
Karakteristik sosial
ekonomi petani:
1. Umur
2. Tingkat Pendidikan
3. Pengalaman Bertani
4. Tingkat Pendapatan
5. Luas Lahan
SEDANG
RENDAH
Keterangan:
: menyatakan hubungan
Hipotesis Penelitian
1.
2.