Tugas Filsafat Pendidikan
Tugas Filsafat Pendidikan
Oleh :
Kelompok 9 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Yeni Alfiyah
Wiwin Arisiana
Didik Marijanto
Dewi Yuliatiningsih
Susanti Sari W.
Laili Rizkiyah
Utiek Dwi Agustin
( 105 748 )
( 105 750 )
( 105 522 )
( 105 547)
( 105 727 )
( 105 777 )
( 105 581 )
A. LATAR BELAKANG
Ilmu sebagai hasil aktivitas manusia yang mengkaji berbagai hal, baik diri
manusia itu sendiri maupun realitas di luar dirinya, sepanjang sejarah
perkembangannya sampai saat ini selalu mengalami ketegangan dengan berbagai
aspek lain dari kehidupan manusia. Pada dataran praktis operasional, selalu
diperbincangkan kembali hubungan timbal balik antara ilmu dan teknologi.
Sering muncul polemik, terutama di negara berkembang, manakah yang lebih
penting, antara mengembangkan ilmu melalui pengembangan ilmu murni (pure
science) dan ilmu dasar (basic science), dengan mengembangkan teknologi
melalui alih teknologi maupun industrialisasi. Kalau kedua-duanya penting,
bagaimana strategi yang meski dibangun untuk mengembangkan keduanya,
mengingat keterbatasan sumber daya yang dimiliki rata-rata negara berkembang ?
Pada dataran nilai-ideasional, muncul permasalahan yang lebih kompleks
berkaitan dengan kedudukan dan peran ilmu dan teknologi dalam perubahan
peradaban manusia, baik yang berkaitan dengan pergeseran nilai maupun yang
terkait dengan berbagai dampak ideasional dari perkembangan ilmu dan teknologi
terhadap komponen-komponen pengetahuan manusia yang lain. Gejala-gejala
seperti modernisasi, globalisasi, scientism, teknokrasi, teknophobia, teknosofi,
adalah contoh betapa besar pengaruh ilmu dan teknologi terhadap perkembangan
budaya manusia. Sering muncul polemik tentang gejala marginalisasi
(penyingkiran) nilai maupun aspek pengetahuan lain bila dihadapkan pada
kebenaran ilmiah, terlebih apabila prosedur pengujian kebenarannya dengan
menggunakan teknologi mutakhir.
Gejala meluas dan meningkatnya peran ilmu dan teknologi terhadap
berbagai aspek kehidupan manusia, oleh Hebert Marcuse digambarkan hanya
akan membawa manusia pada keterasingan (alineasi) terhadap diri sendiri dan
masyarakat, maupun yang mengantar manusia pada suatu kondisi yang
berdimensi satu. Dalam masruarakat yang demikian relitas sosial-budaya
merupan realitas berdimensi tunggal, yakni dimensi teknologis. Manusia dan
kebudayaannya dikuasai oleh ilmu dan teknologi. Apakah kemudian dapat
dikatakan bahwa ilmu dan teknologi merusak kebudayaan asli suatu bangsa ?
apakah teknologi sendiri merupakan suatu budaya, yang memiliki sistem nilai dan
struktur sosial tertentu ?
Dari berbagai pertanyaan-pertanyaan dan polemik yang setidak-tidaknya
tersirat adanya kekaburan pengertian tentang ilmu, teknologi, maupun
kebudayaan. Tersirat pula di dalamnya kekaburan pemahaman tentang hubungan
antara ilmu, teknologi, dan kebudayaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara ilmu dan teknologi ?
2. Bagaimana hubungan ilmu dan kebudayaan ?
3. Bagaimana hubungan teknologi dan kebudayaan ?
C. TUJUAN
Adapun tujuannya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara ilmu dan teknologi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi ilmu
Menurut Prent (1969) sebagaimana dikutip oleh Tim Dosen Filsafat UGM
(2003: 149) secara etimologis ilmu berasal dari kata Scientia yang berarti
pengetahuan tentang, tahu juga tentang, pengetahuan mendalam, faham benarbenar. Masih pada buku yang sama dijelaskan, bahwa ilmu memiliki makna
denotatif dan makna konotatif. Dari makna denotatif, ilmu dapat diartikan
sebagai pengetahuan sebagaimana dimiliki oleh setiap manusia maupun
pengetahuan ilmiah yang disusun secara sistematis dan dikembangkan melalui
prosedur tertentu.
Adapun konotasi istilah ilmu merujuk pada serangkaian aktivitas manusia
yang manusiawi, bertujuan dan berhubungan dengan kesadaran. Dari titik
pandang internal dan sistematis, konotasi ilmu sesungguhnya menyangkut tiga hal
yaitu; proses, prosedur, dan produk. Proses menunjuk pada penelitian ilmiah,
prosedur mengacu pada metode ilmiah, dan ilmu sebagai produk mengandung
maksud pengetahuan ilmiah.
Dari dimensi sosiologi ilmu, ilmu dibedakan menjadi dua yaitu sudut
pandang internal yang mengacu pada ilmu akademis, dan sudut pandang
eksternal yang mengacu pada ilmu industrial. Ilmu akademis relatif lebih
menekankan pada pengkayaan tubuh pengetahuan ilmiah untuk pengambangan
ilmu itu sendiri, tanpa adanya pemikiran untuk kemungkinan-kemungkinan
penerapannya lebih jauh (ilmu untuk ilmu).
Sedangkan ilmu industrial
memusatkan diri pada pengkajian efek-efek teknologis dari pengetahuan ilmiah
yang dihasilkan oleh ilmu-ilmu murni. Titik beratnya pada kemampuan
instrumental ilmu dalam memecahkan problem-problem praktis di segala bidang
kehidupan manusia.
Pada pengertian yang lain menurut Saswinadi Sasmojo (1991), ilmu atau
science diartikan sebagai bagian dari himpunan informasi yang termasuk dalam
pengetahuan ilmiah, dan berisikan informasi yang memberikan gambaran tentang
struktur dari sistem-sistem serta penjelasan tentang pola-laku sistem-sistem
tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa sistem alami, maupun sistem yang
merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan dalam
tatanan kehidupan masyarakat yang diinstitusionalisasikan. Bila sistem yang
menjadi perhatiannya merupakan sistem alami, maka disebut ilmu pengetahuan
alam atau natural sciences, dan bila yang menjadi perhatian adalah sistemsistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia mengenai pola laku hubungan
dalam tatanan kehidupan masyarakat, maka disebut ilmu pengetahuan sosial atau
social- sciences.
B. Definisi Teknologi
Secara etimologis akar kata teknologi adalah techneyang berarti
serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu
objek atau kecakapan tertentu. Juga berarti seni atau pengetahuan tentang prinsipprinsip atau metode (Runer, 1984).
C. Definisi Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan
kata lain, kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi atau
akal. Istilah asing yang sama artinya dengan kebudayaan adalah culture berasal
dari bahasa latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan (tanah atau
bertani). Dari kata tersebut, culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan
manusia untuk mengolah dan mengubah alam (Soerjono Soekanto, 1982: 150).
Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi sebagaimana dikutip oleh
Soerjono Soekanto (1982: 151) merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia
untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan
untuk kerperluan masyarakat. Sedangkan menurut E.B.Taylor (1871) kebudayaan
diartikan sebagai sesuatu yang kompleks mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda
satu dengan lainnya, setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku
umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga. Adapun sifat dan hakekat dari
kebudayaan menurut Soerjono Soekanto (1982: 159) yaitu:
BAB III
PEMBAHASAN
Ilmu
Teknologi
kebudayaan
BAB IV
PENUTUP
Dalam unsur budaya terdapat adanya sistem pengetahuan, dimana ilmu dan
teknologi termasuk di dalamnya. Dengan demikian ilmu itu sendiri merupakan
bagian dari budaya. Ilmu dan budaya mempunyai hubungan yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung. Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam
satu masyarakat tergantung dari kondisi budaya masyarakat tesebut, dan juga
perkembangan ilmu akan mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai yang terkandung dalam ilmu,
yakni tentang etika, estetika dan logika. Ilmu merupakan sumber nilai dan tata
hidup, baik bagi perkembangan kepribadian secara individual maupun
pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Pola Hubungan Ilmu dan budaya
dan Teknologi antara ilmu dan budaya keduanya memiliki keterkaitan karena
kedua-duanya saling mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat dengan
manusia, karena manusia inilah yang membentuk budaya, merumuskan ilmu dan
menciptakan teknologi, serta mengembangkan kedua-duanya, karena manusia
mempunyai akal dan bahasa. Jadi, antara ilmu dan budaya keduanya memiliki
keterkaitan. Hubungan antara ilmu, dan budaya adalah saling mempengeruhi.
Budaya mempenagruhi Ilmu dan budaya, ilmu memepengaruhi budaya
mempengaruhi ilmu dan budaya. Ilmu dan budaya semuanya dikembangkan
manusia. Ilmu dirumuskan manusia, budaya dibentuk manusia. Dan juga
keduanya memberikan sumbangan terhadap manusia.
4. Hubungan Teknologi dan Kebudayaan
Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan. Teknologi
menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia
mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa
keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang
berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling
sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem
peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu: alat-alat produktif, senjata, wadah,
alat-alat menyalakan api, makanan, pakaian, tempat berlindung dan perumahan,
dan alat-alat transportasi. Dengan semakin majunya perkembangan teknologi,
maka hal tersebut akan berdampak pada perubahan kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Jujun S. Suriasumantri
199
9
Tim Dosen Filsafat Ilmu
200
Filsafat Ilmu. Fakultas Filsafat Ilmu UGM: Yogyakarta
3
http://ciget.info/?p=370
Sabtu, 28 April 2012 | Label: Makalah by Jaka Billal
http://jakabillal.blogspot.com/2012/04/filsafat-ilmu-ilmu-teknologi-dan.html