Bab I PDF
Bab I PDF
Proses pengolahan baja yang dilakukan pada pabrik baja adalah proses
lanjutan dari proses pembuatan besi mentah dalam dapur tinggi. Secara ringkas proses
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
bijih besi ( Iron ore) + kokas / bahan reduksi + dolomit / batu kapur
gas
DAPUR TINGGI
20 -30 meter, lapisan
dinding tahan api
PABRIK BAJA
Kadar C, Si, Mn,P,S disesuaikan
+ Cr, Ni, Mo, Co
Baja merupakan bahan struktur yang memiliki sifat : solidity (daya lawan terhadap
tarikan, tekanan dan lenturan ), elasticity ( kemampuan dalam batas pembebanan tertentu
kembali ke bentuk semula setelah beban ditiadakan ), tenacity (kesanggupan mengalami
perubahan bentuk yang besar tanpa meangalami cacat atau kerusakan ), malleability (sifat
dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dalam keadaan ini, tanpa
merugikan sifat keteguhannya dapat diubah bentuknya) , weldability (sifat dalam keadaan
panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tanpa bahan tambah tanpa
merugikan sifatketeguhannya), dan hardness (kekuatan melawan terhadap masuknya benda
lain kedalamnya) .
Diagram tegangan regangan baja diperoleh dari uji tarik batang baja. Batang baja
dengan panjang tertentu ( L ) dan luas tampang ( A ) ditarik dengan beban yang diperbesar
sedikit demi sedikit. Akibat beban tarik, batang akan bertambah panjang dan akhirnya
putus. Dari besarnya beban yang bekerja ( P ) akan didapatkan tegangan ( f = P/A ) dan
dari pertambahan panjang ( L ) akan didapatkan regangan ( = L /L ). Hubungan
besarnya tegangan pada saat regangan tertentu atau besarnya regangan pada beban tertentu
dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang dikenal dengan diagram tegangan regangan. Pada baja lunak diagram tersebut dapat dilihat pada gambar 1.2.
tegangan ( f)
C
fy
0,5
1,0
1,5
2,0
Regangan (%)
regangan baja bertambah pada beban yang konstan. Tagangan pada saat ini disebut
tegangan leleh (fy). Selanjutnya diperlukan tambahan beban lagi untuk menambah
regangan yang terjadi, sampai mencapai tegangan maksimum ( titik C ) yang disebut
dengan tegangan ultimit . Regangan akan tetap bertambah walaupun terjadi pengurangan
tegangan sampai baja akan putus ( titik D ).
Pada baja mutu sedang dan keras bentuk diagram untuk daerah elastis sama dengan
baja lunak, dengan demikian nilai modulus elastisitasnya sama. Setelah baja mengalami
leleh diagram tegangan regangan baja keras berbeda dengan baja lunak seperti terlihat pada
gambar 1.3.
tegangan (f)
baja keras
fy
baja sedang
0 0,2
0,5
1,0
1,5
2,0
Regangan (%)
: 80.000 MPa
Angka poisson
Koefisien pemuaia
: 12 x 10-6 / oC
0,3
Bj 34
Bj 37
Bj 41
Bj 50
Bj 55
Pada baja yang tidak teridentifikasi, boleh dipakai selama memenuhi hal - hal sbb :
1. bebas dari cacat permukaan
2. sifat fisik material dan kemudahannya di las tidak mengurangi kekuatan dan
kemampuan layan struktur
3. tegangan leleh untuk perencanaan tidak boleh diambil lebih dari 170 MPa, sedangkan
tegangan putus minimum tidak boleh diambil lebih dari 300 MPa.
a. Profil siku
b. Profil WF
e. Welded plate
girder
f. cover plate
W shape
c. Profil C
d. Profil T
g. Profil C tersusun