Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan Debit Sungai Metode Current Meter

Debit sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang mengalir melalui
suatu penampang melintang sungai pada suatu titik tertentu per satuan waktu, pada umumnya
dinyatakan m/detik. Debit sungai diperoleh setelah mengukur kecepatan air dengan alat
pengukur untuk mengetahui data kecepatan aliran sungai dan kemudian mengalikannya dengan
luas melintang (luas potongan lintang sungai) pada lokasi pengukuran kecepatan tersebut.
Pengukuran debit sungai dapat dilakukan secara langsung (direct) maupun secara tidak langsung
(indirect). Pengukuran debit secara langsung yaitu ketika kecepatan aliran air sungai diukur
secara langsung dengan alat ukur kecepatan aliran. Salah satu metode yang paling sering
digunakan yaitu melalui velocity-area method. Alat ukur kecepatan aliran yang umum digunakan
pada metode tersebut yaitu current meter. Pengukuran debit dengan current meter merupakan alat
ukur yang cukup modern, mudah digunakan serta memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi.
Pengukuran debit sungai dilakukan di Sub DAS Serayu Hulu. Atas dasar perencanaan,
pertimbangan teori dan keadaan lapangan, maka digunakan perhitungan debit sungai dengan
velocity-area method menggunakan current meter. Current meter pada pengukuran debit sungai
di Sub DAS Serayu Hulu pada dasarnya bukan merupakan metode utama dalam tema hidrologi
yang diusung oleh tim hidrologi. Namun metode pengukuran debit sungai dengan alat CCTV
serta slope area method yang menjadi dasar pertimbangan utama. Hal ini dikarenakan rencana
awal yang bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap debit sungai khususnya banjir yang
dipengaruhi oleh curah hujan di catchment area Sub DAS Serayu Hulu. Sedangkan untuk
melakukan pengukuran debit sungai dan banjir sangat diperlukan metode pengukuran yang
berkelanjutan dengan rentang waktu yang singkat untuk mendapatkan data tentang pola debit
sungai secara kontinyu. Metode current meter pada kasus ini kurang cocok untuk digunakan
karena tidak dapat dipasang secara tetap, namun memerlukan orang/teknisi untuk
menggunakannya. Berdasarkan hal tersebut maka metode pengukuran debit sungai dengan alat
CCTV lebih cocok digunakan serta metode current meter lebih difungsikan sebagai validasi
maupun pembanding karena metode CCTV yang cenderung belum umum digunakan.
Pengukuran debit dengan metode current meter kedalaman sungai menjadi suatu penentu
dalam pengukuran, selain itu juga sungai harus dibagi ke beberapa segmen untuk mendapatkan
kecepatan rata-rata aliran sungai pada dari bagian tepi dan tengah. Sehingga sebelum

pelaksanaan pengamatan perlu memperhatikan beberapa hal, yang utama adalah kedalaman
sungai, selain itu juga arus tidak boleh terhalang oleh suatu benda atau adanya batuan, sampah
maupun tumbuhan yang menghalangi sebab hal tersebut akan mempengaruhi terhadap hasil
pengamatan dilapangan. Pengukuran debit dengan metode current meter dilakukan dengan cara
merawas. Merawas dilakukan dengan teknisi/pengukur langsung masuk ke dalam badan air.
Petugas pengukur terdiri dari 3 orang, 1 orang petugas mengoperasikan peralatan dan 1 orang
petugas mencatat data pengukuran serta 1 orang lagi bertugas untuk menghitung waktu dengan
stopwatch, mengukur dan menentukan segmen sungai dengan alat bantu yallon. Dalam
pelaksanaan pengukuran dilapangan dilakukan dengan posisi berdiri pengukur berada di hilir
current meter agar tidak menyebabkan berubahnya aliran air pada jalur vertical yang diukur.
Posisi current meter menghadap arah aliran, lalu dicatat jumlah putaran yang tertera.

Gambar 1. Teknik merawas


Pengukuran dilakukan dua hari pada masing-masing waktu yang berbeda yaitu pada hari
Senin. 13 Januari 2014 dan Selasa, 14 Januari 2014. Pada hari pertama, pengukuran dengan
current meter dilaksanakan di penggal sungai pertama pada pukul 10.26, 10.56 dan 11.26.
Pengukuran dibagi menjadi 4 segmen dengan cara mid section. Cara ini dilakukan karena metode
mid section cukup relevan digunakan dilapangan waluapun cara ini sangat dipengaruhi oleh
dasar aliran dan profil sungai. Jarak dari titik awal (per segmen) yaitu 1,2m, 2,4m, 3,6m dan
4,8m. Kedalaman alat pada saat pengukuran per segmen yaitu 0,38m, 0,25m, 0,1m dan 0,09m.
Pada masing-masing segmen dan kedalaman diperoleh hasil berupa jumlah putaran current
meter. Jumlah putaran dicatat setiap 30 detik. Jumlah putaran lalu dihitung dengan menggunakan
rumus alat current meter = {(45.53 x n)+0.82}/100 . Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan
debit sungai pada pukul 10.26 sebesar 0,62 m/detik, pada pukul 10.56 sebesar 0,64 m/detik dan

pada pukul 11.26 sebesar 0,53 m/detik. Debit sungai dilihat dari hasil pengukuran tidak
mengalami perbedaan yang cukup berarti hanya saja pada pengukuran pukul 11.26 cenderung
lebih rendah. Pengukuran debit sungai yang hanya menghasilkan 3 data pada hari tersebut
sebenarnya belum dapat menggambarkan keadaan debit sungai secara keseluruhan dalam 1 hari.
Hal ini juga disebabkan minim sekali data debit dan data hujan yang tercatat di lapangan
pengukuran sehingga tidak dapat menunjukkan pola hidrograf yang jelas. Kemungkinan besar
pada pukul 10.26 dan 10.56 sedang terjadi hujan dengan intensitas yang rendah di hulu sungai
sehingga debit tercatat lebih besar dibandingkan pada pukul 11.26 yang diindikasikan hujan di
hulu sedang mulai berhenti. Hasil pengukuran dan perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.

Gambar 2. Tabel Pengukuran dan perhitungan debit hari


pertama.

Peningkatan debit sungai atau limpasan akibat hujan ini dapat terjadi dengan cepat dan
dapat pula setelah beberapa jam setelah terjadinya hujan. Lama waktu kejadian hujan dan debit
sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayah tempat jatuhnya hujan. Makin besar perbedaan
waktu kejadian hujan dan debit sungai, makin baik kondisi wilayah tersebut dalam menyimpan
air di dalam tanah. Sedangkan apabila perbedaan waktu kejadian hujan dan debit sungai
cenderung kecil, maka diindikasikan kondisi wilayah tersebut cukup buruk dalam menyimpan air
sehingga sebagian besar air hujan langsung menjadi aliran permukaan atau runoff yang mengalir
saluran berupa sungai yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi debit
sungai.
Pengukuran dengan current meter pada hari kedua dilaksanakan di penggal sungai kedua.
Pengukuran dibagi menjadi 4 segmen dengan cara mean section. Jarak dari titik awal (per
segmen) yaitu 0,85m, 1,7m, 2,55m dan 3,4m. Kedalaman alat pada saat pengukuran per segmen
yaitu 0,38m, 0,25m, 0,1m dan 0,09m. Cara pengukuran sama seperti yang dilakukan di hari
sebelumnya. Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan debit sungai sebesar 0,48 m/detik.
Apabila dibandingkan pada hari sebelumnya maka dapat diindikasikan tidak terjadinya hujan
baik di lapangan pengukuran maupun di bagian hulu sungai. Hal ini dikarenakan debit sungai
pada hari kedua cukup jauh dibandingkan debit sungai di hari pertama. Hasil pengukuran dan
perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Gambar 3. Tabel Pengukuran dan perhitungan debit hari


kedua.

Berdasarkan data yang tercatat, maka dapat diindikasikan faktor-faktor yang


mempengaruhi debit sungai pada Sub DAS Serayu Hulu di penggal pertama dan penggal kedua
yaitu intensitas hujan, durasi hujan, penggunaan lahan serta evaporasi dan transpirasi.

DAFTAR PUSTAKA
Sastrodarsono Suyono dan Kensaku Takeda, (1999), Hidrologi untuk Pengairan. Pradnya
Paramitha. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai