Anda di halaman 1dari 6

Analisa Performa Titik FFT/IFFT Pada OFDM Sistem Dengan Matlab

Azis Muslim ST1, Dr. Debyo Saptono, ST MT 2


1,2

Teknik Elektro, Teknologi Industri, Universitas Gunadarma


Jl. Margonda Raya No. 100, Pondok Cina, Depok 16424
1
azismuslim@hotmail.com, 2 debyo@staff.gunadarma.ac.id
3

Abstrak
Dalam memenuhi kebutuhan akan teknologi telekomunikasi yang cepat, berkapasitas besar dan tahan terhadap
gangguan, Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih.
OFDM merupakan teknik transmisi multicarrier dimana sinyal dibagi menjadi beberapa sinyal dan setiap sinyal
bersifat orthogonal atau tegak lurus sehingga tidak terjadi interferensi satu sama lain. Dalam penulisan ini, sistem
OFDM disimulasikan menggunakan MATLAB dengan beberapa titik IFFT/FFT untuk dibandingkan hasilnya
sehingga dapat diketahui pengaruh titik IFFT/FFT pada sistem OFDM dan dapat ditentukan titik IFFT/FFT yang
optimal. Hasil simulasi berupa grafik plot antara bit error rate (BER) dan signal to noise-ratio (SNR). Hasil
simulasi tersebut menunjukan bahwa jumlah titik IFFT/FFT mempengaruhi nilai BER dan SNR namun tidak
bersifat linear sehingga untuk menentukan jumlah titik IFFT/FFT yang optimal harus melalui uji coba karena
tidak dapat diprediksi.
Kata kunci : OFDM, IFFT, FFT, BER, SNR

1.

Pendahuluan

Di era digital seperti sekarang, semua orang


dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mudah
dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya sekedar
percakapan namun kita dapat berbagi gambar, suara
maupun video dengan mudah. Berkembangnya
perangkat komunikasi membuat kebutuhan kita juga
menjadi berkembang. Untuk dapat mendapatkan
informasi setiap harinya, kita membutuhkan akses
transmisi yang cepat, optimal dan tahan terhadap
gangguan. Layanan seperti konferensi video, voip,
dan aplikasi digital multimedia membutuhkan
kecepatan transmisi yang tinggi dengan kapasitas
user yang besar.
Orthogonal Frequency Division Multiplexing
(OFDM) adalah salah satu teknik modulasi yang
dapat memenuhi kebutuhan akses transmisi yang
cepat dengan efesiensi bandwidth. OFDM
memodulasi sinyal menjadi multicarrier yang saling
orthogonal dan saling bertumpuk (overlaping) tanpa
ada interferensi sehingga lebih tahan terhadap noise
dan multipath fading.
Dalam paper ini, penulis menganalisis skema
modulasi OFDM dengan mengubah jumlah
IFFT/FFT yang berpengaruh pada jumlah
subcarriers, kemudian dibandingkan untuk dianalisa
pengaruhnya terhadap bit error rate sinyal sehingga
dapat ditentukan modulasi OFDM mana yang
optimal.
2. Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Orthogonal Frequency
Division Multiplexing (OFDM)

OFDM merupakan modulasi multicarrier


dimana sinyal carrier bersifat tegak lurus dan
ditempatkan berdempet satu sama lain tanpa terjadi
interferensi pada sinyal tersebut.

Gambar 2.1 Konsep Dasar OFDM[9]


Sinyal yang overlap menyebabkan pemakaian
bandwidth yang sedikit. Hal tersebutlah yang
menyebabkan OFDM mendukung proses transmisi
yang cepat dengan kapasitas user yang besar [9].

Continuous Time :

cos(2nf 0 t ) cos(2mf 0 t )dt 0 (n m)(1.1)

Discrete Time :
N -1

2kn
2km
cos
0 (n m) (1.2)
N
N

cos
k 0

Dua sinyal dikatakan tegak lurus saat integral


dari sinyal tersebut selama satu periode adalah nol
seperti dijelaskan pada persamaan 1.1 dan 1.2 [6]
2.2 Aplikasi OFDM
OFDM telah dipilih untuk berbagai macam
teknologi telekomunikasi baik yang sedang berjalan
maupun untuk teknologi masa depan. Dengan
karakteristik yang multicarrier, bandwidth yang
efesien, kecepatan yang tinggi dan tahan terhadap
gangguan membuat OFDM cocok untuk diterapkan.
Beberapa aplikasi tersebut diantaranya untuk highspeed wireless application seperti (Long Term
Evolution) LTE, Wimax, (Digital Audio Broadcast)
DAB maupun Terrestrial Digital Video Broadcast
(DVB-T) System dan untuk wired system seperti
ADSL dan beberapa teknologi yang mendukung
transimisi data yang cepat [7].

Sistem OFDM yang disimulasikan pada tulisan


ini berpacu pada diagram blok pada gambar 3.1
dimana sistem OFDM dibagi menjadi tiga bagian
yaitu transceiver, channel dan receiver. Transceiver
merupakan proses pada saat sinyal dikirimkan dan
receiver adalah proses penerimaan sinyal tersebut.
Saat sinyal dipancarkan oleh tranceiver, sinyal
tersebut akan melewati blok channel atau udara
bebas sebelum diterima oleh receiver. Chanel
tersebut berisi gangguan mulai dari noise, clipping
sampai multipath fading.

2.3 Titik IFFT/FFT Pada OFDM


Untuk mengubah sinyal subcarrier menjadi
sinyal yang saling tegak lurus (orthogonal), data
terlebih dahulu dikombinasikan kedalam IFFT/FFT
sesuai dengan jumlah titiknya. Jumlah titik
IFFT/FFT berupa 2N (dimana N adalah bilangan
integer) contohnya 16. 32, 64 dan seterusnya. Setiap
sinyal yang telah dikonversi merupakan sinyal yang
berbeda dan saling tegak lurus. Dengan
menggunakan proses IFFT/FFT, maka proses pada
transmitter dan receiver harus sama satu sama lain.
Seperti yang ditunjukan oleh gambar berikut[7].

Gambar 3.1 Blok Diagram OFDM


3.1.1 Random Data Generator
Random data generator adalah suatu generator
untuk memodelkan sinyal input pada sitem OFDM.
Random data tersebut berupa bilangan integer acak.
3.1.2 Parallel to Serial
Blok parallel to serial berfungsi untuk
mengubah data input menjadi beberapa baris dan
kolom. Data diubah menjadi matriks bit-bit.
3.1.3 QAM Modulation
Pada blok ini, sinyal dimodulasi sesuai dengan
modulasi yang diinginkan. Pada penulisan ini,
modulasi menggunakan QAM.

Gambar 2.2 Blok Diagram FFT pada OFDM[7].


Dalam
prakteknya,
sistem
OFDM
menggunakan kombinasi dari Fast Fourier Transtfer
(FFT) dan Invers-Fast Fourier Transform (IFFT)
yang setara dengan DFT dan IDFT secara
matematis, sistem OFDM meperlakukan sumber
seperti sinyal pada domain frekuensi sehingga
diberikan blok IFFT pada transmitter agar berubah
menjadi domain waktu. Output dari IFFT merupakan
penjumlahan dari semua sinusoid N dan membuat
sebuuah simbol OFDM tunggal. Sedangkan pada
receiver diberlakukan sebaliknya [10].
3.

Desain dan Perancangan

3.1 Desain Sistem OFDM

3.1.4 Invers Fast Fourier Transform


Blok IFFT bertujuan untuk membangkitkan
frekuensi subcarrier yang ortogonal dan mengubah
sinyal dari domain frekuensi ke domain waktu.
3.1.5 Guard Period Insertion
Guard Period adalah menempatkan sinyal tak
bermakna atau kosong diantara sinyal informasi
yang bertujuan untuk mencegah Inter-symbol
Interfrence pada proses transmisi.
3.1.6 Serial to Parallel
Pada blok ini, sinyal di conversi menjadi seri
agar dapat ditransmisikan sehingga transceiver
mentransikan sinyal seri.

3.1.7 Channel

3.3 Alat Simulasi dan Algoritma

Channel merupakan udara bebas atau ruang


antara transmitter dan receiver. Pada proses inilah
sinyal biasanya mendapat gangguan baik berupa
fading ataupun noise.

Simulasi pada penulisan ini menggunakan


software MATLAB versi 2012. Matlab merupakan
software dengan bahasa permrograman tingkat
tinggi dan interaktif untuk perhitungan numerik,
visualisasi, dan pemrograman. MATLAB juga dapat
digunakan
untuk
menganalisis
data,
mengembangkan algoritma, dan membuat model
dan aplikasi [11].
Dalam mensimulasikan OFDM pada matlab,
penulis menggunakan flowchart seperti dibawah ini.

3.1.8 Guard Period Removal


Guard Period Removal berada pada receiver.
Blok ini berguna untuk menghilangkan guard period
yang sudah disisipkan pada sinyal oleh transmitter.
3.1.9 QAM Demodulation
Untuk
mendapatkan
informasi
yang
dikirimkan, sinyal kemudian di modulasi pada blok
ini.
3.2 Parameter of OFDM Simulation
Simulasi pada penulisan ini menggunakan
beberapa batasan parameter seperti yang ditunjukan
pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Parameter Sistem OFDM
No

Parameter

Value

Modulation
Carrer

4-QAM, 16-QAM, 64QAM, dan 128-QAM

IFFT/FFT size

16, 32, 64, 128, 256,


512, dan 1024

Guard Interval

1/4

Channel

AWGN

SNR length

15

Nloop

100

Simulasi ini adalah membandingkan pengaruh


IFFT/FFT pada OFDM dan mencari jumlah titik
optimal yang dapat dirancang. Titik IFFT/FFT yang
dibandingkan adalah 16, 32, 64, 128, 256, 512, dan
1024. Agar hasil simulasi lebih akurat, penulis
membandingkan perbandingan titik IFFT/FFT
tersebut dengan beberapa modulasi yaitu 4-QAM,
16-QAM, 64-QAM, dan 128-QAM. Modulasi QAM
dipilih karena mengacu pada penelitian sebelumnya
bahwa modulasi QAM merupakan modulasi yang
memiliki BER rendah pada sistem OFDM
[1][2][3][4][5].

Gambar 3.2 Flowchart Simulasi OFDM


Parameter diinisialisasikan terlebih dahulu
sesuai dengan kebutuhan seperti yang tunjukan oleh
tabel 3.1 kemudian menentukan nilai rasio kesalahan
bit (EbN0), karena hasil simulasi berupa grafik
perbandingan BER dengan SNR maka nilai EbN0
sama dengan nilai SNR dengan increament 1.
Setelah itu data akan diproses dalam blok
transmitter. Blok transmitter terdiri dari random data
generator, pengaturan modulasi, pengaturan IFFT,
pensisipan guard interval dan konversi sinyal dari
paralel ke seri. Sinyal dalam bentuk seri tersebut
dikirimkan menuju blok channel. Pada blok channel
sinyal akan diberikan gangguan berupa noise. Model
channel yang digunakan pada simulasi ini adalah
AWGN. Setelah melalui blok channel, sinyal akan
didemodulasi pada blok reciever. Bagian receiver ini
terdiri dari konversi serial ke paralel, penghilangan
guard interval, pengaturan FFT dan pengaturan
demodulasi.
Langkah
selanjutnya
adalah
perhitungan BER dengan membandingkan data
sebelum dikirim dan data setelah diterima. Proses ini
terus dilakukan sampai jumlah BER sama dengan
SNR. Jika telah mencapai jumlah yang ditentukan
maka hasil perhitungan tersebut akan diplot kedalam
grafik.

4.

Hasil Simulasi dan Analisis

Hasil dari simulasi disajikan dalam bentuk


grafik plot yang membandingkan nilai BER dan
SNR. Hasil dari simulasi tersebut dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.
4.1 Perbandingan Pengaruh IFFT/FFT Pada 4QAM

Gambar 4.2 Grafik Plot Sistem OFDM 16-QAM


Pada Beberapa Titik IFFT/FFT
Tabel 4.2 Perbandingan BER dan SNR Pada
Simulasi 16-QAM

Gambar 4.1 Grafik Plot Sistem OFDM 4-QAM Pada


Beberapa Titik IFFT/FFT
Tabel 4.1 Perbandingan BER dan SNR Pada
Simulasi 4-QAM

4.3 Perbandingan Pengaruh IFFT/FFT Pada


64-QAM

4.2 Perbandingan Pengaruh IFFT/FFT Pada


16-QAM

Gambar 4.3 Grafik Plot Sistem OFDM 64-QAM


Pada Beberapa Titik IFFT/FFT
Tabel 4.3 Perbandingan BER dan SNR Pada
Simulasi 64-QAM

4.4 Perbandingan Pengaruh IFFT/FFT Pada


128-QAM

Plot diagram menunjukan pola dari SNR dan


BER pada setiap tipe QAM. Pada 4-QAM, plot
diagram melengkung kedalam. Pada 16-QAM dan
yang lainnya, plot diagram melengkung keluar. Pada
IFFT/FFT yang tinggi, kurva plot diagram semakin
halus, sedangkan pada titik IFFT/FFT rendah, kurva
semakin tidak teratur.
Dari tabel dan grafik diatas, dapat dilihat
bahwa perubahan titik IFFT/FFT pada SNR yang
sama memberikan pengaruh terhadap nilai BER
Namun perubahan BER yang disebabkan oleh
perubahan titik IFFT/FFT tidak dapat diramalkan.
Jika diamati secara horisontal dimana nilai SNR
adalah sama, IFFT/FFT bekerja secara acak dan
tidak terdapat pola untuk menentukan jumlah titik
optimal maupun pengaruh IFFT/FFT terhadap BER.
Seperti pada tabel 4.1, pada saat nilai SNR adalah 0,
nilai BER terkecil dihasilkan oleh 16 titik IFFT/FFT
dengan nilai 0.2456, sedangkan BER tertinggi
dihasilkan oleh 64 titik IFFT/FFT dengan nilai
0.2533. Berbeda dengan SNR 1, BER terkecil justru
dihasilkan oleh 32 titik IFFT/FFT dan BER terbesar
berada pada 16 titk IFFT/FFT. Begitu pula pada
tabel lain, naik turunnya BER tidak konstan dan
tidak linier terhadap IFFT/FFT.
5.

Gambar 4.4 Grafik Plot Sistem OFDM 128-QAM


Pada Beberapa Titik IFFT/FFT
Tabel 4.4 Perbandingan BER dan SNR Pada
Simulasi 128-QAM

4.5 Analisa

Kesimpulan

Simulasi
pada
penulisan
ini
adalah
membandingkan pengaruh jumlah titik IFFT/FFT
pada sistem OFDM 4-QAM, 16-QAM, 64-QAM
dan 128-QAM dengan parameter dan batasanbatasan yang telah disebutkan sebelumnya diatas.
Dari hasil simulasi dan analisa, beberapa kesimpulan
yang dapat diambil oleh penulis adalah:
a) Jumlah titik IFFT/FFT mempengaruhi nilai
BER pada SNR tertentu, namun tidak bersifat
linear sehingga tidak dapat diprediksi.
b) Semakin tinggi nilai IFFT/FFT, curva plot
semakin halus dan mengalami penurunan BER
yang teratur.
c) Jumlah titik IFFT/FFT optimal ditentukan
dengan
melihat
SNR
terkecil
untuk
menghasilkan BER. Namun untuk menentukan
jumlah titik optimal tersebut harus melalui uji
coba dan simulasi dengan parameter-parameter
yang dibutuhkan karena tidak bersifat linear
sehingga tidak dapat diprediksi.
Adapun saran penulis untuk penelitian selanjutnya
adalah parameter yang digunakan harus lebih
banyak dan detail, misalnya pada simulasi ini SNR
dibatasi hanya mencapai nilai 15 dan beberapa
parameter lain seperti channel yang berbeda, jenis
guard interval, maupun parameter-parameter lain
yang belum diperhatikan pada simulasi ini. Dengan
penelitian lebih lanjut akan terlihat pengaruh jumlah
IFFT/FFT pada proses transmisi sehingga dapat
diprediksi berapa jumlah titik IFFT/FFT optimal
tanpa harus melalui uji coba.
Daftar Pustaka:

[11].

[1].

[2].

[3].

[4].

[5].

[6].

[7].

[8].

[9].

[10].

Sudhartanto, Aristyo., Agus Wardijono,


Beta., Analisis Kinerja Modulasi M-ary
QAM Pada Sistem OFDM, Jurnal Ilmiah
KOMPUTANSI, STMIK Jakarta, Volume
12 Nomor 1, Juni 2013.
S.S.Ghorpade, S.V.Sankpal, Behaviour of
OFDM
System
using
MATLAB
Simulation, International Journal of
Advanced Computer Research (ISSN
(print):2249-7277 ISSN (online):22777970), Volume-3 Number-2 Issue-10 June
2013.
C.Padmaja, Dr.B.L.Malleswari, Bit Error
Rate Performance Analysis of OFDM
Using Matlab Simulation, International
Journal of Engingeering Research and
Application (IJERA) ISSN:2248-9622,
Vol.2 Issue5, September-Oktober 2012.
Sharma, Deepak., Srivastava, Praveen.,
OFDM Simulator Using Matlab.
International
Journal
of
Emerging
Technology and Advanced Engineering.
Volume 3, Issue 9, September 2013.
Abdillah, Kusuma., Moegiharto, Yoedy.,
Analisis Kinerja Orthogonal Frequency
Division Multiplexing (OFDM) Berbasis
Perangkat Lunak, Institut Teknologi
Sepuluh
November,
http://repo.eepisits.edu/300/1/1161.pdf
diunduh
pada
November, 2013.
Erich Cosby, Orhogonal Frequency
Division Multiplexing: Tutorial and
Analysis. Virginia Tech. December 11,
2001.
Kamaru Adza B.K. Design And
Implementation Of OFDM Transmitter And
Receiver On FPGA Hardware. Masters
thesis, Universiti Teknologi Malaysia.
2005.
E. Lawyer. The Suitability of OFDM As a
Modulation Technique For Wireless
Telecomunications, With a CDMA
Comparison. Masters thesis, James Cook
University, October 1997.
Anonim. OFDM and Multi-channel
Communication Systems. Diterima dari
http://www.ni.com/white-paper/3740/en/.
Diakses pada Desember 2013.
Ove Edfors, Magnus Sandell, Jan-Jaap V.
Beek, Daniel Landstrom, Frank Sjoberg. An
Introduction to Orthogonal FrequencyDivision Multiplexing. September 1996.
Diterima
dari
http://www.sm.luth.se/csee/sp/research/repo
rt/esb96rc.pdf. Diakses pada Desember
2013 .

[12].

Anonim. MATLAB. Didapatkan dari


http://www.mathworks.com/products/matla
b/. Diakses pada Desember 2013.
Mahmoud Al-dababses, OFDM-AWGN.
Didapatkan
dari
http://www.mathworks.com/matlabcentral/f
ileexchange/40297-ofdmawgn/content/OFDM_Noise.m.
Diakses
pada Desember 2013.

Anda mungkin juga menyukai