Anda di halaman 1dari 20

FISIOLOGI

30 Nopember 2007
STIKES Mitra Ria Husada

Fisiologi Reproduksi
Wanita

Pembentukan Sel Telur Dan


Siklusnya
Pada

waktu janin, dibentuk folikel


primordial yaitu sel telur/oosit primer yang
akan berkembang menjadi oosit matang.
Pada waktu lahir, folikel primordial pada
kedua ovarium berjumlah 2 juta.
Jumlah ini terus berkurang seiring
bertambahnya usia, sampai dengan
tinggal 350 400 folikel yang setiap
bulannya akan terlepas satu persatu.

Pada

pubertas, dibawah pengaruh


hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang
dihasilkan kelenjar hipofise dan hormon
releasing gonadotropin yang dihasilkan
hipotalamus, folikel primordial mengalami
pematangan menjadi folikel primer.
Folikel primer menghasilkan hormon
estrogen sambil terus berkembang
menjadi folikel sekunder.
Folikel sekunder menjadi matang/matur
menjadi folikel de Graaf.

Di

dalam folikel de Graaf, oosit matang


siap dilepaskan.
Dari mulai folikel primordial sampai folikel
de Graaf, dibutuhkan waktu 10 14 hari.
Pelepasan oosit matang dari folikel de
Graaf disebut Ovulasi.
Setelah oosit matang terlepas (ovulasi),
bekas folikel de Graaf berubah menjadi
korpus luteum. Korpus luteum ini
menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron.

Hormon

estrogen dan progesteron ini


berguna untuk mematangkan
endometrium.
Endometrium yang sudah matang ini siap
untuk menjadi tempat perkembangan
zigot (bila terjadi pembuahan).
Apabila tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan mengalami regresi pada hari
ke 14 setelah ovulasi berubah menjadi
korpus albikans.

Karena

korpus luteum mengalami regresi,


maka tidak ada lagi yang memproduksi
estrogen dan progesteron.
Kadar estrogen dan progesteron dalam
darah menurun tajam.
Ini berakibat endometrium juga
mengalami regresi.
Lapisan endometrium di atas stratum
basalisnya terkelupas, mengeluarkan
darah haid.

Sementara

itu, di ovarium terjadi


pematangan folikel primordial berikutnya.
Dimana pada folikel primernya
menghasilkan estrogen.
Maka endometrium mengalami
pertumbuhan lagi.

FERTILISASI

Apabila pada waktu ovulasi dibarengi dengan


adanya sperma, maka terjadilah pertemuan
antara sel sperma/spermatozoa dengan sel
telur/ovum/oosit.
Pertemuan ini biasanya terjadi di ampula tuba
fallopi. Dari pertemuan ini dihasilkan zigot yang
berkembang terus menjadi janin dan lahir.
Bila ada pembuahan/fertilisasi, korpus luteum
akan dipertahankan terus keberadaannya oleh
Hormon Corionic Gonadotropin/HCG yang
dihasilkan oleh zigot/janin.

Fisiologi Kelenjar Mamae

Pada waktu terjadi fertilisasi, maka estrogen


mempengaruhi kel hipofise menghasilkan
hormon prolaktin.
Hormon ini menstimulasi perkembangan duktus
dan alveoli dalam kel mamae selama kehamilan.
Pada persalinan dan sesudahnya, hormon
oksitosin menstimulasi kontaksi mioepitel kel
mamae, sehingga susu mengalir ke puting.
Setelah persalinan, hormon estrogen menurun
tajam. Ini menyebabkan penurunan prolaktin.
Tetapi dengan kenyutan bayi pada puting akan
merangsang produksi prolaktin berlangsung
terus.

FISIOLOGI REPRODUKSI
LAKI-LAKI

Perkembangan Sperma
Spermatogenesis

adalah perkembangan
spermatogonia menjadi spermatozoa.
Berlangsung 64 hari.
Spermatogonia berkembang menjadi
spermatozit primer.
Spermatozit primer menjadi spermatozit
sekunder.
Spermatozit sekunder berkembang
menjadi spermatid.

Tahap

akhir spermatogenesis adalah


pematangan spermatid menjadi
spermatozoa.
Ukuran spermatozoa adalah 60 mikron.
Spermatozoa terdiri dari kepala, badan
dan ekor.

Mekanisme Ereksi dan Ejakulasi

Ereksi adalah salah satu fungsi vaskuler korpus


kavernosum di bawah pengendalian saraf
otonom.
Pada kondisi biasa, saraf simpatis
menyebabkan kontriksi arteriol yang menuju ke
korpus kavernosa, sehingga aliran darah yang
menuju ke sana sedikit.
Pada rangsangan seksual atau yang lain, maka
saraf para simpatis akan menyebabkan dilatasi
arteriol yang menuju ke kavernosa.

Sehingga

sinusoid pada korpus kavernosa


dipenuhi darah, dan vena menjadi
tertekan, sehingga darah tetap berada di
sinusoid korpus kavernosa. Penis menjadi
keras.
Ketika timbul ejakulasi, saraf simpatis
menyebabkan konstriksi arteriol, sehingga
aliran darah yang ke kavernosa mengecil.
Darah dari sinusoid korpus kavernosa
mengalir ke vena, penis menjadi lunak.

Ejakulasi

adalah mekanisme keluarnya


cairan sperma.
Impuls simpatis menyebabkan kontraksi
peristaltik di duktus testis, epididimis, dan
duktus deferen menyebabkan sperma
mengalir ke sepanjang saluran.
Impuls parasimpatis menyebabkan otot
bulbokavernosum berkontraksi secara
berirama, menyebabkan cairan semen
keluar.

Volume

cairan semen yang dikeluarkan


pada ejakulasi sekitar 1 10 ml, rata-rata
3 ml.
Tiap ml cairan semen mengandung 50
juta 120 juta spermatozoa.
Setelah ejakulasi, spermatozoa dapat
bertahan hidup 24-72 jam dalam organ
reproduksi wanita.

Hormon pada Laki-laki


FSH

menstimulir spematogenesis.
LH mentimulir Sel Interstitiil Leydig untuk
memproduksi Testosteron.
Testosteron bertanggung jawab dalam
perubahan fisik laki-laki terutama organ
seks sekundernya.

Produksi

esterogen dan progesteron


terlalu banyak pengiriman sinyal ke
hipotalamus untuk mengurangi GDNH =
umpan balik negatif.
Ex: pil KB
Berisi esterogen/progesteron LH
dikurangi o/ hipofise.
Kadar esterogen dan progesteron di
perifer kurang-LH ditambah

Feed

back (+), tidak banyak


Pada wanita yg ovulasi, jmlh LH dan FSH
sudah banyak, tapi LH ditambah lagi agar
ovulasi bisa berlangsung.
Pada saat melahirkan, hormon oksitosin
ditambah agar uterus bisa terbuka-bayi
terus terdorong .

Anda mungkin juga menyukai