Bab II Organisasi Proyek
Bab II Organisasi Proyek
PRA PELAKSANAAN
2.1
2.1.2 Pelelangan
Pelelangan adalah pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara terbuka
untuk umum dengan pegumuman secara luas melalui media cetak dan papan
pengum uman resmi untuk penerangan umum serta bilamana di mungkinkan
melalui media elektronik, sehingga masyarakat luas/ dunia usaha yang berminat
dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
Bila calon penyedia barang/ jasa diketahui terbatas jumlahnya karena
karakteristik, kompleksitas dan kecanggihan teknologi pekerjaannya, dan
kelangkaan tenaga ahli atau terbatasnya perusahaan yang mampu melaksanakan
pekerjaan tersebut, pengadaan barang dan jasa tetap dilakukan dengan cara
pelelangan.
11
Pengadaan barang/ jasa dengan nilai diatas Rp. 15.000.000,- (lima belas juta
rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah), yang
pelaksanaannya akan dilakukan dengan Surat Perintah Kerja (SPK) atau surat
perjanjian/ kontrak.
2.
Pemilihan langsung diadakan dengan terlebih dahulu dibandingkan sekurangkurangnya tiga penawar Golongan Ekonomi Lemah (GEL) yang tercatat
dalam Daftar Rekanan Mampu (DRM) pada Dati II bersangkutan.
3.
4.
Pengadaan barang/ jasa yang bersifat kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi
rekanan tertentu
12
5.
Pengadaan barang/ jasa yang telah diadakan satu kali pelelangan ulang tetapi
masih mengalami kegagalan
6.
7.
dilaksanakan, yaitu biasanya pada proyek yang bertahap dan kontraktor yang
melaksanakan pada tahap sebelumnya merupakan kontraktor yang sama,
kontraktor yang ditunjuk sudah terpercaya memiliki kualitas pekerjaan yang
memuaskan.
2.1.5 Swakelola
Swakelola
adalah
Pengadaan
Barang/Jasa
dimana
pekerjaannya
diklat,
kursus,
penataran,
seminar,
lokakarya,
atau
penyuluhan.
4. Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk
pengembangan teknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakan oleh
penyedia barang/ jasa.
5. Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijaksanaan
pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan sistem tertentu dan
penelitian oleh perguruan tinggi/ lembaga ilmiah pemerintah.
13
1. Perencanaan Swakelola
Tahapan perencanaan swakelola merupakan tahap persiapan yang harus
dilakukan untuk melaksanakan swakelola. Untuk setiap pola penyelenggaraan
swakelola yang dilaksanakan oleh K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran, Instansi
Pemerintah Lain maupun oleh Kelompok Masyarakat aktivitas, urutan tahapannya
agak berbeda. Akan tetapi keluaran yang dihasilkan pada tahap perencanaan
adalah sama. Tahapan perencanaan swakelola dapat dilihat di Gambar 2.1.
Keluaran tahap perencanaannya antara lain :
a. Terbentuknya Tim Swakelola.
b. Tersusunnya KAK (Kerangka Acuan Kerja).
c. Tersusunnya Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan.
d. Tersusunnya Rincian Biaya Pekerjaan.
e. Tersusunnya Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis.
f. Tersusunnya Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja.
g. Pada Pelaksanaan Swakelola oleh Instansi Pemerintah Lain :
1) Tersusunnya kesepakatan antara K/L/D/I Penanggung Jawab Anggaran
dengan Instansi Pemerintah Lain dalam bentuk Naskah Kerjasama atau Nota
Kesepahaman
2) Kontrak antara PPK dengan Pelaksana Swakelola pada Instansi Pemerintah
Lain
h. Pada Pelaksanaan Swakelola oleh Kelompok Masyarakat :
1) Penetapan Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola oleh PA/KPA
(Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggran) termasuk menetapkan
sasaran, tujuan dan besaran anggaran.
14
15
2. Pelaksanaan Swakelola
Pengadaan Barang/jasa dengan cara swakelola terdiri dari sejumlah tahap
seperti yang digambarkan pada Gambar 2.2. Tahapan tersebut hampir sama untuk
seluruh pelaksana swakelola. Perbedaan hanya terdapat pada cara pembayaran
antara Swakelola yang dilaksanakan oleh K/L/D/I penanggung jawab anggaran
dan instansi pemerintah lain pelaksana swakelola dengan cara pembayaran
swakelola yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat pelaksana swakelola.
16
17
Ketiga poin di atas berlaku untuk kegiatan swakelola untuk seluruh pola
penyelenggaraan swakelola. Hal-hal yang berbeda terkait dengan pembayaran ini
disajikan pada Gmbar 2.3 berikut ini.
pekerjaan
Swakelola
yang
meliputi
kesesuaian
gambar
19
terhadap
penggunaan
peralatan/suku
cadang
untuk
20
2.2
ORGANISASI PROYEK
21
22
terjadi
23
b. Perencana Arsitektur
Perencana Arsitektur adalah pihak yang ditunjuk dan ditetapkan oleh
pemilik proyek melalui wakilnya untuk bertindak sebagai perencana bentuk,
dimensi, dan tata letak bangunan utama dan bangunan pelengkapnya.
Tugas konsultan perencana arsitektur adalah :
1) Membuat gambar desain / perencanaan meliputi dimensi bangunan
secara keseluruhan dengan dilengkapi spesifikasi teknis, fasilitas-fasilitas
pendukung dan konfigurasi penempatannya, beserta gambar-gambar
ulang atau gambar-gambar revisi apabila diperlukan;
2) Menentukan spesifikasi bahan bangunan secara keseluruhan dari awal
pelaksanaan proyek sampai finishing, yang didasarkan pada perencanan
struktural maupun estetika;
3) Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang dibuatnya
apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan juga
berhak menegur pengawas apabila terjadi pelaksanaan yang tidak sesuai
dengan dokumen perencanaan.
c. Perencana Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (MEP)
Perencana MEP merupakan badan atau organisasi yang ahli dalam bidang
mekanikal dan elektrikal.
Tugas mekanikal dan elektrikal ini adalah :
1). Merencanakan instalasi yang menggunakan tenaga mesin dan listrik
serta berbagai perlengkapan seperti misalnya AC, perlengkapan
penerangan, plumbing, generator, pemadam kebakaran, telepon, dan
sound system;
2). Ikut serta dalam rapat untuk memberikan penjelasan mengenai
perencanaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing.
4. Pelaksana
Pelaksana dalam sebuah proyek, umumnya adalah berupa perorangan atau
badan hukum, yang telah ditetapkan olek pihak pemilik proyek dan telah pula
menandatangani Surat Perjanjian Kerja (SPK). Pelaksanaan ini bekerja dengan
mengacu pada gambar kerja (bestek), Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
yang telah disusun. Pelaksana adalah pemenang lelang atau tender, namun pada
24
kepada
pemilik
proyek,
antara
lain
adalah
25
Pemberi Tugas
(Owner)
Perencana
Pengawas
Pelaksana
Keterangan :
: Instruksi
: Koordinasi
26
27
28
Berikut ini adalah garis besar tugas dari masing-masing bagian organisasi
proyek.
a. Project Manager
Manager proyek mempunyai tugas untuk:
a. Bertanggung jawab terhadap masalah di proyek serta tugas dan wewenang
yang ditetapkan perusahaan,
b. Memimpin pelaksanaan rapat tinjauan manajemen (rtm) di proyek,
c. Bertanggung jawab terhadap perubahan pelaksanaan (terhadap kontrak),
d. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelasaian keluhan pelanggan,
e. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan berdasarkan rencana
mutu proyek, dan
f. Mengevaluasi laporan yang dibuat oleh bagian bagian yang terlibat sesuai
ketentuan perusahaan.
b. Site Manager
Tugas site engineer manager adalah membantu tugas-tugas dari project
manager, karena di dalam proyek ini site engineer manager menjadi wakil dari
project manager.Wewenang dan tanggung jawabnya adalah:
a. Terselangaranya pelaksanaan pelaksanaan proyek.
b. Terselenggaranya adminitrasi proyek.
c. Terselenggaranya penendalian mutu, waktu, biaya dan kwantitas pekerjaan
proyek.
d. Memberi rekomendasi kepada kepala proyek tentang perubahan metode,
alat, bahan, tenaga kerja dan kebutuhan dana.
e. Mengadakan kesepakatan dengan konsultan proyek/pemilik proyek dalam
kaitannya dengan Berita Acara kemajuan pekerjaan.
f. Menolak pengajuan pembayaran biaya proyek sebatas wewenang yang di
berikan.
c. Administrasi Keuangan
Tugas yang dilakukan dalam proyek ini adalah terselenggaranya kebutuhan
pembiayaan proyek secara periodik. Wewenang dan tanggung jawabnya
adalah:
29
30
menjaga
keharmonisan
antara
Pemberi
Tugas,
Perencana,
31
pihak konsultan pengawas. Bila terjadi perselisihan yang mungkin terjadi antara
kedua belah pihak, akan diselesaikan dengan cara musyawarah. Selama
perselisihan dapat diselesaikan tidak ada alasan untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan sesuai jadwal yang ditetapkan. Pada proyek ini rapat koordinasi
dilaksanakan minimal sekali dalam seminggu.
2.3
ADMINISTRASI PROYEK
administratif,
2.3.3 Kontrak
Kontrak kerja merupakan suatu persetujuan yang dibuat oleh suatu pihak
untuk mengerjakan sesuatu bagi kepentingan pihak yang lain menurut persyaratan
yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
32
perencanaan,
pengawasan,
dan
pelaksanaan
pada
proyek
pembangunan gedung Fakultas MIPA UII dilakukan oleh team dari Yayasan
Badan Wakaf. Proyek tersebut dikelola oleh Yayasan Badan Wakaf secara
swakelola dimana semua yang berkaitan dengan proyek pembangunan gedung
tersebut diurus mandiri oleh Yayasan Badan Wakaf tanpa campur tangan dari
pihak luar baik dalam perencanaan pengawasan serta pelaksanaan.
yang kemudaian dilaporkan langsung pada saat rapat koordinasi diketahui oleh
manajer proyek.
kerja adalah
pembagian
waktu
terinci
yang disediakan
34
3. Tenaga tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara
kerja yang sederhana. Tukang dalam proyek tempat penulis kerja praktek
dibagi menjadi lima bagian yaitu tukang besi (rebarman), tukang batu (mason),
tukang kayu (carpenter), tukang las, dan tukang listrik (ME). Tukang besi
mengurusi
segala
macam
kegiatan
yang
berhubungan
degan
concrete mixer truck, concrete pump truck maupun truk bahan bangunan yang
akan masuk ke lokasi proyek.
35
2.
3.
36