Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN
Pterigium merupakan salah satu penyakit pada mata yang sering dujumpai
di masyarakat. Pterigium berasal dari bahasa Yunani Pteron yang artinya sayap.
Pterigium merupakan pertumbuhan jaringan fibrovaskular berupa lipatan
konjungtiva berbentuk segitiga yang bersifat degeneratif dan invasif, dimana
pertumbuhannya biasanya terletak pada bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluas hingga ke kornea dengan puncak di bagian sentral atau
di daerah kornea.1-4
Etiologinya belum diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu
neoplasma, radang dan degenerasi. Beberapa faktor risiko terjadinya pterigium
antara lain adalah paparan sinar ultraviolet, mikro trauma kronis pada mata,
infeksi mikroba atau virus. Selain itu beberapa kondisi kekurangan fungsi
lakrimal film baik kuantitas maupun kualitas, dan defisiensi vitamin A juga
berpotensi menimbulkan pterigium.1,5
Pterigium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah dengan
iklim panas dan kering. Prevalensi pterigium cukup tinggi, terutama pada daerah
sabuk pterigium yaitu daerah lintang 370 utara dan selatan ekuator.6 Daerah
sabuk pterigium ini merupakan daerah dengan paparan radiasi matahari yang
tinggi, sehingga membuat masyarakat lebih rentan untuk terkena paparan
ultraviolet yang merupakan faktor resiko terjadinya pterigium.7 Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 prevalensi pterigium di Sulawesi Utara
berjumlah 321 (4,5%) untuk pterigium di kedua mata dan 259 (3,6%) untuk
pterigium pada satu mata.5
Berikut ini akan dilaporkan sebuah kasus pterigium okuli dekstra grade III
yang ada di poliklinik Mata RSUP Prof. R. D. Kandou Malalayang, Manado.

Anda mungkin juga menyukai