Destruksi
Destruksi
PENDAHULUAN
Ubi kayu
negara penghasil ubi kayu nomor 5 didunia dan saat ini ubi kayu dijadikan makanan
pokok nomor 3 setelah padi dan jagung. Ubi kayu selain diolah sebagai komoditas
agroindustri
gaplek, chips, dan tepung gaplek, sekitar 45 % dari total produksi ubi-ubian dunia
lang sung dikonsumsi oleh produsen sebagai sumber kalori dan nutrisi di beberapa
negara seperti Afrika dan Indonesia. Kandungan nutrisi dalam ubi kayu cukup tinggi
dan lengkap, yaitu 157 cal kalori, 0,8 g protein, 0,3 g lemak, 37,9 g karbohidrat, 33 mg
kalsium, 40 g fosfor, 0,7 mg zat besi, 387 SI Vitamin A, 0,06 mg Vitamin Bl, 30 mg
Vitamin C, dan 60 g air dalam setiap 100 gram ubi kayu segar.
Sehingga dengan
kandungan nutrisi tersebut, ubi kayu sebagai produk pangan alternatif dapat mensuplai
kebutuhan nutrisi untuk kesehatan tubuh (Rukma.tJ.a, H. Rahmat, 1997).
Mineral sebagai salah satu nutrisi yang terkandung dalam ubi kayu sangat
diperlukan bagi proses metabolisme dalam tubuh. Besi sebagai salah satu unsur mineral
mikro esensial yang terdapat dalam ubi kayu berperan dalam transfer oksigen dari paruparu ke jaringan serta terlibat dalam pemindahan atau transfer elektron. Laki-Iaki
..
dewasa memerlukan asupan zat besi sebesar 10 mg perhari dan wanita dewasa sebesar
..
1
12 mg perhari.
kuantitatif besi adalah Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Metode ini cukup peka
untuk analisis logam besi dalam jumlah renik, pelaksanaannya relatif praktis, cepat dan
dapat digunakan untuk berbagai mac am bentuk cuplikan, baik itu cuplikan cair maupun
material biologis.
Preparasi
cuplikan dapat dilakukan dengan destruksi kering dan destruksi basah. Pada destruksi
kering suhu pengabuan harus diperhatikan karena banyak elemen abu yang dapat
menguap pada suhu tinggi, selain itu suhu pengabuan juga dapat menyebabkan
dekomposisi senyawa tertentu.
dilakukan pada suhu antara 400-550 C selama 4 sampai 8 jam untuk mendestruksi
senyawa organik dan bahan lain yang ada dalam cuplikan sehingga kadar logam yang
akan dianalisis dapat ditetapkan dengan cara SSA setelah cuplikan dilarutkan dengan
asam kuat. Menurut ASTM (1994) dan Elmer (1982) penentuan Fe dilakukan dengan
..
pengabuan pada suhu 500C. Menurut Lee, K (1980) pengabuan dilakukan pada suhu
525C selama 12-24 jam untuk penentuan Fe. Menurut Sumardi (1987), ada juga
destruksi kering yang dilakukan pada suhu maksimum mencapai 750C atau bahkan
980C untuk mempercepat proses destruksi pada penentuan Fe. Penentuan Fe dalam
produk susu bubuk dengan SSA yang dilakukan oleh Palupi (2001) dengan destruksi
kering pada suhu 500C selama 6 jam memiliki kepresisian cukup tinggi dengan
koefisien variasi 1,0736% untuk konsentrasi besi yang cukup rendah. Kelebihan dari
destruksi kering adalah lebih sederhana, tidak adanya kesalahan relatif akibat
kontaminasi karena hanya sedikit reagen yang digunakan, dan bisa digunakan untuk
banyak cuplikan dalam waktu yang bersamaan.
hilangnya unsur-unsur karena retensi terhadap dinding wadah dan penguapan, serta
kontaminasi cuplikan dari logam bahan wadah yang terkadang bersifat sebagai
penyerap.
.,
pengoksidasi dikombinasikan dengan pengoksidasi yang lain seperti asam sulfat, asam
perklorat, dan hidrogen peroksida adalah cara yang lazim dipakai (Sumardi, 1987).
Penentuan Fe dalam ubi kayu secara spektrometri emisi atom dan preparasi cuplikan
dengan destruksi basah menggunakan asam nitrat diperoleh kandungan Fe sebesar 7,712,6 mg/kg berat kering akar dan 61,5-151 mg/kg berat kering daun ubi kayu (Chaves,
AL, et.al, 2000).
menggunakan campuran HN0 3-HCl0 4 dan destruksi kering pada suhu 500C. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa destruksi basah merupakan preparasi cuplikan yang
paling mudah dan efektif Destruksi kering lebih disukai untuk analisa unsur dengan
konsentrasi rendah dan tidak mudah menguap (Da-Hai Sun, James K. Waters, dan
Thomas P. Mawhinney, 2000).
destruksi basah menggunakan asam nitrat dan asam perklorat dengan perbandingan
10: 1, memberikan nilai absorb ansi yang tertinggi. Asam nitrat digunakan untuk
mendestruksi zat organik pada suhu rendah agar tidak kehilangan logam-Iogam yang
akan dianalisa akibat penguapan sedangkan asam perklorat digunakan untuk menambah
daya oksidasi pada dekomposisi cuplikan.
430,88 ppm pada setiap 0,5 gram daun teh kering (Suryarini, Andriana, 2001).
Destruksi basah lebih dianjurkan untuk tujuan kecepatan, penggunaan temperatur pada
tingkat rendah, dan menurunnya kemungkinan kehilangan unsur karena retensi.
Kekurangan destruksi basah adalah kekurangmurnian reagen-reagen yang diperlukan
untuk reaksi.
membutuhkan perhatian ekstra dari analis (Anderson, Richard, 1991). Destruksi basah
memiliki kemungkinan kesalahan lebih besar dibanding destruksi kering. Akan tetapi
masih belum ada aturan baku untuk menggunakan salah satu diantara kedua preparasi
cuplikan yang dianggap lebih baik.
Preparasi cuplikan pada penentuan Fe secara SSA dalam ubi kayu dipengaruhi
oleh kadar air dan masa simpan selama analisa Fe dilakukan. Pengaruh penyimpanan
terhadap komposisi kimia ubi kayu (Garri dan Fufu) menunjukkan penurunan kadar air
dari 61,2% menjadi 58%, pH berubah dari 6,6 menjadi 6,3, dan kadar sianida turun dari
1,3 (mg/l00g) menjadi 1,2 (mg/l00g) pada proses penyimpanan selama 4 hari (Idowu,
M.A., 1994).
Tingkat keakurasian
Hasil penentuan kadar
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah berapa variasi suhu dan waktu destruksi
kering dan variasi komposisi asam nitrat dan asam perklorat destruksi basah yang
digunakan untuk mendapat kadar Fe yang optimum.
Mengetahui kondisi optimum variasi suhu dan waktu destruksi kering, dan
perbandingan komposisi pelarut asam nitrat dan perklorat destruksi basah, serta
membandingkan kepresisian dan keakurasian hasil yang diperoleh dari kedua preparasi
cuplikan pada penentuan kadar Fe dalam ubi kayu secara Spektrofotometri Serapan
Atom (SSA).
Penelitian ini dilakukan dengan obyek ubi kayu segar dari jenis ubi kayu kuning
berumur enam bulan dan logam mineral yang akan dianalisa adalah zat besi .