Bab VII-2
PENDAHULUAN
Mangga yang juga dikenal dengan sebutan mempelam, adalah keluarga
Anacardiaceae, sebuah keluarga tanaman buah yang banyak diusahakan di
pekarangan, di biarkan tumbuh di hutan, menjadi buah-buahan tropis yang
pengusahaannya dinilai ekonomis dan disukai oleh masyarakat di seluruh dunia
(Jha et al., 2010; Rajwana et al., 2011). Genotip mangga dibagi ke dalam dua
kategori yang berbeda: (1) monoembrioni dan (2) polyembrioni. Kedua kategori
yang berbeda ini, masing-masing berasal dari India, dan yang kedua berasal dari
Asia Tenggara (Bompard dan Schnell, 1997).
Kostermans dan Bompard (1993) menyatakan lebih dari 69 spesies
mangga yang buahnya dapat dimakan, terkonsentrasi di pulau Kalimantan, Jawa
dan Sumatera dan Semenanjung Malaysia. Ini menunjukkan bahwa Indonesia
tercatat menjadi pusat asal dan pernyebaran spesies-spesies mangga, meskipun saat
ini banyak spesies yang sudah langka dan / atau termasuk dalam Daftar Merah
IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural
Resources), terancam punah. Mengidentifikasi, mengumpulkan dan membangun
koleksi hidup spesies mangga untuk digunakan sebagai tanaman ekonomi dalam
program perbaikan Mangifera indica L., menjadi perhatian agar kekayaan yang
berupa plasma nutfah ini memberikan manfaat kesehatan dan kesejahteraan bagi
masyarakat. Mangga di Indonesia termasuk komoditas yang memberikan
sumbangan terbesar ketiga terhadap produksi buah nasional setelah pisang dan
jeruk, dan menduduki peringkat kelima sebagai sepuluh besar negara penghasil
mangga dunia, yaitu India, China, Thailand, Meksiko dan kemudian Indonesia,
tetapi produksi umumnya masih untuk memenuhi konsumsi sendiri, dan karena
itulah Indonesia bukan termasuk negara pengekspor mangga.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, varietas yang dominan
masih Arumanis. Varietas ini dilepas pada tahun 1984, kemudian berkembang luas
dengan ditandainya usaha skala perkebunan sekitar tahun 1990, serta penumbuhan
kawasan produksi mangga di beberapa daerah yang menjadi pusat produksi, tetapi
356
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
ke depan sejalan dengan kemajuan arus informasi, pasar bebas dan tekanan
lingkungan, akan rawan jika dibiarkan tanpa diimbangi berbagai varietas yang ke
depan berperan sebagai pangan fungsional, buahnya dapat dipanen beberapa kali
dalam setahun, serta mempunyai perawakan pohon yang pendek dan produktif.
Konsumsi global mangga telah meningkat secara signifikan karena
kesadaran oleh kampanye go green dan trend ke depan yang kembali ke alam
back to nature. Enzim mangga, yaitu mangiferin, katechol oksidase dan laktase,
membersihkan kotoran dalam usus, dan obat penawar ideal untuk semua efek racun
dalam tubuh. Buah mangga juga meningkatkan resistensi yang cukup untuk
melawan kuman. Fenol dalam buah mangga berupa kuersetin, isokuersitrin,
astragalin, fisetin, asam galat dan metilgalat, memiliki kapasitas dalam mencegah
kanker kandung empedu, juga mengandung banyak triptofan, prekursor dari
serotonin untuk meningkatkan libido (Khoo et al., 2010; Wijaya et al., 1997;
Wauthoz et al., 2007).
357
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
tentu ke depan perlu dilengkapi yang lebih teliti berdasarkan biologi molekuler
sebagai pendekatan taksonomi modern.
358
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Nama spesies
Penyebaran
Nama Daerah
Ciri utama
Mangifera casturi
Kosterm.
Kalimantan Selatan
(Spesifik)
Kalimantan Timur
(Kotobaru, Kutai, Hulu
Sungai Mahakam,
Tering, Perak (Damai),
Melak, Barong
Tongkok, TenggarongKutai)
Kalimantan
(Barong Tongkok,
Kesik Luwuy, Sekolah
Darat, Melak,
Kalimantan Timur)
Mangga Pajang
Asam Kepang
Mangifera quadrifida
Auct. (Jack.) Ding
Hou.
M. pajang Kosterm.
M. impressineria
Kosterm
Mangifera
decandra Ding Hou
M. foetida Lour.
M. horsfieldii
Sumatera, Kalimantan,
dan Jawa.
M. gedebe Mig.
M. camptosperma
Pierre,
M. reba Pierre,
M. inocarpoides Merr.
& Perry
M?1. sp.)
359
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
M. caesia Jack
M. verticillata
M. longipes syn. M.
laurina
10
M. kemanga Blum.
M.caesia var. kemanga
(Bl.) Wanji (Kosterm).
M.caesia var. verticella
ta (C.B. Rob.)
Mukherji
M. foetida (non Lour.)
Bl.
M. polycarpa Griff.
M. verticellata C.B.
Rob.
M. spp (?)
11
M. odorata Griff.
12
M. macrocarpa Bl.)
13
M. griffithii Hooker f.
M. microphylla
M. sclerophylla
M. beccari
M. spp (?)
14
360
Kampung Embayan,
Loa Janan, Loa Kulu,
Samarinda, Kalimantan
Timur
Simpur, Kandangan,
Hulu Sungai Selatan,
Kalimantan Barat
Sumatera; Kalimantan;
Bali, dan Jawa (Jawa
Barat)
Mangga/Asam Palung
Asam Buluh
Kampung Anayung,
Lok Sado, Hulu Sungai
Selatan, Kalimantan
Selatan
Asam Soeragam
Mangga Kueni
Asam Busur
Asam Rawa-rawa
(Kalimantan)
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Kaltim
15
M. spp (?)
16
M. spp (?)
17
M. spp (?)
18
M. spp (?)
19
M. similis Blume
20
M. havilandii Ridley
21
M.laurina Blume
M. longipes
M. parih
M. sumatrana)
Mangifera
torquenda Kostermans
22
23
24
M. altissima Blanco,
(sinonim: M.
rumphii, M.
merrili, Buchanania
reticulata);
M. lalijiwa Kosterms
Pegunungan Nahank,
Kampung Tering,
Dampar, Kutai
Hulu Sungai Mahakam,
Lingau, Kutai
Kampung Hayan, Lok
Sado, Hulu Sungai
Selatan, Kalimantan
Selatan
Rantaulayung,
Cempaka, Martapura,
Kalimantan Selatan
Kampung Tuhur, Hulu
Sungai Selatan
Rantaulayung,
Cempaka, Martapura,
Kalimantan Selatan
-
Asam Siluk
Asam Hantu
Embacang,paho,pahutan (Sula
wesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Papua)
361
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Gambar 2. Spesies-spesies mangga liar yang endemik di Kalimantan (Dokumen : Purnomo, 1987)
(A). Mangga Pajang (M. pajang Kosterm.); (B). Mangga Konyot Besi (M. impressineria Kosterm.);
(C). Mangga Binjai Banjar (M. kemanga) ; (D). Mangga Putar (Mangifera torquenda Kostermans.)
(E). Mangga Repeh (M. gedebe Mig.); (F). Mangga Pilipisan (M. casturi cv. Pilipisan);
(G). Mangga Pauh (M. pentandra Hooker f.); dan (H). Mangga Kasturi (M. casturi cv. Kasturi)
362
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
363
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Indeks kesamaan
Gambar 3. Dendrogram analisis klaster 14 spesies mangga termasuk tujuh varietas
berdasarkan 217 penanda AFLP (Eiadthong et al., 2000).
364
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
365
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
366
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Provinsi
Nanggroe Aceh
Darussalam
Bengkulu
Jawa Barat
Jawa Tengah
Yogyakarta
Jawa Timur
Pasuruan,
Probolinggo,
Situbondo,
Lamongan,
Gresik,
Jombang,
Magetan, Kediri, Nganjuk
Bali
Buleleng
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
10
Wilayah andalan
Sabang
Majalengka, Indramayu,
Cirebon
Pati, Rembang, Sragen,
Blora, Pemalang, Cilacap
Bantul, Sleman, Gunung
Kidul
Mangga Bengkulu
Gedong, Gedong Gincu, Cengkir
Lalijiwo, Arumanis, Manalagi,
Golek, Madu, Santok
Lalijiwo, Arumanis, Manalagi,
Golek, Madu,
Mangga Malam
Arumanis, Gadung, Manalagi,
Madu, Santok Magetan, Podang
Urang
(Kediri),
Golek,
Chokonan
(Gresik),
Santok
Magetan
Arumanis, Manalagi, Gadung,
Wanyi
Arumanis, Manalagi, gadung
Arumanis, Manalagi, gadung
Kalimantan
Mangga Kasturi
Selatan
11 Sulawesi Selatan Takalar, Jeneponto
12 Sulawesi Tengah Poso, Donggala
13 Sulawesi
Kendari, Kolaka, Buton
Tenggara
1)
Sumber: Direktorat Budidaya Tanaman Buah (2007); Purnomo (2012).
367
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
368
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Tabel 3. Kelompok utama dan kelompok varietas mangga asal KP. Cukur
Gondang, Jawa Timur
Kelompok Utama
Madu
Kelompok
Endok Asin
Madu
Golek
Lalijiwo
Pandan
Berem
Cempora
Cengkir
Golek
Bapang
Janis
Bapang
Arumanis
Arumanis
Kepodang
Kopyor
Wedus
Kepodang
Berem
Varietas
Genggem, Glembo, Canting, Pelok, Manila, Wajik,
Gading, Ndok 181, Ndok Asin, Limun, Duren,
Dodol Pijet
Madu Senggono, Madu-65, Kidang Kweni, Madu
Lumut, Madu Anggur
Lalijiwo, Thaber, Gurih
Pandan, Nanas-93, Gurih Panjang
Berem, Beku, Beluk, Kapal
Cempora, Santok
Cengkir, Banyak, Kiyal
Golek, Guling, Kates-277, Cantel, Gandik, Dodol
Wirosongko, Slendro, Carang Timbo
Janis, Lampeni, Soho, Kotak
Bapang, Danas Madu, Krasak, Dododl Semar,
Jelali, Sophia, Radhera
Arumanis, Kates, Gendruk, Delima, Trapang,
Beruk-1
Kopyor Wedus, Nanas-71, Dododl Jembar, Beruk
369
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Gambar 5. Dendrogram mangga Indonesia berdasarkan penanda kombinasi morfologi dan RAPD (Fitmawati, 2008)
370
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
371
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Sempit
Gambar 6. PPF dari besarnya dan distribusi mangga di Kediri (Andri et al., 2010).
372
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
373
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Majalengka, Sumedang, dan Kuningan, atau lebih tepat di lingkaran kaki Gunung
Cermai, Jawa Barat. Seleksi memperoleh pohon terbaik, yaitu Gedong gincu. Ciri
spesifik varietas ini menurut Rahardi (2012) adalah bentuk buah pada bagian ujung
berlekuk lesung pipit, sementara pada jenis mangga lainnya, lekukan itu terdapat
pada bagian pangkal buah, dengan warna buah merah keunguan (gincu) dan
oranye. Ciri yang lain aroma buah harum, tekstur daging buah lebih lembut
daripada varietas Gedong, citarasa manis-masam, dan bobot buah (0,20 sampai
0,25 kg per buah) adalah sesuai untuk konsumsi satu orang. Kelemahan varietas ini
seringkali gincu tidak nampak jika buah tidak masak maksimal, atau masak
pohon. Cara budi daya yang benar harus diterapkan jika petani menginginkan
kualitas gincu dan lesung pipit.
Beberapa varietas spesifik lokasi lainnya yang telah dilepas oleh
Kementerian Pertanian, dan mempunyai historis proses pelepasan varietas yang
hampir sama, tetapi sampai saat ini masih kurang populer bagi pebisnis hortikultura
nasional daripada kedua varietas di atas, antara lain: (1) mangga varietas Dodol
dari Paneleng, Minahasa, Sulawesi Utara, (2) mangga varietas Durih dari
Probolinggo, Jawa timur, (3) varietas Cengkir dari Indramayu, (4) varietas
Lanabbu dari Liorong, Mattirobulu, Pinrang; (5) varietas Legong dari Tejakula,
Buleleng, (6) varietas Sukku dari Massemba, Matan Enrekang, Enrekang; (7)
varietas Bengkulu dari Bengkulu; (8) varietas Malam dari Watugajah, Gedangsari,
Gunungkidul, (9) varietas Malaga dan (10) varietas Kelong dari Telaga Sari,
Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Khusus varietas Bengkulu mempunyai ciri spesifik fase reproduksi lebih
dari dua kali dalam satu tahun, adalah potensi sumber genetik bagi perbaikan
produktivitas tanaman mangga yang genjah.
2. Observasi dan evaluasi plasma nutfah
Hasil observasi dan evaluasi dari koleksi ex-situ plasma nutfah mangga
ditampilkan pada Tabel 4, yaitu menyatakan keunggulan dan kelemahan masingmasing varietas. Perbandingan beberapa varietas unggul yang dilepas dari hasil
seleksi klonal tunggal terbaik asal plasma nutfah ex-situ disajikan pada Tabel 5 dan
keragaan beberapa varietas disajikan pada Gambar 7.
374
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
No.
Varietas
Keunggulan spesifik
Kelemahan spesifik
Arumanis
243
Golek 31
Manalagi 69
Marifta-01
Gayam-315
Sala-250
Ken Layung
Manggasari243
Kraton-119
10
Dugur-141
375
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
11
Garifta
Merah
12
Garifta
Orange
13
Garifta
Kuning
14
Garifta
Gading
Sumber : Purnomo (2000); Purnomo et al., (2002); Rebin et al., (2002); Rebin dan
Karsinah (2010)
376
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Tabel 5. Perbandingan penampilan antara Marifta 01, Ken Layung, Garifta Merah,
Garifta Kuning, Garifta Gading dan Garifta Oranye
No
Karakter
Marifta
01
Bulat
Rata
berlekuk
Datar
25,4-31,4
13,5-14,8
319-375
Ken
Layung
Bulat
Berleku
k
Datar
9,0
8,6
330480
Agak
lunak
berserat
agak
kasar
Merah
Garifta
Merah
Jorong
Sedikit
berlekuk
Lancip
14,0-16,5
6,8-8,3
5,6-7,7
220-320
Garifta
Kuning
Jorong
Rata
Garifta
Gading
Bulat
Rata
Garifta
Oranye
Jorong
Rata
Bulat
10,5-13,0
8,8-10,3
7,6-9,8
320-400
Bulat
7,5-9,8
5,8-7,0
4,7-6,9
190-230
Bulat
8,5-11,5
6,5-8,5
5,8-7,5
235-365
2,8-3,6
Agak
lunak
berserat
halus
3,0-3,8
Agak
lunak
berserat
kasar
2,8-3,4
Agak
lunak
berserat
kasar
2,4-3,2
Agak lunak
berserat
agak kasar
berair
Merah
Oranye
Merah
Merah
Kuning
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
merah
Manis
segar
Harum
kuat
15,5
45,0
Kuning
merah
Manis
segar
Harum
kuat
17,5
61,1
Oranye
Kuning
Manis
Harum
kuat
18,0
45,1
Manis agak
asam
Agak
harum
16,8
58,1
0,21
62,3
0,42
76.7
0,41
64,4
0,60
135,4
1
2
Bentuk buah
Bentuk pangkal buah
3
4
5
6
7
8
9
2,8-3,2
Lunak
berair
berserat
kasar
10
Merah
tua
Kuning
12
Kuning
Kuning
13
Manis
14
Aroma buah
Manis
segar
Sedang
15
16
TSS ( Brix)
Vitamin C (mg/100g)
18,4-19,3
58,4-59,5
17
18
1,25-1,30
88,6165,5
11
Harum
kuat
16,5
44,546,7
1,75
76,1127,5
377
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Gambar 7. Varietas-varietas mangga hasil seleksi klonal tunggal dari koleksi ex-situ plasma nutfah KP. Cukurgondang
(Rebin dan Karsinah, 2010).
378
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
379
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Tabel 6. Materi sumber plasma nutfah mendukung pembentukan varietas mangga tipe
ideal
No
Karakter
Arsitektur
tanaman :
1. Bentuk tajuk
Tipe genjah :
1. Umur generatif
2. Umur petik
3. Non ritmik
4.
Frekuensi
generatif
4. Frekuensi panen
3
Produktif :
1. Hasil buah
2. Frekuensi panen
3. Perbungaan dan
dedaunan
300 kg/tanaman
Malgova-463;Blencong-373;M. pajang;
M. kemanga cv Wanyi Bali
Manalagi Kraksaan; Durih; M. lalijiwa ;
Varietas Bengkulu
Gedong Gincu; Haden-217; Marifta-01
Buah
Warna pangkal
Merah kuning
Merah
Merah hati
Merah coklat
Warna pucuk
Kuning merah
Merah kuning
Merah
380
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Bentuk buah
Oval
(nisbah
panjang/diameter 1.8-2,0)
Eksotik mangga
Ukuran buah
Tekstur buah
Tebal buah
Aroma
Sari buah
Gula buah
Vit C
Karbohidrat
(tepung)
Mangiferin
Daya simpan
Ketahanan
Lebih 20 hari
1. Antraknos
2. Lalat buah
3. Diplodia
4. Tahan genangan air
5. Tahan kering
-
Lalijowo-91
M. caesia; Lalijiwo-91; Marifta-01
Pakel (M. foetida)
M. gedebe
Madu, Santok, Podang, Kopyor
-
Hiasan
381
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Pada evaluasi awal menunjukkan bahwa F1-38 (Apel Merah x Arumanis 143)
memiliki ciri-ciri yang mirip dengan Arumanis 143, bobot buah 350 gram, warna buah
kuning, daging buah tebal, halus tidak berserat, warna daging buah kuning, citarasa
dan aroma khas Arumanis 143. F1-25 (Arumanis-143 x Delima) juga memiliki
keragaannya mirip Arumanis 143, kecuali bobot 600 gram, dan warna kulit buah hijau
kekuningan. F1-54 (Arumanis x Keitt) mempuyai bobot 550 gram rasa manis asam,
daging buah tebal, warna daging kuning, berserat, kulit kekuningan. F1-45 (Arumanis
x Saigon) mempunyai bobot 245gram, warna daging buah kuning, tidak berserat,
daging tipis, aroma kuat dan kulit buah merah, citarasa mirip Arumanis 143. Keragaan
buah beberapa persilangan disajikan pada Gambar 8.
Uraian di atas menunjukkan adanya peluang yang besar untuk memperoleh
varietas unggul baru untuk memenuhi kesejahteraan. Peluang besar ini dapat diraih jika
tersedia sumber genetik yang luas. Lama ketika organisasi profesional International
Board Plant Genetics Resources dan World Wildlife Fund (IBPGR-WWF) melakukan
survei mangga liar di Kalimantan dan Malaysia pada 1986-1988, yang diikuti dengan
studi ekstensif koleksi herbarium mangga, telah menghasilkan pengetahuan yang lebih
dalam tentang genus Mangifera. Dukungan pernyataan-pernyataan bahwa Indonesia
sebagai pusat asal dan penyebaran spesies-spesies mangga telah mengingatkan,
kekayaan gene pool yang luas akan hilang jika tidak dimanfaatkan. Oleh karena itu
perlunya langkah praktis yang memadai dan harus cepat diterapkan untuk menjamin
kelangsungan hidup jangka panjang terhadap sumber daya genetik itu.
382
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
Gambar 8. Keragaan F1 hasil persilangan-persilangan Arumanis 143 dengan varietas-varietas mangga merah koleksi KP.
Cukurgondang (Karsinah dan Rebin, 2011).
383
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
PENUTUP
384
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
DAFTAR PUSTAKA
Andri, K.B., S. Purnomo, P. B. Daroini, dan H. A. Dewi. 2010. On Farm
Conservation Through Community Bioversity Management Approach for
local Species of Mango and Citrus in East Java. Konggres Nasional Komisi
Daerah Sumberdaya Gnetik se Indonesia. Surabaya, Jawa Timur. hlm. 324332.
Baswarsiati dan Yuniarti. 2007. Karakter Morfologis dan Beberapa Keunggulan
Mangga Podang Urang (Mangifera indica L.). Buletin Plasma Nutfah
13(2):62-69.
Bompard JM, and R.J. Schnell. 1997. Taxonomy and systematics. In: Litz RE (Ed.)
The mango: botany, production and uses. CAB International, Wallingford.
pp. 2147.
Direktorat Budidaya Tanaman Buah. 2007. Profil Komoditas Mangga. Direktorat
Jenderal Hortikultura. Jakarta. 275 hlm.
Eiadthong,W., K. Yonemori, S. Kanzaki, and A. Sugiura, N. Utsunomiya and S.
Subhadrabandhu. 2000. Amplified Fragment Length Polymorphism
Analysis for Studying Genetic Relationships among Mangifera Species in
Thailand. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 125(2):160164. 2000.
Fitmawati. 2008. Biosistematika mangga Indonesia.
Pascasarjana, IPB, Bogor. 69 hal. Tidak dipublikasi.
Disertasi.
Sekolah
Gruzo, W.Sm. 1991. Mangifera L.In: Verheij, E.W.M. and Coronel, R.E.
(Editors). Plant Resources of South-East Asia No. 2: Edible fruits and nuts.
Pudoc, Wageningen, The Netherlands, pp. 203-206
Handayani,R., Dorly, dan A. Hartana 2010. Keragaman mangga cengkir di
Kabupaten Indramayu. Prosiding Seminar Nasional XXI PBI Departemen
Biologi, FMIPA IPB, Kampus IPB Darmaga Bogor.
Hidayat, T., A. Pancoro, D. Kusumawaty and W. Eiadthong. 2011. Molecular
Diversification and Phylogeny of Mangifera(Anacardiaceae) in Indonesia
and Thailand. Proceeding of the International Conference on Advanced
Science, Engineering and Information Technology. Hotel Equatorial
Bangi-Putrajaya, Malaysia, 14 - 15 January 2011. pp. 88-91
Hou, D. 1978. Anacardiaceae. In: C.G.G.J. van Steenis (Ed.). Flora Malesiana.
Sijthoff and Noordhoff Intl. Publishers, Alphen Aan Den Rijn, The
Netherlands.
385
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
Jha, S.K., S. Sethi, M. Srivatav, A.K. Dubey, R.R Sharma, D.V.K. Samuel, A.K
Singh. 2010. Firmness characteristics of mango hybrid under ambient
storage. J Food Eng 97:208212.
Karihaloo JL, Y.K. Dwivedi, S. Archak and A.B. Gaikwad. 2003. Analysis of
genetic diversity of Indian mango cultivars using RAPD markers. J Hortic
Sci Biotechnol 78:285289.
Karsinah dan Rebin. 2011. Mangga hibrida hasil persilangan Arumanis 143 dengan
Klon Mangga Merah. Iptek Hortikultura 7:1-7.
Khoo Hock-Eng, K. N. Prasad 1, A. Ismail and N. Mohd-Esa. 2010. Carotenoids
from Mangifera Pajang and Their Antioxidant Capacity. Molecules 15:
6699-6712.
Kostermans, A.J.G.H. and J.M. Bompard. 1993. The mangoes: Their botany,
nomenclature, horticulture and utilization. IBPGR Academic Press,
London.
Kusumo, S. dan Suminto Tj. 1987. Deskripsi varietas mangga. Hortikultura (24):1124. Balai Penelitian Hortikultura Solok.
Mukherjee, S.K. 1953. Origin, distribution and phylogenetics affinities of the
species of Mangifera. Journal of the Linnean Soc. Botany 55: 65-83.
Mukherjee, S.K. 1985. Systematic and ecogegraphic: Studies on Crop Genepools.
I. Mangifera L. International Board for Plant Genetic Resources. Rome.
Mukherjee, P.K., and D.K. Sharma. 1985. Mango. In: Bose T.K. (ed.) Fruits
Tropical and Sub-tropical. Naya Prakash, Calcutta. Pp. 69-123.
MRIS. 2012. Geographical Distribution: Cultivars/Varieties. Mango Resources
Information System. www.mngifera.org./vrieties.php. Diakses pada
tanggal 23 Desember 2012.
Mondal, M.S., A.K. Mahapatra, and S. Mahapatra. 1982. Pollen morphology of
some species of Mangifera L. in relation to taxonomy. J. Econ. Taxon. Bot.
3:365372.
Purnomo, S. 1987. Eksplorasi mangga liar di Kalimantan. Hortikultura 5:1-26.
Purnomo, S., PER. Prahardini dan RD. Wijadi. 1990. Klasifikasi penampilan
produksi dan beberapa ciri buah mangga varietas Cukurgondang. Penel.
Hort. 5(1):107-129.
Purnomo, S.
1992. Pemuliaan tanaman mangga (Mangifera indica L). Prosiding
Simposium Pemuliaan Tanaman I, Malang 27-28 Agustus 1991. Asosiasi
Pemuliaan Indonesia Wilayah Jawa Timur. Hlm. 107-130.
386
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatanangga
387
Sudarmadi Purnomo
Sumber daya genetik mangga: Status pengelolaan dan pemanfaatan
388