Anda di halaman 1dari 23

PENTINGNYA KONDISI SEHAT DALAM

PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI INDONESIA

KELAS MPKT B 28
KELOMPOK HG 4
Delfina 1406565745
Evan Libriandy 1406607722
Jeffry Kurniawan Zheta 1406532015
M Didik 1406608536
Nur Safitrah 1406607741
Rianto Wibowo 1406608441

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA

ABSTRAK

Bencana seperti kebakaran hutan, banjir, polusi udara akibat lalu lintas padat
atau macet,merupakan bencana akibat ulah manusia yang banyak ditemukan di
Indonesia. Ini akibat manusia lalai dalam mengelola lingkungan. Padahal Indonesia
merupakan negara yang kayak akan sumber daya. Kesalahan dalam mengelola
sumber daya alam akan menyebabkan bencana-bencana seperti di atas. Oleh sebab
itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk mengelola lingkungan kita dengan
menerapkan lingkungan tempat tinggal yang sehat agar kesehatan kita terjaga.
Kondisi sehat itu penting sebab dalam keadaan sehat seorang individu dapat
memaksimalkan produktifitasnya. Maka dari itu kita perlu untuk menjaga kesehatan
kita dengan cara mengatur pola makan yang baik, menyediakan sanitasi, rumah sehat,
dan menggunakan sustainable product. Dengan mengelola bumi Indonesia kita ini
dengan baik dan benar maka kesejahteraang akan tercapai dan kita akan terhindar dari
bencana alam maupun penyakit-penyakit. Penting untuk mengubah karakter kita
menjadi individu yang peduli dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan sumber
daya Indonesia
Kata kunci: Kelola; produktif; sehat.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam. Namun
hingga saat ini Indonesia belum dapat memaksimalkan potensi kekayaannya sehingga
sampai sekarang Indonesia masih menjadi negara berkembang yang bergantung
kepada negara lain. Padahal menurut UU no 5 tahun 1990, sumber daya alam adalah
milik negara, dikelola negara untuk kesejahteraan negara. Maka sudah selayaknya
kita semua sebagai warga negara Indonesia dapat mengelola negara kita. Sebelum
melaksanakan kewajiban tersebut masing-masing dari kita harus bisa mengelola
kehidupan diri sendiri terlebih dahulu. Terutama berkaitan dengan mengelola
kesehatan diri sendiri, sebab kondisi sehat diperlukan agar seseorang dapat bekerja
secara produktif.
Komisi Perlindungan anak melaporkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-5
urutan tertinggi dalam konsumsi tembakau pada tahun 2004. Menurut Sentika pada
tahun 2007, perokok dewasa mencapai 34.4 % sedangkan perokok usia 13-15 tahun
mencapai 24.5 %. Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) rokok banyak
menimbulkan efek negative bagi kesehatan karena mengandung 4000 zat kimia
dengan 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
Efek negative juga mempengaruhi perokok pasif, bahkan menurut penelitian perokok
pasif menghirup 85% asap rokok. Sedangkan perokok aktif hanya menghirup 15%
asap rokok. Banyak yang menyuarakan untuk mematikan pabrik rokok. Namun hal
ini nampaknya tidak mungkin terjadi sebab banyak pihak yang berkepentingan
dengan rokok, seperti lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Pola makan yang sehat hendaknya diperhatikan dan dilaksanakan untuk setiap
individu masyarakat Indonesia. Sumber pangan yang sehat menjamin kesehatan

masyarakat sehingga sehat fisik, mental, dan sosialnya sehingga dapat berproduktif.
Pemerintah perlu menjamin bahan makanan yang bebas dari residu pestisida.
Demikian pula dengan pengelolaan lingkungan yang sehat, aman dari
bencana, harus dilakukan. Jika bangsa Indonesia pandai mengelola alam maka tidak
akan terjadi bencana-bencana alam yang diakibatkan ulah manusia seperti banjir,
tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan, dll. Oleh karena itu, diperlukan
pengelolaan diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan, yang baik dan berkelanjutan
agar seluruh masyarakat Indonesia terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan
salah kelola lingkungan.

1.2Rumusan Masalah
1
2
3

Kondisi apa yang diperlukan untuk mengelola bumi Indonesia?


Masalah-masalah apa yang dihadapi Indonesia?
Bagaimana kondisi kesehatan dan lingkungan Indonesia saat ini?

1.3 Tujuan
1 Mengetahui kondisi Indonesia saat ini dari segi kesehatan dan lingkungan
2 Menganalisa cara yang tepat untuk mengelola bumi Indonesia
3 Memberikan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi
Indonesia

1.4 Metode Penelitian


Metode penelitian yang kami gunakan adalah mengumpulkan data-data dari
Komisi Perlindungan Anak, WHO, dan Litbang Departemen Kesehatan.
Kemudian menganalasi keterkaitan data-data tersebut dengan LSPB dari 6 focus
group yang terdapat di scele.

BAB II

LANDASAN TEORI
1.1 Sehat
Definisi dari sehat menurut UU no 36 tahun 2009 bahwa sehat mental, fisik,
spiritual, dan social sehingga dapat menjadi individu yang produktif. Terdapat
beberapa contoh factor penentu kesehatan antara lain; lingkungan, sumber daya alam,
ekonomi, perdamaian, makanan, papan, dan energy. Kesehatan dapat dipengaruhi
oleh beberapa factor seperti gaya hidup, lingkungan hidup, dan biomedik. Gaya hidup
sepenuhnya di control oleh individu masing-masing, misalnya seperti memilih pola
makan. Lingkungan hidup merupakan kondisi tempat kita tinggal berserta warga yang
tinggal di sekitar kita. Hal ini masih kita control sebagian namun tidak sepenuhnya.
Faktor terakhir biomedik yaitu keterkaitan dengan gen yang dapat mempengaruhi
fisik dan mental. Hal ini sepenuhnya diluar control individu.

1.2 Pola Makan


Pola makan yang sehat adalah makan makanan yang bernutrisi cukup setiap
harinya. Jenis nutrisi dibagi menjadi dua yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien adalah nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak seperti
karbohidrat, protein, lemak, dan air. Sedangkan mikronutrien dibutuhkan tubuh dalam
jumlah sedikit seperti vitamin dan mineral. Pada umumnya mikronutrien tidak
diproduksi tubuh sehingga dibutuhkan dari makanan.
Menjaga pola makan yang baik akan menghindari tubuh dari berbagai
penyakit seperti kanker, jantung, diare, dementia, Alzheimer, dll. Maka dari itu
penting untuk menjaga pola makan. Berikut adalah jenis makanan yang mengandung
banyak nutrisi yaitu makanan pokok, kacang-kacangan, susu tanpa lemak, sayuran,
minyak tanpa lemak, buah-buahan, dan air.

1.3 Air dan Sampah


Air menjadi komponen penting bagi kehidupan manusia. Sekitar 60 % dari
tubuh manusia terdiri dari air seperti plasma darah. Cairan-cairan dalam tubuh
manusia berkerja untuk mengatur suhu tubuh, membuang racun, membantu reaksi

dalam tubuh, menjaga kelembutan dan elastisitas kulit, dsb. Maka dari itu air sangat
dibutuhkan, jika kekurangan air tubuh akan mengalami dehidrasi.
Dehidrasi adalah kekurangan kadar air dalam tubuh akibat dari kurang cairan
yang dapat disebabkan oleh kurang minum, kelainan genetic, dan kecelakaan. Ciriciri orang yang mengalami dehidrasi antara lain:
Dehidrasi ringan:
o Muka memerah
o Rasa sangat haus
o Kulit kering & pecah-pecah
Dehidrasi sedang:
o Tekanan darah menurun
o Pingsan
o Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung
o Kejang
o Perut kembung
o Gagal jantung
o Ubun-ubun cekung
o Denyut nadi cepat dan lemah
Dehidrasi Berat
o Kesadaran berkurang
o Tidak buang air kecil
o Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab
o Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba
o Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur
o Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan
Sampah terbagi menjadi beberapa sub topic antara lain:
1. Konsep Awal Pembuangan Sampah
Pelarutan dan penyebaran
Konsentrasi dan penahanan
Masalah terbatasnya ruang untuk penimbunan tanah dan biaya yang tinggi
NIMBY (not in my backyards)

2. Modern Trends
Zero-waste dan prinsip ekologi industri
Membalik sampah bukan polutan tetapi adalah sumber daya
Menggunakan pajak sebagai insentif?
3. Pengelolaan Sampah Terpadu
Reduce = mengurangi
Reuse = menggunakan kembali
Recycle = daur ulang
4. Daur Ulang Limbah Manusia
Pupuk alamiah pertanian
Masalah kontaminasi yang menyebabkan penyakit dan polusi
Membutuhkan pemisahan atau pengolahan kembali limbah industri
5. Bahan-bahan Pengolahan
Hanyadengandaurulangtidakakandapat menyelesaikan masalah keseluruhan
Pengawetanbahan-bahandengancara:
Menghilangkan subsidi untuk barang-barang yang masih perawan
Insentif kepada konstruksi baru yang berprinsip Green building
Sangsi kepada yang melakukan tindakan-tindakan buruk
Meningkatkan jumlah pekerjaan baru dalam bidang tehnologi penggunaan kembali
dan pengurangan sumber daya
6. Pengolahan Sampah Padat
Masalah termasuk pembuangan limbah ilegal dan limbah berbahaya dalam
penimbunan tanah
Pembuangan On-site dengan cara: Unit pembuangan sampah-sampah dapur
Pengomposan sampah dapur dan kebun Pembakaran (Incenerator)
Pembakaran mengurangi volume sampah dan mungkin dapat membangkitkan
tenaga listrik
Tetapi mungkin dapat menyebabkan polusi udara dan menimbulkan debu beracun
7. Sampah Padat Perkotaan
Sanitary landfill disebut juga MSW landfill)
Lapisan tanah yang padat menahan limbah
Isolat sampah dari hama dan air permukaan
Memperkecil gas-gas yang terbuang
8. Limbah Berbahaya
Baru, zat-zat berbahaya yang potensial, senyawa-senyawa kimia
Kebanyakan limbah berbahaya berasal dari industri produksi kimia
Sampah elektronik yang beracun dari buangan sisa-sisa elektronik yang tidak aman.
Bencana alam dapat juga mengeluarkan zat kimia berbahaya ke lingkungan
Sebagian dari sampah berbahaya di U.S.A hanya dikumpulkan.
Lokasi pembuangan yang tidak diatur secara hukum:
- bahan kimia di dalam gentong yang korosif

- kontaminasi air permukaan ke dalam air tanah dalam (water table)


- lokasi pembuangan limbah cair illegal ke ladang dan jalanan

1.4 Teknologi Ramah Lingkungan


Tingkat polusi di Indonesia sudah semakin memprihatinkan dimana
menduduki peringkat tertinggi ketiga di dunia setelah Cina dan Meksiko, walaupun
tidak ada satupun kota di Indonesia yang masuk 10 besar kota dengan tingkat polusi
tertinggi. Udara dikotori oleh pabrik-pabrik dan kendaraan-kendaraan bermotor
dengan asapnya. Air dan tanah yang menyerapnya dicemari oleh pabrik-pabrik juga
dengan limbahnya dan manusia-manusia dengan kotorannya.
Solusi terhadap polusi di dunia dan penipisan sumber daya alam ini adalah
teknologi-teknologi yang lebih sedikit atau tidak sama sekali menggunakan bahan
bakar dengan fungsi yang sama atau bahkan lebih baik dikenal dengan teknologi
ramah lingkungan.
1. Toilet Pengomposan (Composting Toilet)
Toilet pengomposan adalah sistem toilet yang mengompos dan mengurangi kadar
air kotoran manusia untuk menghasilkan produksi akhir yang bias dipakai yang
adalah tanah aditif yang berharga. Toilet ini menggunakan sedikit atau tanpa air dan
tidak terhubung dengan sistem limbah, maka tidak menimbulkan dampak apa-apa
terhadap lingkungan dan menghasilkan sumber daya yang berharga untuk berkebun.

2. Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)


Sel bahan bakar adalah perangkat elektrokimia yang menggabungkan
hydrogen dan oksigen untuk menghasilkan listrik. Hasil sampingannya adalah berupa
air dan panas. Selama bahan bakar diberikan, sel bahan bakar akan tetap
menghasilkan listrik.
keuntungan sel bahan bakar meliputi:

Efisiensi tinggi dan kehandalan


Multi-bahan bakar
Penempatan yang fleksibel
Daya tahan
Skalabilitas
Kemudahan pemeliharaan

3. Tenaga Angin (Wind Power)


Cara kerja kincir angina adalah ketika udara bergerak dengan cepat
dalam bentuk angin, partikel-partikel tersebut bergerak dengan cepat dimana gerakan

berarti energi kinetic yang bisa ditangkap. Dalam kasus turbin angin listrik, energi
kinetik ini ditangkap oleh pisau turbin. Pisau turbin memutar as yang mengarah dari
pusat rotor ke generator. Generator mengubah energi rotasi ini menjadi listrik. Pada
intinya, penghasilan listrik dari angin adalah tentang mentransfer energy dari satu
medium ke medium lainnya.
Tenaga Surya (Solar Power)
Tenaga surya adalah konversi tenaga matahari menjadi tenaga listrik,
baik secara langsung menggunakan Photovoltaics (PV) maupun secara tidak langsung
menggunakan tenaga surya terkonsentrasi (Consentrated Solar Power (CSP)). Sistem
CSP menggunakan lensa atau cermin dan sistem pelacakan untuk memfokuskan area
besar sinar matahari menjadi sinar kecil. Sedangkan PV mengubah cahaya menjadi
arus listrik dengan memanfaatkan efek fotoelektrik. Dalam efek fotoelektrik, elektron
terpancar dari sebuah materi (logam dan padatan non-logam, cairan atau gas) sebagai
sebuah konsekuensi dari penyerapan energi dari radiasi elektromagnetik dari
gelombang pendek seperti sinar ultraviolet.

4. Hidroelektrik (Hydroelectricity)
Hidroelektrik adalah sebuah istilah untuk listrik yang dihasilkan oleh tenaga
air; penghasilan daya listrik melalui pemanfaatan gaya gravitasi dari air yang jatuh
atau mengalir. Ini adalah bentuk energi terbarukan yang paling banyak digunakan
secara luas, yaitu sekitar 20% dari listrk di dunia. Fasilitas hidroelektrik mempunyai

level keluaran gas rumah kaca, yaitu CO2 yang rendah dibandingkan dengan
pembangkit listrik bertenaga bahan bakar fosil.

5. Mobil Listrik
Memiliki keuntungan :
1. Penurunan polusi yang signifikan
2. Pengurangan gas rumah kaca
3. Tidak bergantung pada BBM (mengingat persediaan minyak bumi yang semakin
menipis)
Beberapa fakor penghambat perkembangan mobil listrikk :
1. Harganya mahal karena baterai ion lithium sebagai suplai listriknya mahal
2. Tenaganya kurang dibandingkan yang berbahan bakar bensin
3. Dibuat dengan bahan yang ringan sehingga tidak dapat menahan benturan keras.

Sustainable Infrastructure (Pembangunan Berkelanjutan)

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada


pemenuhan kebutuhan manusia melalui pemanfataan sumber daya alam secara
bijaksana, efisien, dan memperhatikan keberlangsungan pemanfaatannya baik untuk
generasi masa kini maupun generasi yang akan datang. prinsip dari pembangunan
berkelanjutan adalah prinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB,
1987)

1.5 Rumah Sehat


Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal (KBBI). Sedangkan rumah sehat
berarti bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang
memiliki :
Jamban yang sehat,
Sarana air bersih,
Tempat pembuangan sampah,
Sarana pembuangan air limbah,
Ventilasi rumah yang baik,
Kepadatan hunian rumah yang sesuai
Lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah untuk tempat tinggal harus
memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat.Menurut Krieger dan
Higgins (2002) Perumahan yang sehat tidak lepas dari ketersediaan prasarana dan
sarana yang terkait,seperti :
penyediaan air bersih,
sanitasi pembuangan sampah,
transportasi,
tersedianya pelayanan sosial
Kriteria Rumah Sehat sendriri didasarkan pada pedoman teknis penilaian
rumah sehat

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI


tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
Syarat rumah sehat sendiri adalah :
Lantai yang tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim
hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit
Atap
Ventilasi dengan fungsi :
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar.

(keseimbangan O2 untuk penghuni rumah terjaga),


menjaga kelembaban udara di dalam ruangan .Kelembaban yang tinggi

akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri pathogen


Tempat cahaya masuk. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan
rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga
merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya
bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah

akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata


Luas Bangunan Rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya
(disesuaikan dengan jumlah penghuninya) Luas bangunan yangtidak
sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkanperjubelan
(overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan
penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga
bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah
menular kepada anggota keluarga yang lain.
Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat, rumah yang sehat harus mempunyai
fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
Penyediaan air bersih yang cukup,
Pembuangan tinja,
Pembuangan air limbah (air bekas),
Pembuangan sampah,
Fasilitas dapur,

Ruang berkumpul keluarga,

1.6 Sanitasi
Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Sanitasi
merupakan komponen yang penting. Setiap tahun lebih dari 200 juta orang
mengalami kekeringan (kemarau, banjir, badai tropis, gempa-bumi, kebakaran hutan,
& bencana lainnya. Di Indonesia sendiri, kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat
untuk tingkat nasional hanya 43,89%, kondisi pembuangan limbah yang memenuhi
syarat sebanyak 62,11% , dan kondisi jamban yang memenuhi syarat 46,54% . Tanpa
pengelolaan rumah dan sanitasi yang baik,

masayarakat akan mudah terjangkit

penyakit.
Sanitasi merupakan komponen yang penting dalam merespons kedaruratan &
usaha rehabilitasi untuk membendung penyebaran penyakit, membangun kembali
pelayanan dasar dalam komunitas dan membantu orang lain untuk kembali ke
aktivitasnya. Sanitasi hubungannya erat dengan pengelolaan air yang benar , karena
banyak penyakit yang bisa menyerang bila pengelolaan air tidak benar seperti
diare,dll kolera, disenteri, tifoid, & hepatitis A. Di Afrika,
115 orang mati setiap jam oleh karena penyakit yang terkait sanitasi buruk, hygiene
buruk & air yang terkontaminasi.
Dari Dunia Internasional, WHO telah membentuk Monitoring Programme for
Water Supply and Sanitation dalam pengaturan Water Sanitation Health (WSH) .
Disini WHO bekerja pada aspek-aspek air, sanitasi dan hygiene, di tempat-tempat di
mana beban kesehatan berat, di mana intervensi akan memberi perbedaan yang
bermakna & tempat di mana saat ini pengetahuan masih amat kurang. Terdapat 6
aktivitas inti dalam program ini:

Manajemen kualitas air minum

Monitoring suplai air dan sanitasi

Pengawasan & pencegahan kolera

Air &Sanitasi pada beberapa keadaan yang berbeda

Manajemen sumber air

Beberapa aktivitas lain (aspek ekonomis aspects, perubahan iklim, & MDG:
Millenium Development Goals).

Sedangkan dari Indonesia sendiri

ada Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) yang merupakan Program Nasional di bidang sanitasi yang bersifat lintas
sektoral. Program ini telah dicanangkan pada bulan Agustus 2008 oleh Menteri
Kesehatan RI. STBM merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Strategi
Nasional STBM memiliki indikator outcome yaitu menurunnya kejadian penyakit
diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan
perilaku. Sedangkan indikator output-nya adalah sebagai berikut :
1. Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi
dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di
sembarang tempat (ODF).
2. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan
yang aman di rumah tangga.
3. Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas
(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia
fasilitas cuci tangan (air, sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang
mencuci tangan dengan benar.
4. Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.
5. Setiap rumah tangga mengelola sampahnya dengan benar.

1.7Kesehatan Lingkungan, Polusi, dan Toksikologi & Pertambahan


Penduduk
Pertumbuhan populasi sekarang ini dianggap sebagai dasar dari masalah
lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan terlalu banyaknya jumlah manusia yang ada di
bumi ini dan akhirnya sumber daya Alam yang ada di bumi ini di exploitasi dengan
berlebihan. Bukan hanya di exploitasi dengan berlebihan tetapi manusia melalui
industri-industri yang dibangunnya menyebabkan pula kerusakan yang lebih parah
terhadap alam ini. Banyak sekali Industri di dunia ini yang mengeluarkan limbah-

limbah berbahaya yang bersifat racun terhadap hewan, tumbuhan bahkan manusia itu
sendiri.
Masalah kesehatan lingkungan yang serius dan penyakit- penyakit dapat
timbul dari unsur beracun dalam air, udara, tanah, dan bahkan pada bebatuan tempat
kita membangun rumah. Polutan yang menyebabkan polusi tidak hanya mengancam
manusia dalam jangka waktu yang singkat saja tetapi hal ini berdampak sampai
generasi-generasi berikutnya. Hal ini diperparah dengan usia harapan hidup penduduk
bumi yang semakin tinggi dan tidak diimbangi dengan jumlah kelahiran yang tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Semakin padat penduduk bumi, semakin
parah pula alam ini di manfaatkan yang menyebabkan Dunia semakin buruk dari hari
ke hari. Hal ini hanya bisa dapan ditanggulangi dengan mengubah dahulu kharakter
dari setiap manusia dan menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya lingkungan
hidup itu

BAB III
ISI

Sebelum kita bisa mengelola bumi Indonesia ini kita harus mampu mengelola
mulai dari hidup kita sendiri. Langkah pertama adalah menjaga kesehatan, sebab
dengan kondisi sehat seseorang dapat memaksimalkan kemampuan yang ada di
dalam dirinya untuk berproduktif. Sehingga kondisi masyarakat yang sehat adalah
syarat mutlak demi pengelolaan sumber daya yang produktif dan efisien. Terdapat
beberapa factor yang mempengaruhi kesehatan seseorang seperti pola makan,
lingkungan, sanitasi, pengelolaan sampah, exploitasi, dan pertumbuhan populasi.
Salah satu masalah utama yang dihadapi masyarakat Indonesia kini adalah
obesitas. Secara garis besar obesitas diakibatkan oleh kelebihan nutrisi karbohidrat
dan lemak akibat dari terlalu sering makan makanan junk food dan jarang
berolahraga. Masalah lain adalah rokok. Rokok mengandung nikotin yang bersifat
racun

dan dapat menyebabkan kanker. Walaupun telah dipasang iklan maupun

gambar menyeramkan tentang akibat dari rokok, masyarkat Indonesia tetap tidak
begitu peduli dengan kesehatan mereka secara individu. Terakhir adalah narkoba
yang merusak system saraf dan otak sehingga tidak memungkinkan untuk produktif.
Melihat permasalahan tersebut sebaiknya mulai menjalankan pola makan
sehat. Pola makan sehat adalah makan makanan yang bernutrisi secukupnya dan
bervariasi. Makanan junk food memiliki tingkat karbohidrat dan lemak yang tinggi
sesuai untuk dikonsumsi, akan tetapi pada umumnya junk food memakai pengawet
yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Oleh sebab itu junk food dapat digantikan
oleh makanan-makanan lain seperti daging sapi, ikan, dan ayam. Tentunya jangan
lupa mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan sebab memiliki serat, vitamin,
dan mineral yang tinggi. Dengan pola makan sehat setidaknya kita dapat mengelola
kesehatan diri kita masing-masing.
Pola makan yang sehat juga harus di imbangi dengan minum yang cukup.
Sebab tubuh membutuhkan air memegang kendali penting dalam tubuh seperti
menjaga kesehatan kulit, suhu tubuh, reaksi biokimia, metabolism, dna pelarut
nutrient. Jika seseorang kekurangan air maka individu tersebut mengalami dehidrasi.

Dehidrasi di tingkat ringan masih mudah diatasi dan tidak membahayakan nyawa.
Akan tetapi seseorang yang mengalami dehidrasi berat dapat mengalami gagal
jantung, kejang-kejang, atau pingsan. Maka dari itu air penting bagi keberlangsungan
hidup manusia.
Pengelolaan lingkungan yang sehat, aman dari bencana, harus dilakukan. Jika
bangsa indonesia pandai dalam mengelola wilayahnya, bencana akibat ulah manusia
dapat dihindari. Bencana akibat ulah manusia di antaranya kebakaran hutan, banjir,
polusi udara akibat lalu lintas padat atau macet, polusi udara akibat pembakaran
bahan bakar fosil yang tidak terbarukan, dan intrusi air laut akibat pengambilan air
tanah, yang tidak diiringi dengan tindakan mengembalikan air ke dalam ke tanah lagi.
Demikian pula dengan pencemaran udara, tanah, maupun air akibat sampah organik,
sampak B3, dan sampah plastik yang semuanya merupakan dampak aktivitas manusia
atau dalam hal ini manusia lalai dalam mengelola lingkungan. Jadi, para peneliti telah
berusaha untuk menciptakan sesuatu yang dapat mengurangi kerusakan bumi kita.
Diantaranya adalah penemuan teknologi ramah lingkungan dan Sustainable
Infrastructure (Pembangunan Berkelanjutan)
Seperti yang telah tertera dari wacana , dapat kita ketahui bahwa dalah
kehidupan bermasyarakat di Indonesia, diperlukan pengelolaan diri, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan yang baik dan berkelanjutan agar seluruh masyarakat
Indonesia terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan salah kelola
lingkungan.Terdapat 2 hal penting dalam menjaga kesehatan keluarga , yaitu
pengelolaan rumah sehat dan sanitasi yang baik.
Sanitasi menjadi penting karena membahas tentang pengelolaan air di
lingkungan kita hidup. Dengan air yang bersih tentunya kesehatan masyarakat juga
akan terjaga. Sebab air bukannya digunakan untuk minum akan tetapi juga untuk
kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dll. Pengelolaan air yang buruk dapat
menyebabkan berbagai penyakit terutama penyakit kulit dan pencernaan. Namun
sebelum melaksanakan sanitasi, kita perlu untuk mengelola tempat tinggal kita
terlebih dahulu menjadi rumah yang sehat. Karena rumah yang sehat menawarkan

kesehatan bagi penghuninya. Dengan keadaan oksigen yang cukup, ventilasi yang
baik, kamar mandi yang bersih, tempat pembuangan sampah, air bersih, dan
kepadatan hunian yang sesuai, adalah factor luar yang mendukung kesehatan
penghuni rumah.
Pengelolaan lingkungan sehat terkait dengan wacana yakni kesehatan
lingkungan, Polusi, dan Toksikologi karena pada wacana dijelaskan mengenai
kerusakan alam dan bagaimana lingkungan sehat itu seharusnya. Lingkungan sehat
haruslah terbebas dari polusi dan polutan.
Masalah lingkungan akibat ulah manusia terkait dengan LSPB 4 mengenai
pertambahan penduduk bumi. Pada LSPB 4 kita mempelajari mengapa manusia
menjadi dasar masalah lingkungan hidup dan apa dampak yang terjadi jika populasi
manusia terus bertambah.
Pertumbuhan populasi di Indonesia memberikan dampak negative sebab
banyak dari masyarakat yang melakukan exploitasi sumber daya alam secara
berlebihan tanpa memikirkan masa depan. Contoh nyata dari exploitasi berlebihan
misalnya menggunakan alat-alat yang dapat merusak lingkungan termasuk
pembuangan limbah sembarangan. Akibatnya, timbul polusi yang menjadi bibit
utama kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu sudah selayaknya kita untuk sadar dan
mengubah karakter Indonesia menjadi orang-orang yang bertanggung jawab dalam
exploitasi sumber daya alam di Indonesia.

BAB IV
KESIMPULAN

Kunci utama untuk mengelola sumber daya yang baik dan benar adalah
kondisi sehat. Kondisi sehat bukan hanya berlaku untuk fisik, tapi termasuk mental
dan psikologis. Seseorang yang baik mental dan psikologisnya tidak akan melakukan
exploitasi berlebihan yang dapat merusak lingkungan. Kini kita mengerti bahwa
kondisi sehat itu penting, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan menciptakan
kondisi yang sehat mulai dari lingkungan sekitar. Terdapat beberapa cara untuk
menjaga kesehatan seperti pola makan yang baik diimbangi dengan kadar air yang
cukup, tempat tinggal yang sehat, sanitasi yang baik, pemilahan sampah,
menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan sustainable. Jika kita tidak
melakukan hal-hal ini maka yang terjadi adalah kerusakan lingkungan, dan kerusakan
lingkungan akan menimbulkan polusi-polusi. Oleh sebab itu mulailah bertindak
konkret dari diri anda sendiri. Tanamkan karakter yang bertanggung jawab dan peduli
terhadap lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Ratna

Farida

&

Isnani

Suryono. Hidup

https://scele.ui.ac.id/mod/url/view.php?id=34756&redirect=1
Oktober

Sehat.
(accessed 1
2014).

Kementerian Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun

2009.

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CC
4QFjAC&url=http%3A%2F%2Fe-report.alkes.kemkes.go.id%2Fdat
%2FUU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.pdf&ei=krYuVP6nEsGiugTog4HI
CA&usg=AFQjCNE094pWeRnZ2EBpECSXshAJyJsVJg&sig2=SRNIJyGLJak
7Bu9KgJ-ksA (accessed 3 Oktober 2014).
2. http://www.faktailmiah.com/2011/03/10/kandungan-asap-rokok.html (Diakses
pada 13 Oktober 2014)
3. http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/SK_Menkes_965.pdf
(Diakses pada 12 Oktober 2014)
4. http://stbm-indonesia.org/?r=sekilas-stbm (Diakses pada 12 Oktober 2014)
5. http://www.who.int/water_sanitation_health/database/en/ (Diakses pada 17
Oktober 2014)
6. United Nations Division for Sustainable Development. 2012.Documents:
Sustainable

Development

Issues.http://www.forexbroker.web.id/2012/05/lingkup-dan-definisipembangunan.html (diakses pada tanggal 16 Oktober 2014)


7. Setyawati, Diah Restu,dkk. Karya Mahasiswa TL UII : Hemat Air dengan
Composting

Toilet

(Kalimantan

Post.27

Jan

2011.

(http://environment.uii.ac.id/content/view/131/183/ )
8. N. Budiastra,dkk. Pemanfaatan Energi Angin Sebagai Energi Alternatif
Pembangkit Listrik Di Nusa dan Dampaknua Terhadap Lingkungan. Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana
9. Jaya, Askar, 2004, Konsep Pembangunan Berkelanjutan, Tugas S3 Pengantar
falsafah Sains, Program S3 Institut Pertanian Bogor.
10. Budihardjo, Eko & Sujarto, Djoko, 1999, Kota Berkelanjutan, Penerbit
Alumni, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai