Disusun oleh:
Dina Setyaningsih
01.208.5634
Pembimbing:
dr. Primawati K, Sp.PD
Oleh :
Dina setyaningsih
01.208.5634
Pembimbing :
DAFTAR MASALAH
No
1.
Masalah aktif
BAB cair, perut
Tanggal
5 Desember 2012
Keterangan
mules, mual,
muntah, demam,
pusing, lemas,
mata cekung,
turgor kurang,
2.
kulit kering
TD :140/90 mmHg
No.
1.
Masalah inaktif
Pasien Jamkesmas
5 Desemberr 2012
Tanggal
5 November 2012
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
Keterangan
I.
ANAMNESIS
A. Identitas
Nama
Umur
: 44 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Sopir Bandara
Alamat
No. CM
: 40.17.31
Ruang
: Bangsal Mawar
Tanggal Masuk
: 4 Desember 2012
Tanggal Pemeriksaan
: 5 Desember 2012
B. Keluhan Utama
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
- Riwayat alergi
: Disangkal
- Riwayat operasi
Disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
-
F. Riwayat Kebiasaan
-
membeli
dan
memakan
sangat
menggemari
makanan
pedas
-
Riwayat Merokok
: Disangkal
: Disangkal
Keluhan utama
Kepala :
Mata :
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Sistem respirasi
batuk
Sistem kardiovaskuler
Sistem gastrointestinal :
Mual
(+),
Sistem muskuloskeletal :
Sistem genitourinaria
Ekstremitas: Atas :
Luka
(-),
Sistem neuropsikiatri
Kejang
(-),
Sistem Integumentum
Kulit
kuning
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 5 Desember 2012 :
1. Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis,
2. Status Gizi
BB: 66 kg
TB: 170 cm
BMI= 22,83 kg/m2
Kesan : normoweight
3. Tanda Vital
7
Tensi
: 140/90 mmHg
Nadi
Respirasi : 20x/menit
Suhu
: 38 C (peraxiller)
4. Kulit
Ikterik (-), petekie (-), turgor berkurang, hiperpigmentasi(-), kulit
kering (+),kulit hiperemis (-), vesikel (-)
5. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (-)
6. Wajah
Simetris, moon face (-)
7. Mata
Konjungtiva pucat (-/-),sclera ikterik (-/-),mata cekung (+/+),
perdarahan subkonjungtiva(-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
cahaya (+/+) normal, arcus senilis (-/-), katarak (-/-)
8. Telinga
Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi
pendengaran (-/-)
9. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), fungsi pembau
baik
10. Mulut
Sianosis (-), bibir kering (+), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa basah
(-) gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor
(-), papil lidah atrofi (+) di bagian tepi
11. Leher
Simetris, deviasi trachea (-), KGB membesar (-),
tiroid membesar (-), nyeri tekan (-).
12. Thoraks
Palpasi
Perkusi
: batas jantung
kiri bawah
midclavicularis sinistra
kiri atas
kanan atas
: sonor
Kiri
: sonor
Auskultasi:
Kanan
halus
(-)
Kiri
Belakang:
Inspeksi:
Statis
: sonor
Kiri
: sonor
Auskultasi:
Kanan
Kiri
halus (-)
tambahan
10
Perkusi
Palpasi
15. Genitourinaria
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Kelenjar getah bening
Tidak membesar
17. Ekstremitas
Akral dingin ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)
Oedem ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-), turgor
menurun(+)
18. Integumen
Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-), bercakmerah disertai vesikel (-)
III.
Pemeriksaan penunjang
a. Darah rutin
Pemeriksaan
Lekosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
RDW
Eosinofil absolute
Basofil absolute
Neutrofil absolute
Limfosit absolute
Monosit absolute
Eosinofil
Basofil
Neutrofil
Limfosit
Monosit
b. Kimia klinik
Natrium
11
Hasil
10,98
4,39
13,10
39,60
90,20
29,80
33,10
252
12,80
0,06
0,05
6,25
1,81
0,80
3,25
0,60
69,60
25,20
6,90
Nilai Normal
3,6-11
3,8-5,2
11,7-15,5
30-47
80 100
26 34
32 36
150 440
11,5 14,5
0,045 0,44
0 0,2
1,8 8
0,9 5,2
0,16 1
24
01
50 70
25 40
28
143
135 - 145
Kalium
Kalsium
Klorida
Ureum
creatinin
IV.
4,9
10,10
96,70
H 53
H 5,2
3,5 - 5,2
9,0 - 11
95 - 105
10 -50
3,5 5,0
Daftar Abnormalitas
Anamnesis
1. BAB cair 6-7 kali
2. Perut mules
3. Mual
4. Muntah
5. Demam
6. BAK sedikit-sedikit
7. Nafsu makan menurun
8. Riwayat kebiasaan makan makanan pedas dan minum kopi
Pemeriksaan Fisik
9. Mata cekung
10. Kulit kering
11. Turgor berkurang
12. Bibir kering dan pecah-pecah
13. Suhu 38 C (peraxiller)
14. Peristaltik meningkat
15. Tekanan darah 140/90
1.
2.
DAFTAR MASALAH
1. Diare Akut Dehidrasi ringan
2. Hiertensi grade 1
IV. Rencana Pemecahan Masalah
Problem I. Diare Akut Dehidrasi ringan
Assesment
ass. Etiologi :
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
12
13
Terapi
1. Diet
a.
b.
c.
d.
e.
Tidak puasa
Minuman yang tidak mengandung gas
Hindari kafein dan alkohol ( menaikkan motilitas )
Harus makan makanan yang mudah dicerna
Hindari susu sapi karena defisiensi laktase transien sering terjadi
pada diare
2. Obat anti diare
a. Anti motilitas : loperamid
Untuk pemberian antimotilitas terutama loperamid, dosis
diperhatikan, agar tidak sampai terjadi efek samping dari
loperamid yaitu paralisis ileus. Diberikan loperamid kalau diare
tidak bisa berhenti dan hanya pada saat diare saja.
b. Pengeras tinja : atapulgite (4x2 tab/hari)
3. Obat antimikroba: Pengobatan empirik tidak dianjurkan pada kasus ringan,
virus, atau bakteri non invasif
Yang terutama pada penatalaksanaan diare adalah rehidrasi, karena pada
penderita diare akan banyak terbuang air dan elektrolit.Untuk menangani dari
kehilangan cairan, biasanya digunakan metode Daldiyono.
Pemberian antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa
pemberian antibiotik.Pemberian antibiotik di indikasikan pada pasien dengan
gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada feses,
mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan
jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised.
14
Ass. Komplikasi:
1. Dehidrasi dan gagal ginjal
2. Syok hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis
metabolic, perfusi sistemik menurun)
3. Septikemia (Salmonella, Yersinia, Campylobacter fetus)
4. Dilatasi kolon toksik (Salmonella, Campylobacter, Shigella,
Clostridium difficile)
5. Diare persisten
Ip Dx :
1. Pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung
jenis leukosit)
Pasien dengan diare karena virus, biasanya memiliki jumlah dan hitung
jenis leukosit yang normal atau limfositosis. Pasien dengan infeksi bakteri
terutama pada infeksi bakteri yang invasif ke mukosa, memiliki
leukositosis.
2. Kadar elektrolit serum
3. Ureum creatinin, untuk memeriksa adanya kekurangan cairan dan mineral
tubuh
4. Blood gas analisis
5. Pemeriksaan tinja dilakukan untuk melihat adanya leukosit dalam tinja
yang menunjukkan adanya infeksi bakteri, adanya telur cacing dan parasit
dewasa.
6. Pemeriksaan ELISA mendeteksi giardiasis
7. Test serologic amoebiasis
15
Ip Tx :
-
Infus RL 30 tpm
injeksi ondancentron 3 x I ampul iv
injeksi ranitidin 2 x I ampul iv
New Diatab 3 x II tablet
Paracetamol bila perlu 3 x I tablet
oralit
IpMx :
-
Ip Ex
-
Idiopatik
16
Ip Dx :
- Pemeriksaan tekanan darah
- Cholesterol total, trigliserid, HDL, LDL
Ip Tx :
Kaptopril 2x12,5mg
IpMx :
- TTV : Suhu, Nadi , Tekanan Darah, RR
- Kondisi Umum
Ip Ex
17
olahraga teratur
18
Riwayat kebiasaan
-- Makan makanan pedas
-- Minum kopi sehari 3
kali
-- Makan di warung yang
tidak terjamin
higienitasnya
TD: 140/90mmHg
Hipertensi grade I
Pemeriksaan Fisik
1. Mata cekung
2. Kulit kering
3. Turgor berkurang
4. Bibir kering dan
pecah-pecah
5. Suhu 38 C
(peraxiller)
6. Peristaltik
meningkat
7. Nyeri tekan
epigastrium
ANAMNESIS
Nyeri epigastrium
Mual
Muntah
Demam
BAB Cair 6-7 kali
BAK sedikit-sedikit
Nafsu makan turun
Dehidrasi
Terapi
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Marcellus SK, Daldiyono. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Diare Akut. Ed V.
Jakarta: InternaPublishing. 2009.
2. Umar Zein, Khalid HS, Josia G. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Fakultas
Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara.
3. Umar Zein. Diare Akut Infeksius pada Dewasa. Fakultas Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara.
4. Mandal Wilkins, Dunbar, White Mayon. Lecture Notes : Penyakit Infeksi.
Ed 6. Jakarta : Erlangga. 2008.
5. Taufik Abidin. Diare Akut. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram.
6. Sarwono. 2003. Pengkajian Status Gizi. Jilid I. FKUI. Jakarta.
20