Anda di halaman 1dari 62

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dinegara kita terlihat semakin
memacu laju perekonomian Negara. Hal ini pasti akan sangat membantu
dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Oleh sebab itu pemerintah perlu
melakukan suatu perubahan-perubahan atas strategi yang diterapkan
didalam dunia bisnis, misalnya membuka kantor cobang atau kantor kas
diwilayah kabupaten sehingga dapat mempermudah para nasahnya untuk
melakukan transaksi di perbankan baik transaksi pinjaman, transfer maupun
transaksi menabung.
Dengan semakin ketatnya persaingan perbankan menuntut bank
untuk terus berlomba menarik nasabah sebayak-banyanya untuk melakukan
kegiatan perbankan dibank tersebut. Selain membuka kantor kas dan kantor
cabang pihak bank hrus meningkatkan pelayanan terhadap nasabah fasilitas
yang telah ada yang biasa digunakan nasabah yang melakukan kegiatan
perbankan di bank tersebut.
Untuk meningkatkn pelayanan terhadap nasabah selain membuka
kantor cabang atau kantor kas untuk mempermudah para nasabahnya pihak
bank harus melakukan trining terhadap para pegawainya agar para pengawai
dalam melayani nasabahnya dapat memuaskan nasabah yang dating karena
peran pegawai juga merupakn asset terbesar terhadap perkembangan
BANK.
Dengan semaikin banknya kantor kas atau kantor cabang yang
dibuka sehingga semakin kompleknya system organisasi. Untuk itu
menuntut pelakun perbankan menyusun suatu system operasional yang
mampu untuk melaksakan pengendalian manejemen yang baik agar tujuan
dari bank tersebut dapat dicapai.
Untuk itu penulis menekankan laporan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini pada System pengendalian intern (SPI), karena PSI berperan besar

terhadp perkembangan bank tersebut. Selain satu unsur Sistem Pengendalian


Intern penilaian kinerja baik bagi setiap individu pegawai maupun bagi para
eksekutif /manejer. Oleh karena itu pengendalian manejemen perlu
dirancang sistematis untuk dapat menghasilkan suatu penilaian yang
obyektif dan adil.
Disamping itu penilaian kerja aka nada kaitannya dengan
kontraprestasi serta untuk menyadarkan dan menyakinkan bagi manejer
maupun pegawai mengenai tidakan korelasi-korelasi perbankan atas
pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan. Manejer juga akan dapat menilai
kepuasan kerja para pegawai atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
misalnya pengembangan karier,promosi jabatan,penyesuaian gaji / insentif
dan segai salah satu alat motivasi para pegawai untuk bekerja dengan baik
untuk memajukan bank tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul
Sistem pengendalian intern pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasakan later belakang diatas, maka masalah yang akan
dirumuskan dalam penulisa ini adalah: Bagaimnakah Sistem Pengendalian
Intern Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ? .
1.3 Tujuan Masalah
Penulsan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar peras Sistem
Pengendalian Intern bagi penawai.

1.4 Manfaat Latihan Kerja ( PKL )


1. Bagi Perusahaan atau Instansi
a. Membantu kegiatan operasional perusahaan atau lembaga sesuai
dengan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama kuliah.
b. Mendapatkan sumbangan pikiran dan tenaga dalam

rangka

meningkatkan kinerja perusahaan.


c. Dapat menjalin kerjasama antara perusahaan atau instansi dengan
mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Islam Balitar Blitar baik
sekarang maupun di masa yang akan datang.
2. Bagi Fakultas Ekonomi Akuntansi
a. Memperluas jaringan kerjasama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya.
b. Sebagai masukan yang relevan untuk menambah pengetahuan di
bidang Akuntansi dan membandingkan dengan teori yang ada.
c. Dapat menjadi bahan acuan untuk pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) selanjutnya.
3. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai pengenalan dan sarana pengaplikasian dari teori teori yang
dipelajari selama kuliah dengan dunia kerja.
b. Sebagai wadah untuk meningkatkan pemahaman serta pengalaman di
dunia kerja.
c. Sebagai syarat dalam memenuhi penyelesaian proses pembelajaran
jenjang pendidikan S-1.
d. Meningkatkan keterampilan

dan

kepekaan

mahasiswa

dalam

mengahadapi permasalahan di dunia kerja.


1.5 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
a.
Secara Umum
Secara umum tujuan yang diharapkan dari Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) adalah:
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai disiplin ilmu yang
ditekuni melalui penambahan wawasan, pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan bermasyarakat.
2. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama dalam perkuliahan di
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Balitar Blitar.
3. Untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang didapatkan
selama studi dengan pelaksanaan praktek di PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya.

4. Untuk memperoleh pengalaman kerja dalam Praktek Kerja Lapangan (


PKL ) sebelum menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
b.
Secara Khusus
Secara khusus, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah
Sistem Pengendalian Intern sudah dilaksanakan dengan semestinya
diperusahan PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa
Surabaya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank Rakyat Indonesia


2.1.1. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia adalah sebuah lembaga atau perusahaan
keuangan milik pemerintah yang didirikan diderah-daerah dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
transaksi-transaksi lainnya. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca
berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang
perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat

dalam

bentuk

simpanan

dan

menyalurkannya

kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam


rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa
bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan
kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya
kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan
hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana,
berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa
perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama
tersebut. Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia ( Persero )


Tbk
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito,
sertifikat deposito, dan tabungan
b) Memberikan kredit
c) Menerbitkan surat pengakuan utang
d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk
kepentingan bank itu sendiri
e) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan atau dengan pihak ketiga
f) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
g) Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
Manfaat perbankan dalam kehidupan:
1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan
sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya
merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).
2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat
berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan
jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk
management.
3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai
sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang
komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).

4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan


kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar
dari transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang
berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada
manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan
dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
2.2.Bentuk dan Usaha
BRI adalah bank milik pemerintah dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 1968 ditetapkan sebagai Bank Umum Milik pemerintah.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah N0. 21 tahun 1992 dan
berdasarkan Undang-Undang Perbankan tanggal 1 Agustus 1992 ditetapkan
sebgaia PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dan kepemilikannya
masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank,
sehingga menjadi perusahan public dengan nama resmi PT. Bank Rakyat
Indonesia ( Persero ) Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
Salah satu jenis bank milik pemerintah maka pengaturan dan
pengawasan BRI dilakukan oleh Bank Indonesia diarahkan untuk
mengoptimalkan fungsi bank sebangai lembaga kepercayaan masyarakat
yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Dengan demikian pengaturan dan pengawasan BRI yang dilakukan sesuai
dengan karakteristik oprasional BRI dengan menerapkan prinsip kehatiharian bank ( prudential banking ) agar terciptakan system perbankan yang
sehat.

Pihak-pihak pemegang saham

Pemerintah Republik Indonesia : 70%

Publik : 30%

2.2.1. Kepengurusan BRI


Kepengurusan BRI terdiri dari Direksi dan Komisaris. Anggota direksi
dan dewan komisaris wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
mengenai penilaian kepampuan dan kepatutan ( fit and proper teks ) untuk
menilai intergritas, kopentensi dan reputasi keuangan. Anggota direksi
berjumlah 2 orang dan memiliki sertifikasi kelulusan dari serifikasi.
2.2.2. Bidang usaha
Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan
sejak tahun 1895 tetak konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada
masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada
golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada
perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994
sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar
pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September
sebesar Rp. 20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat
maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang
berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor
Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145
Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency,
1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor
Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357
Pos Pelayanan Desa. Pada 19 Januari 2013, BRI juga meluncurkan sistem

e-Tax, yaitu layanan penerimaan pajak daerah secara online melalui


layanan cash management.
2.3. Penetapan Cadangan Wajib Minimum
Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah
aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban
segeranya. Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib
Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank,
yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di Bank
tersebut.Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk mengetatkan
kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat ditingkatkan, dan
demikian pula sebaliknya.
2.4. Ketentuan kehati-hatian
2.4.1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum ( KPMM )
a.

BRI cabang diwajibkan untuk memenuhi rasio KPMM ( CAR )


minimal 8% yang dihitung dari perbandingan antara Modal dengan
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ( ATMR )

b.

Komponen modal terdiri atas modal inti dan modal perlengkapan


dimana modal perlengkap maksium sebesar 100% dari modal inti.

c.

Modal inti terdiri dari modal setor, agio, dana setoran modal, modal
sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan ( setelah
diperhitungkan pajak ), laba tahun-tahun lalu ( setelah diperhitungkan
pajak ) dan laba tahun berjalan ( sebesar 50% setelah taksiran pajak ).

d. Modal perlengkapan terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap.


e. ATMR terdiri dari aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai dengan
kadar risiko yang melekat pada setiap pos aktiva.

2.4.2. Pembukaan kantor


1. Kantor Cabang BRI
Pembukaan kantor cabang hanya dapat dilakukan dalam wilayah
provinsi yang sama dengan kantor pusatnya dengan mempertimbangkan
tingkat kesehatan, kemampuan permodalan, teknoligi informasi dan rencana
pembukaan kantor cabang telah dicantumkan dalam rencana kerja tahunan
BRI.
2. Kantor Kas
Pembukaan kantor kas hanya dapat dilakukan dalam satu wilayah
Kabupaten atau Kota dengan kantor induknya dengan mempertimbangkan
tingkat kesehatan dan rencanaan pembukaan Kantor Kas tersebut telah
dicantumkan dalam rencana kerja tahunan BRI.
3. Kegiatan Kas di Luar kantor
a. Kegiatan Kas di Luar kantor dengan menggunakan Kas Mobil, Kas
Terapung dan Payment Point hanya dapat digunakan dalam wilayah
Kabupaten atau Kota yang sama dengan kantor induknya.
b. Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM.
c.

Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM melalui


kerjasa dengan bank-bank lain baik bank swasta maupun bank
pemerintah.

2.5. Penerapan prinsip mengenal nasabah ( know your custamer )


a.

BRI wajib menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah ( Know Your


Custamer ) dengan cara menetapkan kebijakan dan prosedur
permintaan, mengidentifikasi, memantau rekening dan transaksi serta
manajemen risiko yang berkaitan dengan penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah.

b. Terkait dengan pemantauan rekening dan transaksi nasabah,bank


wajib memiliki system informasi/system pencatatan yang dapat
mengidentifikasi, menganalisis, memantau dan menyediakan laporan
secara efektif mengenei karakteristik yang dilakukan oleh nasabah
serta melakukan pemantauan atas transaksi yang telah dilakukan oleh
nasabah, termasuk mengidentifikasi terjadinya transaksi keuangan
mencurigakan.
c.

BRI wajib menyampaikan laporan transaksi keuangan mencurigakan


kepada pusat pelaporan dan analisa keuangan ( PPATK ) paling lambat
3 hari kerja setelah diketahui adanya ungsur transaksi keuangan
mencurigakan.

d.

Bank Indonesia melakukan penilaian dan pengenaan saksi atas


perapan prinsip pengenalan nasabah dan kewajiban lain terkait dengan
undang-undang tentang tindak pidana pencucian uang bagi bank
umum.

2.6. Laporan-laporan bank umum


2.6.1. Laporan Bulanan
a.

Laporan Bulanan Bank adalah laporan keuangan dan hasil usaha


terdiri dari neraca, laba rugi, rekening-rekening administrative dan
daftar rincian pos-pos neraca dimaksud.

b.

Laporan Bulanan Bank wajib disampaikan selambat-lambatnya


tanggal 5 setelah berakhirnya bulan laporan.

2.6.2. Laporan Sistem Informasi Debitur ( SID )


Laporan Debetur meliputi informasi mengenai debetur, pengurus
dan pemilik, fasilitas penyediaan dana, agunan,penjamin dan laporan
keuangan debetur. Laporan Debetur disampaikan paling lambat tanggal 3
setelah bulan Laporan Debetur yang bersangkutan.

2.6.3. Laporan Keuangan Publikasi


Bank wajib menyampaikan laporan keuangan publikasi kepada
Bank Indonesia, Laporan Keuangan Publikasi diumumkan pada berita
acara Online yang secara otomatis diprogam oleh isitem atau aplikasi
Bank itu sindri,sehingga Bank Indonesia secara langsung mengetahui
Laporan Keuangan Bank itu.
2.6.4. Laporan Pengaduan Nasabah
a.

Bank wajib menyelesaikan setiap pengaduan yang diajukan nasabah


dan atau perwakilan nasabah dengan menetapkan kebijakan dan
memiliki prosedur tertulis yang meliputi penerimaan pengduan,
penanganan dan penyelesaian pengaduan dan pemantauan penanganan
dan penyelesaian pengaduan.

b. Bank wajib menyampaikan laporan penanganan dan penyelesaian


pengaduan secara triwulanan paling lambat satu bulan setelah masa
berakhirnya masa laporan.
2.6.5. Laporan Rencana Kerja Dan Pelaksanaan Rencana Kerja
a. Rencana kerja disusun oleh Direksi atau yang setingkat dan disetujui
oleh Dewan Komesaris yang memuat rencana penghimpunan dana
dan penyaluran dana, proyeksi neraca dan perhitungan rugi laba yang
dirinci dalam 2 semester, rencana pengembangan sumber daya
manusia dan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki/meningkatkan
kinerja bank.
b. Rencana kerja disampaikan kepada Bank Indonesia selambatlambatnya akhir januari tahun kerjs yang bersangkutan.
c. Laporan pelaksanaan rencana kerja disampaikan oleh Dewan
Komesaris PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk kepada Bank
Indonesia secara semesteran yang berisi tentang penilaian terhadap

pelaksanaan rencana kerja dan factor-faktor yang mempengaruhi


pencampaian target serta uraian mengenai permasalahan yang dapat
menggangu kelancaran oprasionak bank dan upaya yang telah dan
akan dilakukan untuk mengatasinya.
d.

Batas waktu penyampaian laporan selambat-lambatnya pada akhir


bulan agustus untuk laporan akhir bulan Juni dan pada akhir bulan
Januari untuk laporan akhir bulan Desember.

2.6.6. Laporan Keuangan Tahunan ( LKT )


1.

Bank wajib menyampaikan LKT kepada Bank Indonesia setiap tahun.

2.

Laporan Keuangan Tahunan terdiri dari Neraca, Laporan Komitmen


dan Kontinjensi, Perhitungan Laba Rugi dan Laba ditahan, Laporan
Arus Kas, serta catatan atas laporan keuangan.

2.6.7.1 Laporan Lainnya


a.

Laporan yang berkaitan dengan kelembagaan BRI

b.

Laporan yang berkaitan dengan kepengurusan BRI

c. Laporan yang berkaitan dengan oprasional BRI


d. Laporan khusus yang berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan
BRI
e. Laporan transaksi keuangan mencurigakan
2.6.8

SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK ( SPI )

2.7.1. Definisi Sistem Pengendalian Intern


Sistem Pengendalian Intern menurut Bambang Hartadi ( 1990 : 121 )
membedakan system pengendalian intern dalam arti sempet dan luas sebagai
berikut Dalam arti sempit, istilah pengendalian intern sama dengan
pengertian internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk

memeriksa ketelitian data-data administrasi yang didalamnya sudah


termasuk prosedur-prosedur akuntansi dan oprasional Sedangkan dalam
arti luas Sistem Pengendalian interen adalah Pengendalian intern dapat
dipandang sebagai system social yang mempunyai wawasan atau makna
khusus yang berada dalam organisasi perusahaan . Sistem tersebut terdiri
dari kebijakan, teknik, prosedur, alat-alat fisik, dokumentasi, orang-orng
yang berinteraksi satu sama lain diarahkan untuk :
1.

Melindungi harta perusahaan

2.

Menjamin terjadinya hutang yang tidak layak

3.

Menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi.

4.

Dapat diperolehnya operasi yang efisien.

5.

Menjamin ditaatinya kebijakan perusahaan.


Dengan demikian Pengendalian Interen adalah semua cara yang diambil

untuk memastikan pimpinan dalam penempuh jalanya operasi perusahaan


dimana segala sesuatunya harus berjalan sebagaimana mestinya dan harus
disesuaikan dengan ketentuan serta kebijakan yang telah di tetapkan
pimpinan, oleh karena itu menjadi tanggungjawab pimpinanlah untuk
mengadakan suatu system pengendalian intrn yang baik.
Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) yang efektif merupakan komponen
penting dalam manajemen Bank dan menjadi dasar bagi kegiatan oprasional
Bank yang sehat dan aman. Sisten pengendalian Inten yang efektif dapat
membantu pengurus Bank menjadi asset Bank, menjamin terjadinya
pelaporan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan
pelanggaran aspek kehati-hatian.

2.7.2. Pembagian Sistem Pengendalian Intern


Apabila kita pemperhatikan secara seksama pengertian dari Sistem
Pengendalian Intern yang dikemukaan diatas maka terlihat bahwa
pengendalian intern dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Suatu pengendalian yang berhubungan langsung dengaan masalah
pengamanan harta perusahaan dan dapat diandalkannya catatan-catatan
keuangan. Yang termasuk dalam pengendalian ini adalah :
a) Sistem pemberian wewenang, yaitu mencangkup transaksi-transaksi
yang sesuai dengan persetujuan atau wewenang yang telah ditetapkan
baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.
b) Sistem pencatatan ( akuntansi ) yang berkenaan dengan apakah
transaksi yang dilakukan telah dicatat sedemikian rupa sehingga :
a. Memungkinkan dibuat ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dipakai criteria lain yang sesuai
dengan tujuan ikhtisar tersebut.
b. Menakankan tanggungjawab atas perusahaan.
c. Pemisahan fungsi antara tugas-tugas oprasional terutama yang
berhubungan dengan tugas-tugas pencatan, pengawasan fisik atas
harta perusahaan.
d. Sistem mencocokan antara harta jumlah aktiva/harta perusahaan yang
tercatat dalam catatan perusahaan dengan aktiva/harta paruasahan
yang ada secara periodic atau pada waktu tertentu dan tindakantindakan sewajarnya yang dilakukan jika terjadi perbedaan.
2. Suatu pengendalian yang berhubungan langsung dengan masalah pencatatan
tujuan, yaitu masalah efisiensi usaha, efektifitas, kehematan dalam bidang
oprasional dan ketaatan terhadap kebijakan serta prosedur yang telah

ditetapkan, pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan


keuangan, termasuk dalam pengendalian ini seperti :
a) Prosedur kerja
b) Analisa statistic
c) Pelatihan, mutasi dan rotasi pegawei
d) Rencana cuti
e) Dan pensiunan pegawei
2.7.3 Tujuan Sistem Pengendalian Intern Bank
1.

Keputusan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku


( Tujuan Kepatuhan ) Tujuan Kepatuhan adalah untuk menjamin
bahwa semua kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik
ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan
Bank maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang
ditetapkan oleh Bank.

2.

Tersedianya informasi keuangan dan manajemen keuangan yang


benar, lengkap dan tepat waktu ( Tujuan Informasi ) Tujuan Informasi
adalh untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu
dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan
yang tepat dan dapat bertanggungjawabkan.

3.

Efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usaha Bank ( Tujuan


Oprasional ) Tujuan Oprasional dimaksudkan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan asset dan sumberdaya
lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.

4.

Meningkatkan efektivitas budaya risiko ( risk culture ) pada organisasi


menyeluruh ( Tujuan Budanya Risiko ) Tujuan Budaya Risiko

dimaksudkan

untuk

mengedentifikasi

kelemahan

dan

menilai

penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan


dan prosedur yang ada di Bank secara berkeseimbangan.
2.7.4 Pihak-pihak yang Berkepentingan dengan Sistem Pengendalian Intern
Bank
Terselenggaranya Sistem Pengendalian Intern yang handal dan efektif
menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam organisasi Bank,
antara lain :
1.Dewan Komesaris
Dewan

Komesaris

Bank

mempunyai

tanggungjawab

melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum,


termasuk kebijakan Direksi yang menetapkan pengendalian intern tersebut.
2.Direksi
Direksi Bank mempunyai tanggungjawab menciptakan dan memelihara
Sistem Pengendalian Intern yang efektif serta memastikan bahwa system
tersebut berjalan dengan aman dan sehat sesuai dengan tujuan pengendalian
intern yang telah ditetapkan oleh bank. Sementara itu Direksi wajib patuh
dan berperan aktif mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh
manajemen dalam menetapkan kebijakan dengan prinsip kehati-hatian.
3. Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI )
SKAI harus mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam meningkatkan
efektifitas Sistem Pengendalian Intern secara berkesinambungan berkaitan
dengan pelaksanaan oprasional Bank yang berpotensi menimbulkan
kerugian dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen
Bank. Diamping itu, Bank telah memberikan perhatian kepada pelaksanaan
audit intern yang independent melalui jalur pelaporan yang memadai, dan
keahlian auditor intern khususnya praktek dan penerapan nilai risiko.

4.Pejabat dan Pegawei Bank


Setiap pejabat dan pegawei Bank wajib memahami dan melaksanakan
Sistem Pengendalian Intern yang telah ditetapkan oleh mamajemen Bank.
Pengendalian Intern yang efektif akan meningkatkan tanggungjawab pejabat
dan pegawei Bank, mendorong budaya risiko ( risk culture ) yang memadai,
dan mempercepat proses indentifikasi praktek perbankan yang tidak sehat
dan terhadap organisasi melalui system diteksi dini yang efisien.
5.Pihak-pihak Ekstern
Pihak-pihak Ekstern Bank antara lain otoritas pengawasan Bank, auditor
ekstern, dan nasabah Bank yang berkepentingan terhadap pelaksanaannya
Sistem Pengendalian Intern yang handal dan efektif.
2.7.5 Faktor Pertimbangan dalam Penyusunan Sistem Pengendalian intern
Bank
Bank harus mempunyai Sistem Pengendalian Intern yang dapat diterapkan
secara efektif, dengan mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut :
a. Total Aset
b. Jenis produk yang ditawarkan, termasuk jenis produk dan jasa baru
c. Kompleksitas oprasional, termasuk jenis kantor
d. Propil resiko dari setiap kegiatan usaha
e. Metode yang digunakan untuk pengolahan data dan teknologi
informasi serta metodologi yang digunakan untuk pengukuran,
pemantauan dan pembatasan ( limit ) resiko
f. Dan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2.7.6

Lingkungan pengendalian ( Control Environtment )


Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan kotmitmen, prilaku,
kepedulian dan langkah-langkah dewan komisaris dan direksi Bank dalam
melaksanakan kegiatan pengendalian oprasional Bank.
Unsur-unsur lingkungan pengendalian meliputi :
a.

Struktur organisasi yang memadai

b.

Gaya kepemimpinan dan filosofi manajemen Bank

c.

Integritas dan nilai-nilai etika secara kompetensi seluruh pegawai

d.

Kebijakan dan prosedur Sumber Daya Manusia Bank

e.

Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi oprasional Bank dan


peneran manajemen resiko

2.7.7

Elemen Utama Sistem Pengendalian Intern Bank


Pengendalian Intern Bank terdiri dari lima elemen utama yang satu sama
lain saling berkaitan, yaitu Pengawasan oleh Menejeman dan Kultur
Pengendalian ( Menejement Oversinght and Control Culture ), Identifikasi
dan Penilaian Resiko ( Risk Recognition and Assessment ), Kegiatan
Pengendalian dan Pemisahan Fungsi ( Control Activities and Segregration
of Dutien ), Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi ( Accountancy,
Information, and Commucation ), serta kegiatan pemantauan dan tindakan
koreksi penyimpangan/kelemahan ( Monitoring Aktivities and Correcting
Deficiencies ).
Pengendalian Intern mencankup lima elemen utama yaitu :

2.7.7 Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian


a. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris mempunyai tanggungjawab sebagai berrikut

1. Mengesahkan dan mengaji ulang secara berkala terhadap kebijakan


dan strategis usaha Bank secara keseluruhan.
2. Memahami resiko utama yang dihadapi Bank, menetapkan tingkat
resiko yang dapat ditolerir ( Risk Tolerance ), dan memastikan bahwa
Direksi telah melakukan langkah-langkah yang telah diperlukan untuk
mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan resiko
tersebut.
3. Mengesahkan struktur organisasi.
4. Memastikan bahwa Direksi telah memantau evektivitasSistem
Pengendalian Intern.
Untuk memenuhi tanggungjawab tersebut maka Dewan Komesaris :
1) Harus dapat bersikap obyektif serta memiliki pengetahuan dan
kemampuan serta keingintauan mengenei kegiatan usaha dan resiko
Bank.
2) Harus berperan secara aktif untuk memastikan adanya perbaikan
terhadap permasalahan Bank yang dapat mengurangi efektivitas
Sistem Pengendalian Intern, seperti ada hambatan dalam arus
informasi

dari

bawahan

kepimpinan

dan

kelemahan

dalam

pelaksanaan fungsi keuangan, hokum dan audit intern


3) Secara berkala mengadakan pertemuan dengan Direksi dan pejabat
eksekutif Bank untuk membahas efektivitas Sistem pengendalian
Intern.
4) Mengadakan kajian ulang terhadap hasil evaluasi pelaksanaan
pengendalian intern yang dibuat oleh Direksi, SKAI dan Auditor
Ekstern.
5) Secara berkala melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa
Direksi telah menindak lanjuti dengan tepat atas temuan dan

rekomendasi yang disampaikan oleh otoritas pengawasan Bank,


auditor intern dan auditor ekstern
6) Secara berkala melakukan kaji ulang terhadap validitas stategis Bank
yang telah ditetapkan
b. Direksi
Direksi mempunyai tanggungjawab sebagai berikut :
1) Melaksanakan kebijakan dan stategi yang telah disetujui oleh Dewan
Komisaris
2) Mengembangkan

prosedur

untuk

mengidentifikasi,

mengukur,

memantau, dan mengidentivikasi resiko yang dihadapi Bank


3) Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan,
tanggungjawab dan hubungan pelaporan yaqng jelas
4) Memasikan bahwa pendelegasian wewenang berjalan secara efektif
yang didukung oleh penerapan akuntabilitas yang konsisten
5) Menetapkan kebijakan dan stategi serta prosedur pengendalian Intern
6) Memantau kecukupan dan efektivitas dari system pengendalian intern.
Dalam rangka melaksanakan tanggungjawab tersebut, Direksi harus
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menugaskan para manajer/pejabat dan staf yang bertanggungjawab
dalam kegiatan atau fungsi tertentu untuk menyusun kebijakan dan
prosedur pengendalian intern terhadap kegiatan oprasional serta
kecukupan organisasi
b. Melakukan pengendalian yang efektif untuk memastikan bahwa para
manajer dan pegawai telah mengembangkan dan melaksanakan
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

c. Mendokumentasikan dan mensosialisasikan struktur organisasi yang


secara jelas menggambarkan jalur kewenangan dan tanggungjawab
pelaporan serta menyelenggarakan suatu system komunikasi yang
efektif kepada seluruh jenjangan organisasi Bank
d. Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa
kegiatan fungsi pengendalian intern telah dilaksanakan oleh manajer
dan pegawei yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang
memadai
e. Melaksakan secara efektif langkah perbaikan atau rekomendasi dari
auditor intern dan atau auditor ekstern, antara lain dengan cara
menugaskan pegawai yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya
c. Budaya Pengendalian
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab dalam
meningkatkan etika dan integritas yang tinggi serta menciptakan suatu
kultur organisasiyang menekankan kepada seluruh pegawai Bank mengenai
pentingnya pengendaliaqn intern yang berlaku di Bank. Dalam rangka
meningkatkan budaya pengendalian tersebut, langkah-langkah yang harus
diperhatikan dan dilakukan oleh Bank, adalah :
1.

Dewan Komisaris dan Direksi harus menjadi role model bagi seluruh
pegawai atau memiliki kotmitmen pripadi yang tinggi terhadap
pengembangan Bank yang sehat

2.

Dewan Komisaria dan Direksi harus mampu mengelola sumber daya


manusia,

termasuk

dalam

proses

penapatan

pegawai

yang

sesuaidengan ketrampilan, pengetahuan dan perilakunya


3.

Meningkatkan kesadaran seluruh pegawai Bank mengenai pentingnya


efektivitas pelaksanaantugas dan tanggungjawab masing-masing dan
selanjutnya pegawai mengkomunikasikan pada pihak manajemen
yang terkait mengenai setiap permasalahan yang terkaitmengenai

setiap permaslahan yang terjadi setiap kegiatan operasional Bank.


Untuk mendukung budaya pengendalian tersebut maka seluruh
kebijakan, standard an prosedur oprasional harus didokumentasikan
secara tertulis dan tersedia bagi pegawai yang berkait
2.7.7.1. Ientifikasi dan Penilaian Risiko
a. Penilaian risiko merupakan suatu serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh
Direksi dalam rangka identifikasi, analisis dan nilai risiko yang dihadapi untuk
mencapai sasaran usaha yang telah ditetapkan
b. Risiko dapat timbul atau berubah sesuai dengan kondisi Bank,antara lain :
1. Perubahan kegiatan oprasional Bank
2. Perubahan susunan personalia
3. Perubahan system informasi
4. Pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu
5. Perkembangan teknologui
6. Pengembangan jasa, produk atau kegiatan baru
7. Terjadinya penggabungan usaha ( merger ), konsolidasi, akuisisi dan
restrukturisasi Bank
8. Perubahan dalam system akuntansi
9. Ekspansi usaha
10. Perubahan hokum dan peraturan
11. Perubahan prilaku serta ekspektasi nasabah
c. Suatu Sistem Pengendalian Intern yang efektif mengharuskan Bank secara
terus menerus mengidentifikasi dan menilai risiko yang dapat mempengaruhi

pencapaian sasaran. Penilaian risiko harus dilakukan oleh auditor intern sehingga
audit yang dilakukan lebih luas dan menyeluruh
d. Penilaian ini harus dapat mengidentifikasi Janis resiko yang dihadapi Bank,
penetapan limit risiko, dan teknik pengendalian risiko tersebut. Metodologi
penilaian risiko harus menjadi tolak ukur untuk membuat profil risiko dalam
bentuk dokumentasi data, yang bias dikinerjakan secara periodic. Penilaian risiko
jaga meliputi penilaian terhadap risiko yang dapat diukur ( kuantitatif ) dan tidak
dapat diukur ( kualitatif ) maupun terhadap resiko yang dapat dikendalikan dan
tidak dapat dikendalikan, dengan memperhatikan biaya dan manfaatnya.
Selanjutnya Bank harus memutuskan untuk mengambil risiko tersebut atau tidak
dengan cara mengurangi kegiatan usaha tertentu
e. Penilaian tersebut harus mencakup semua risiko yang dihadapi, baik risiko
secara individual maupun secara keseluruhan ( aggregate ), yang meliputi risiko
kridit,risiko pasar, risiko likuiditas, risiko oprasional, risiko hokum, risiko riputasi,
risiko stategis, dan risiko kepatuhan
f. Pengendalian Intern perlu dikaji ulang sec ra tepat dalam hal risiko yang belum
dikendalikan, baik risiko yang sebelumnya maupun risiko yang baru muncul.
Pelaksanaan kaji ulang tersebut antara lain dengan melakukan evaluasi secara
terus menerus mengenei pengendalian intern dalam kegiatan operasi dan
organisasi Bank
2.7.7.2. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan fungsi
Kegiatan pengendalian harus melibatkan seluruh pegawai Bank,
termasuk Direksi. Olek karena itu kegiatan pengendalian akan berjalan
efektif apabila direncanakan dan diterapkan guna untuk mengendalikan
risiko yang telah diidentifikasi. Kegiatan pengendalian mencangkup
penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih
dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara
konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
setiap fungsi atau kegitan Bank sehari-hari.

a. Kegiatan Pengendalian
Kegitan pengendalian meliputi kebijakan, prosedur dan praktek yang
memberikan keyakinan pejabat dan pegawai Bank bahwa arahan Dewan
Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan
pengendalian tersebut akan dapat membantu Direksi termasuk Komisaris
Bank dalm mengelola Bank dan mengendalikan risiko yang dapt
mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kinerja atau mengakibatkan
kerugian Bank. Kegiatan Pengendalian diterapkan pada semua tingkatan
fungsional sesuai struktur organisasi Bank, yang yang sekurang-kurangnya
meliputi :
1.Kajian Ulang Manajemen ( Top Level Reviews )
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan ( informasi ) dan
laporan kinerja operasional dari pejabat dan staf, sehingga memungkinkan
untuk mengkaji ulang hasil kemajuan ( realisasi ) dibandingkan dengan
target yang akan dicapai, seperti laporan keuangan dibandingkan dengan
rencana anggaran yang ditetapkan. Berdasarkan kajian ulang tersebut.
Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti kelemahan pengandalian,
kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan lainnya ( fraud ).
2.Kajian Ulang Kinerja Oprasional ( Functional Review )
Kajian ulang ini dilakukan oleh SKAI dengan frekuensi yang lebih
tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan, maupun bulanan.
a. Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko ( laporan profil risiko )
yang dihadapi oleh suatu kinerja manajemen risiko
b. Menganalisis data oprasional, baik data yang terkait dengan risiko
maupun data keuangan, yaitu melakukan verifikasi rincian dan
kegiatan transaksi dibandingkan dengan output ( laporan) yang
dihasilkan oleh satuan kerja manajemen resiko

c. Melakukan kaji ulang terhadap realisasi pelaksanaan rencana kerja


dan anggaran, guna untuk :
1) Mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang signifikan
2) Menetapkan persyaratan untuk tindakan perbaikan(corrective actions )
3.Pengendalian Sistem Informasi meliputi :
a. Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari
transaksi dan melakukan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan
intern.
b. Kegitan pengendalian system informasi dapat digolongkan dalam dua
criteria, yaitu Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi :
1. Pengendalian Umum meliputi pengendalian terhadap oprasional pusat
data, system pengadaan dan pemeliharaan software, pengamanan
akses, serta pengembangan dan pemeliharaan system aplikasi yang
ada. Pengendalian umum ini diterapkan terhadap mainframe, server,
dan users workstation, serta jaringan internal eksternal.
2. Pengendalian aplikasi diterapkan terhadap progam yang digunakan
Bank dalam pengelolaan transaksi dan untuk memastikan bahwa
semua transaksi benar. Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat
memastikan tersedianya proses audit yang efektif dan untuk mengecek
kebenaran audit yang dimaksud.
3. Pengendalian Aset fisik ( Physical Controls )
a. Pengendalian

asset

fisik

dilaksanakan

untuk

menjamin

terselenggaranya pengamanan fisik terhadap asset Bank.


b. Kegiatan ini meliputi Pengamanan asset, catatan dan akses terbatas
terhadap program computer dan file data, serta membandingkan nilai

aktiva dan pasiva Bank dangan nilai tercantum pada catatan


pengendalian khususnya pengecekan nilai aktiva secara berkala.
4. Dokumentasi
a. Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan
kebijakan,prosedur, system dan standar akuntansi serta proses audit
secara memadai.
b. Dokumen tersebut harus diperbaharui secara berkala guna untuk
menggambarkan kegiatan oprasional Bank secara actual, dan harus
diinformasikan kepada pejabat dan pegawai.
c. Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa tersedia untuk
kepentingan auditor intern, akuntan publik dan otoritas pengawasan
Bank Indonesia.
d. Akurasi dan ketersediaan dokumen harus dinilai oleh auditor intern
ketikan melakukan audit rutin maupun non rutin.
b.Pemisahan Fungsi
1) Pemisahan fungsi yang dimaksudkan agar setiap orang dalam
jabatannya

tidak

memiliki

peluang

untuk

melakukan

dan

menyembunyikan kesalahan atau penyimoangan dalam pelaksanaan


tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan
organisasi. Bank harus mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yang
dikenal sebagai Four-Eyes Principle .
2) Apabila diperlukan, karena karakteristik kegitan usaha dan transaksi
serta organisasi Bank, Direksi Bank wajib menetapkan prosedur
( kewenangan ), termasuk penetapan daftar petugas yang dapat
mengangses suatu transaksi atau kegitan usaha yang beresiko tinggi.
3) Sistem pengendalian intern yang efektif mensyaratkan adanya
pemisahan fungsi dan menghindari pemberian wewenang dan

tanggung jawab yang dapat menimbulkan berbagai benturan


kepintingan ( Conflict of interest ). Seluruh aspek yang dapat
menimbulkan pertentangan kepentingan tersebut harus diidentifikasi,
diminimalisir, dan dipantau secara hati-hati oleh pihak lain yang
independen, seperti Akuntan Publik.
4) Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank harus melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menetapkan fungsi atau tugas tertentu pada Bank yang harus
dipisahkan atau dialokasikan kepada beberapa orang dalam rangka
mengurangi risiko terjadinya manipulasi data keuangan atau penyalah
gunaan asset Bank.
b) Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan back
office, tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap :
1) Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran
2) Rekening nasabah dan rekening pemilik nasabah
3) Transaksi dalam pembukuan Bank
4) Pemberian informasi pada nasabah Bank
5) Penilaian

terhadap

kecukupan

dokumentasi

perkriditan

dan

pemantauan debitur setelah pencairan kredit


6) Kegiatan

usaha

lainnya

yang

dapat

menimbulkan

benturan

kepentingan yang signifikan


7) Independensi fungsi manajemen risiko pada Bank
2.7.7.4 Sistem Akuntansi. Informasi dan komunikasi
Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi yang memadai dimaksudkan
agar dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin akan timbul dan

digunakan sebagai sarana tukar menukar informasi dalam rangka


pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggungjawab masing-masing.
a. Sistem Akuntansi
1.

Sistem akuntansi meliputi metode dan catatan dalam rangka


mengidentifikasi,

mengelompokkan,

menganalisis,

mengklasifikasikan, mencatat/membukukan dan melaporkan transaksi


Bank .
2.

Untuk menjaga data acauting yang akurat dan konsisten dengan data
yang tersedia yang berdasarkan hasil olahan system maka proses
rekonsiliasi antara data acauting dan system informasi manajemen
wajib dilaksanakan secara berkala atau sekurang-kurangnya setiap
bulan. Setiap penyimpangan yang terjadi wajib segera diinvestigasi
dan diatasi permasalahannya.

Proses rekonsiliasi juga wajib

didokumentasikan sebagai bagian dari persyaratan proses jejak audit


secara keseluruhan.
b. Sistem Informasi
1.

Sistem informasi harus menghasilkan laporan mengenei kegitan


usaha, kondisi keuangan, penerapan manajemen risiko dan memenuhi
ketentuan yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan
Diriksi.

2.

Sistem

pengendalian

intern

yang

efektif

sekurang-kurangnya

menyediakan data/informasi internal yang cukup dan menyeluruh


mengenai keuangan, kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan
peraturan yang berlaku, informasi pasar ( kondisi ekternal ) dan setiap
kejadian serta kondisi yang diperlukan dalam rangka pengambilan
keputusan yang tepat dan dapat ditanggungjawabkan.
3.

Sistem

pengendalian

intern

seekurang-kurangnya

menyediakan

system informasi yang dapat dipercaya mengenai seluruh aktivitas

fungsional Bank, terutama aktivitas fungsional yang signifikan dan


memiliki potensi risiko tinggi. Sistem infornasi tersebut, termasuk
system informasi penympanan dan penggunaan data elektronik. Harus
dijamin keamannya, dipantau oleh pihak yang independen ( auditor
intern ) dan didukung oleh program kontinjensi yang memadai.
4.

Bank

sekurang-kurangnya

mengorganisasikan

suatu

rencana

pemulihan darurat ( Contingency recovery plan ) dan system back up


untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko tinggi. Prosedur,
proses, dan system back up harus didokumentasikan dan dinilai
kembali efektivitasnya secra berkala. Untuk memastikan bahwa
rencana dan proses pemulihan darurat ( contingency recovery plan )
dan system back up telah bekerja secara efektif maka pelaksanaan
proses dan system tersebut harus didokumentasikan pelaksanaan
pengujian berkala tersebut dan Direksi Bank memberikan perhatian
yang penuh terhadap temuan kelemahan pada system yang didasarkan
atas pengujian tersebut serta selanjutnya mengambil langkah
perbaikan yang diperlukan.
5.

Bank sekurang-kurangnya memiliki dan memelihara system informasi


manajemen yang diselenggarakan, baik dalam bentuk elektronik
maupun bukan elektronik. Mengingat bahwa system informasi
elektronik dan .penggunaan teknologi informasi tersebut mempunyai
dampak risiko maka Bank harus mengendalikannya secara efektif
guna menghindari adanya gangguan usaha dan kemungkinan
timbulnya kerugian Bank yang signifikan.

6.

Khususnya yang berkaitan dengan pengandalian intern terhadap


penyelenggaraan system dan teknologi informasi, bank harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Ketersediaan bukti dan dokumen yang memadai dalm rangka


mendukung proses jejak audit ( audit trail ). Proses jejak audit tersebut

harus dilaksakan secara efektif dan didokumentasikan untuk


memastikan bahwa proses otomasi telah berjalan secara efektif dan
akurat. SAKI wajib melakukan penilaian twrhadap evektifitas dan
akurasi proses jejak audit tersebut ketika melakukan evaluasi
pelaksanaan pengendalian intern Bank.
b) Pelaksanaan

pengendalian

terhadap

system

computer

dan

pengamanannya ( general controls ) maupun pengendalian terhadap


aplikasi softwere dan prosedur manual lainnya ( application controls ).
c) Antisipasi terjadinya resiko gangguan atau kerugian yang disebabkan
oleh factor-faktor yang ada diluar jangkauan pengendalian rutin Bank
sehingga

Bank

harus

menyelenggarakan

system

pemulihan

( recovery ) dan rencana kontinjensi serta berkala atas kemungkinan


terjadinya hal-hal yang sulit diprediksi sebelumnya (disaster and
recovery plan ).
d) Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang relevan,
akurat, tepat waktu, dapat diaksis oleh pihak yang berkepentingan dan
disajikan dalam format yang konsisten.
e) Sebagai bagian dari proses pencatatan atau pembukuan, system
informasi harus didukung oleh system akuntansi yang baik termasuk
penetapan prosedur dan jadwal retansi pencatatan transaksi.
c. Sistem Komunikasi
1.

Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada


seluruh pihak, baik intern maupun ekstern, seperti otoritas
pengawasan Bank, auditor ekstern, pemegang saham dan nasabah
Bank.

2.

Sistem pengendalian intern Bank harus memastikan adanya saluran


komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat/pegawai Bank

sepenuhnya memahami dan mematuhi kebijakan dan prosedur yang


berlaku dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
3.

Direksi Bank harus menyelenggarakan seluruh/jalur komunikasi yang


efektif agar informasi yang diperlukan terjangkau oleh pihak yang
berkepintingan, persyaratan ini berlaku untuk setiap informasi, baik
mengenai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, risiko dan
transaksi actual maupun mengenai kinerja oprasional Bank.

4.

Struktur organisasi Bank harus memungkinkan adanya arus informasi


yang memadai,yaitu informasi ke atas,kebawah, dan lintas satuan
kerja atau unit.

a.

Informasi keatas untuk memastikan bahwa Dewan Komesaris, Direksi


dan pejabat eksekutif Bank mengetahui risiko dan kinerja oprasional
Bank. Saluran informasi ini harus dapat merespon untuk pelaksanaan
langkah-langkah perbaikan dan dapat diketahui

oleh jajaran

manajemen.
b.

Informasi kebawah untuk memastikan bahwa tujuan, strategi dan


ekspentasi Bank serta kebijakan dan prosedur yang berlaku telah
dikomunikasikan kepada para manajemen di tingkat bawah dan para
pelaksana.

c.

Informasi lintas satuan kerja/unit untuk memastikan bahwa informasi


yang diketahui oleh satuan kerja tertehtu dapat disampaikan kepada
satuan kerja lain yang terkait, khususnya untuk mencegah benturan
kepentingan dalam pengambilan keputusan dan untuk menciptakan
koordinasi yang memadai.

2.7.7.5.Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan


a. Kegiatan Pemantauan

1) Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap


efektifitas keseluruhan pelaksanaan pengendaliaan intern. Pemantauan
terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan fungsi sebagai
bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara
berkala, baik oleh satuan kerja oprasional maupun oleh satuan kerja
audit intern ( SKAI ).
2) Bank harus mengevaluasi dan mengevaluasi kecukupan system
pengendalian intern secara terus menerus berkaitan dengan adanya
perusahaan kondisi intern dan ekstern serta harus meningkatkan
kapasitas system pengendalian intern tersebut agar efektifitasnya
dapat ditingkatkan.
3) Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bank dalam rangka
terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antaranya adalah :
a) Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara jelas
dan terstruktur dengan baik dalam organisasi Bank, menetapkan
satuan kerja/pegawai yang ditugaskan untuk memantau evektivitas
pengendalian intern.
b) Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang
didasarkan pada risiko yang melekat pada Bank dan sifat/frekuensi
perubahan yang terjadi dalam kegiatan operasional.
c) Mengidentifikasikan Sistem Pengendalian Intern ke dalam kegiatan
operasional dan menyediakan laporan rutin seperti persetujuan atas
eksepsi/penyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
( justifikasi atas irregularities ) yang selanjutnya dilakukan kaji ulang.
d) Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari
satuan kerja/pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan.
e) Memetapkan informasi/feed back dalam suatu format dan frekuensi
yang tepat.

b. Fungsi SKAI
1.

Bank harus menyelenggarakan audit intern yang efektif dan


menyeluruh terhadap system pengendalian intern. Pelaksanaan audit
intern tersebut yang dilaksanakan oleh SKAI harus didukung oleh
tenaga auditor yang independen, kompeten, dan memiliki jumlah yang
memadai.

2.

Sebagai bagian dari system pengendalian intern, SKAI harus


melaporkan hasil temuannya secara langsung kepada Dewan
Komesaris atau Komite Audit ( apabila ada ), Direktur utama,dan
Direktur Kepatuhan.

3.

SKAI harus melakukan penailaian yang independent mengenai


kecukupan dan kepatuhan Bank terhadap kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan.

4.

Dalam

penetapan

kedudukan,

wewenang,

tanggungjawab,

profesionalisme, organisasi dan ruang lingkup tugas SKAI maka Bank


wajib berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
tentang Direktur Kepatuhan ( Compliance Director ) dan standar
pelaksanaan fungsi audit intern ( SPFAI )
c. Perbaikan Kelemahan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan
1.

Kelemahan dalam pengendalian intern, baik yang diidentivikasi oleh


satuan kinerja operasional ( risk taking unit ), SKAI maupun pihak
laainnya, harus segera dilaporkan dan menjadikan perhatian pejabat
atau Direksi yang berwenang. Kelemahan pengandalian intern yang
material harus juga dilaporkan kepada Dewan Komesaris.

2.

Langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan Bank dalam rangka


memperbaiki kelemahan pengandalian intern,antara lain :

a) Setiap laporan mengenai kelemahan dalam pendalian intern atau tidak


efektifnya pengendalian risiko Bank harus segera ditindak lanjuti oleh
Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif terkait
b) SKAI harus melakukan kaji ulang atau langkah pemantauan lainnya
yang memadai terhadap kelemahan yang terjadi dan segera
melaporkan kepada Dewan Komisaris, Komite Audit ( bila ada ), dan
Direksi Utama dalam hal masih terdapat keelemahan yang belum
diperbaiki atau tindakan korektif sebelum ditindak lanjuti.
c) Untuk memastikan bahwa seluruh kelemahan segera ditindak lanjuti
maka Direksi harus menciptakan suatu system yang dapat menelusuri
kelemahan dapa pengendalian intern dan mengambil langkah
perbaikan
d) Dewan Komisaris dan Direksi harus menerima laporan secara berkala
berupa ikhtisar mengenai hasil identifikasi seluruh permasalahan
dalam pengendalian intern.
2.8 Pengendalian Pegawai
2.8.1

Devinisi Pegawai
Menurut Soedaryono dalam bukunya Tata Laksana Kantor bahwa :
Pegawai atau karyawan adalah golongan masyarakat,yang melakukan
pengdidupannyan dengan bekerja dalam kesatuan organisasi,baik kesatuan
kerja pemerintah, maupun satuan kerja swasta.
Dalam bisnis sumber daya manausia adalah sebagai factor unik yang
dicirikan oleh sifatnya, seperti kepribadian aktif, memiliki intuisi, emosi dan
sebagainya. Termasuk dalam batasan perekrutan pegawai antara lain tingkat
pengetahuan, pendidikan,pengalaman, ketrampilan, kesehatan, dan etos
kerja.

Meningkatkan kemampuan pegawai merupakan salah satu tugas yang


tidak boleh diabaikan oleh para pemimpin. Sebagai contoh seorang pegawai
kantor tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut mereka harus
mempelajari terlebih dahulu seluk beluk pekerjaannya yang berkaitan.
Meskipun pekerjaan itu tampaknya mudah, misalnya mengetik surat,
pegawai yang belum berpengalaman akan sukar melaksanakannya.
Demikian seorang pimpinan yang akan mengambil pegawai baru atau akan
mempromosikan pegawai lama untuk menduduki jabatan baru, maka perlu
sekali pegawai tersebut mendapatkan pendidikan dan pelatihan terlebih
dahulu agar ia dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Jadi yang
dimaksud dengan pengembangan Pegawai adalah peningkatan pegawai
kantor dengan jalan pendidikan dan latihan agar setiap mereka dapat bekerja
lebih efisien. Adapun yang berkewajiban meningkatkan kemampuan
pegawai tersebut adalah pihak pimpinan yang bersangkutan
1.Pentingnya Pendidikan dan Latihan.
Latihan membantu stabilitas pegawai dan mendaorong mereka untuk
memberikan jasanya dalam waktu yang lebih lama. Pegawai dapat
menunjukkan mutu kerja yang lebih baik. Kemungkinan membuat
kesalahan dapat diperkecil, seharusnya pegawai memiliki pengetahuan
tentang pekerjan mereka laksanakan, sehingga mengurangi tanggungjawab
pengawasan dan menumbuhkan rasa percaya diri pegawai terhadap
pekerjaannya. Tingkat pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih teratur.
2.Tujuan Latihan
Yang dapat dicapaikan dari latihan adalah agar masing-masing peserta
pendidikan dan latihan dapat bekerja lebih efisien. Agar waktu yang
digunakan oleh pimpinan guna pengawasan menjadu berkurang, sehingga
peserta latihan dapat mengembangkan keahliannya, pekerjaannya bias
dikerjakan lebih cepat dan efektif.

BAB 111
METODE PELAKSANAN PKL
3.1. Tempat dan Waktu
3.1.1. Tempat Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) berada di PT. Bank Rakyat Indonesia
( Persero ) Tbk Cabang Surabaya Kusuma Bangsa yang beralamat di Jalan
Kusuma Bangsa No. 122 Surabaya.
3.1.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu
mulai tanggal 01 Mei 31 Mei 2013.
3.2. Metode
3.2.1 Jenis dan Sumber data
Untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan
pembahasan penulisan secara lengkap. Untuk itu penulis menggunakan :
1.Jenis Data
Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah jenis data yang berupa uraian kalimat atau
penjelasan tenteng sesuatu masalah dari obyek penelitian dan tidak
berhubungan dengan angka, antara lain mengenai sejarah kantor dan
struktur organisasi.
2.Sumber Data
a.

Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung, yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung di tempat Praktek Kerja Lapangan
( PKL ). Contohnya pengecekan slip transaksi nasabah
b.

Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang penulis memperoleh secara tidak


langsung dengan membaca buku penunjang yang relevan atau buku yang
berkaitan dengan laporan penulis. Contohnya data sekunder adalah struktur
organisasi PT. Bank Rakyat INdonesi ( Persero ) Tbk cabang Kusumaa
Bangsa Surabaya.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk keakuratan laporan ini penulis
menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :
a.

Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan data primer dengan teknik


pengamatan langsung pada tempat Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dan
langsung mengadakan penelitian terhadap aktivitas tiap-tiap bagian dilokasi
dengan bantuan pembimbing Praktek Kerja Lapang ( PKL ). Dalam hal ini
penulis lebih menekankan pada bagian Sisten Pengendalian Intern ( SPI ).
b.

Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis


dengan cara melihat, mencatat, membaca, menyalin dokumen-dokumen atau
catatan-catatan yang ada di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk
cabang Kusuma Bangsa Surabaya.
c.

Interview/Wawancara

Interview/Wawancara adalah metode pengumpulan data yang diperlukan


dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pegawai yang
berhubungan dengan penulisan laporan Sistem Pengndalian Intern ( SPI ).
d.

Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah penusunan laporan yang digunkan penulisan melalui


buku yang dikumpulkan dari kepustakaan yang berhubungan dengan
penulisan laporan.
3.3.Analisis Data
Menurut kamus bahasa indinesia ( 1998:32 ) Analisis adalah penguraian
suatu pokok atas berbagai dan penelaahnya itu sendri serta hubungan antara
bagian untuk memperoleh pebertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan . Sedangkan analisis data adalah penelaahan dan penguraian
atas data sehingga menghasilkan simpulan-simpulan.
Untuk menganalisis data diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data
atau mengolah data. Dalam bahasa matematis pengolahan disebut Statistik.
Statistic ( statistic ) berasal dari kata state statistic hanya digunakan untuk
kepentingan Negara saja. kepentingan Negara itu hanya meliputi berbagai
bidang kehidupan sehingga lahir istilah statistic yang pemakaiannya
disesuaikan lingkup data ( Husain Usman 1995:5 )
Statistic deskriptip merupakan statistic dalam arti sempit yaitu statistic
yang digunakan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan data atau
variable penelitian melalui pengukuran.

BAB IV
HASIL LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah perkembangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Kantor Cabang Surabaya
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en
Spaarbank der Inlandsche Hoofdeen atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik
Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Bank ini berdiri pada
tanggal 16 Desember 1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada perkembangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1897 De
Poerwokertosche Hulp Spaarbank

der Inlandsche Hoofdeen diubah menjadi

Poerwokertosche Hulp Spaar en Landbow Credit Bank atau Bank Bantuan


Pinjaman dan Kredit Usaha Tani Purwokerto dan diproyeksikan menjadi sentral
dari bank bank koperasi di pedesaan seperti bank bank petani di Jerman.
Dalam perkembangannya yaitu pada tahun 1898 Poerwokertosche Hulp Spaar en
Landbow Credit Bank lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Volksbank atau Bank
Rakyat. Karena anggota dan jangkauan operasinya yang terbatas pada priyayi,
tatapi juga meliputi rakyat biasa pada umumnya. Pada masa penjajahan Jepang,
Volksbank (Algemeene Volkscredit Bank) diubah menjadi Syamin Ginko
berdasarkan Osami Seirei No.8 Tahun Syowa 2602 (1942). Pada saat itu
pemerintah Jepang menerapkan suatu kebijakan yang sangat memberatkan para
petani.
Setelah perang kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu tepatnya pada awal
Oktober 1945, Syomin Ginko berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia
(BRI) dengan kantor pertama di gedung Escompto. Namun secara resmi
pengakuan Syamin Ginko menjadi BRI terjadi pada tanggal 22 Februari 1946.
Dengan dikeluarkannya Peraturan pemerintah ini baik secara de facto maupun de

jure, BRI telah menjadi bank pemerintah pertama sebagai pelengkap Negara
Republik Indonesia.
Pada tanggal 15 agustus 1950, Undang undang Dasar Sementara RI
ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan Menteri Keuangan RIS Mr. Soepomo,
maka Republik Indonesia Serikat dihapus dan Indonesia menjadi Negara RI.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah RI mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 25 tanggal 20 April 1951. Melalui Peraturan Pemerintah ini
Bank Rakyat Indonesia ditetapkan sebagai bank menengah dengan usaha pokok
bank meliputi:

Menjalankan usaha pada umumnya


Menerima simpanan
Memberikan kredit golongan menengah
Mengelola, menyimpan dan mengadministrasikan dokumen dokumen,
surat berharga daerah otonom dan bahan bahan pemerintah lainnya.

Sebagai lembaga perkreditan yang tumbuh berkembang lebih sehat dan pesat,
Bank Rakyat Indonesia terus meningkatkan pelayanannya dalam menumbuhkan
perekonomian bangsa. Salah satu upaya untuk itu adalah peningkatan pelayanan.
Berdasarkan surat Dewan Moneter No. SEKR/BRI/328 tanggal 25 September
1956 maka BRI ditetapkan sebagai Bank Devisa.
Perjalanan BRI dalam masa pembangunan tentunya tidak terlepas dari situasi
dan kondisi perekonomian Indonesia pada saat itu. Memasuki babak baru orde
baru pada tahun 1966 yang lazim disebut awal orde baru telah ada suatu fenomena
dalam bentuk perubahan perubahan ekonomi. Perubahan perubahan tersebut
tentunya akan mempunyai pengaruh terhadap tugas Bank Rakyat Indonesia
sebagai bank pemerintah. Berdasarkan kebijakan kebijakan pembangunan yang
ada maka program program kebijaksanaan Bank Rakyat Indonesia periode 1966
1983 tentunya tidak terlepas dari kebijakan perekonomian secara makro pada
waktu itu. Sejak dimulainya program rehabilitasi, stabilisasi, dan program
pembangunan, Bank Rakyat Indonesia selalu dilibatkan secara aktif.
Perubahan secara mendasar dalam periode ini adalah diberlakukannya Undang
Undang No.21 tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia. Sejak

diberlakukannya Undang Undang tersebut, maka tugas dan usaha Bank Rakyat
Indonesia adalah diarahkan kepada perbaikan dan pembangunan ekonomi rakyat.
Di tengah semakin ketatnya persaingan dan peningkatan profesionalisme di
antara perbankan serta penerapan prinsip kehatihatian (prudential banking),
lahirlah Undang Undang No.7 Tahun 1992 tertanggal 25 Maret 1992 tentang
perbankan, yang menegaskan dan meletakkan dasar bagi bisnis perbankan di
Indonesia. Undang Undang No.7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI
No.21 Tahun 1992, Status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan kepemilikannya masih 100% milik
pemerintah. Perubahan Bank Rakyat Indonesia menjadi PT Bank Rakyat
Indonesia (persero) Tbk. tersebut dituangkan dalam akta pendirian No.113 tanggal
3 Juli 1992, yang dibuat di hadapan Muhani Salim SH, nitaris di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
keputusan No. C2-6584.HT.01.01. TH.92 tanggal 12 Agustus 1992 dan telah
didaftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
dibawah No.2155/1992 pada tanggal 15 Agustus 1992 serta telah diumumkan
dalam berita Republik Indonesia No.73 tambahan No.3A tanggal 11 September
1992.
Meskipun Bank Rakyat Indonesia telah berubah menjadi PT. (persero) Tbk.
Undang Undang No.7 Tahun 1992 tidak secara spesifik menyebutkan suatu
fungsi khusus untuk Bank Rakyat Indonesia. Oleh karena itu, walaupun berstatus
sebagai bank umum, seperti bank bank umum lainnya, Bank Rakyat Indonesia
tidak meninggalkan tugasnya dan tetap menjalankan fungsinya sebagai Agent of
Development. Bank Rakyat Indonesiamasih tetap melakukan secara konsisten
pengembangan sektor perekonomian tertentu seperti koperasi, golongan ekonomi
lemah, pengusaha kecil, pinjaman kepada pensiunan dan mereka yang
berpenghasilan tetap yang kesemuannya bertujuan untuk meningkatkan taraf
hidup orang banyak.
BRI kantor Cabang Surabaya merupaka salah satu Kantor Cabang dari BRI
Kantor Wilayah Surabaya. Secara garis besar perbankan di BRI Kanca Surabaya
terbagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan yang bersifat pasif meliputi semua

usaha simpanan di BRI Kanca Surabaya yang terdiri dari Deposito, Giro,
Tabungan BRITAMA, Tabungan SIMPEDES, Tabungan Haji dan BRITAMA
Junio. Sedangkan usaha yang bersifat aktif meliputi usaha jasa bank, usaha jasa
bank lainya dan usaha pinjaman. Usaha jasa bank dibagi menjadi dua yaitu jasa
dalam negeri dan jasa luar negeri. Usaha jasa bank lainnya meliputi penerimaan
setoran dan penyaluran dana. Usaha pinjaman meliputi kredit komersial, kredit
BRI guna dan kredit program dari pemerintah.
4.1.2.Lokasi Perusahaan.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya
berlokasi di JL. Kusuma Bangsa No.122 telp. (0315) 350318.
4.1.3Stuktur Organisasi dan Pembagian Tugas
a) Stuktur Organisasi
Stuktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau dalam perusahaan menjalankan
kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Stuktur organosasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.
Untuk mengetahui secara jelas mengenai struktur organisasi pada PT.
Bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya, telah dilampirkan
gambar struktur organisasi beserta deskripsi masing-masing jabatan yang ada.
Adapun bagan struktur organisasi dari PT. Bank Rakyat Indonesia
( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya ( terlampir ).
b. Deskripsi Jabatan
1.Pemimpin Cabang
Tanggung Jawab utamanya adalah sebagai berikut:
a.Bertanggung jawab penuh terhadap maju mundurnya perusahaan
b. Menentukan strategi perusaahn
c. Menentukan atau memberi putusan pinjaman
d. Membawahi semua atasan pekerja
e. Memeriksa semua kelengkapan dokumen dan pengisian formulir
2.Manajer Pemasaran

Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:


a. Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan identifikasi
potensi di wilayah kerja Kanca dalam mendukung Pasar
Sasaran (PS), Kriteria resiko yng Diterima (KRD) Kanca
dalam rangka mencapai target bisnis yang ditetapkan
b. Mengkoordinasikan

kegiatan

pengembangan

bisnis

dan

pemasaran kredit dan simpanan dalam rangka memperluas


keuntungan
c. Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dan pengawasan AO,
FO dan sales person yang menangani bidang bisnis ritel dan
bisnis program dibawahnya, serta pembinaan dan hubungan
dengan

nasabah

kredit

dan

simpanan

sesuai

dengan

kewenangan bidangnya
d.

Mengkoordinasikan pelaksanaan pemberian kredit sesuai


dengan

Kebijakan

UmumPerkreditan

(KUP),

Pedoman

Pelaksanaan Kredit (PPK) dan ketentuan lainnya


e. Melakukan kegiatan cross selling produk BRI lainnya
f. Mengkoordinasikan kegiatan pemantauan keragaan prtofolio
kredit dan simpanan dan menetapkan tindak lanjutnya
g. Mengkoordinasikan kegiatan penanganan kredit bermasalah
termasuk yang berkaitan dengan pihak ketiga
h. Mongkoordinasikan

pelaksanaan

pengawasan

melekat

(waskat) terhdap seluruh kegiatan dibawah koordinasinya


untuk memastikan waskat telah dijalankan sesuia ketentuan
i. Mengkoordinasikan
Wilayah/

Kantor

kegiatan
Pusat

program-program
terkait

akuisisi

Kantor
produk

pinjaman,simpanan dan jasa lainnya.


j.

Mengkoordinasikan kegiatan implementasi Manajemen


Risiko di Kantor Cabang sesuai bidang dan tugas dan
kewenangan

k. Merencanakan,mengembangkan, membina dan mengevaluasi


SDM di bawah supervisinya (AO,FO, dan sales pearson)
l. Melakukan kerjasama serta membina hubungan baik dengan
Unit Kerja lain, lembaga atau instansi atau pihak ketiga untuk
memperlancar pencapaian target yang ditetapkan
m. Mengkoordinasikan dan memonitor pembuatan laporanlaporan permintaan intern ataupun ekstern BRI
n. Mengkoordinasikan dan memantau kegiatan penyediaan
dokumen data/informasi terkait pelaksanaan audit
o. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan
(Pimpinan Cabang) sesuai dengan peran dan kompetensinya
3.SPI ( Satuan Pengawasan Intern )
Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
Memastikan proses oprasional di perusahaan sudah sesuai dengan yang
berlaku di Bank Indonesia
4.AO (Account Officer) yang terdiri atas AO Komersial, AO Briguna, AO
Program, AO Konsumer.
Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan data/informasi tentang potensial bisnis di
wilayah kerja Kanca dalam mendukung PS, KRD untuk
mencapai target bisnis yang ditetapkan
b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pemasaran
serta prakarsa kredit komersial
c. Melakukan pembinaan kredit komersial baik langsung (on
site) maupun tidak langsung (off site)
d. Melakukan monitoring kualitas/kinerja kredit komersial dan
menyiapkan

paket

permohonan

perubahan

perubahan

kolektibilitas kredit komersial


e. Melakukan kegiatan cross selling produk BRI lainnya
f. Melakukan kegiatan usulan penyelesaian kredit komersial
bermasalah termasuk penyelesaian pihak ketiga
g. Melakukan pengecekan nasabah/calon nasabah atas account
binaannya untuk memastikan nasabah/calon nasabah tidak

masuk daftar hitam BI dan BRI serta hal-hal terkait pihak


eksternal antara lain (Informasi Debitur Individual)
h. Mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan tindak lanjut
audit di kantor cabang sesuai kewenangan bidang tugasnya
i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya dari atasan (Pimpinan
Cabang).
5.Funding Officer
Tanggung jawab utamanya adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Pemasaran
Tahunan, tiga bulanan, bulanan sebagai pedoman kerja
b. Melaksanakan kegiatan penyusunan pemetaan potensi pasar
sesuai dengan ketentuan berlaku
c. Melaksanakan kegiatan pemasaran (akuisisi, retensi, dan
loyalty) produk simpanan ritel, e banking, dan jasa konsumer
d. Menyusun dan melaksanakan program-program pemasaran
produk simpanan ritel, produk e banking dan jasa konsumer
yang ditetapkan sebagai event organizer sesuai batas
kewenangannya.
e. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi atas kegiatan
pemasaran produk simpanan ritel, produk e banking dan jasa
konsumer yang telah dilaksanakan
f. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dana nasabah potensila
beserta

program-program

retensi

dan

loyalti

untuk

meningkatkan dana kelolaan cabang.


g. Melakukan kegiatan cross selling produk BRI lainnya
h. Melaksanakan kerjasama dan pembinaan hubungan kerja
dengan

unit

kerja

lain/pihak

ketiga

termasuk

dalam

pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS)


6.Sales Person Konsumer
Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan data/informasi/dokumen terkait pemetaan potensi
pasar untuk menyusun rencana pemasaran produk pinjaman,
simpanan dan jasa BRI serta produk BRI lainnya.
b. Melaksanakan kegiatan akuisisi produk pinjaman, simpanan
dan jasa BRI, serta produk BRI lainnya

c. Melaksanakan kegiatan program-program pemasaran produk


pinjaman, simpanan dan jasa BRI serta produk BRI lainnya
d. Membina hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait
internal maupun eksternal dengan supervisi atasannya untuk
penyelesaian tigas
e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai
dengan peran dan kompetensinya
7.Manajer Operaional dan Layanan (MOL) dan Asisten Manajer Operasional
dan Layanan (AMOL)
Tanggung Jawab utamanya adalah sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pembinaan
dan pengawasan operasional serta pelayanan administrasi di
kanca dan unit kerja di bawahnya
b. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan seluruh nota
pembukuan serta transaksi yang disetujui/disahkan untuk
setiap pelayanan nasabah
c. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan
kas dan surat berharga untuk menjamin kecukupan kas dan
optimalisasi penggunaannya sesuai ketentuan
d. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan daftar user
serta penyataan merahasiakan password sesuai dengan struktur
organisasi
e. Mengkoordinasikan dan memonitor pelaksanaan prosedur
penerimaan,

identifikasi

dan verifikasi

(consumer

due

diligence) telah dilaksanakan sesuai ketentuan


f. Membuat surat/dokumen/laporan dengan suoervisi dari atasan
nya untuk kepentingan penyelesaian tugas
g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai
dengan
peran dan kompetensinya
8.Supervisor Penunjang Bisnis
Tanggung jawab utamanya adalah:
a. Melakukan

pengawasan

dan

memastikan

dilakukan penilaian terhadap agunan

bahwa

telah

b. Memastikan kebenaran atas entry data statis ke sistem


c. Melakukan pengawasan proses perjanjian/akta pengikatan
jaminan sesuai ketentuan untuk meminimalkan resiko
d. Mengkoordinasikan dan memonitor proses pelaksanaan
asuransi

sesuai

dengan

yang

dipersyaratkan

guna

mengamankan kepentingan bank


9.Administrasi Kredit Komersial (ADK Komersial), Administrasi BRI Guna
(ADK BRI Guna), Administrasi Kredit Program (ADK Program).
Tanggung jawab utamanya adalah:
a. Menyiapkan,meneliti dan memastikan permohonan paket
kredit yang diprogramkan oleh pemerintah sesuai dengan
ketentuan
b. Menatakerjakan

dokumen

kredit

yang

diprogramkan

pemerintah sesuai dengan ketentuan untuk mengamankan


kepentingan bank
c. Monitoring portofolio kredit yang diprogramkan pemerintah
sesuai dengan dan menatakerjakan laporan-laporan bidang
perkreditan.
d. Melakukan tugas-tugas kedinasan lainnya untuk menunjang
bisnis kanca
10.Sekretariat/Sumber Daya Manusia
Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Mengatur dan mendistribusikan lalu lintas komunikasi
(telepon,faksimile,internet) dalam rangka menjaga efektivitas
komunikasi Kanca
b. Mengadministrasikan dan menatakerjakan berkas pekerja,
daftar hadir, data SIM SDM termasuk dokumen dalam rangka
penegakan disiplin pekerja
c. Memproses, mengadministrasikan,

dan

menatakerjakan

pembinaan dan pengembangan karir pekerja sesuai ketentuan


(promosi, rotasi dan demosi)
d. Memproses pembayaran biaya jasa outsourching sesuai
ketentuan untuk mendukung kelancaran operasional di Kanca

e. Melaksanakan kerjasama dan pembinaan hubungan kerja


dengan

unit

kerja

lain/pihak

ketiga

termasuk

dalam

pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS).


11.Logistik
Tanggung jawab utamanya adalah:
a. Melakukan analisa kebutuhan logistik serta pemenuhannya
sesuai dengan kebutuhan yang berlaku
b. Melaksanakan dan menatakerjakan

pengelolaan

aktiva

tetap/logistik untuk menunjang kelancaran operasional di


kanca
12. Pelaksana IT dan e- Channel:
Tanggung jawab utamanya adalah sebgai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan back-up sistem induk kanca dan data
perangkat perbankan elektronis sesuai ketentuan
b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan perangkat IT untuk
menjamin kelancaran operasional kanca
13.Supervisor Layanan Operasional
Tanggung jawab utamanya adalah sebagai berikut:
a. Mensupervisi layanan pembukuan rekening dan fasilitas
layanan lainnya yang terkait dengan produk pinjaman,
simpanan, investasi dan jasa bank lainnya.
b. Mensupervisi pemeliharaan kerjaan data nasabah termasuk
Customer Information File (CIF) untuk menjamin data
nasabah yang akurat
c. Mensupervisi register, dokumen dan nota pembukuan yang
terkait dengan transaksi trade finance serta membuat laporanlaporan yang diperlukan.
14.Supervisor pelayanan kas
Tugas dan tanggung jawab supervisor pelayanan kas diataranya:
a. Menyiapkan kuitansi tambahan kas Supervisor dan ATM
b. Menyetujui tambahan kas awal teller, membuku dan
mendistribusikan uangnnya kepada teller.
c. Memeliharakerjakan Register Kas Induk.
d. Mengisi kas ATM bersama tugas yang ditunjuk.

e. Menerima kuitansi tambahan kas atau setoran kas beserta


uangnya dari Kanca Pembantu dan BRI Unit yang diterima di
Kanca.
15. Teller
Tugas dan tanggung jawab teller diantaranya:
a. Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada
nasabah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.
b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan
tanda setorannya guna memastikan kebenaran transaksi dan
keaslian uang yang diterima.
c. Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk
menghindari kesalahan yang merugikan Kanca.
d. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan
kebenaran dan keamanan transaksi.
e. Melakukan pergeseran kas antar teller yang memerlukan demi
kelancaran pelayanan.
16. Customer Service
Tugas dan tanggung jawab Customer service diantaranya:
a. Memberikan

informasi

kepada

nasabah/calon

nasabah

mengenai produk BRI guna menunjang pemasaran produk


BRI.
b. Memberikan informasi saldo simpanan, transfer maupun
pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan
pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.
c. Melayani permintaan salinan Rekening Koran bagi nasabah
yang memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap awal
bulan) guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
nasabah.
d. Memberikan pelayanan khusus kepada nasabah inti yang
memerlukan (seperti mengantarkan atau menjemput uang ke
tempat tinggal/usaha nasabah) guna memberikan pelayanan
yang memuaskan kepada nasabah.

e. Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana


maupun jasa BRI guna memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada nasabah.
17. Petugas Kliring
Tugas dan tangung jawab petugas kliring diantaranya :
a. Mengkode warkat kliring keluar.
b. Menyiapkan dokumen kliring penyerahan.
c. Membawa warkat ke/dari Lembaga kliring.
d. Menyiapkan surat penolakan kliring, nota pembukuan penolakan
kliring dan nota D/K untuk pembeban biaya tolakan kliring kepada
nasabah.
e. Menyimpan blanko warkat kliring (CN), buku petunjuk encode dan
mesin encode di tempat yang aman.
18. Office boy ( pramubakti )
Tugas dan tanggung jawab Office boy diantaranya :
a. Merawat dan menjaga kebersihan kantor dan sekitarnya.
b. Menyiapkan makan dan minum bagi karyawan.
19. Petugas Keamanan
Tugas dan tanggung jawab Petugas keamanan diantaranya :
a. Menjaga keamanan didalam dan diluar kantor.
b. Menerima tamu dan surat-surat masuk kemudian
mengantarkannya kepada yang bersangkutan.
4.1.4.Produk-produk yang Dihasilkan
a. Simpanan
1) Deposito
Simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu ( 1,2,3,4,5,6,12,18, atau 24 bulan ).
2) DEPOBRI Rupiah

Simpanan (deposito) atas nama perorangan/ non perorangan/ perusahaan


yang penarikannya sesuai jangka waktu yang dipilih.
a.Deposito On Call (DOC)
Simpanan

(deposito)

atas

nama

pihak

ketiga

perorangan,

perusahaan,yayasan/ dana pensiun, dan lain-lain) atau bank yang penarikannya


dapat dilaksanakan dengan syarat pemberitahuan sebelumnya.
b.SERTIBRI
Sertfikat deposito BRI dengan jangka waktu tetap (fixed time), atas
pembawa (atas unjuk) yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada
pihak ketiga.
3) Tabungan
1.SIMPEDES
Simpanan BRI

yang penyetorannyadapat dilakukan setiap saat, dan

frekuensi pengambilan tidak dibatasi sepanjang saldo mencukupi.


2.BRITAMA
Tabungan BRI yang mampu memberikan kemudahan dalam transaksi
perbankan nasabah, dimana penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan
frekuensi pengambilannya tidak dibatasi sepanjang saldo menyukupi.
a. Britama junio
Tabungan BRI yang secara khusus dilengkapi
fasilitas dan fitur yang menarik untuk kebutuhan
anak.
b. Britama Rencana
Simpanan pihak ketiga ( masyarakat ) dalam mata
uang rupiah dengan setoran tetap bulan dengan
jangka waktu yang telah disepakati pada saat
pembukuan rekening dan mendapat manfaat asuransi
jiwa.
c. Britama Bisnis

Tabungan BRI yang diutamakan untuk digunakan


dalam bisnis dengan memberikan keleluasaan lebih
dalam bertransaksi, kejelasan lebih dalam pencatatan
transaksi dan keuangan yang lebih untuk menunjang
transaksi dan kebutuhan bisnis nasabah.
3. Tabungan Haji
Tabungan yang diperuntutkan bagi nasabah perorangan guna mempersiapkan
biaya penyelenggaraan ibadah haji. Tabungan haji BRI memberikan kemudahan
dan membentu perencanaan anda dalam menunaikan ibadah haji.
4. Tabunganku
Tabungan untuk perorangan Warga Negara Perorangan dengan
persyaratan mudah dan ringan yang diselenggarakan secara bersama oleh bankbank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
3)GIRO
1. Giro BRI Rupiah
Simpanan dalam rupiah pihak keuiga pada bank BRI yang setiap saat
dapat diambil alih ileh pemegang rekening yang bersangkutan.
2.GiroBRI Valas
Simpanan dalam valuta asing pihak ketiga pada bank BRI yang setiap saat
dapat diambil alih oleh pemegang rekening yang bersangkutan.
B. Kredit
1) Kredit mikro
1. Kredit kupedes
Fasilitas kredit yang disediakan oleh BRI unit, untuk mengembangkan
atau meningkatkan usaha kecil yang layak.
2.Kredit komersil

Kredit dengan total exposure (individual maupun group) sampai dengan


Rp. 5 milyar baik direct maupun contingent untuk kegiatan usaha yang produktif
dan atau konsumtif. Kredit ini terdiri dari:
a. Kredit modal kerja (KMK)
Kerdit yang dipergunakan untuk membiayai operasional perusahaan
yang berhubungan dengan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan
barang tersebut dijual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar
yang dipergunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
b. KMK Konstruksi
Kredit Modal Kerja yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan
modal kerja konstruksi yang mempeoleh kontrak pengadaan atau penyelesaian
suatu proyek.
c. KMK Export (KMKE)
Kredit Modal Kerja yang dipergunakan untuk membiayai seluruh atau
sebagian kegiatan dalam rangka ekspor
d. Kredit impor
Fasilitas kredit untuk membiayai seluruh/ sebagian kegiatan dalam
rangka impor barang, khususnya yang berhubungan dengan L/ C impor yang
dibuka pada opening bank.
e. Kredit dengan Agunan Kas
Kredit ( direct atau contingent ) yang seluruh jaminannya berupa
agunan kas ( fully cash collateralized ), dimana apabila debitur wanprestasi
maka seluruh agunan kas tersebut, akan dicairkan untuk melunasi seluruh
kewajiban debitur.
f. Kredit investasi
Fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon
dalam memperoleh barang modal/ aktiva tetap perusahaan.
g. Kredit mitra
Fasilitas kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil menengah
(UKM), berdasarkan kerja sama antara pengusaha besar mitra BRI dengan
UKM.
h. Bank Garansi

Fasilitas perbankan yang diberikan kepada nasabah sebagai Jaminan


pembayarannya pada supplier yang memasok produk untuk nasabah yang
bersangkutan (Bank Garansi Keagenan SuatuProduk).
i. Kredit express
Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk tujuan produktif dengan
sistem pembayaran angsuran tetap berdasarkan kemampuan mengangsur
(repayment capacity)
j. Kredit konsumtif
Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumtif nasabah tersebut.
Terdiri dari:
1.KRETAP (Kredit kepada golongan berpenghasilan tetap)
Kredit yang diberikan kepada pekerja berpenghasilan tetap,
nstansi/ BUMN/ BUMD/ Swasta/ Perusahaan Asing/ Yayasan/ TNI/
POLRI, baik untuk keperluan produktif maupun konsumtif.
2.KRESUN (Kredit pensiun)
Kredit yang diberikan kepada pensiunan atau jandanya yang
menerima uang pensiun secara tetap setiap bulannya.
3.KKB (Kredit Kendaraan Bermotor)
Kredit yang diberikan Bank BRI untuk pembelian kendaraan
bermotor baik baru maupun bekas.
4.KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
Fasilitas kredit yang diberikan Bank BRI untuk pmbelian rumah,
pembangunan rumah maupun renovasi rumah
c.Wester Union
BRI juga melayani peniriman uang seluruh dunia dengan
menggunakan jasa Wester Union. Syarat yang harus dipenuhi dengan foto kopy
KTP atas nama yang menerima uang sebanyak 1 lembar dan dicantumkan namer
Pin pengirimnya.
d.Pembayaran Rekening Listrik, Telepon, dan PDAM

BRI menyediakan pembayaran Listrik, Telpon, dan PDAM secara on


line. Pembayaran ini menggunakan system internet, cara pembayarannya bias
langsung melalui teller maupun melalui ATM.

4.2 Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) PT. Bank Rakyat Indonesia


( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya
4.2.1

Tugas Pengendalian In tern ( SPI ) PT. Bank Rakyat Indonesia


( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya
Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan

yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going


basis ), guna :
1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank
2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat
3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku
4. Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk
kecurangan / flaud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian
5. Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya
6. Mengembangkan system pengawasan internal kegiatan
7. Melaksanakan pengawasan internal kegiatan
8. Mendampingi dewan audit, akuntansi public yang sudah di tunjuk dalam
melakukan audit
9. Melaporkan hasil pengawasan kepada direktur

10. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pegawei yang diserahi tugas
dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan
11. Mendidik para pegawei untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan
4.2.2

Tanggung Jawab Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) PT. Bank


Rakyat Indonesia (Persero )Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

1. Membuat stategis, kebijakan, serta kegiatan pengawasan


2. Memonitor pencampaian tujuan dan stategi pengawasan
3. Memastikan system pengendalian internal perusahaan berfungsi efektif
4. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha
5. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan
6. Melakukan audit khusus ( investigasi ) untuk mengungkap kasus
7. Memberikan saran-saran perbaikan
8. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen
9. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada
pemimpin cabang
4.2.3Tujuan secara umum Sistem Pengendalian Interen ( SPI ) PT. Bank
Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya
Mengawasi smua kegiatan yang ada di kantor apakah sudah sesuai
dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku apa belum

4.2.4

Elemen Pokok Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) PT. Bank


Rakyat Indonesia (bPersero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

1. Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara


tegas
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang melindungi harta
perusahaan
3. Praktek yang sehat, dalam menjalankan tugas dan fungsi tiap
bagian organisasi
4. Mutu karyawan yang sesuai dengan tanggung jawab
5. Satuan pengawasan intern
4.3 Pengelolaan pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero )Tbk
Kusuma Bangsa Surabaya
Pegawei PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persiro ) Tbk Kusuma
Bangsa Surabaya berjumlah 60 orang , dan 8 orang merupakan pegawai asosing.
4.3.1

Tata tertip pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk


Kusuma Bangasa Surabaya

1.pegawai diwajibkan masuk kantor jam 07.30 Wib dan harus ceck clock sebelem
mengawali aktivitas
2. Sebelum memulai kerja pegawai diwajibkan untuk berdoa bersama
3. pada waktu jam kerja para pegawai di wajibkan memakai sepatu resmi
4. Semua pegawai harus memakai seragam yang sudah ditentukan
5. Apabila pegawai sakit harus ada surat keterangan dokter
6. Izin tdk masuk kerja karena ada kepentingan, sebelumnya harus surat izin yang
di berikan pada bagian SDM

7. Sebelum pulang semua pegawai diharuskan ceck clockterlebih dahulu


4.3.2.Jam Kerja Karyawan
Jam Kerja Bulan Biasa
Hari Kerja
Senin

Kamis
Jumat

Jam Kerja

Jam Istirahat

07.30 - 16.30

12.00 - 13.00

07.30 - 16.30

11.30 - 13.00

Jam Kerja Selama Bulan Ramadhan


Hari Kerja
Senin
Kamis
Jumat

Jam Kerja

Jam Istirahat

07.30 - 16.30

12.00 - 13.00

07.30 - 16.30

12.00 - 13.00

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari uraian yang dikemukakan diatas penulis menyimpulkan bahwa :
1. BRI Kusuma Bangsa Surabaya mempunya peran besar bagi
masyarakat khususnya masyarakat Surabaya dibidang pengolahan
dana , penyimpanan, penyaluran dana atau pinjaman, dan traksaksitransaksi keuangan.
2. BRI Kusuma Bangsa Surabaya mempermudah masyarakat dalam
masah penyelesaian masalah keuangan yang dihadapinya. Dengan
permasalahan yang ada di masyarakat masalah mengenai keuangan
maka BRI memberikan beberapa jenis pinjaman yang bias dipakai
masyarakat yang membutuhkan dana atau modal.
3. Dengan banyaknya penghargaan BRI Kusuma Bangsa Surabaya
dan kantor BRI tersebar disetip daerah, menambah kepercayaan
masyarkat untuk menabung dan transaksi di Bank tersebut.
4. Peneliti menilai peran Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) bagi
perusahaan sangat besar karna dengan adanya Sistem Pengendalian
Intern pihak perusahan bias meminimalisir kecurangan serta bias
mengendalikan semua elemen yang ada diperusahaan tersebut.
5. Menurut penulis selama magang 1bulan di BRI Kusuma Bangsa
Surabaya menilai bahwa Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) sudah
berjalan dengan ketentuan yang telah ditentukan dan sesuai dengan
visi dan misi perusahaan.

6. Dengan memiliki 68 pegawai yang berpotensi dibidangnya serta


mempunyai kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja membuat BRI
Kusuma Bangsa Surabaya bias bersaing dengan perbankan lainnya.

5.1 Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan, maka akan diberikan saran-saran
yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Kusuma Bangsa Surabaya.
a. Saran untuk PT. BANK RAKYAT INDINESI ( Persero ) Tbk Kusuma
Bangsa Surabaya.
1. Dengan semakin ketatnya persaingan dalam perbankan maka
menuntut BRI Kusuma Bangsa Surabaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap nasabah serta meningkatkan
kapasitas kerja dan meningkatkan teknologi atau pun peralatanperalatan yang lebih baik lagi.
2. Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) harus melihat semua kinerja
pegawainya secara periodic untuk menghasilkan penilaian yang
obyektif dan adil karena penilaian kinerja tersebut akan
bermanfaat bagi organisasi atau lembaga yang berkaitan
dengankelangsungan dihidup perbankan secara menyeluruh
dalam bentuk perencanaan anggaran.
3. Selain menilai kinerja pegawai , juga mengadakan pengecekan
terhadap semua elemen yang ada diperusahaan, jika terdapat
kecurangan segera dapat ditangani.

4. System Pengendalian Intern perusahaan harus meningkatkan


kualitasnya agar perusahaan tetap bias bersaing dengan
perbankan lainnya.
b. Saran Untuk Peneliti selanjutnya
1. Berdasarkan hasil PKL mengenai Sistem Pengendalian Intern
hendaknya peneliti selanjutnya dapat memberikan bagaimana
secara spesifik perusahaan perbankan.
2. Meneliti secara detail semua yang berkaitan dengan kinerja
Sistem Pengendalian Intern.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mendapatkan prosedurprosedur yang digunakan oleh perusahaan perbankan tersebut.

c. Saran untuk Progam Study Akuntansi Tentang Pelaksanaan PKL


1. Kedepanya lebih meyesuaikan dimana mahasiswa melakukan
kegiatan prekteknya dengan tema laporan yang akan diambil.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas bimbingan sebelum atau
pada saat pelaksanaan PKL, agar dapat memaksimalkan hasil
laporan mahasiswa.
3. Hasil laporan PKL,diharapkan bisa digunakan sebagai referensi
bagi mahasiswa yang menggunakan SPI sebagai bahan
penelitian untuk penyusunan tugas akhir lanjuran.

Anda mungkin juga menyukai