Perkembangan
Psikologi
Journal of Psyche
Overview
Contact Psyche
Other Articles
Psyche Vol. I No. 1
Sejarah Psikologi
Manusia dalam Perspektif Barat
Reduksi Konsepsi Manusia
Ening Ningsih
Pusat Riset Metodologi dan Pengembangan Psikologi
Yayasan Pendidikan Paramartha
Abstrak
Psikologi Sebagai Bagian dari Filsafat dan Ilmu Faal
Psikologi Sebagai Ilmu yang Berdiri Sendiri
Abstrak
Uraian mengenai sejarah perkembangan psikologi ini diperlukan
terutama untuk memahami bagaimana peranan serta keterkaita
setiap aliran maupun tokoh-tokoh psikologi dalam memberikan
kontribusi terhadap perkembangan psikologi yang masih terus
berkembang hingga sekarang. Secara garis besar sejarah
perkembangan psikologi yang akan diulas dibagi dalam dua fase
utama, yaitu masa sebelum dan sesudah menjadi ilmu yang ber
sendiri. Kedua fase tersebut dibatasi dengan didirikannya
laboratorium psikologi pada tahun 1879 oleh Wilhelm Wundt di
Leipzig.
Sebelum 1879, psikologi dianggap sebagai bagian dari filsafat atau ilmu
mulanya ahli-ahli filsafat dari zaman Yunani Kuno-lah yang mulai memi
gejala-gejala kejiwaan. Saat itu belum ada pembuktian-pembuktian sec
empiris atau ilmiah. Mereka mencoba menerangkan gejala-gejala kejiw
melalui mitologi. Cara pendekatan seperti itu disebut sebagai cara pend
yang naturalistik.
Sementara Plato, murid dan pengikut setia Socrates dan dianggap seba
penganut dualisme yang sebenar-benarnya, mengatakan bahwa dunia
berisi ide-ide yang berdiri sendiri terlepas dari pengalaman hidup sehar
Pada orang dewasa dan intelektual, mereka dapat membedakan mana
mana badan. Akan tetapi, pada anak-anak jiwa masih bercampur denga
belum bisa memisahkan Ide dari benda-benda kongkrit. Jiwa yang beri
ini diberi nama Psyche. Selain itu, Plato juga meyakini bahwa tiap-tiap
telah ditetapkan status dan kedudukannya di masyarakat sejak lahir ap
seorang filsuf, prajurit, atau pekerja.[2] Ia percaya bahwa tiap orang d
dengan kekhususan tersendiri, tidak sama antara satu sama lainnya. D
demikian, selain dianggap sebagai penganut paham Determinisme atau
Nativisme, ia pun dianggap sebagai tokoh pemula dari paham individu
differences. Dalam perkembangan psikologi selanjutnya, paham individ
differences ini membawa para sarjana ke arah penemuan alat-alat pem
psikologi (psikotes).
yaitu aliran dalam psikologi yang hanya mau mengakui tingkah laku ya
sebagai objek studinya dan menolak anggapan sarjana lain yang memp
juga tingkah laku yang tidak tampak dari luar. Selain itu, peranan seora
berdarah campuran Inggris-Skotlandia bernama William McDaugall (18
perlu pula dikemukakan. Ia juga telah memberi inspirasi kepada aliran
Behaviorisme di Amerika dengan teori-teorinya yang dikenal dengan na
Purposive Psychology.
Pada akhir abad ke-19 terjadilah babak baru dalam sejarah Psikologi. P
1879, Wilhem Wundt (Jerman, 1832-1920) mendirikan laboratorium Ps
pertama di Leipzig yang menandai titik awal Psikologi sebagai suatu ilm
berdiri sendiri. Sebagai tokoh Psikologi Eksperimental, Wundt memperk
metode Introspeksi yang digunakan dalam eksperimen-eksperimennya.
sebagai tokoh penganut Strukturalisme karena ia mengemukakan suatu
yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terdiri
elemen-elemen (Elementisme) dan ada mekanisme terpenting dalam ji
menghubungkan elemen-elemen kejiwaan satu sama lainnya sehingga
membentuk suatu struktur kejiwaan yang utuh yang disebut asosiasi. O
itu, Wundt juga dianggap sebagai tokoh Asosianisme.
Di Eropa muncul juga reaksi terhadap Wundt dari aliran Gestalt. Aliran
menolak ajaran elementisme Wundt dan berpendapat bahwa gejala kej
(khususnya persepsi, yang banyak diteliti aliran ini) haruslah dilihat seb
keseluruhan yang utuh (suatu gestalt) yang tidak terpecah dalam bagia
Diantara tokohnya adalah Max Wertheimer (1880-1943), Kurt Koffka (1
1941), Wolfgang Kohler (1887-1967) .Di Leipzig, pada tahun 1924 Krue
memperkenalkan istilah Ganzheit (berasal dari kata da Ganze yang ber
keseluruhan). Meskipun istilah Ganzheit masih dianggap sama dengan
Gestalt dan aliran ini sering tidak dianggap sebagai aliran tersendiri, na
menurut tokohnya, Krueger, Ganzheit tidak sama dengan Gestalt dan m
perkembangan dari psikologi Gestalt. Ia berpendapat bahwa psikologi G
terlalu menitikberatkan kepada masalah persepsi objek, padahal yang t
adalah penghayatan secara menyeluruh terhadap ruang dan waktu, buk
persepsi saja atau totalitas objek-objek saja.